You are on page 1of 14

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

SMOKING CESSATION

Disusun Oleh:


Adi Tri Pamungkas

07120110054

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PERIODE 8


AGUSTUS – 1 OKTOBER 2016 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
PELITA HARAPAN

TANGERANG 2016
1. Latar Belakang

Merokok adalah membakar dan menghisap asap tembakau. Meskipun


seperti itu, rokok tidak hanya terdiri dari tembakau, rokok mengandung sekitar
4000 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain tar, nikotin,
benzopyrin, metilkloride, aseton. Ammonia dan karbon monoksida. Tar, nikotin,
karbon monoksida merupakan 3 zat penting yang paling berbahaya bagi tubuh.
Kandungan nikotin dalam rokok menimbulkan ketagihan. Para perokok sudah
mengetahui akan dampak dan bahaya merokok, namun masih tetap saja
melakukan aktivitas tersebut. Berbagai pihak sudah sering mengeluhkan ketidak
nyamanannya ketika berdekatan dengan orang yang merokok, terbukti bahwa
bahaya merokok bukan saja milik perokok tetapi juga berdampak pada orang -
orang di sekelilingnya. Bahkan saat ini bukan hanya orang dewasa saja yang aktif
merokok namun sudah banyak terlihat anak - anak dengan seragam SMP bahkan
SD mulai merokok di kota – kota besar di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari
peran serta orang dewasa yang merokok. Berbagai dampak dan bahaya merokok
sebenarnya sudah dipublikasikan kepada masyarakat, namun kebiasaan
merokok masyarakat Indonesia masih sulit untuk dihentikan, terbukti dari data
WHO pertumbuhan rokok Indonesia pada periode 2000-2008 adalah 0.9 % per
tahun.

Berdasarkan temuan Global Adult Tobacco Survey (GATS), 86 persen


orang dewasa di Indonesia menyadari bahaya merokok bagi kesehatan dan
dapat menyebabkan penyakit serius. Bahkan, sebanyak 73,7 persen orang
dewasa menyadari bahwa asap rokok sekunder dapat menyebabkan penyakit
serius pada orang-orang yang bukan perokok. Sementara, menurut data The
Global Youth Survey tahun 2006, 6 dari 10 pelajar (62,4 persen) yang setelah
dilakukan survei terpapar asap rokok selama mereka berada di rumah. Lebih
dari sepertiga (37,3 persen) merokok, bahkan 3 dari antara 10 pelajar atau 30,9
persen pertama kali merokok pada umur dibawah 10 tahun. Hasil temuan
tersebut memberikan fakta lain kepada kita bahwa kesadaran akan bahaya
merokok tidak cukup kuat membuat seseorang benar-benar berhenti merokok.
Faktanya tingginya kesadaran seseorang akan bahaya rokok tidak diimbangi
dengan penurunan konsumsi rokok di masyarakat. Tingginya populasi dan
konsumsi rokok menempatkan Indonesia menduduki urutan ke-5 konsumsi
tembakau tertinggi di dunia setelah China, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang
dengan perkiraan konsumsi 220 milyar batang pada tahun 2005. Pada negara-
negara maju kawasan ASEAN misalnya, telah mengalami penurunan dalam hal
jumlah konsumsi rokok, tetapi tidak demikian halnya dengan Indonesia. Survei
menunjukkan bahwa 67,4 persen pria dan 2,7 persen wanita di Indonesia adalah
perokok aktif. Hal ini berarti 61,4 juta orang dewasa di Indonesia adalah
perokok. Jumlah perokok di Indonesia masih lebih tinggi jika dibandingkan
dengan India, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Polandia.

Rokok memang telah terbukti secara ilmiah dapat merusak kesehatan dan
jika dilihat dari segi ekonomi, rokok juga telah mengurangi pendapatan
seseorang yang seharusnya dapat digunakan untuk membeli berbagai makanan
yang sehat dan bergizi, atau digunakan untuk biaya sekolah dan berbagai hal lain
yang penting. Tinginya konsumsi rokok dipercaya dapat menimbulkan implikasi
negatif yang sangat luas, tidak saja terhadap kualitas kesehatan tetapi juga
menyangkut kehidupan sosial dan ekonomi. Konsumsi rokok jelas-jelas
menimbulkan kerugian langsung bagi perokok dan keluarganya, terlebih lagi
bagi keluarga miskin. Karena selaras dengan penjelasan sebelumnya, rata-rata
pengeluaran keluarga miskin untuk konsumsi rokok cukup besar. Masalah yang
ditimbulkan oleh rokok tidaklah sebanding dengan kenikmatan sesaat yang
diberikan. Fakta-fakta tersebut seharusnya menumbuhkan kesadaran
masyarakat untuk berhenti merokok, bukan hanya sekedar meningkatkan
kesadaran tentang bahaya yang ditimbulkan dari rokok.
2. Kasus
2.1. Identitas Pasien

Nama : Tn. D

Usia : 43 tahun

Alamat : Rawa Kidang

Pekerjaan : Petani

Pendidikan : SD

Tinggi dadan : 165 cm

Berat badan : 60 kg

2.1.1. Kategori perokok:

Pasien mulai merokok sejak usia 21 tahun (22 tahun yang lalu). Jumlah
rokok yang dihisap dalam sehari sekitar 16 batang rokok, dengan index
brinkman >600 batang pertahun (berat). Rokok yang digunakan jenis kretek
dengan filter, bermerk Gudang Garam. Pasien dikategorikan sebagai perokok
aktif tingkat berat.

2.1.2. Riwayat Berhenti merokok:

Pasien sering mencoba untuk berhenti merokok tetapi tidak pernah


berhasil. Terakhir kalinya adalah 1 bulan yang lalu pasien sempat berhenti
merokok selama 5 hari tetapi kemudian kembali merokok karena tidak tahan
menurutnya. Pasien merupakan perokok aktif dan rutin setiap harinya. Alasan
pasien mencoba untuk berhenti adalah karena pasien memiliki anak kecil
dirumah dan ingin uangnya untuk ditabung. Alasan pasien mulai merokok lagi
karena pasien merasa bosan ketika sedang bersantai dengan teman teman dan
tidak merokok, selain itu pasien sudah terbiasa untuk merokok setelah makan.
Menurut pasien terdapat perasaan aneh pada diri pasien jika tidak merokok.

2.1.3. Rencana berhenti merokok :

Pasien memiliki keinginan untuk berhenti merokok sejak 1 bulan yang lalu tapi
tidak mengetahui cara yang tepat untuk dirinya karena sudah melakukan berkali
kali tetapi tetap gagal. Alasan pasien ingin berhenti adalah untuk kesehatan
dirinya serta keluarganya, untuk menghemat biaya dan uangnya dapat
digunakan untuk keperluan yang lainnya.

Pasien sempat berhenti merokok selama 5 hari pada saat 1 bulan yang lalu
dengan cara mengurangi secara perlahan selama 1 minggu dan kemudian tidak
merokok sama sekali selama 5 hari. Namun dengan lingkungan pasien yang rata-
rata perokok membuat rasa aneh pada pasien jika tidak merokok sehingga
keinginan merokok timbul kembali.

2.2. Metode

Metode yang digunakan dalam program “Smoking Cessation ini diambil


dari WHO European Strategy for Smoking Cessation Policy. Metode ini
digunakan untuk memotivasi perokok untuk melawan ketergantungan terhadap
rokok. WHO dan American Psychiatric Association menyebutkan bahwa
penyebab utama perokok sulit berhenti merokok dan kasus relapse adalah
karena efek ketergantungan yang ditimbulkan oleh nikotin. Adapun beberapa
metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

2.2.1. Brief opportunistic advice from a health care professional

Intervensi ini diberikan selama 10-15 menit di mana perokok dijelaskan


bahaya dari rokok dan diberi tips-tips mengenai cara berhenti merokok dengan
pemicu dari faktor lingkungan dan kesadaran diri sendiri.

2.2.2. Individual counseling


Intervensi ini memberikan kesempatan kepada perokok untuk dapat
melakukan tanya jawab dan pencarian solusi untuk berhenti merokok

2.2.3. Behavioural approach

Perokok diberikan opsi untuk apakah ingin berhenti seketika (cold turkey)
atau berhenti bertahap melalui pengurangan bertahap dari jumlah rokok yang
dihisap dengan menetapkan target jumlah rokok maksimal yang dapat dihisap
dalam kurun waktu tertentu.

2.2.4. Terapi pengganti nikotin

Perokok disarankan untuk mengkonsumsi permen karet sebagai pengganti


saat timbul keinginan untuk merokok. Metode ini dilakukan dengan
menetapkan target dimana dalam 1 minggu pasien dapat mengurangi jumlah
batang rokok yang dihisap menjadi 9 batang/hari. Pasien melakukan kunjungan
sebanyak 3 kali. Pertemuan yang pertama kali adalah saat pasien datang berobat,
rentang waktu antara setiap kunjungan adalah 3 hari. Total waktu pengamatan
adalah 8 hari dengan pengamatan efektif 7 hari, mulai tanggal 14 September
2016 - 20 September 2016 di Puskesmas Sukadiri.

2.3 Hasil Pengamatan

Tabel yang dilampirkan berikut adalah data pengamatan jumlah rokok


yang dikonsumsi oleh pasien dari tanggal 14 September 2016 sampai dengan 20
September 2016.

Jumlah
batang
rokok
Tempat Dengan
Tanggal yang Waktu Skala
aktifitas siapa
dihisap
dalam
sehari
14 1 06.00 1 Teras Sendiri
September
2 06.10 1 Teras Sendiri
2016
Kamar
3 07.00 3 Sendiri
mandi

4 07.30 2 Perjalanan Sendiri

5 09.00 1 Sawah Sendiri

6 12.45 2 Sawah Teman

7 14.00 3 Sawah Teman

8 14.30 3 Sawah Teman

9 17.00 2 Perjalanan Sendiri

Kamar
10 18.00 3 Sendiri
Mandi

11 20.00 1 Rumah Sendiri

Teras
12 22.00 1 Sendiri
rumah

Jumlah
batang
rokok
Tempat Dengan
Tanggal yang Waktu Skala
aktifitas siapa
dihisap
dalam
sehari
15 1 06.00 2 Teras Sendiri
September
2 06.30 2 Teras Sendiri
2016
Kamar
3 07.00 3 Sendiri
Mandi

4 08.00 2 Perjalanan Sendiri

5 11.30 1 Sawah Teman

6 12.00 3 Sawah Teman

7 14.00 3 Sawah Teman

8 14.30 2 Sawah Sendiri

9 17.30 1 Rumah Sendiri

Kamar
10 18.00 3 Teman
Mandi

11 21.00 3 Rumah Sendiri

Jumlah
batang
rokok
Tempat Dengan
Tanggal yang Waktu Skala
aktifitas siapa
dihisap
dalam
sehari

16 Teras
1 05.00 2 Sendiri
Setember rumah

2016 Kamar
2 05.30 3 Sendiri
Mandi
3 06.00 2 Perjalanan Sendiri

4 07.30 2 Pasar Teman

5 09.00 2 Perjalanan Sendiri

6 11.00 3 Sawah Teman

7 14.00 3 Sawah Teman

8 14.30 3 Sawah Teman

Teras
9 16.30 2 Teman
rumah

Kamar
10 17.00 3 Sendiri
mandi

11 20.00 1 Rumah Sendiri

Jumlah
batang
rokok
Tempat Dengan
Tanggal yang Waktu Skala
aktifitas siapa
dihisap
dalam
sehari

17 1 05.30 2 Teras Sendiri


September rumah

2016 Kamar
2 06.00 3 Sendiri
Mandi

3 06.30 1 Dapur Sendiri

4 08.00 2 Perjalanan Sendiri

5 11.30 2 Sawah Sendiri

6 12.00 3 Sawah Teman

7 14.00 3 Sawah Teman

8 14.15 2 Sawah Teman

9 16.00 2 Warung Teman

10 16.30 2 Warung Teman

11 16.40 2 Warung Teman

12 17.00 2 Warung Teman

13 17.30 2 Warung Teman

Kamar
14 18.00 3 Sendiri
Mandi

15 20.15 1 Rumah Sendiri

Jumlah
batang Tempat Dengan
Tanggal Waktu Skala
rokok aktifitas siapa

yang
dihisap
dalam
sehari

18 Kamar
1 06.00 3 Sendiri
September mandi

2016 2 06.30 2 Perjalanan Sendiri

3 08.00 2 Sawah Sendiri

4 09.30 3 Sawah Sendiri

5 11.30 3 Sawah Teman

6 12.00 3 Sawah Teman

7 13.00 3 Sawah Teman

8 14.30 2 Sawah Sendiri

9 16.00 2 Warung Teman

Jumlah
batang
rokok
Tempat Dengan
Tanggal yang Waktu Skala
aktifitas siapa
dihisap
dalam
sehari

19 Kamar
1 06.00 3 Sendiri
September Mandi

2016 2 07.30 2 Perjalanan Sendiri

3 11.00 3 Sawah Teman


4 11.30 2 Sawah Teman

5 12.00 2 Sawah Teman

6 12.30 2 Sawah Teman

7 12.45 2 Sawah Teman

Kamar
8 18.00 3 Sendiri
Mandi

Teras
9 20.00 1 Sendiri
rumah

Jumlah
batang
rokok
Tempat Dengan
Tanggal yang Waktu Skala
aktifitas siapa
dihisap
dalam
sehari

20 Kamar
1 05.30 3 Sendiri
September mandi

2016, 2 07.00 2 Perjalanan Sendiri

3 10.00 2 Sawah Sendiri

4 11.30 3 Sawah Teman

5 16.00 3 Warung Teman

6 18.00 3 Kamar Sendiri


Mandi

2.4. Pembahasan

Pasien memiliki kebiasaan merokok sekitar 16 batang per hari. Pada


program ini pasien direncanakan untuk mengurangi rokok secara bertahap.
Pasien dibatasi sebanyak 8 batang rokok sehari bermula dari hari pertama
program tanggal 14 September 2016. Dengan ini, pasien diharap untuk menilai
dari kegiatan sehari-hari untuk memilih waktu yang menurut pasien paling
penting untuk dirinya merokok. Pembatasan seperti ini akan membuat pasien
hanya merokok dalam waktu-waktu dimana rokok sangat diinginkan. Dengan
pemberian edukasi yang tepat diharapkan membuat pasien memiliki alasan
berhenti merokok untuk kebaikan diri sendiri dan bukan untuk orang lain,
sehingga pasien dapat mengurangi jumlah rokok per hari hingga 50%, sampai
tidak merasa memerlukan rokok lagi seterusnya.

Pada hari pertama program pasien menghabiskan rokok sejumlah 12 batang


sepanjang hari berawal dari saat ia berbangun tidur. Menurut pasien, saat
berkumpul dengan teman, saat di kamar mandi, saat di perjalanan, setelah
makan dan sebelum tidur merupakaan waktu paling penting untuk merokok.
Selama program 7 hari pasien merokok paling sedikit 6 batang sehari dan paling
banyak 15 batang sehari. Pasien mengatakan alasan sulitnya berhenti merokok
karena lingkungan kerja pasien merupakan perokok berat sehingga pasien
merasa sangat terbiasa dengan merokok. Pasien berencana untuk melanjutkan
program ini bermulai dari membatasi rokok paling banyak 6-7 batang (1/2
bungkus rokok) sehari selama 1 bulan dan berharap seterusnya akan dapat
berhenti.

2.5. Kesimpulan
Upaya dalam berhenti merokok bagi para perokok aktif yang sudah merokok
dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama tidak lah mudah. Kurangnya
edukasi dan dukungan dari lingkungan menyebabkan kurangnya kesadaran diri
seseorang untuk berhenti merokok. Maka dari itu, diperlukan faktor faktor
pendukung agar dapat mencapai keberhasilan program ini yaitu faktor internal
berupa tekad pasien dalam berhenti merokok dan faktor eksternal berupa
dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar. Faktor lingkungan dianggap
penting sebagai pemicu sulitnya seseorang untuk berhenti merokok. Dengan
merubah dua faktor tersebut, maka program ini dapat berjalan secara maksimal
bahkan dapat mencapai hasil yang lebih daripada yang diharapkan. Selain itu,
peran negara dalam menurunkan angka perokok jugalah sangat penting, dengan
cara menggalakan kampanye bebas rokok dan menempatkan gambar-gambar
akan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok pada bungkus rokok.

You might also like