You are on page 1of 10

3.

Dinamika Kisi Monoatomik

Jika suatu kisi dirambati sebuah gelombang, maka kisi tersebut akan mengalami
getaran (vibrasi). Terdapat dua mode vibrasi dari atom dalam kristal :

1. Vibrasi logitudinal merupakan mode vibrasi yang arah vibrasinya searah dengan arah
rambatan.
2. Vibrasi transversal merupakan mode vibrasi yang arah vibrasinya tegak lurus arah
rambatan

Kisi eka-atom satu dimensi merupakan suatu kisi yang terisi atom-atom yang
sejenis, maksudnya memiliki satu ukuran yang sama dalam ruang satu dimensi. Karena
seperti yang kita ketahui getaran atau vibrasi bekerja ke segala arah (secara vertikal dan
horizontal). Namun, yang akan ditinjau di sini hanyalah kisi atom secara horizontal. Itulah
yang disebut dengan vibrasi kisi eka-atom satu dimensi. Pada kisi monoatomik satu dimensi
kisi dalam keadaan setimbang, masing- masing atom berada pada posisi tetap pada
tempatnya. Karena atom berhubungan satu sama lain, atom berpindah secara simultan, jadi
kita harus mempertimangkan pergeseran kisi seluruhnya.

Perhatikan kisi eka-atom (hanya tersusun oleh satu jenis atom) satu dimensi seperti
ditunjukkan oleh Gambar 3.4 dan Gambar 3.5. Pada keadaan seimbang atom-atom secara
rata-rata menduduki titik kisi. Kemudian, atom-atom akan menyimpang dengan simpangan
sebesar ...Un-1, Un, Un+1,...dst. Dalam kisi kristal monoatomik terdapat dua jenis
gelombang yang dapat merambatinya, yaitu: (1) gelombang longitudinal, arah
getarannya searah dengan arah rambatannya; (2) Pada gelombang transversal, arah
getarannya tegak lurus dengan arah rambatan.
Gambar 3.4. Rambatan gelombang longitudinal pada Kristal; garis putus-putus
menggambarkan atom pada keadaan seimbang. Garis lurus
menggambarkan atom setelah dirambati oleh gelombang longitudinal

Gambar 3.5. Rambatan gelombang transversal pada Kristal; garis putus-putus


menggambarkan atom pada keadaan seimbang. Garis lurus
menggambarkan atom setelah dirambati oleh gelombang transversal

Dengan adanya penyimpangan atom-atom tersebut, maka untuk membahas

pergerakan atom ke-n, yang mengalami interaksi dengan tetangga terdekatnya Un = ±1


total gaya yang dilakukan, dapat digunakan perumusan hukum kedua Newton:

F s=C ( un+1 +u n )+(un−1 un )

2
d un
m 2
=C ( u n+1 +un−1 −2 un )
dt

Sehingga, diperoleh m sebagai massa atom, un adalah penyimpangan atom ke-n, t


adalah waktu dan C adalah tetapan elastik ikatan antar atom serta (un+1+un-1+2un)
merupakan total penyimpangan atom. Terhadap persamaan gerak itu dapat diambil
penyelesaian berbentuk:
i ( qxn −ωt )
un = Ae

Dengan A adalah amplitude dan xn adalah posisi atom ke-n terhadap pusat-pusat koordinat
sembarang dan dapat dituliskan:

x n=na

n adalah bilangan bulat dan a adalah tetapan kisi. Kemudian persamaan dimasukkan ke
−iωt
dalam persamaan gerak , dan memiliki keterangan terhadap waktu e

2
d un
m 2
=C ( u n+1 +un−1 −2 un )
dt

d 2 ( Ae[i( qan−ωt ) ] )
m =C ( u n+1 +un−1−2 un )
dt 2

−mω2 u n =C ( u n+1 + un−1 −2 un )

Dimana,

inqa ±iqa
un±1= Ae e
maka:

−mω2 Ae( inqa )=C ( Ae inqa e+iqa + Ae inqa e−iqa −2 Ae( inqa ))

−mω2 Ae( inqa)=CAe inqa ( e+iqa e−iqa −2)

2 +iqa −iqa
−mω =C (e e −2)
Dan dengan menggunakan hubungan Euler:

+iqa −iqa
2cosqa=e e

Sehingga:

2
−mω =C (2 cosqa−2)

2
−mω =2 C (1−cosqa )
2C
ω 2= (1−cosqa )
m

Turunkkan,

2
cos 2 a=1−2 sin a

Jadi,

2C 1
ω 2= (1−2 sin2 qa )
m 2

2C 1
ω 2= (2sin 2 qa)
m 2

4C 1
ω 2= (2sin 2 qa)
m 2

4C 2 1
ω 2= sin qa
m 2

1
C qa
ω=2 2 sin
m () ( )
2

Diperoleh persamaan ω :

ω=ω m sin ( qa2 )


dengan,

1
C
ω m=2
m () 2

Dari persamaan menyatakan hubungan antara ω dan q, jadi jelas bahwa persamaan tersebut
menyatakan hubungan dispersi yang dalam kasus ini berbentuk/ bersifat sinusoida. Dalam
pembahasan diatas secara implisit telah digunakan pendekatan gelombang pendek, karena
medium “tampak” sebagai deretan atom- atom diskrit. Dari hasil dapat dikatakan bahwa
untuk kisi distrit atau pendekatan gelombang pendek hubungan dispersinya sinusoida (tidak
linier). Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar. 3.6. hubungan dispersi antara ω dan q, sinusoida dari

kisi diskrit (pendekatan gelombang pendek)

Untuk gelombang “murni”, yaitu gelombang yang hanya memiliki satu nilai q
dan satu nilai ω , gelombang menjalar dengan satu nlai v. pada Gambar 3.7 ditunjukkan
gelombang murni dan gelombang paket. Gelombang paket merupakan perpaduan

(superposisi) dari sejumlah masing-masing nilai q1, q2, ….., qn dan ω1 , ω2 ,….,

ωn
n. Perhatikan gelombang paket gambar 3.7.c, gelombang tersebut mempunyai dua
komponen yaitu: gelombang “isi” dan gelombang “sampul” dengan gelombang isi
memiliki frekuensi yang besar karena (dari gambar) terlihat bahwa gelombang isi
mempunyai panjang gelombang (λ) yang kecil sehingga frekuensinya besar sebab
frekuensi dan panjang gelombang berbanding terbalik. Sedangkan pada gelombang
sampul, sebaliknya, memiliki frekuensi yang kecil, sebab (dari gambar) terlihat panjang
gelombangnya besar.
Gambar. 3.7. (a) Gelombang “murni” merambat dengan satu nilai kecepatan

(b) Superposisi gelombang dengan nilai q dan ω berbeda-beda

sehingga menghasilkan gelombang seperti pada gambar c.


(c) Gelombang paket dengan dua komponen, masing-masing
merambant dengan kecepatan vf dan vg.

Kedua komponen gelombang merambat dengan kecepatan yang berbeda secara umum.
Gelombang “isi” merambat dengan kecepatan fase (vf), sedangkan gelombang “sampul”
merambat dengan kecepatan kelompok/grup (vg). Perumusan untuk kedua kecepatan
tersebut dapat diperoleh dari perumusan superposisi gelombang (lihat Gambar (3.7).
Gambar.3.8: Superposisi gelombang dari dua gelombang

Untuk menghitung kecepatan fase dan kecepatan grup, kita menganggap bahwa grup
gelombang timbul dari kombinasi dua gelombang yang beramplitudo sama A, tapi frekuensi

sudutnya berbeda dω dan bilangan gelombangnya berbeda dq. Dari Gambar 3.8 (a) dan (b)
rumus gelombangnya dapat dinyatakan:

u1 =A cos(ωt −qx )

u2 =A cos[( ω+dω )t−(q+dq )x ]

Pergeseran resultan u pada saat t dan pada kedudukan x adalah jumlah dari u1 dan u2.

Dengan menggunakan bantuan identitas:

1 1
cos α +cos β=2 cos (α + β )cos ( α−β )
2 2

Dan hubungan:

cos(−θ )=cos θ

Diperoleh:
u=u 1 +u2

1 1
=2 A cos [(2 ω+dω)t−(dq+dq ) x ]cos (dωt−dqx )
2 2

Karena dω dan dq kecil dibandingkan dengan dan q berurutan, maka

2 ω+dω≈2 ω

2 q+dq≈2 q

Dan

u=2 A cos (ωt−qx )cos ( dω2 t− dq2 x)


Persamaan (2.20) menyatakan gelombang yang berfrekuensi sudut ω dan

1

bilangan gelombang q yang termodulasi dengan frekuensi sudut 2 dan bilangan

1
dq
gelombang 2 . Efek modulasi ini menghasilkan grup gelombang yang berbasis
panjang Gambar 3.7. sehingga didapatkan kecepatan fase (vf) dan kecepatan grup (vg):

ω dω
vf= v g=
q dan dq

Selanjutnya akan ditentukan kisi kontinyu dan kisi diskrit. Untuk kisi kontinu,
panjang gelombang (λ) sangat besar, sehingga:

λ>>


q=
λ }menghasilkan q →0

Dari hubungan dispersi umum, persamaan :

ω=ω m sin ( qa2 )


Oleh karena q →0 , maka:

sin ( qa2 )≈ qa2


Ini berarti:

ωm a
ω≈ ( ) 2
q=v s q

Dengan:

ωm a
v s=
2

Tampak bahwa untuk kisi kontinyu, kecepatan rambat gelombang baik kecepatan
fase maupun kecepatan grup sama dengan kecepatan rambat vs. Kisi kontinyu, sebagai
medium perambatan gelombang yang bersifat demikian (hubungan dispersi linier, vf = vg =
vs) disebut medium dispersif.

Di pihak lain, untuk kisi diskrit, karena hubungan dispersinya sinusoida maka
kecepatan rambat gelombang yang bersangkutan adalah:

ω
vf= =
ωm sin ( qa2 )
q q

qa

v g=

=
(
d ω m sin ( ))2
dq dq

qa

=ω m
( ( ))
d sin
2
dq

=ω m cos ( qa2 )( a2 )
v g =v s cos ( qa2 )
Terlihat bahwa:

Vf ≠ Vg ≠ Vs

Medium yang bersifat sebagai kisi diskrit adalah medium tak dispersif. Perhatikan
ungkapan untuk kecepatan grup, bahwa nilai q = ± ( π/ 2 ) menghasilkan kecepatan grup
vg = 0. Bila hal ini terjadi akan dapat terlihat bahwa gelombang “isi” tetap
merambat sedangkan gelombang “sampul” diam (menghasilkan gelombang berdiri).

You might also like