Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah
gugus hidroksil, ˗OH. Fenol mempunyai gugus yang sama seperti alkohol, tetapi
Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan sebagai senyawa alkana yang
satu atom H-nya diganti dengan gugus –OH (hidroksil). Alkohol adalah R-OH
dimana R adalah gugus alkil. Penamaan alkohol dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu: nama trivial diberi nama alkil-alkohol (alkohol sebagai nama pokok dan rantai
karbonnya sebagai gugus). Cara kedua berdasarkan nama sistematik, nama sistematik
diberi akhiran “ol” digunakan dimana gugus –OH terikat dengan posisi –OH diberi
nomor terkecil dari ujung rantai karbon dia terikat. Sistem tatanama, selain yang
disebutkan diatas ialah dengan menganggap bahwa semua nama alkohol adalah
merupakan turunan dari metanol yang disebut karbinol. Berdasarkan peredaan letak
terikatna gugus –OH pada atom C. Alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus –OH
terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain secara
langsung). Alkohol sekunder yaitu jika gugus–OH terikat pada atom C sekunder
(atom C yang mengikat secara langsung dua atom C yang lain). Alkohol tersier yaitu
jika gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang engikat secara langsung
tiga buah atom C yang lain. Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol
primer, sekunder dan tersier. Karena bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama.
(Ghalib, 2010).
terhadap kadar alkohol, pH, dan produksi gas pada proses fermentasi bioetanol dari
rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan yaitu T1, T2, T3, T4, dan T5, yang
masing-masing adalah lama fermentasi 12, 24, 36, 48, dan 60 jam. Ulangan
nilai pH, tetapi tidak berpengaruh meningkatkan kadar alkohol dan produksi gas
Fenol mempunyai gugus seperti alkohol akan tetapi gugus fungsinya melekat
langsung pada cincin aromatik. Tata namanya biasanya dipergunakan nama yang
lazim dengan akhiran –ol. Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu mempunyai sifat asam.
Atom H dapat diganti tak hanya dengan logam (seperti alkohol tetapi juga dengan
basa, terjadi fenolat. Sifat asam dar ifenol-fenol lemah dan fenolat ini dapat diuraikan
dengan asam karbonat. Mudah dioksidasi, juga oleh O2 udara dan memberikan
Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini mungkin karena
mempunyai sifat mengkoagulasu protein) koefisien fenol (kf) : perbandingan kons.
Fenol/kons. Zat untuk mematikan suatu macam bakteri dalam waktu yang sama dan
juga sebagai sintesis misalnya : asam salisilat, aspirin, dan fenolftalein. (Riawan,
1990).
Fenol merupakan senyawa alkohol dengan rumus kimia C6H5OH dan
strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Fenol dapat mengalami reaksi-reaksi melalui gugus (-OH) antara lain nitrasi,
sulfonasi, halogenasi, nitrosasi, asilasi dan lain-lain [1]. Reaksi asilasi fenol
merupakan studi yang penting dan sering digunakan untuk transformasi senyawa
organik karena reaksi memberikan rute yang efisien untuk melindungi gugus
hidroksi, amina, fenolik, dan tiol, tetapi juga menghasilkan intermediet organik
telah diketahui lama sebelum mengetahui kimia organik, sehingga banyak fenol
dari kreosot, tar dari batu bara atau kayu yang mengandung zat ini). Contoh fenol
OH OH
Cl
fenol O-klorofenol
Fenol-fenol adalah asn am yang lebih kuat daripada air. Fenol sendiri 10,000
kali lebih besar daripada air (memang, nama lain fenol adalah asam karbolat dan
dalam larutan encer merupakan antiseptik dan desinfektan yang efektif). Alasan
utama mengapa fenol bersifat lebih asam dibandingkan dengan air dan alkohol ialah
karena ion fenoksida dimantapkan oleh resonansi. Muatan negatif pada hidroksida
atau alkoksida tetap tinggal pada atom oksigen, sedangkan pada ion fenoksida
muatan ini dapat didelokalisasi pada posisi-posisi orto dan para pada cincin benzena
fenoksida lebih mudah dibandingkan dengan ion alkoksida dari alkohol. Akibatnya,
keasaman fenol lebih besar daripada alkohol. Sejalan dengan itu, ion fenoksida
adalah basa yang lebih lemah daripada ion-ion hidroksida atau alkoksida. Perbedaan
keasaman ini dapat digunakan untuk memisahkan alkohol dan fenol (Rasyid, 2006).
hidrogen, dan oksigen. Etanol memilki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan
dengan metanol dan lebih rendah dibandingkan dengan alkohol-alkohol lainnya. Hal
ini dapat diterangkan dengan adanya ikatan hidrogen di dalam molekul alkohol,
sehingga alkohol dengan bobot molekul rendah sangat larut dalam air. Tetapi dengan
adanya gaya Van Der Waals antara molekul-molekul hidrogen dalam alkohol
menjadi lebih efektif menarik molekul satu sama lain sehingga mengalahkan efek
Etanol bersifat miscible terhadap air dan dengan kebanyakan larutan organik,
rasa, dan zat warna yang tidak mudah larut dalam air. Bila bahan non-polar
dilarutkan dalam etanol, dapat ditambahkan air untuk membuat larutan yang
kebanyakan air. Gugus OH dalam etanol membantu melarutkan molekul polar dan
ion-ion dan gugus alkilnya CH3CH2 dapat mengikat bahan non-polar. Dengan
demikian etanol dapat melarutkan baik non maupun polar. N-heksana adalah
hidrokarbon alkana rantai lurus yang memiliki 6 atom karbon dengan rumus molekul
C6H12. Isomer heksana tidak reaktif dan digunakan sebagai secara luas sebagai
pelarut inert dalam reaksi organik karena heksana bersifat sangat tidak polar. Pada
senyawa N-heksana dibuat dari hasil penyulingan minyak mentah dimana untuk
produk industrinya ialah fraksi yang mendidih pada suhu 65-70°C. Heksana
digunakan di laboratorium untuk mengekstrak minyak dan lemak (Aziz dkk., 2009).
Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol-air dinaikkan diatas 50°C maka
Kandungan denol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %)
dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6%). Pada
saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi
didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogen diantara keadaan
submakroskopiknya, tetapi benar-benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh
batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau cairan yang tidak saling
bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas-gas adalah satu
fase karena sistemnya yang homogen. Simbol umum untuk jumlah fase adalah P
ikatan terlibat seperti reaksi dehidrogenasi alkohol primer (-C-OH) menjadi aldehida
senyawa karbonil, penambahan oksigen pada ikatan rangkap dan lain-lain. Kemudian
disamping bersifat sebagai pengoksidasi lunak mild juga mudah diperoleh dan ramah
nukleofil adalah spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat positif, jadi sebuah
nukleofil ialah suatu basa lewis, mis alnya H2O, CH3OH, CH3NH2 dapat juga
bertindak sebagai nukleofil. Melalui penelitian kimia, fenol telah dapat diproduksi.
Berdasarkan kerja Griess pada tahun 1860, yaitu fenol dapat diproduksi dari senyawa
diazo aromatik. Namun, sebelumnya Hunt pada tahun 1849 mengemukakan bahwa
fenol garam diazonium dapat terbuat dari reaksi antara anilin hidroklorida dan perak