Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Indah Permata Sari 1102012124
Pembimbing :
Mayor CKM dr. Leidina R. Sp.M
KOL (Purn) dr. Dasril Dahar Sp.M
Kepaniteraan Klinik
Departemen Ilmu Penyakit Mata
Periode 12 Maret – 13 April 2018
Rumah Sakit TK. II Moh. Ridwan Meuraksa
Jakarta Timur 2018
BAB I
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. W
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Teluk Pucung, Bekasi Utara
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SLTA
Tgl. Pemeriksaan : 15 Maret 2018
II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 15 Maret 2018
Keluhan Utama : Kelopak mata kanan tidak bisa menutup sempurna
Keluhan Tambahan : Bibir miring ke kekiri dan sudah 4 hari susah
mengunyah
Pasien datang ke Poliklinik Mata RS. Moh. Ridwan Meuraksa dengan keluhan kelopak mata
kanan tidak dapat menutup dengan sempurna sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi, dan pada pemeriksaan tanggal 17 November pasien di
diagnosis Bells Palsy. Keluhan disertai dengan pasien sulit mengunyah dan bibir miring ke kiri.
Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi mecobalamin 3X500 mg, dan Amlodipine 1X10mg
Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Diameter ±2 mm ±2 mm
V. RESUME
Pasien datang ke Poliklinik Mata RS. Moh. Ridwan Meuraksa dengan keluhan kelopak mata
kanan tidak dapat menutup dengan sempurna sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan disertai mulut miring ke kiri. Dan pasien didiagnosis Bells Palsy
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Entropion
2. Ektropion
3. Ptosis
VII. DIAGNOSIS KERJA
OD Paralytic Lagoftalmus e.c Bells Palsy
VIII. TATALAKSANA
Medikamentosa:
-Cendolyteers 6x1 tetes mata OD
-Cendofenikol salep mata 1 X OD (malam)
IX. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
BAB II
PENDAHULUAN
Kelopak mata yang disebut juga palpebra merupakan lipatan kulit yang terdapat
dua buah untuk tiap mata. Ia dapat digerakkan untuk menutup mata, dengan ini
melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersifat fisik atau kimiawi serta
membantu membasahi kornea dengan air mata pada saat berkedip. Dalam keadaan
terbuka, kelopak mata memberi jalan masuk sinar ke dalam bola mata yang dibutuhkan
untuk penglihatan. Membuka dan menutupnya kelopak mata dilaksanakan oleh otot-otot
tertentu dengan persarafannya masing-masing
Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea.
Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata
terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.1,2
Lagoftalmus adalah suatu keadaan dimana kelopak mata tidak dapat menutup bola
mata dengan sempurna. Kelainan ini di akibatkan dari paralise m. orbicularis. Bola mata
2
yang menonjol sehingga penutupan palpebrae terhambat. Kelainan ini akan
mengakibatkan trauma konjungtiva dan kornea, sehingga konjungtiva dan selaput bening
menjadi kering dan terjadi infeksi.1
Sebab terjadinya lagoftalmus dapat akibat terbentuknya jaringan parut atau sikatrik
yang menarik kelopak, ektropion, paralisis orbikularis okuli, eksoftalmus goiter, dan
terdapatnya tumor retrobulbar. Lagoftalmus dapat terlihat pada pasien dalam keadaan
koma dimana pada pasien koma biasanya tidak terjadi reflex mengedip. Lagoftalmus
parsial pada waktu tidur dapat ditemukan pada waktu tidur dapat ditemukan pada pasien
hysteria, lelah, dan anak sehat.1
Pengobatan pada lagoftalmus merupakan usaha mempertahankan bola mata tetap
basah dengan memberikan air mata buatan. Kadang-kadang dipergunakan lensa kontak
untuk mempertahankan air mata tetap berada di permukaan kornea. Bila keadaan terlalu
berat maka dilakukan blefarorafi dengan menjahit dan mendekatkan kedua kelopak atas
dan bawah.1
TINJAUAN PUSTAKA
Secara garis besar kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola
mata, serta mengeluarkan skresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea.
Kelopak mata merupakan alat menutupp mata yang berguna untuk melindungi bola mata
terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.
Kulit :
Tipis dan halus, dihubungkan oleh jaringan ikat yang halus dengan otot yang ada
dibawahnya, sehingga kulit dengan mudah dapat digerakan dari dasarnya. Dengan
demikian, maka edema atau perdarahan mudah terkumpul disini, sehingga menimbulkan
pembengkakan palpebral. Dikulit inipun terdapat kelenjar keringat Zeis dan Moll, rambut
seperti pada bagian kulit tubuh yang lain 8.
Otot-Otot :
- Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan
bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot
orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi menutup bola
mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen
orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularis okuli
menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra
terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh N. III, yang berfungsi
untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
Tarsus
Tarsus terdiri dari jaringan yang rapat dengan sedikit jaringan elastis. Gunanya untuk
memberi bentuk kepada palpebral. Tarsus superior lebih besar daripada tarsus inferior.
Didalamnya terdapat Gl. Sebasea meibom sebanyak kurang lebih 20 buah, yang tampak
membayang sebagai garis-garis kekuning-kuningan berjajaran dibawah konjungtiva dan
mengeluarkan isinya di margo palpebra, yang tampak sebagai bintik-bintik halus. Guna dari
isis Gl. Meibom untuk menutup rapat margo palpebral superior dan inferior pada waktu
mengedip, sehingga air mata tak dapat meleleh kepipi. Dimedial dan lateral tarsus bersatu
membentuk ligamentum tarsalis medialis dan lateralis, yang melekat pada pinggir orbita.
Septum Orbita :
Fasia yang membatasi M. orbicularis okuli disebelah posterior, merupakan pagar antara
palpebra dan orbita, sehingga dengan adanya septum orbita ini, radang palpebra dijaga supaya
tidak masuk kedalam orbita. Pnggir dari palpebra, disebut margo palpebra yang ke medial
membentuk kantus internus dan ke lateral membentuk kantus eksternus. Kantus internus
bentuknya tumpul sedangkan kantus eksternus bentuknya lancip. Dibagian depan dari margo
palpebra, terdapat silia (bulu mata) 2-3 jajar, yang pendek dan tebal, melengkung keluar.
Akarnya terdapat didalam jaringan otot. Di margo palpebra dekat kantus internus, terdapat
tonjolan yang disebut papil lakrimal, yang ditengahnya terdapat pungtum lakrimal. Lapisan
paling belakang dari palpebra, dibentuk oleh konjuntiva palpebra dan forniks yang berlipat-
lipat.
Pembuluh Darah
Pembuluh darah arteri berasal dari A. oftalmika dan A. Fasialis yang membentuk arkus
superior dipinggir atas tarsus dan arkus inferior dipinggir bawah tarsus. Dari arkus-arkus ini
keluar pembuluh darah menuju kulit, ujung palpebra dan merobos tarsus menuju konjungtiva.
Pembuluh vena, mengikuti jalannya arteri, untuk kemudian menjadi V. fasialis dan
V.Oftalmika dan masuk kedalam sinus kavernosis di dalam ruang tenggorokan. Cabang dari
vena-vena ini ada yang terjepit oleh M. Orbikularis okuli, sehingga kalau otot ini mengadakan
spasme, dapat menimbulkan bendungan dan palpebra menjadi bengkak. Dengan adanya
hubungan kesinus kavernosus dari V. Oftalmika maka bila ada peradangan di palpebra harus
cepat diobati dengan baik, supaya trombusnya jaringan masuk ke dalam sinus kavernosus.
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang
Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.
menghasilkan musin.1
Pembasahan dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena
pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup
kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.2
Banyak sekali ilmuan mengemukakan teori mengenai mekanisme refleks kedip seperti
adanya pacemaker atau pusat kedip yang diregulasi globus palidus atau adanya hubungan dengan
sirkuit dopamin di hipotalamus. Pada penelitian Taylor telah dibuktikan adanya hubungan
langsung antara jumlah dopamin di korteks dengan mengedip spontan dimana pemberian agonis
dopamin D1 menunjukkan peningkatan aktivitas mengedip sedangkan penghambatannya
Refleks kedip mata dapat disebabkan oleh hampir semua stimulus perifer, namun dua
1. Stimulasi terhadap nervus trigeminus di kornea, palpebra dan konjungtiva yang disebut
refleks kedip sensoris atau refleks kornea. Refleks ini berlangsung cepat yaitu 0,1 detik.
2. Stimulus yang berupa cahaya yang menyilaukan yang disebut refleks kedip optikus.
Berkedip adalah penting untuk distribusi yang efektif dari air mata ke seluruh
permukaan mata dan akibat dari tindakan dari dua otot antagonis yaitu orbicularis dan
Air mata dibentuk oleh tiga lapisan: lipid, air, dan musin. Ini bertanggung jawab
sebagai pelumas kornea, nutrisi dan transportasi oksigen ke epitel kornea, penghapusan
kotoran, berfungsi sebagai antibakteri karena adanya IgA, lysozyme dan laktoferin, dan
Lagoftalmus adalah defek atau penutupan yang tidak lengkap dari kelopak mata.
Kata ini berasal dari bahasa Yunani "Lagos," kelinci, dan "ophthalmos," mata, karena
hewan ini diyakini tidur dengan mata terbuka. Kelaianan ini akan mengakibatkan trauma
konjungtiva dan kornea, sehingga konjungtiva dan selaput bening menjadi kering dan
terjadi infeksi.5 Kelainan ini di akibatkan dari paralise m. orbicularis. Bola mata yang
pada kornea dan penguapan yang berlebihan dari air mata. Pasien akan merasa matanya
terasa kering, terbakar, terasa seperti ada benda asing, penglihatan yang kabur. Hal ini
dapat mengakibatkan terjadinya keratitis, abrasi kornea, infeksi, vaskularisasi, dan dalam
a. Paralytic Lagophthalmos
Bell Palsy adalah kelumpuhan saraf wajah akut, idiopatik, unilateral yang secara
spontan sembuh perlahan- lahan. Penyebabnya tidak diketahui tetapi mungkin dikaitkan
dengan infeksi virus. Gejala Bell palsy pada pasien dapat juga disertai dengan nyeri
telinga, tuli atau hyperacusis, perubahan rasa, kesemutan atau mati rasa dari pipi dan
mulut, dan nyeri pada mata. Prognosis menguntungkan dan fungsi saraf wajah pulih secara
Kelumpuhan akibat traumatik terjadi setelah fraktur tulang temporal atau setelah
operasi. Cedera iatrogenik yang paling umum setelah operasi kelenjar parotis, akustik
Penyebab infeksi termasuk virus herpes zoster (Ramsay Hunt syndrome), HIV,
penyakit Hansen (lepra), Penyakit Lyme, campak, difteri, polio, sarkoidosis, TBC, dan
penyakit kucing awal. Ramsay Hunt Sindrom menyebabkan wajah nyeri perifer akut
kelumpuhan terkait dengan ruam erythematous vesicular dari kulit saluran telinga, aurikel
(herpes zoster oticus) dan orofaring. HIV menyebabkan kelumpuhan terbatas akut yang
membran mukosa, saraf, kelenjar getah bening, mata, dan organ internal. Hal ini
menyebabkan kelumpuhan beberapa saraf perifer secara permanen dan dapat melibatkan
saraf trigeminal. Otitis media bakteri atau eksternal dan mastoiditis juga dapat
Tumor dari nervus facialis, akustik neuroma, adenoid kistik karsinoma saluran
pendengaran eksternal dan metastasis dari orbit, payudara, paru-paru atau ginjal juga telah
mengakibatkan jaringan parut berlebihan dari kelopak mata. Kecelakaan kimia, luka
bakar, lecet, kondisi kulit kronis seperti xeroderma pigmentosum dan bedah pengangkatan
yang sama dan gejala mata kering. Gejala terdiri dari nyeri, sensasi kekeringan, benda
asing atau nyeri pada satu atau kedua mata, dan kadang-kadang penglihatan kabur. Banyak
membagi-bagi mereka menjadi tiga kelompok utama: (1) proptosis atau paparan
permukaan okular berlebihan, (2) insufisiensi palpebral yang timbul dari bawaan, atau (3)
idiopatik.5,7
Diagnosis dapat menantang karena tidak ada perubahan pada kelopak mata selama
siang hari dan gambaran klinis tumpang tindih dengan blepharitis. Pasien melaporkan
tidak dapat tidur malam dan ketidaknyamanan ekstrim ketika bangun tidur.5
Kelumpuhan saraf akut wajah diikuti dengan hilangnya fungsi motorik unilateral
Pada pasien tampak hilangnya lipatan dahi dan nasolabial, ptosis alis, ectropion
pada kelopak mata bawah, epiphora, retraksi kelopak mata atas, ketidakmampuan untuk
menutup mata (lagophthalmos), dan deviasi sudut mulut yang berlawanan dengan
sebelahnya. Ketidakmampuan untuk bersiul atau meniup dan berbicara yang tidak dapat
dimengerti. Ada ketidaknyamanan signifikan baik fisik dan emosional sebagai akibat
levator tanpa ada yang menghambat dan retraksi kelopak mata. Pada kelopak mata bawah
itu menyebabkan hilangnya tonus dan terjadi ectropion progresif. Terjadi malfungsi
sekunder pada pompa air mata dan meningkatkan reflek sekresi air mata karena kornea
2.6 Penatalaksanaan
keratitis eksposur dan membangun kembali fungsi kelopak mata. Hal ini sama pentingnya
Pengobatan klinis diindikasikan pada semua pasien dan harus dimulai segera.
Pengobatan konservatif tetes mata sebagai pelumas selama siang hari dan salep pada
malam hari biasanya cukup untuk melindungi kornea dari paparan. Pada kasus sedang dan
Injeksi toksin botulinum pada kelopak levator mengurangi retraksi nya, memungkinkan
untuk penutupan yang lebih baik dari mata. Karena efek obat tersebut sementara, sehingga
atau kelumpuhan wajah yang tidak dapat di perbaiki dengan pengobatan klinis.5,8
Teknik bedah yang digunakan untuk mengobati kelumpuhan saraf wajah dibagi
menjadi prosedur dinamis dan statis. Keputusan mengenai metode yang paling tepat untuk
rekonstruksi tergantung pada sejauh mana, lokasi, derajat dan durasi kelumpuhan, etiologi,
Prosedur dinamis lebih berhasil dalam memulihkan fungsi otot dan simetri wajah.
Teknik yang paling umum adalah perbaikan langsung saraf wajah, transfer saraf,
Prosedur statis dapat digunakan sebagai pengobatan tambahan pada pasien dengan
lagophthalmos dan kelemahan kelopak mata yang lebih rendah setelah teknik yang
dinamis. Sebagai pengobatan tunggal, prosedur statis diindikasikan untuk pasien yang
lebih tua dan lemah yang tidak dapat dilakukan prosedur dinamis, atau ketika ada
a. Tarsorrhaphy
langkah klinis gagal melindungi kornea dan meningkatkan kenyamanan pasien. Teknik ini
sederhana, aman, dan cepat dan dapat di lepaskan pada saat fungsi orbicularis pulih. Ia
tidak memiliki hasil estetika yang sangat baik dan tidak harus menjadi pilihan pertama.
berambut 4 sampai 6 mm dari cantus lateral dilakukan jahitan matras. Jahitan harus tegas
diikat dan tabung silicon digunakan untuk menghindari tenggelam ke dalam kulit. Jahitan
dapat di lepas setelah 15 hari. Dalam kasus yang parah tarsorrhaphy medial mungkin
diperlukan. Celah kelopak mata sentral harus tetap terbuka untuk memungkinkan
b. Lid Loading
Teknik ini melibatkan penempatan benda yang kaku dan berat di bagian atas
kelopak mata, menyebabkan lebih besar gaya tarik gravitasi dan menyebabkan mata
menutup secara pasif. Emas telah menjadi yang paling banyak digunakan sebagai bahan
implantasi karena sifatnya kepadatannya tinggi dan sangat baik profil efek samping. Baru-
baru ini, di gunakan bahan yang fleksibel yaitu rantai platinum sebagai alternatifnya.
Implan harus ditempatkan pada titik dimana aperture fissure yang terluas, biasanya antara
mata bawah. Teknik tersebut menghasilkan elevasi dan traksi lateral kelopak mata bawah
dan pengurangan fisura palpebra memungkinkan untuk oklusi yang lebih baik.5
Medial canthoplasty insisi dibuat pada mukokutan yang persimpangan dari kelopak
spontan sembuh perlahan- lahan. Penyebabnya tidak diketahui tetapi mungkin dikaitkan
dengan infeksi virus. Gejala Bell palsy pada pasien dapat juga disertai dengan nyeri
telinga, tuli atau hyperacusis, perubahan rasa, kesemutan atau mati rasa dari pipi dan
mulut, dan nyeri pada mata. Prognosis menguntungkan dan fungsi saraf wajah pulih secara
Lagoftalmus adalah suatu keadaan dimana kelopak mata tidak dapat menutup dengan
sempurna. Kelainan ini mengakibatkan trauma konjungtiva dan kornea, sehingga
konjungtivadan selaput bening menjadi kering dan mudah terinfeksi. Terjadinya lagoftalmus
akibat terbentuknya jaringan perut dan sikatrik yang menarik kelopak, ektropion, paralisis
orbicularis okuli dan eksoftalmus goiter. 1 Kelainan ini di akibatkan dari paralise m. orbicularis
okulli ( N. VIII ).
Pasien memiliki riwayat hipertensi, hal ini berkaitan dengan terjadinya kelumpuhan
saraf akut wajah diikuti dengan hilangnya fungsi motorik unilateral menyebabkan asimetri
wajah yang khas. Kelumpuhan perifer mempengaruhi hemiface komplit dan kelumpuhan
sentral mempertahankan otot frontalis, hal ini disebabkan parese nervus cranialis VII.
Pada pasien tampak hilangnya lipatan dahi dan nasolabial, ptosis alis, ectropion pada kelopak
mata bawah, epiphora, retraksi kelopak mata atas, ketidakmampuan untuk menutup mata
(lagophthalmos), dan deviasi sudut mulut yang berlawanan dengan sebelahnya.
Ketidakmampuan untuk bersiul atau meniup dan mengunyah.
Pada kelopak mata atas, kelumpuhan orbikularis menyebabkan kontraksi dari levator
tanpa ada yang menghambat dan retraksi kelopak mata. Pada kelopak mata bawah itu
menyebabkan hilangnya tonus dan terjadi ectropion progresif. Terjadi malfungsi sekunder pada
pompa air mata dan meningkatkan reflek sekresi air mata karena kornea terbuka.