You are on page 1of 29

CASE REPORT

LAGOFTALMUS E.C. BELLS PALSY

Disusun Oleh :
Indah Permata Sari 1102012124

Pembimbing :
Mayor CKM dr. Leidina R. Sp.M
KOL (Purn) dr. Dasril Dahar Sp.M

Kepaniteraan Klinik
Departemen Ilmu Penyakit Mata
Periode 12 Maret – 13 April 2018
Rumah Sakit TK. II Moh. Ridwan Meuraksa
Jakarta Timur 2018
BAB I
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. W
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Teluk Pucung, Bekasi Utara
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SLTA
Tgl. Pemeriksaan : 15 Maret 2018

II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 15 Maret 2018
Keluhan Utama : Kelopak mata kanan tidak bisa menutup sempurna
Keluhan Tambahan : Bibir miring ke kekiri dan sudah 4 hari susah
mengunyah

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Mata RS. Moh. Ridwan Meuraksa dengan keluhan kelopak mata
kanan tidak dapat menutup dengan sempurna sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi, dan pada pemeriksaan tanggal 17 November pasien di
diagnosis Bells Palsy. Keluhan disertai dengan pasien sulit mengunyah dan bibir miring ke kiri.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien didiagnosis terkena Bell”s Palsy sejak 22 November 2018. Sebelumnya pasien memiliki
riwayat hipertensi dari ayah pasien, dan riwayat DM disangkal.

Riwayat pengobatan
Pasien mengkonsumsi mecobalamin 3X500 mg, dan Amlodipine 1X10mg

Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah pasien menderita Hipertensi

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 150/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Temperatur : 36 0C
Tinggi Badan : 160 Cm
Berat Badan : 60 Kg

Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra

Visus VOD: 6/6 VOS: 6/6

Muscle Balance Orthotropia

Gerakan Bola Mata Normal ke segala arah Normal ke segala arah

Palpebra Superior Entropion -, ektropion -, Entropion -, ektropion -,


lagoftalmus +, ptosis -, lagoftalmus -, ptosis -,
blefarospasme - blefarospasme -

Palpebra Inferior Entropion -, ektropion -, Entropion -, ektropion -,


lagoftalmus -, ptosis -, lagoftalmus -, ptosis -,
blefarospasme - blefarospasme -

Silia Trikiasis (-) Trikiasis (-)

App. Lakrimal Punctum terbuka, Punctum terbuka, sumbatan (-)


sumbatan (-)

Konjungtiva Tarsal Corpal -, folikel -, papil - Corpal -, folikel -, papil -


Superior

Konjungtiva Tarsal Corpal -, folikel -, papil - Corpal -, folikel -, papil -


Inferior

Konjungtiva Bulbi Tenang Tenang


Kornea Jernih Jernih

COA Jernih, sedang Jernih, sedang

Pupil Bulat, isokor Bulat, isokor

Diameter ±2 mm ±2 mm

RC Direk/Indirek +/+ +/+

Iris Sinekia (-) Sinekia (-)

Lensa Shadow test (-) Keruh, Shadow Test (-)


Gambar 1. Pasien Ny. W. dengan diagnosis lagoftalmus e.c. bells palsy

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan dengan Slit Lamp

V. RESUME
Pasien datang ke Poliklinik Mata RS. Moh. Ridwan Meuraksa dengan keluhan kelopak mata
kanan tidak dapat menutup dengan sempurna sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan disertai mulut miring ke kiri. Dan pasien didiagnosis Bells Palsy
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Entropion
2. Ektropion
3. Ptosis
VII. DIAGNOSIS KERJA
OD Paralytic Lagoftalmus e.c Bells Palsy

VIII. TATALAKSANA
 Medikamentosa:
-Cendolyteers 6x1 tetes mata OD
-Cendofenikol salep mata 1 X OD (malam)

IX. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
BAB II
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelopak mata yang disebut juga palpebra merupakan lipatan kulit yang terdapat
dua buah untuk tiap mata. Ia dapat digerakkan untuk menutup mata, dengan ini
melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersifat fisik atau kimiawi serta
membantu membasahi kornea dengan air mata pada saat berkedip. Dalam keadaan
terbuka, kelopak mata memberi jalan masuk sinar ke dalam bola mata yang dibutuhkan
untuk penglihatan. Membuka dan menutupnya kelopak mata dilaksanakan oleh otot-otot
tertentu dengan persarafannya masing-masing
Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea.
Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata
terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.1,2
Lagoftalmus adalah suatu keadaan dimana kelopak mata tidak dapat menutup bola
mata dengan sempurna. Kelainan ini di akibatkan dari paralise m. orbicularis. Bola mata
2
yang menonjol sehingga penutupan palpebrae terhambat. Kelainan ini akan
mengakibatkan trauma konjungtiva dan kornea, sehingga konjungtiva dan selaput bening
menjadi kering dan terjadi infeksi.1
Sebab terjadinya lagoftalmus dapat akibat terbentuknya jaringan parut atau sikatrik
yang menarik kelopak, ektropion, paralisis orbikularis okuli, eksoftalmus goiter, dan
terdapatnya tumor retrobulbar. Lagoftalmus dapat terlihat pada pasien dalam keadaan
koma dimana pada pasien koma biasanya tidak terjadi reflex mengedip. Lagoftalmus
parsial pada waktu tidur dapat ditemukan pada waktu tidur dapat ditemukan pada pasien
hysteria, lelah, dan anak sehat.1
Pengobatan pada lagoftalmus merupakan usaha mempertahankan bola mata tetap
basah dengan memberikan air mata buatan. Kadang-kadang dipergunakan lensa kontak
untuk mempertahankan air mata tetap berada di permukaan kornea. Bila keadaan terlalu
berat maka dilakukan blefarorafi dengan menjahit dan mendekatkan kedua kelopak atas
dan bawah.1
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kelopak Mata

Secara garis besar kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola
mata, serta mengeluarkan skresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea.
Kelopak mata merupakan alat menutupp mata yang berguna untuk melindungi bola mata
terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.

Gambar 1. Potongan sagital mata

Kulit :
Tipis dan halus, dihubungkan oleh jaringan ikat yang halus dengan otot yang ada
dibawahnya, sehingga kulit dengan mudah dapat digerakan dari dasarnya. Dengan
demikian, maka edema atau perdarahan mudah terkumpul disini, sehingga menimbulkan
pembengkakan palpebral. Dikulit inipun terdapat kelenjar keringat Zeis dan Moll, rambut
seperti pada bagian kulit tubuh yang lain 8.
Otot-Otot :
- Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan
bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot
orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi menutup bola
mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen
orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularis okuli
menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra
terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh N. III, yang berfungsi
untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

Tarsus
Tarsus terdiri dari jaringan yang rapat dengan sedikit jaringan elastis. Gunanya untuk
memberi bentuk kepada palpebral. Tarsus superior lebih besar daripada tarsus inferior.
Didalamnya terdapat Gl. Sebasea meibom sebanyak kurang lebih 20 buah, yang tampak
membayang sebagai garis-garis kekuning-kuningan berjajaran dibawah konjungtiva dan
mengeluarkan isinya di margo palpebra, yang tampak sebagai bintik-bintik halus. Guna dari
isis Gl. Meibom untuk menutup rapat margo palpebral superior dan inferior pada waktu
mengedip, sehingga air mata tak dapat meleleh kepipi. Dimedial dan lateral tarsus bersatu
membentuk ligamentum tarsalis medialis dan lateralis, yang melekat pada pinggir orbita.

Septum Orbita :

Fasia yang membatasi M. orbicularis okuli disebelah posterior, merupakan pagar antara
palpebra dan orbita, sehingga dengan adanya septum orbita ini, radang palpebra dijaga supaya
tidak masuk kedalam orbita. Pnggir dari palpebra, disebut margo palpebra yang ke medial
membentuk kantus internus dan ke lateral membentuk kantus eksternus. Kantus internus
bentuknya tumpul sedangkan kantus eksternus bentuknya lancip. Dibagian depan dari margo
palpebra, terdapat silia (bulu mata) 2-3 jajar, yang pendek dan tebal, melengkung keluar.
Akarnya terdapat didalam jaringan otot. Di margo palpebra dekat kantus internus, terdapat
tonjolan yang disebut papil lakrimal, yang ditengahnya terdapat pungtum lakrimal. Lapisan
paling belakang dari palpebra, dibentuk oleh konjuntiva palpebra dan forniks yang berlipat-
lipat.

Pembuluh Darah
Pembuluh darah arteri berasal dari A. oftalmika dan A. Fasialis yang membentuk arkus
superior dipinggir atas tarsus dan arkus inferior dipinggir bawah tarsus. Dari arkus-arkus ini
keluar pembuluh darah menuju kulit, ujung palpebra dan merobos tarsus menuju konjungtiva.
Pembuluh vena, mengikuti jalannya arteri, untuk kemudian menjadi V. fasialis dan
V.Oftalmika dan masuk kedalam sinus kavernosis di dalam ruang tenggorokan. Cabang dari
vena-vena ini ada yang terjepit oleh M. Orbikularis okuli, sehingga kalau otot ini mengadakan
spasme, dapat menimbulkan bendungan dan palpebra menjadi bengkak. Dengan adanya
hubungan kesinus kavernosus dari V. Oftalmika maka bila ada peradangan di palpebra harus
cepat diobati dengan baik, supaya trombusnya jaringan masuk ke dalam sinus kavernosus.

Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang

kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan

melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.

Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang

menghasilkan musin.1
Pembasahan dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena

pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup

kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.2

2.2 Fisiologi Mengedip

Banyak sekali ilmuan mengemukakan teori mengenai mekanisme refleks kedip seperti

adanya pacemaker atau pusat kedip yang diregulasi globus palidus atau adanya hubungan dengan

sirkuit dopamin di hipotalamus. Pada penelitian Taylor telah dibuktikan adanya hubungan

langsung antara jumlah dopamin di korteks dengan mengedip spontan dimana pemberian agonis
dopamin D1 menunjukkan peningkatan aktivitas mengedip sedangkan penghambatannya

menyebabkan penurunan refleks kedip mata.3

Refleks kedip mata dapat disebabkan oleh hampir semua stimulus perifer, namun dua

refleks fungsional yang signifikan adalah:4

1. Stimulasi terhadap nervus trigeminus di kornea, palpebra dan konjungtiva yang disebut

refleks kedip sensoris atau refleks kornea. Refleks ini berlangsung cepat yaitu 0,1 detik.

2. Stimulus yang berupa cahaya yang menyilaukan yang disebut refleks kedip optikus.

Refleks ini lebih lambat dibandingkan refleks kornea.

Berkedip adalah penting untuk distribusi yang efektif dari air mata ke seluruh

permukaan mata dan akibat dari tindakan dari dua otot antagonis yaitu orbicularis dan

levator kelopak mata.5

Air mata dibentuk oleh tiga lapisan: lipid, air, dan musin. Ini bertanggung jawab

sebagai pelumas kornea, nutrisi dan transportasi oksigen ke epitel kornea, penghapusan

kotoran, berfungsi sebagai antibakteri karena adanya IgA, lysozyme dan laktoferin, dan

menghasilkan permukaan optik mulus.5

2.3 Definisi Lagoftalmus

Lagoftalmus adalah defek atau penutupan yang tidak lengkap dari kelopak mata.

Kata ini berasal dari bahasa Yunani "Lagos," kelinci, dan "ophthalmos," mata, karena

hewan ini diyakini tidur dengan mata terbuka. Kelaianan ini akan mengakibatkan trauma

konjungtiva dan kornea, sehingga konjungtiva dan selaput bening menjadi kering dan

terjadi infeksi.5 Kelainan ini di akibatkan dari paralise m. orbicularis. Bola mata yang

menonjol sehingga penutupan palpebrae terhambat.2


Ketidakmampuan untuk berkedip dan menutup mata secara efektif terjadi paparan

pada kornea dan penguapan yang berlebihan dari air mata. Pasien akan merasa matanya

terasa kering, terbakar, terasa seperti ada benda asing, penglihatan yang kabur. Hal ini

dapat mengakibatkan terjadinya keratitis, abrasi kornea, infeksi, vaskularisasi, dan dalam

kasus yang ekstrim perforasi okular, endophthalmitis, dan hilangnya mata.5

2.4 Klasifikasi Lagoftalmus

a. Paralytic Lagophthalmos

Bell Palsy adalah kelumpuhan saraf wajah akut, idiopatik, unilateral yang secara

spontan sembuh perlahan- lahan. Penyebabnya tidak diketahui tetapi mungkin dikaitkan

dengan infeksi virus. Gejala Bell palsy pada pasien dapat juga disertai dengan nyeri

telinga, tuli atau hyperacusis, perubahan rasa, kesemutan atau mati rasa dari pipi dan

mulut, dan nyeri pada mata. Prognosis menguntungkan dan fungsi saraf wajah pulih secara

lengkap pada 84% pasien .6

Kelumpuhan akibat traumatik terjadi setelah fraktur tulang temporal atau setelah

operasi. Cedera iatrogenik yang paling umum setelah operasi kelenjar parotis, akustik

neuroma reseksi, dan rhytidectomies cervicofacial. Operasi pengangkatan alis dapat

menyebabkan kelumpuhan wajah sementara.5

Penyebab infeksi termasuk virus herpes zoster (Ramsay Hunt syndrome), HIV,

penyakit Hansen (lepra), Penyakit Lyme, campak, difteri, polio, sarkoidosis, TBC, dan

penyakit kucing awal. Ramsay Hunt Sindrom menyebabkan wajah nyeri perifer akut

kelumpuhan terkait dengan ruam erythematous vesicular dari kulit saluran telinga, aurikel

(herpes zoster oticus) dan orofaring. HIV menyebabkan kelumpuhan terbatas akut yang

sembuh dalam 2 sampai 10 minggu. Penyakit Hansen disebabkan oleh bakteri


Mycobacterium leprae dan merupakan peradangan granulomatosa kronis pada kulit,

membran mukosa, saraf, kelenjar getah bening, mata, dan organ internal. Hal ini

menyebabkan kelumpuhan beberapa saraf perifer secara permanen dan dapat melibatkan

saraf trigeminal. Otitis media bakteri atau eksternal dan mastoiditis juga dapat

menyebabkan kelumpuhan saraf wajah.5

Tumor dari nervus facialis, akustik neuroma, adenoid kistik karsinoma saluran

pendengaran eksternal dan metastasis dari orbit, payudara, paru-paru atau ginjal juga telah

dikaitkan dengan Paralytic lagophthalmos.5


Gambar 2. Paralytic Lagophtalmus (Bell’s Palsy)
b. Cicatricial Lagophthalmos

Lagophthalmos cicatricial terjadi setelah trauma atau pembedahan yang

mengakibatkan jaringan parut berlebihan dari kelopak mata. Kecelakaan kimia, luka

bakar, lecet, kondisi kulit kronis seperti xeroderma pigmentosum dan bedah pengangkatan

kulit pada blepharoplasty merupakan penyebab umum.5


c. Nocturnal Lagophthalmos

Lagophthalmos Nocturnal terjadi selama tidur dan dapat menyebabkan paparan

yang sama dan gejala mata kering. Gejala terdiri dari nyeri, sensasi kekeringan, benda

asing atau nyeri pada satu atau kedua mata, dan kadang-kadang penglihatan kabur. Banyak

faktor yang dapat menimbulkan lagophthalmos. Secara konseptual, Latkany et al.

membagi-bagi mereka menjadi tiga kelompok utama: (1) proptosis atau paparan

permukaan okular berlebihan, (2) insufisiensi palpebral yang timbul dari bawaan, atau (3)

idiopatik.5,7
Diagnosis dapat menantang karena tidak ada perubahan pada kelopak mata selama

siang hari dan gambaran klinis tumpang tindih dengan blepharitis. Pasien melaporkan

tidak dapat tidur malam dan ketidaknyamanan ekstrim ketika bangun tidur.5

2.5 Tanda dan Gejala

Kelumpuhan saraf akut wajah diikuti dengan hilangnya fungsi motorik unilateral

menyebabkan asimetri wajah yang khas. Kelumpuhan perifer mempengaruhi hemiface

komplit dan kelumpuhan sentral mempertahankan otot frontalis.5

Pada pasien tampak hilangnya lipatan dahi dan nasolabial, ptosis alis, ectropion

pada kelopak mata bawah, epiphora, retraksi kelopak mata atas, ketidakmampuan untuk

menutup mata (lagophthalmos), dan deviasi sudut mulut yang berlawanan dengan
sebelahnya. Ketidakmampuan untuk bersiul atau meniup dan berbicara yang tidak dapat

dimengerti. Ada ketidaknyamanan signifikan baik fisik dan emosional sebagai akibat

perubahan kosmetik yang patut diperhatikan.5

Pada kelopak mata atas, kelumpuhan orbicularis menyebabkan kontraksi dari

levator tanpa ada yang menghambat dan retraksi kelopak mata. Pada kelopak mata bawah

itu menyebabkan hilangnya tonus dan terjadi ectropion progresif. Terjadi malfungsi

sekunder pada pompa air mata dan meningkatkan reflek sekresi air mata karena kornea

terbuka. Kemungkinan komplikasi termasuk keratitis, kornea ulkus, perforasi,

endophthalmitis, dan phthisis bulbi.5

2.6 Penatalaksanaan

Tujuan utama pengobatan lagophthalmos adalah untuk mencegah terjadinya

keratitis eksposur dan membangun kembali fungsi kelopak mata. Hal ini sama pentingnya

bagi pasien untuk memperbaiki kembali penampilan kosmetik wajah.

Pengobatan klinis diindikasikan pada semua pasien dan harus dimulai segera.

Pengobatan konservatif tetes mata sebagai pelumas selama siang hari dan salep pada

malam hari biasanya cukup untuk melindungi kornea dari paparan. Pada kasus sedang dan

berat penggunaan ruang lembab mungkin diperlukan.5,8

Beberapa penulis menggunakan toksin botulinum pada paralytic lagophthalmos.

Injeksi toksin botulinum pada kelopak levator mengurangi retraksi nya, memungkinkan

untuk penutupan yang lebih baik dari mata. Karena efek obat tersebut sementara, sehingga

memiliki nilai kurang pada paralytic lagophthalmos.9


Intervensi bedah mungkin diperlukan pada pasien yang telah gagal terapi medis

atau kelumpuhan wajah yang tidak dapat di perbaiki dengan pengobatan klinis.5,8

2.6.1 Penatalaksanaan Bedah

Teknik bedah yang digunakan untuk mengobati kelumpuhan saraf wajah dibagi

menjadi prosedur dinamis dan statis. Keputusan mengenai metode yang paling tepat untuk

rekonstruksi tergantung pada sejauh mana, lokasi, derajat dan durasi kelumpuhan, etiologi,

pasien usia, kesehatan, dan harapan.5

Prosedur dinamis lebih berhasil dalam memulihkan fungsi otot dan simetri wajah.

Teknik yang paling umum adalah perbaikan langsung saraf wajah, transfer saraf,

mencangkok saraf wajah, dan transfer otot.5

Prosedur statis dapat digunakan sebagai pengobatan tambahan pada pasien dengan

lagophthalmos dan kelemahan kelopak mata yang lebih rendah setelah teknik yang

dinamis. Sebagai pengobatan tunggal, prosedur statis diindikasikan untuk pasien yang

lebih tua dan lemah yang tidak dapat dilakukan prosedur dinamis, atau ketika ada

penundaan yang lama sampai operasi.5

a. Tarsorrhaphy

Tarsorrhaphy diindikasikan pada kelumpuhan wajah sementara di mana langkah-

langkah klinis gagal melindungi kornea dan meningkatkan kenyamanan pasien. Teknik ini

sederhana, aman, dan cepat dan dapat di lepaskan pada saat fungsi orbicularis pulih. Ia

tidak memiliki hasil estetika yang sangat baik dan tidak harus menjadi pilihan pertama.

Prosedur memperpendek fisura palpebral dengan menggabungkan margin kelopak mata


atas dan bawah. Garis abu-abu pada kelopak mata atas dan bawah pada bagian yang tidak

berambut 4 sampai 6 mm dari cantus lateral dilakukan jahitan matras. Jahitan harus tegas

diikat dan tabung silicon digunakan untuk menghindari tenggelam ke dalam kulit. Jahitan

dapat di lepas setelah 15 hari. Dalam kasus yang parah tarsorrhaphy medial mungkin

diperlukan. Celah kelopak mata sentral harus tetap terbuka untuk memungkinkan

penglihatan dan pemeriksaan kornea.5

b. Lid Loading

Teknik ini melibatkan penempatan benda yang kaku dan berat di bagian atas

kelopak mata, menyebabkan lebih besar gaya tarik gravitasi dan menyebabkan mata

menutup secara pasif. Emas telah menjadi yang paling banyak digunakan sebagai bahan

implantasi karena sifatnya kepadatannya tinggi dan sangat baik profil efek samping. Baru-
baru ini, di gunakan bahan yang fleksibel yaitu rantai platinum sebagai alternatifnya.

Implan harus ditempatkan pada titik dimana aperture fissure yang terluas, biasanya antara

pupil dan limbus medial.5

c. Lower Lid Procedures

Prosedur untuk memperbaiki malposisi dari kelopak mata bawah yang

berkontribusi terhadap lagophthalmos termasuk canthoplasty, prosedur pengetatan kelopak

mata dan suspensi kelopak mata.5


d. Tessier Canthoplasty

Teknik Tessier digunakan ketika lagophthalmos terkait dengan kelemahan kelopak

mata bawah. Teknik tersebut menghasilkan elevasi dan traksi lateral kelopak mata bawah

dan pengurangan fisura palpebra memungkinkan untuk oklusi yang lebih baik.5

Medial canthoplasty insisi dibuat pada mukokutan yang persimpangan dari kelopak

mata, mulai 1 sampai 2 mm ke medial puncta kemudian di jahit untuk menggambungkan

bagian atas dan bawah.10


BAB III
PEMBAHASAN

1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah benar ?


Pasien datang ke Poliklinik Mata RS. Moh. Ridwan Meuraksa dengan keluhan kelopak mata
kanan tidak dapat menutup dengan sempurna sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
memiliki riwayat hipertensi. Keluhan juga disertai dengan bibir miring ke kiri.
Bell Palsy adalah kelumpuhan saraf wajah akut, idiopatik, unilateral yang secara

spontan sembuh perlahan- lahan. Penyebabnya tidak diketahui tetapi mungkin dikaitkan

dengan infeksi virus. Gejala Bell palsy pada pasien dapat juga disertai dengan nyeri

telinga, tuli atau hyperacusis, perubahan rasa, kesemutan atau mati rasa dari pipi dan

mulut, dan nyeri pada mata. Prognosis menguntungkan dan fungsi saraf wajah pulih secara

lengkap pada 84% pasien .

Lagoftalmus adalah suatu keadaan dimana kelopak mata tidak dapat menutup dengan
sempurna. Kelainan ini mengakibatkan trauma konjungtiva dan kornea, sehingga
konjungtivadan selaput bening menjadi kering dan mudah terinfeksi. Terjadinya lagoftalmus
akibat terbentuknya jaringan perut dan sikatrik yang menarik kelopak, ektropion, paralisis
orbicularis okuli dan eksoftalmus goiter. 1 Kelainan ini di akibatkan dari paralise m. orbicularis
okulli ( N. VIII ).
Pasien memiliki riwayat hipertensi, hal ini berkaitan dengan terjadinya kelumpuhan
saraf akut wajah diikuti dengan hilangnya fungsi motorik unilateral menyebabkan asimetri
wajah yang khas. Kelumpuhan perifer mempengaruhi hemiface komplit dan kelumpuhan
sentral mempertahankan otot frontalis, hal ini disebabkan parese nervus cranialis VII.
Pada pasien tampak hilangnya lipatan dahi dan nasolabial, ptosis alis, ectropion pada kelopak
mata bawah, epiphora, retraksi kelopak mata atas, ketidakmampuan untuk menutup mata
(lagophthalmos), dan deviasi sudut mulut yang berlawanan dengan sebelahnya.
Ketidakmampuan untuk bersiul atau meniup dan mengunyah.
Pada kelopak mata atas, kelumpuhan orbikularis menyebabkan kontraksi dari levator
tanpa ada yang menghambat dan retraksi kelopak mata. Pada kelopak mata bawah itu
menyebabkan hilangnya tonus dan terjadi ectropion progresif. Terjadi malfungsi sekunder pada
pompa air mata dan meningkatkan reflek sekresi air mata karena kornea terbuka.

2. Apakah tatalaksana pada pasien ini tepat menurut literatur ?

Pasien diberikan cendolyteers eye drops dimana tujuan utama pengobatan


lagophthalmos adalah untuk mencegah terjadinya keratitis eksposur dan membangun
kembali fungsi kelopak mata. Pengobatan klinis diindikasikan pada semua pasien dan
harus dimulai segera. Pengobatan konservatif tetes mata sebagai pelumas selama siang
hari dan salep pada malam hari biasanya cukup untuk melindungi kornea dari paparan.
Pada kasus sedang dan berat penggunaan ruang lembab mungkin diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bosniak, S. Principles and Practice of Ophthalmic Plastic and Reconstructive Surgery.


NY: W.B. Saunders; 1996,1(43):473.
2. Encyclopædia Britannica. 2007. Encyclopædia Britannica, Inc. On-line at:
http://www.britannica.com/eb/article-9039122 (retrieved on september 16, 2012)
3. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke 4. Jakarta: FKUI, 2012
4. Pereira MVC, Gloria ALF. Lagophthalmos. Seminars in Ophthalmology 2010;25(3), 72–
78
5. Philip L. Custer, M.D. Ophthalmic Management of the Facial Palsy Patient. SEMINARS
IN PLASTIC SURGERY 2004;18:31-38
6. Radjiman T. Ilmu Penyakit Mata. Surabaya: Penerbit Airlangga,1984. h:1-8
7. Tsai SH, Yeh S, Chen LJ, Wu CH, Liao SL. Nocturnal Lagophthalmos. International
Journal of Gerontology, 2009;3(2): 89-95
8. Yucel EO, Arturk N, Botulinum toxin-A-induced protective ptosis in the treatment of
lagophthalmos associated with facial paralysis. Ophthal Plast Reconstr Surg
2012;28(4):258-260

You might also like