Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
2.1.1 Definisi
Diare adalah buang air besar (BAB) atau defekasi dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja
lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.
Definisi lain mengatakan diare yaitu BAB encer lebih dari 3 kali per
hari, BAB tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Sedangkan
menurut World Gastroenterology Organisation Global, diare akut
didefinisikan sebagai BAB yang cair/lembek dengan jumlah lebih
banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari (Simadibrata dan
Daldiyono, 2014).
Keadaan pada bayi yang meminum ASI sering menyebabkan
peningkatan frekuesi BAB hingga 3-4 kali per hari. Keadaan ini tidak
bisa disebut dengan diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau normal.
Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong
diare, melainkan intoleransi laktosa sementara akibat belum
sempurnanya perkembangan saluran cerna. Untuk bayi yang minum
ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah meningkatnya
frekuensi BAB atau konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya
abnormal atau tidak seperti biasanya (Subagyo dan Santoso, 2015).
2.1.2 Epidemiologi
Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada anak dan
dewasa. Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami
diare akut atau gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus. Di
Amerika Serikat, diperkirakan 48 juta penyakit diare terjadi setiap
tahun, mengakibatkan 128.000 orang dirawat di rumah sakit dan 3.000
orang meninggal. Kematian yang terjadi, kebanyakan berhubungan
dengan kejadian diare pada anak-anak dan usia lanjut, dimana
7
2.1.3 Klasifikasi
Diare pada anak dan dewasa dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kategori, seperti: (Simadibrata dan Daldiyono, 2014; Barr dan
Smith, 2014).
1. Klasifikasi diare berdasarkan lama waktunya, yaitu:
a. Diare Akut
Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15
hari, menurut World Gastroenterology Organisation Global
Guidelines 2005, diare akut merupakan BAB yang cair/lembek
dengan jumlah lebih banyak dari normal dan berlangsung
kurang dari 14 hari.
b. Diare Kronik
Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15
hari. Beberapa pendapat untuk waktu diare kronik, yaitu 15
hari, 3 minggu, 1 bulan dan 3 bulan. Di Indonesia digunakan
waktu lebih dari 15 hari.
c. Diare Persisten
Diare persisten merupakan istilah yang digunakan di luar
negeri yang menyatakan diare berlangsung 15-30 hari yang
merupakan kelanjutan dari diare akut (peralihan dari diare akut
dan kronik, dimana lama diare kronik yang digunakan yaitu >
30 hari).
2. Klasifikasi diare berdasarkan derajat dehidrasi, dibagi menjadi 3
yaitu:
a. Diare dengan dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih dari tanda di bawah ini:
Letargis/tidak sadar
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum
Turgor kulit kembali sangat lambat (≥ 2 detik)
8
2.1.4 Etiologi
Diare akut pada manusia dapat disebabkan oleh banyak
penyebab antara lain infeksi (bakteri, virus, parasit), keracunan
makanan, efek obat-obat dan sebagainya. Penyebab diare akut dapat
dilihat pada tabel berikut, yaitu (Simadibrata dan Daldiyono, 2014; Barr
dan Smith, 2014):
Infeksi
1. Enteral
Bakteri: Shigella sp, E.coli patogen, Salmonella sp, Vibrio
cholera, Yersinia enterocolytica, Campylobacter jejuni, Vibrio
parahaemolyticus, V.NAG, Staphylococcus aureus,
Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteus,
dll.
Virus: Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus,
Cytomegalovirus (CMV), Echovirus, virus HIV.
Parasit – protozoa: Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Cryptosporidium parvum, Balantidium coli.
Worm: A.lumbricoides, Cacing tambang, Trichuris trichiura,
S.stercoralis, cestodiasis, dll.
Fungus: Kandida/moniliasis
2. Parenteral: Otitis Media Akut (OMA), pneumonia, Traveler’s
diarrhea: E. Coli, Giardia lamblia, Shigella, Entamoeba histolytica,
dll.
Makanan:
Intoksikasi makanan: makanan beracun atau mengandung logam
berat, makanan mengandung bakteri/toksin: Clostridium
perfringens, B.cereus, S.aureus, Streptococcus anhaemo lyticus,
dll.
Alergi: susu sapi, makanan tertentu.
Malabsorbsi/maldigesti
Karbohidrat: monosakarida (glukosa, laktosa, galaktosa);
disakarida (sakarosa, laktosa); lemak: rantai panjang trigliserida;
protein: asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsorption,
cows milk, vitamin dan mineral.
Imunodefisiensi: hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia
(Bruton), penyakit granulomatose kronik, defisiensi IgA,
imunodefisiensi IgA heavycombination.
Terapi obat: antibiotik, kemoterapi, antasida dll.
(Simadibrata dan Daldiyono, 2014)
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Pada Bayi dan Anak
13
Penilaian A B C
15
Lihat:
Keadaan umum Baik, *Gelisah, rewel*Lesu, lunglai
sadar atau tidak
Mata Cekung sadar
Air mata Normal Tidak ada Sangat cekung
Mulut dan lidah Ada Kering Kering
Rasa haus Basah *Haus, ingin Sangat kering
Minum minum banyak *Malas minum
biasa tidak atau tidak bisa
haus minum
Periksa:
turgor kulit Kembali *Kembali *Kembali
cepat lambat sangat lambat
Hasil Tanpa Dehidarasi Dehidrasi berat
pemeriksaan dehidrasi ringan/sedang.
RENCANA TERAPI C
PENANGANAN DEHIDRASI BERAT DENGAN CEPAT
IKUTI TANDA PANAH: JIKA JAWABAN “YA” LANJUTKAN KE
KANAN,
MULA JIKA JAWABAN “TIDAK”, LANJUTKAN KE BAWAH
I Beri cairan IV secepatnya. Jika anak bisa minum, beri
oralit melalui mulut, sementara infus disiapkan. Beri
100 ml/kgBB cairan Ringer Laktat atau Ringer Asetat
(atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang
Dapatkah saudara dibagi sebagai berikut:
segera memberi YAUmur Pemberian Pemberian
cairan IV pertama 30 berikut 70
ml/kg selama: ml/kg selama:
Bayi (< 12 bulan) 1 jam* 5 jam
Anak (12 bulan-5 30 menit* 2 ½ jam
tahun)
*ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba
Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika status
TIDAK hidrasi belum membaik, beri tetesan IV lebih cepat
Beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak
mau minum: biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2
jam (anak) dan beri anak tablet Zinc sesuai dosis dan
jadwal yang dianjurkan.
Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah
3 jam. Klasifikasikan dehidradi dan kemudian pilih
rencana terapi.
Apakah ada fasilitas
Rujuk SEGERA untuk pengobatan intravena
pemberian cairan IV
YAJika anak bisa minum, beri ibu larutan oralit dan
yang terdekat (dalam
tunjukkan cara meminumkan pada anak sedikit demi
30 menit) sedikit selama dalam perjalanan
TIDAK Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui
pipa nasogastric atau mulut: beri 20 ml/kg/jam
Apakah saudara telah selama 6 jam (total 120 ml/kg)
dilatih menggunakan Periksa kembali anak setiap 1-2 jam:
pipa nasogastric untuk - Jika anak muntah terus menerus atau perut makin
rehidrasi? kembung, beri cairan lebih lambat
- Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik,
YA rujuk anak untuk pengobatan IV
TIDAK sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan
dehidrasi. Kemudian tenukan rencana terapi yang
Apakah anak masih
sesuai.
bisa minum
CATATAN:
TIDAK Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6
jam setelah rehidrasi untuk meyakinkan bahwa
Rujuk SEGERA ke rumah sakit ibu dapat mempertahankan hidrasi dengn
untuk pengobatan i.v atau NGT/OGT pemberian cairan oralit per oral
2. Pada Dewasa
20
Bakteri
Campylobacter Terbukti pada Azitromisin 500 Eritomisin 500
disentri dan mg 1 x/hari, 3-5 mg 4x/hari, 3-5
sepsis, efektif hari hari
juga pada Ciprofloxacin
enteritis 500 mg 2x/hari,
5-7 hari
Clostridium Terbukti Metronidazole Vancomycin
difficile 500 mg 3x/hari, 125 mg 4x/hari,
10 hari 10 hari
Enteropatogenetik Mungkin Ciprofloxacin TMP/SMX DS
/ enteroinvasive 500 mg 2x/hari, 160/800 mg
E. coli 3 hari 2x/hari, 3 hari
Enterogenetic E. Terbukti Ciprofloxacin TMP/SMX DS
Coli 500 mg 2x/hari, 160/800 mg
3 hari 2x/hari, 3 hari
Azitromisin
500 mg/hari, 3
hari
Salmonella, Diragukan - Penyaki berat:
spesien non- dalam ciprofloxacin
Typhi enteritis; 500 mg 2x/hari,
terbukti pada 5-7 hari
infeksi berat, TMP/SMX DS
sepsis atau 160/800 mg
disentri 2x/hari, 5-7
23
hari
Azitromisin
500 mg/hari, 5-
7 hari
Menghasilkan Kontroversial - -
racun dari E.coli
Shigella Terbukti Ciprofloxacin Azitromisin
dalam disentri 500 mg 2x/hari 500 mg 2x/hari,
Terbukti selama 3 hari 3 hari
Vibrio cholerae Doxycyclin 300 Ceftriaxone 2-4
mg dosis gr dosis tunggal
tunggal Azitromisin
dosis tunggal 1
Terbukti pada gr
Yersinia penyakit berat - Tetracycline
atau 500 mg 4x/hari,
bakteremia 3 hari
Penyakit parah:
TMP/SMX DS
160/800 mg
2x/hari, 5 hari
Ciprofloxacin
500 mg 2x/hari,
7-10 hari
Protozoa
Entamoeba Terbukti Metronidazole Tinidazole 2
histolytica 750 mg 3x/hari, gr/hari, 3 hari +
5-10 hari + paromomisin
paromomisin 25-35 mg/hari
25-35 mg/hari 5-10 hari
5-10 hari
Giardia Terbukti Metronidazole Tinidazole 2 gr
250-750 mg 3 dosis tunggal
x/hari, 7-10 hari
(Barr dan Smith, 2014)
2.1.8 Prognosis
Prognosis diare akut pada anak dan dewasa tergantung dengan
tanpa dehidrasi atau dengan dehidrasi. Pada diare tanpa dehidrasi dan
dengan dehidrasi ringan sedang memiliki prognosis yang baik apabila
ditangani dengan cepat. Diare dengan dehidrasi berat sebaiknya
ditangani dengan tepat sesuai panduan WHO supaya tidak jatuh dalam
24
PHBS di Institusi
Pendidikan
29
PHBS di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
2.7 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan antara Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan kejadian diare di wilayah kerja
Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Kota Pekanbaru.