You are on page 1of 8

LOAN DECISIONS AND FINANCIAL INFORMATION

GEORGE FOSTER – CHAPTER 16

Chapter ini membahas penggunaan laporan keuangan dan informasi lainnya dalam
keputusan kredit. Ketika bank memperoleh nasabah (peminjam) baru, keputusan tidak hanya
untuk memberikan pinjaman atau tidak memberikan pinjaman. Pada alternative pemberian
pinjaman, keputusan tentang tingkat bunga, jumlah pinjaman, dan batasan pada peminjam
yang harus dibuat. Setelah memutuskan untuk memberikan pinjaman, bank melakukan
keputusan lebih lanjut. Bank mencoba untuk merancang sistem peringatan dini untuk
mengantisipasi kredit macet. Desain sistem tersebut memerlukan keputusan tentang model
yang digunakan untuk memprediksi kegagalan dan variabel yang digunakan dalam model
tersebut. Jika kredit gagal (macet), keputusan yang berkaitan dengan restrukturisasi pinjaman
dapat dilakukan. Bab ini mengeksplorasi aspek keputusan pinjaman, manfaat menggunakan
model kuantitatif dalam keputusan tersebut, dan isu yang berkaitan dengan analisis informasi
laporan keuangan dalam keputusan tersebut.

Sumber Informasi untuk Keputusan Pinjaman


Sumber informasi yang dapat diakses oleh analis kredit perbankan adalah:
1. Pemohon Kredit ( Loan Applicant)
Informasi yang diminta dari pemohon dapat berupa laporan keuangan terdahulu,
proyeksi laporan keuangan (arus kas), deskripsi dari aset yang digunakan sebagai
jaminan dan rincian business plan dan pengalaman manajemen.
2. Berkas Lembaga Pinjaman dan Personel
Jika pemohon telah menjadi klien dari bank, informasi tentang catatan pembayaran
sebelumnya, track record lama dari manajemen, dan sebagainya mungkin tersedia.
Meskipun jika pemohon adalah klien baru, informasi dari data lembaga peminjam
mengenai “perbandingan perusahaan” (sebagai contoh dari industri yang sama) dapat
berguna dalam pengambilan keputusan.
3. Survei Kredit Eksternal
Jasa pemeringkat utang dan kredit yang menyediakan informasi atas klien yang
potensial dari lembaga pinjaman.
4. Faktor, tenaga kerja dan produk pasar
Masing-masing dari ketiga pasar dapat menjadi sumber informasi tentang kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan dukungan dari supplier, konsumen dan
sebagainya. Isu yang relevan kepada analisis pnjaman termasuk keandalan dari
memasok sumber, waktu dari kontrak negosiasi atas upah, dan trend waktu dari pasar
saham.
5. Pasar Modal
Secara ekspilist informasi dari pasar modal dalam proses keputusan kredit, analis
dapat mengkesploitasi dua fitur penting dari pasar modal yakni (a) orientasi
kedepannya dan (b) pemanfaatan informasi dari sumber spektrum yang luas.Variable
pasar modal dapat digunakan secara khusus sebagai alat monitoring untuk pinjaman
yang telah terjadi karena dapat melihat perkembangan yang merugikan sebelum
tercermin pada laporan keuangan.
6. Laporan Industri dan Ekonomi

1
Analis dapat mengakses sumber data yang banyak dari sebuah informasi pada area
ini, sebagai contoh, peramalan grup industri perdagangan, peramalah yang dibuat oleh
ekonom atau model ekonometrik, dan laporan dari departemen pemerintah dan agen
tentang pasokan dana, Gross National Production dan perpajakan.

Sumber informasi tersebut berbeda pada beberapa dimensi, sebagai contoh adalah
kuantitatif versus kualitatif, orientasi masa lalu versus masa depan dan dapat diverifikasi
versus tidak dapat diverifikasi. Tantangan yang dihadapi oleh analis pinjaman adalah
mengeksploitasi sumber-sumber informasi yang beragam secara efektif dan efisien biayanya.
Pada bab ini akan dibahas pemodelan statistik yang berkontribusi penting untuk tantangan
ini.

Descriptive Analysis of Exiting Loan Decisions


Figure 16.1 menunjukan gamabran secara luas dari tiga tahap dalam proses pinjaman
komersial yaitu:
1. Persetujuan Pinjaman (Loan Approval)
2. Pemantauan Pinjaman (Loan Monitoring)
3. Penghentian Pinjaman ( Loan Termination)

Figure. 16.1 Commercial Lending Processes

a. Analysis of Loan Agreement


Salah satu sumber informasi mengenai proses keputusan kredit yang ada adalah
perjanjian pinjaman. Ini termasuk rincian pada tingkat bunga yang dibebankan, jumlah
pinjaman, dan perjanjian pinjaman. Satu hal yang menarik dari perjanjian pinjaman

2
adalah insentif dari pemberi pinjaman untuk mengadopsi prosedur yang melengkapi
kekurangan yang dirasakan dalam pelaporan keuangan. Manfaat utama dari perjanjian
pinjaman sebagai sumber informasi pada prosedur pinjaman yang ada adalah bahwa
mereka (relatif) secara ekplisit seperti apa yang disertakan. Perjanjian pinjaman yang
terbaik dilihat sebagai sebuah aturan antara peminjam dan pemberi pinjaman yang
mengakui bahwa banyak perubahan dapat dilakukan dalam aturan-aturan sebelum
perjanjian disepakati.
Keuntungan utama dari perjanjian pinjaman sebagai sumber informasi tentang
prosedur pinjaman yang ada adalah bahwa mereka (relatif) eksplisit mengenai apa yang
disertakan. Selain itu, kedua belah pihak memiliki insentif untuk memverifikasi bahwa
ketentuan-ketentuan yang termasuk dalam perjanjian tersebut mewakili pemahaman
mereka tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak

b. Interview/ Questionnaries with Loan Officers


Interview dengan, atau kuisioner yang dikirim kepada petugas pinjaman (loan
officers) dapat berfokus pada lebih dari sekedar barang-barang yang termasuk dalam
perjanjian final pinjaman. Pada bagian ini mengilustrasikan memperluas fokus dengan
membahas penelitian tentang rasio keuangan yang dilaporkan untuk digunakan oleh
petugas kredit dalam keputusan mereka. Temuan umum adalah bahwa jangka pinjaman
meningkat, lebih menekankan pada rasio leverage dan profitabilitas dan kurang pada rasio
likuiditas dan turnover ratio.

c. Modeling Loan Officer Classifications


Tiga pendekatan untuk mendapatkan wawasan bagaimana keputusan pinjaman ada
yang dibuat adalah melalui permodelan penilaian dari petugas pinjaman (atau komite dari
petugas pinjaman). D ietrich and Kaplan (1982) mendeskripsikan kategori dan
mengilustrasi untuk satu bank yang ditemukan dalam banyak lembaga keuangan:
1. Current – Risiko normal yang dapat diterima bank
2. Especially mentioned – Bukti dari kelemahan pada kondisi keuangan peminjam atau
jadwal pembayaran yang tidak realisitis.
3. Substandard – Trend yang merugikan atau perkembangan dalam keuangan alamiah,
manajerial, ekonomi, atau politik yang memerlukan tindakan perbaikan yang cepat.
4. Doubtful – Pelunasan pinjaman tampaknya dipertanyakan. Beberapa kerugian
akhirnya (yang belum ditentukan) tampak. Bunga tidak diakui.
5. Loss – Pinjaman dianggap tidak tertagih.

Beberapa studi telah meneliti kemampuan model statistik untuk mereplikasi penilaian
petugas pinjaman ketika menetapkan pinjaman kepada salah satu kategori di atas.
Dietrich and Kaplan (1982) meneliti sampel dari kredit komersial dari suatu Bank yang
komersial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model linear
sederhana yang dapat mereplika penilaian yang digunakan dalam pengklasifikasian risiko
kredit. Sampel yang digunakan untuk memperkirakan model linear terdiri dari 140
pinjaman dengan klasifikasi sebegai berikut :

3
 Current – 109
 Especially mentioned – 16
 Substandard – 10
 Doubtful – 5
Tidak ada pinjaman dalam kategori “loss” dalam penelitian ini. Tiga fungsi variabel linear
dilaporkan memiliki “ important explanatory power”.

Yi = -3.90 + 6.42 DEi - 1.12 FCCi + 0.664 SDi

Dimana:
DEi : Total Utang / Total Aset
FCCi : Dana dari operasi / (bunga + komitmen sewa minimum +
utang rata-rata jatuh tempo dalam waktu tiga tahun)
SDi : Jumlah penurunan penjualan pada tahun berturut-turut

Semakin tinggi skor Yi, semakin tinggi risiko yang diperkirakan dari pinjaman. Tanda
koefisien masing-masing variabel mengikuti intuisi: pinjaman yang beresiko lebih tinggi
cenderung memiliki leverage yang lebih tinggi, aliran dana yang lebih rendah, dan
penurunan penjualan secara berturut-turut.

d. External Data Sources Used in Exiting Decisions


Salah satu sumber yang paling sering digunakan dalam keputusan yang ada adalah
Dun & Bradstreet (D&B). Tujuan utama dari informasi peringkat dari D & B untuk
membantu klien dalam mengatur panduan kredit dan mengevaluasi permintaan yang lebih
kecil dan kurang berisiko dan sebagai panduan referensi yang cepat untuk memeriksa
kredit sebelum analisis kredit yang lebih rinci dilakukan.

Quantitative Approaches to Loan Decisions


Rating yang diberikan oleh model kuantitatif, dalam area pengguna pinjaman,
digunakan sebagai masukan dalam keputusan persetujuan pemberian pinjaman. Dalam area
pemberian pinjaman secara komersial, rating dari model kuantitatif digunakan oleh institusi
kecil berkembang sebagai salah satu masukan terhadap telaah/review atas keputusan
pinjaman.
Issues in Construction of a Quantitative Scoring Model
Kunci dalam mendesain model skoring kuantitatif untuk keputusan pemberian
pinjaman meliputi pilihan atas :
(1) hilangnya fungsi model dalam memprediksi error,
(2) perusahaan-perusahaan yang masuk dalam sampel,
(3) populasi dimana model ini diaplikasikan,
(4) variable independen yang dimasukkan dalam model,
(5) perlakuan terhadap data-data yang ada, dan
(6) jangka waktu validitas model.

4
(1) Loss Function to Use for Model Prediction Errors
Dua parameter penting ketika memproses aplikasi pinjaman adalah :
C1 : Biaya dari memprediksi bahwa pihak yang mengajukan aplikasi pemberian pinjaman
akan membayar ketika aplikasi tersebut tidak dibayar.
Termasuk dalam C1 adalah kerugian sehubungan dengan pihak bank tidak menerima
sesuai tenggang waktu, oportunity cost dari waktu yang digunakan untuk memonitor
pinjaman, dan pengeluaran lain sehubungan dengan write-down atau write-off
pinjaman.
C2 : Biaya dari memprediksi bahwa pihak yang mengajukan aplikasi pemberian pinjaman
tidak membayar ketika aplikasi tersebut dibayar.
Termasuk dalam C2 adalah contibution margin pinjaman yang hilang, dengan
berasumsi bahwa peminjam yang diprediksi tidak membayar kembali menolak
pinjaman.
Jika ada jumlah yang dibatasi atas dana pinjaman yang tersedia, C2 akan berkurang
dengan return dari alternatif penggunaan dana.

(2) Broadness of the set of firms to include in a sample


Analis kredit dalam menghadapi trade-off antara melakukan cukup banyak observasi
secara efisien untuk mengestimasi scoring model dan memiliki sampel seperangkat
perusahaan yang homogen berkaitan dengan atribut yang relevan dengan keputusan
pinjaman, salah satu kemungkinannya adalah membuat model penilaian yang terpisah untuk
masing-masing pinjaman industri individual yang dibuat.
Sebuah pendekatan alternatif adalah dengan mengatur sumber yang dihipotesa dari
keheterogenan terhadap observasi-observasi pada saat memperikirakan nilai-nilai dari
variabel masing-masing perusahaan. Kegunaan dari rasio yang berhubungan dengan industri
sebagai upaya untuk mengatur perbedaan terhadap industri-industri dalam rasio rata-rata
finansial mereka.

(3) Population to which model is to apply


Contoh yang digunakan pada pengembangan model seharusnya sesuai dengan
populasi yang akan digunakan model penilaian. Dua minat populasi kepada si pemberi
pinjaman:
1. Populasi dari pemohon baru
2. Populasi dari pemohon yang telah disetujui.
Model penilaian didasarkan pada sebuah contoh rekening pada berkas-berkas perusahaan.
Contoh ini sesuai jika salah satu berhubungan dengan pengembangan prosedur pemeriksaan
internal untuk mengamati rekening-rekening yang sudah ada.

(4) Independent Variables to Include in a Model


Pemilihan variabel dalam model pemberian skor kuantitatif didasarkan pada :
1. Pengalaman masa lalu dari lembaga yang memberi pinjaman
2. Penelitian terdahulu atas prediksi distress atau klasifikasi pinjaman
3. Metode penelitian Data-intensive seperti analisa stepwise regression atau stepwise
discriminant

5
Variable yang termasuk dalam model pemberian skor yang dipilih biasanya bagian
kecil dari variabel-variabel model pengembang. Model pembangun mungkin beranggapan
bahwa variabel harus dimasukkan dalam model tapi ternyata tidak signifikan.

(5) Treatment of Missing Data


Untuk membuat sistem pemberian skor numerikal dan memproses permohonan
dengan sistem ini, masalah yang mungkin timbul adalah observasi yang hilang. Sebagai
contoh, pemohon mungkin hanya mengisi 39 dari 40 pertanyaan dalam form aplikasi. Dalam
hal ini perusahaan mungkin tidak menganggap biaya dari pertanyaan yang tidak dijawab
tersebut.
Ewert (1997) membuat model pemberian skor untuk memproses permohonan kredit .
Tidak ada satupun dari 100 variabel yang diujikan tersedia untuk seluruh perusahaan dalam
sampel. Solusi yang diambil adalah ” jika beberapa perusahaan ( kurang dari atau sampai
10% jumlah perusahaan) kehilangan informasi untuk variabel yang diberikan, maka nilai
median (kombinasi baik dan buruk) untuk sampel diganti untuk informasi yang hilang
tersebut ”.

(6) Stationarity
Perubahan mungkin terjadi pada permohonan pinjaman yang sedang diuji, baik itu
dari sisi karakteristik pemohon, industri ataupun lingkungan ekonomi. Hal yang harus
dilakukan adalah mempertahankan variabel independent tetapi mengestimasi kembali
koefisien-koefisien itu dan menetapkan poin cut off baru untuk mengklasifikasikan pinjaman
kedalam beberapa kategori. lmg

Contributions of a Quantitative Scoring Model


Scoring model yang dapat memberikan beberapa kontribusi penting mengenai
pengambilan keputusan kredit:
1. Scoring model dapat menjadi fasilitas pengawasan dan pengendalian terhadap risiko-
risiko akun yang terjadi
2. Keputusan yang berkenaan dengan C1 dan C2 (lihat pada halaman 585) merupakan
Scoring model
3. Scoring system untuk suatu kredit dapat digunakan sebagai test yang mana variable-
variabel (seperti keuangan atau yang lainnya) tersebut penting untuk membedakan
antara kondisi risiko kredit yang "good" dan "bad".
4. Credit Scoring System dapat membantu alokasi dari pinjaman sumber daya dan waktu
petugas.
5. Credit scoring system dapat membantu implementasi kebijakan secara konsisten
dengan pemerintah atau hukum, contoh, Hukum Equal Credit Opportunity yang
melarang diskriminasi berdasarkan umur, ras atau jenis kelamin.

Consumer Loan Applications


Contoh awal dari consumer credit scoring model merupakan pengembangan sistem
oleh Spiegel untuk bisnis melalui mail-order; Wells (1963). Pada tahun 1934, Spiegel mulai
menangani aplikasi penerimaan customer baru melalui suatu sistem pertanyaan yang vital.

6
Terdapat empat prinsip pertanyaan dengan scored, dan jika total score melewati stated total
maka dia telah diberi kredit tanpa analisa lebih lanjut. Jika score tidak melebihi total,maka
mail pesanan telah dipegang untuk pemberian kredit dengan analisis lebih lanjut.
Scoring model kini digunakan oleh banyak institusi keuangan, sebagai contoh dalam
keputusan untuk memperpanjang waktu kredit, persoalan kartu kredit dan akun pembebanan
lainnya untuk bantuan pinjaman. Perusahaan mempunyai pilihan menggunakan model untuk
pengembangan usahanya atau menggunakan jasa konsultan dari luar.

Comercial Loan Applications


Literatur pada scoring model untuk pinjaman/kredit komersial yang relative kecil pada
literature digunakan suatu model pada area consumer credit. Satu penjelasan yang potensial
adalah bahwa pinjaman komersial secara relatif lebih sedikit homogen dalam hubungan
dengan applicant pool, proses evaluasi pinjaman, atau persetujuan. Aplikasi credit scoring
yang paling sering dilakukan pada sektor yang komersial untuk menanggapi kredit
perdagangan.

Existing Loan Decisions and Accounting Alternatives


Literatur akuntansi yang meliputi kritik dari prinsip-prinsip akunting yang berlaku
umum (GAAP) adalah sebagai berikut:
1. Interfirm yang dapat dibandingkan sesungguhnya manghalangi cakupan yang luas
dalam kaitan dengan alternatif yang permissable di dalam GAAP
2. Sistem pelaporan yang Non-GAAP lebih informatif dibanding GAAP.
Lending ofifcer secara insentif menggunakan informasi yang memudahkan pembuatan
keputusan pinjaman yang baik. Tidak menaati peraturan yang diperintahkan untuk di dalam
framework GAAP dan dapat meminta supplement applicant pinjaman atau menggantikan
Historical cost berdasarkan angka. Pada konteks ini, pendapat dan perilaku dari para petugas
pemberi pinjaman memerlukan pengertian yang mendalam berhubungan dengan kritik (1)
atau (2) dalam kaitan dengan pemakai laporan keuangan sebagai hal yang penting.

Diversity Within GAAP


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dcitrick dan Stamps (1981), ada
beberapa penjelasan untuk loan efficers tidak membuat substantial effort untuk melakukan
penyesuaian perbedaan pada penggunaan metode akuntansi yang sama melalui aplikasi-
aplikasi sebagai berikut
1. Kesimpulan mengenai kecenderungan pada profitabilitas, leverage, dan seterusnya tidak
sensitive digunakan melalui aplikasi dari metode akuntansi yang berbeda.
2. Loan analysis memerlukan pengetahuan atau pengalaman yang terperinci untuk membuat
penyesuaian atau pertimbangan yang sesuai dalam beberapa area yang sama. Sebagai
contoh, Deitrick dan Stamps ( 1981) yang melaporkan hanya 9.5% sampel dari loan
officers menyatakan bahwa mereka biasanya menggunakan pengetahuan yang luas
tentang pension accounting alternative
3. Analis dapat bersaing mengakses sumber informasi pengganti sebagai kompensasi dari
perbedaan metode akuntansi

7
Non-GAAP Financial Reporting Alternatives
Lending officer dapat mengunakan alternatif berdasarkan non GAAP untuk
mengevaluasi aplikasi pinjaman atau menulis loan agreement dengan aplikasi yang diterima.
Deviasi dari GAAP ini diterjemahkan sebagai bukti bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam
perjanjian pemberian pinjaman merencanakan aturan pengukuran akuntansi dengan cara yang
berbeda-beda untuk mengurangi konflik kepentingan antara peminjam dan pemberi pinjaman.

Accounting Method Diversity and Quantitative Scoring Models


Keberagaman metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dapat menciptakan
kesulitan ketika menggunakan model skoring kuantitatif dalam evaluasi pinjaman. Perbedaan
tersebut:
1. Cross-sectional diversity (perbedaan dalam metode akuntansi yang digunakan oleh
perusahaan pada satu waktu)
2. Time-series diversity (perbedaan metode akuntansi perusahaan yang sama pada waktu
yang berbeda)

Jika model scoring diperkirakan terutama pada penyusutan persediaan FIFO / Straight-
Line perusahaan, maka ada kemungkinan bahwa persediaan LIFO / accelerated depreciation
perusahaan akan ditolak untuk pengajuan kredit, ketika hal tersebut akan diperpanjang
kreditnya maka akan digunakan teknik akuntansi yang berbeda. Beberapa alternatif yang
dapat mengadopsi situasi ini adalah membangun model penilaian yang terpisah untuk setiap
kombinasi utama pada alternatif akuntansi. Kedua adalah dengan menggunakan teknik
penyesuaian untuk menempatkan semua pemohon pinjaman disusun oleh model dasar yang
serupa dalam metode akuntansi. Keragaman Time-series dalam metode akuntansi dapat
muncul dari perubahan akuntansi yang bersifat sukarela atau diwajibkan (misalnya, oleh
FASB). Jika model buider memutuskan bahwa dampak perubahan tersebut adalah signifikan
mungkin cocok untuk memperkirakan kembali model yang menggunakan data yang berasal
dari pengadopsian metode akuntansi saat ini.
Ketika dihadapkan dengan keragaman akuntansi, model builder dapat memutuskan
untuk memasukkan variabel dalam model penilaian yang kurang dipengaruhi keragaman
cross-sectional atau time-series dalam metode akuntansi, misalnya, ukuran fisik atau
langkah-langkah pasar modal seperti nilai pasar dari utang untuk nilai pasar dari ekuitas. Jika
diasumsikan pasar modal efesien, maka pasar modal juga berguna karena mereka mengambil
informasi yang sangat luas. Bagaimanapunlangkah-langkah pasar modal hanya akan tersedia
untuk perusahaan publik. Bagi banyak pemohon peminjaman kecil kepada bank, langkah-
langkah tersebut tidak akan tersedia.

You might also like