You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Industri berbasis kelapa sawit merupakan investasi yang relatif
menguntungkan, namun demikian perlu diperhatikan pula beban pencemaran
yang ditimbulkan bila tidak dilaksanakan dengan baik. Setiap ton tandan buah
segar yang diolah menghasilkan limbah cair sekitar 50% dibandingkan dengan
total limbah lainnya, sedangkan tandan kosong sebanyak 23% (Sutarta et al,
2000). Lubis dan Tobing (1989) mengatakan bahwa setiap 1 ton minyak sawit
menghasilkan limbah cair sebanyak 5 ton dengan BOD 20.000 - 60.000 mg/l
[1].Limbah yang dihasilkan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) ada yang berupa limbah
padat dan limbah cair. Limbah padat berupa cangkang dan fiber digunakan
sebagai bahan bakar boiler atau tandan kosong dimanfaatkan kembali sebagai
mulsa (pupuk bagi tanaman).
Pada mulanya, strategi pengelolaan lingkungan didasarkan pada
pendekatan kapasitas daya dukung (carrying capacity approach). Keterbatasan
daya dukung lingkungan secara alami dalam menetralisir pencemaran membuat
strategi pengelolaan pencemaran berkembang ke arah pendekatan mengolah
limbah yang terbentuk (end of pipe treatment).
Limbah cair yang dihasilkan harus mengikuti standar yang sudah
ditetapkan dan tidak dapat dibuang/diaplikasikan secara langsung karena akan
berdampak pada pencemaran lingkungan. Parameter yang menjadi salah satu
indikator kontrol untuk pembuangan limbah cair adalah angka TSS, Biological
Oxygen Demand (BOD). Angka BOD berarti angka yang menunjukkan kebutuhan
oksigen. Jika air limbah mengandung BOD tinggi dibuang ke sungai maka
oksigen yang ada di sungai tersebut akan terhisap material organik tersebut
sehingga makhluk hidup lainnya akan kekurangan oksigen. Sedangkan angka
chemical oxygen deman (COD) adalah angka yang menunjukkan suatu ukuran
apakah dapat secara kimiawi dioksidasi. Fungsi dari pengolahan limbah

1
(effluenttreatment) adalah untuk menetralisir parameter limbah yang masih
terkandung dalam cairan limbah sebelum diaplikasikan (land aplication).
Karakteristik limbah yang masuk ke kolam pengendalian limbah adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.1 Parameter kandungan limbah cair pengolahan kelapa sawit
No Parameter Satuan Kisaran
1 BOD mg/l 20.000-30.000
2 COD mg/l 40.000-60.000
3 TSS mg/l 15.000-40.000
4 Minyak dan Lemak mg/l 5.000-7.000
5 Total N mg/l 500-800
0
6 Suhu C 90-140
7 pH - 4-5
8 Nitrogen mg/l 700
8 Fosfat mg/l 120
9 Kalsium mg/l 1.500
12 Magnesium mg/l 270
13 Kalium mg/l 325
14 Besi mg/l 110

Limbah cair yang akan dibuang ke badan penerimaan harus memenuhi


baku mutu limbah cair untuk industri minyak sawit sesuai keputusan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995 tanggal 23 Oktober
1995 sebagai berikut:
Tabel 1.2 Baku mutu limbah cair cair pengolahan kelapa sawit
No Parameter Satuan Kisaran
1 BOD mg/l 250
2 COD mg/l 500
3 TSS mg/l 300
4 Minyak dan Lemak mg/l 30
5 Total N mg/l 20
6 pH - 6-9

2
Limbah kelapa sawit menyebabkan peningkatan Totas suspended solid
(TSS) pada air sehingga melebihi baku mutu, diperlukan teknik untuk
mengurangi Total suspended solid (TSS) sehingga tidak melebihi baku mutu,salah
satu teknik yang dapat digunakan adalah flotasi gelembung. Gelembung mikro
adalah gelembung dengan ukuran kurang dari 200 µm. Gelembung dengan
diameter 200 µm tetapi kurang dari 1 mm disebut small buble. Sedangkan
gelembung dengan diameter melebihi 1mm disebut lerge bubble. Flotasi
gelembung adalah teknik menghasilkan gelembung dari bawah kolam cairan yang
terkontaminasi parikel-partikel limbah. Gelembung kemudian naik karena gaya
Bouyancy, gelembung naik dan menumbuk partikel-partikel limbah, partikel-
partikel ini kemudian menempel pada gelembung dan dibawa naik sampai
permukaan cairan, setelah berada di atas permukaan cairan, Partikel-partikel
(forth) ini akan mudah untuk dipisahkan dari cairan tersebut.
Efekifitas flotasi gelembung tergantung dari tiga hal, yang perama
propabilitas tumbukan antara gelembung dengan partikel, proses partikel
menempel pada permukaan gelembung dan proses partikel dibawa oleh
gelembung [2], semakin tinggi nilai propabilatas tersebut maka semakin tinggi
efektifitas flotasi, gelembung mikro lebih dipakai karena dapat meningkatkan luas
permukaan sehingga propabilitas tumbukan antara partikel dan gelembung dapat
ditingkatkan. Selain itu, terminal velocity yang rendah akan meningkatkan
propabilitas tumbukan dan menempel partikel-partikel pada gelembung,
Aplikasi gelembung masih terkendala dalam pemahaman terhadap
karateristik dari gelembung itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian
mengkaji tentang karateristik dari gelembung yang bergerak naik dalam cairan,
kareteristik itu antara lain adalah diameter gelembung yang bergerak dalam
cairan, kecepatan gelembung sepanjang kolom cairan dan terminal velocity dari
gelembung.
Penelitian ini akan mempelajari karateristik bubble dalam cairan yang
ditambahkan surfaktan PAC. Penelitian tentang gelembung dalam cairan yang
ditambah sufaktan membuktikan bahwa sifat dan prilaku gelembung akan berubah
dengan signifikan pada fluida yang telah terkontaminasi surfaktan, pengaruh
3
surfaktan bisa dibandingkan dengan terminal velocity dari gelembung. Surfaktan
cenderung untuk menghambat gerakan sirkulasi internal gelembung sehingga
mengurangi terminal velocity. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya dengan
terminal velocity yang rendah akan meningkatkan propabilitas tumbukan dan
menempel partikel pada gelembung.
1.2 Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, penulis memfokuskan pada kajian dan analisa sebagai
berikut:
1. Mempelajari dinamika gelembung.
2. Aplikasi pemisahan limbah cair dari pabrik kelapa sawit dengan metode
flotasi gelembung menggunakan mikro venturi.
3. Sampel limbah yang dianalisa tiap ekperimen/percobaan tidak homogen
(berbeda-beda) sehingga untuk membandingkan efektifitas tiap percobaan
masih belum bisa dilakukan.
4. Persentase pengurangan kadar TTS dan kekeruhan sebelum dan sesudah di
flotasi gelembung menggunakan mikro venturi.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini mempelajari karakteristik small bubble (200 µm < d < 1
mm) yaitu profil kecepatan, terminal velocity dan diameter di dalam kolom cairan
setinggi 2 m. Pada limbah akan dilihat nilai TTS (Total Suspend solid),
Kekeruhan sebelum dan sesudah flotasi.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karateristik small bubble
yang meliputi diameter, kecepatan dan terminal velocity. Sedangkan pada
ekperimen limbah cair kelapa sawit yang ditambah bahan surfaktan adalah untuk
mengetahui efesiensi persentase pengurangan kadar TSS, kekeruhan dan pengaruh
surfaktan pada saat flotasi.

4
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian pada peneitian ini antara lain:
1. Studi literatur dan referensi
Tahap ini dilakukan dengan mempelajari artikel, jurnal, karya tulis dan
internet serta buku-buku yang berkaitan dengan penelitian,
2. Konsultasi dan diskusi
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data yang berkaitan dengan
penelitian dan mendiskusikan dengan dosen pembimbing dan pihak-pihak
yang dapat dijadikan konsultan,
3. Pengumpulan data dan penelitian
Pada tahap ini, gambar-gambar hasil eksperimen dikumpulkan untuk
dianalisa degan digital image processing menggunakan software ImageJ
4. Analisa hasil penelitian
Menganalisa hasil yang diperoleh dari tahap sebelumnya, membandingkan

dengan literatur dan menarik kesimpulan.

1.5 Sistematika Penulisan


Penulisan hasil penelitian ini dibagi dalam beberapa bab yang saling
berhubungan. Adapun urutan dalam penulisan laporan ini terlihat pada uraian di
bawah ini:
BAB 1: pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian, tujuan,batasan
masalah, dan sistematika penelitian
BAB 2 : pada bab ini diuraikan tentang studi literatur yang berkaian dengan
penelitian skripsi ini.
BAB 3: pada bab ini berisi prosedur penelitian, daftar alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian.
BAB 4: pada bab ini berisi hasil ekperimen.
BAB 5: pada bab ini berisi kesimpulan dan saat pada saat pelaksanaan eksperimen

You might also like