You are on page 1of 6

I.

Pembahasan
A. Reaksi Spontan

Hukum I Termodinamika menyatakan bahas energi itu kekal. Artinya tidak ada energi
yang diciptakan maupun dihancurkan dalam suatu proses termodinamika, bisa itu proses
benda jatuh, benda terbakar, atau benda berubah wujud. Energi hanya bisa ditransfer antar
sistem dan lingkungannya dan bisa dirubah dari suatu bentuk energi ke bentuk energi yang
lain, tetapi jumlah energi yang ada tetap konstan Proses spontan adalah proses yang terjadi
dengans endirinya tanpa adanya pengaruh dari luar proses itu sendiri.

Proses spontan hanya terjadi satu arah, dan proses kebalikan dari proses spontan ini
sudah pasti proses non-spontan (tidak spontan). Contoh simpelnya yaitu ketika kita
memecahkan telur, telur akan pecah dan itu terjadi secara spontan. Sedangkan telur itu tidak
akan kembali menjadi utuh seperti sebelumnya, artinya proses tersebut tidak spontan. Dengan
kata lain, proses spontan adalah proses yang terjadi hanya pada satu arah dan proses non-
spontan pada arah yang sebaliknya.

a) Reaksi reversibel

Reaksi Reversibel adalah dimana sebuah sistem dan lingkungan setelah selesai melakukan
sebuah proses/reaksi maka kita dapat mengembalikan sistem pada keadaan semula sebelum
reaksi tanpa adanya perubahan pada sistem dan lingkungan.

b) Reaksi irreversibel

Reaksi Irreversibel adalah dimana sistem dan lingkungannya setekah melakukan suatu
proses/reaksi tidak dapat kembali pada keadaan semula sebelum reaksi.

TERMODINAMIKA DALAM KIMIA


Reaksi anorganik dapat dideskripsikan dengan konsep redoks atau asam basa.
Termodinamika dan elektrokimia sangat erat kaitannya dengan analisis reaksi redoks dan
asam basa.

1. Sistem dan Lingkungan

Sistem adalah sejumlah zat atau campuran zat-zat yang dipelajari sifat-sifat dan perilakunya.
Segala sesuatu di luar sistem disebut lingkungan. Suatu sistem terpisah dari lingkungannya
dengan batas-batas tertentu yang dapat nyata atau tidak nyata.
Antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran energi dan materi. Berdasarkan
pertukaran ini dapat dibedakan tiga jenis sistem, yaitu sistem tersekat, sistem tertutup, dan
sistem terbuka.

Sistem tersekat merupakan sistem yang tidak dapat melakukan pertukaran materi maupun
energi dengan lingkungannya. Sistem tersekat memiliki jenis energi yang tetap. Contoh untuk
sistem tersekat adalah botol termos ideal.

Sistem tertutup adalah sistem yang hanya dapat melakukan pertukaran energi dengan
lingkungannya. Contoh untuk sistem tertutup ini adalah sejumlah gas dalam silinder tertutup.

Sistem terbuka adalah sistem yang dapat mempertukarkan materi dan energi dengan
lingkungannya. Akibatnya komposisi dari sistem terbuka tidak tetap (berubah). Contoh untuk
sistem terbuka ini adalah sejumlah zat-zat dalam wadah terbuka.

2. Keadaan sistem dan Fungsi keadaan

Keadaan sistem ditentukan oleh sejumlah parameter atau variabel, misalnya suhu, tekanan,
volume, massa dan konsentrasi. Variabel sistem dapat bersifat intensif, artinya tidak
bergantung pada ukuran sistem (tekanan, suhu, massa jenis, dan sebagai-nya), atau bersifat
ekstensif yang berarti bergantung pada ukuran sistem (massa, volume, energi, entropi, dan
sebagainya).

Setiap besaran atau variabel yang hanya bergantung pada keadaan sistem dan tidak
bergantung pada bagaimana keadaan sistem itu tercapai, disebut fungsi keadaan. Fungsi
keadaan, misalnya suhu, tekanan, volume, energi dalam, entropi, dan lain-lain.
A. Termodinamika
Parameter termodinamika untuk perubahan keadaan diperlukan untuk mendeskripsikan ikatan
kimia, sruktur dan reaksi.
1. Entalpi
Karena entalpi adalah kandungan kalor sistem dalam tekanan tetap, perubahan ∆H bernilai
negatif untuk reaksi eksoterm, dan positif untuk reaksi endoterm. Entalpi reaksi standar,
∆H0, adalah perubahan entalpi dari 1 mol reaktan dan produk pada keadaan standar (105 Pa
dan 298.15 K). Entalpi pembentukan standar, ∆Hf0, suatu senyawa adalah entalpi reaksi
standar untuk pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya. Karena entalpi adalah fungsi
keadaan, entalpi reaksi standar dihitung dengan mendefinisikan entalpi pembentukan zat
sederhana (unsur) bernilai nol. Dengan demikian:

Entropi adalah fungsi keadaan, dan merupakan kriteria yang menentukan apakah suatu
keadaan dapat dicapai dengan spontan dari keadaan lain. Hukum ke-2 termodinamika
menyatakan bahwa entropi, S, sistem yang terisolasi dalam proses spontan meningkat.
Dinyatakan secara matematis
∆S > 0
Proses yang secara termodinamika ireversibel akan menghasilkan entropi. Entropi berkaitan
dengan ketidakteraturan sistem dalam termodinamika statistik, menurut persamaan:
S = klnW .
k adalah tetapan Boltzmann, dan W adalah jumlah susunan atom atau molekul dalam sistem
dengan energi yang sama, dan berhubungan dengan besarnya ketidakteraturan. Dengan
meningkatnya entropi, meningkat pula ketidakteraturan sistem.
Energi bebas Gibbs Kuantitas ini didefinisikan dengan:
∆G = ∆H – T∆S
reaksi spontan terjadi bila energi Gibbs reaksi pada suhu dan tekanan tetap negatif. Perubahan
energi bebas Gibbs standar berhubungan dengan tetapan kesetimbangan reaksi A = B
melalui:
∆ G0 = -RT ln K.
K bernilai lebih besar dari 1 bila ∆G0 negatif, dan reaksi berlangsung spontan ke kanan.
Termodinamika kimia merupakan cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerja dan
bentuk lain dari energi.
Konsep konsep dasar
Karena objek dari termodinamika adalah alam, maka ada bagian dari alam yang pada saat
tertentu menjadi perhatian dan menerapkan prinsip temodinamika yang disebut sistem
termodinamika. Selanjutnya, bagian dari alam semesta yang berada di luar sistem disebut
lingkungan. interaksi antara sistem dengan lingkungannya menghasilkan :
Beberapa proses yang dapat terjadi pada sistem sesuai dengan keadaan adalah proses
isotermal, proses isovolum atau isokhorik, dan proses adiabatik. Proses isotermal yaitu proses
yang berlangsung pada suhu tetap, semua kalor yang diberikan kepada sistem diubah menjadi
kerja. Proses isovolum atau isokhorik yaitu proses yang tidak mengalami perubahan volume,
semua kalor yang masuk sistem disimpan sebagai energi dalam. Proses adiabatik yaitu proses
yang tidak menyerap atau melepaskan kalor, dan semua energi digunakan untuk
menghasilkan kerja
B. Hukum termodinamika
A. Hukum ke Nol termodinamika
Jika ada lebih dari dua sistem yang saling setimbang, tentu ada keterkaitan antara harga
variabel sistem-sistem yang terlibat. Bagi sistem-sistem semacam itu, yakni ada dalam
kesetimbangan termal satu dengan yang lain, berlaku suatu hukum yang kemudian dikenal
sebagai Hukum ku Nol Termodinamika, yang menyatakan :
“Jika ada dua sistem, masing masing setimbang dengan suatu sistem ketiga, maka kedua
sistem harus setimbang satu dengan yang lain”.
B. Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini merupakan pernyataan ulang dari hukum kekekalan energi, yang menyatakan
bahwa : “ energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain namun energi tidak dapat
diciptakan ataupun dimusnahkan”. Hukum pertama termodinamika menyatakan hubungan
antara kalor (q), kerja (w) dan perubahan energi dalam (∆U), yang menerangkan bahwa
energi sistem tersekat adalah tetap. Hukum pertama termodinamika dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
q = ∆U – W
q, ∆U, dan W dalam satuan joule atau kalori.
a. Kalor (q)
Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya karena
perbedaan suhu, yaitu dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah. Jumlah kalor dinyatakan
dalam satuan kalori (kal) atau Joule (J).
1 kal = 4,184 J
Sistem menerima kalor, q positif (+)
Sistem membebaskan kalor, q negatif (-)

Kalor (q) bukan merupakan fungsi keadaan karena besarnya tergantung pada proses.
Kapasitas kalor adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk mengikatkan suhu zat
1oC. Kapasitas kalor spesifik dapat disederhanakan, kalor jenis adalah banyaknya energi
kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram zat sebesar 1oC. Kalor jenis molar
adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 mol zat sebesar
1oC.
Persamaan ini diperoleh dari penurunan persamaan hukum pertama termodinamika pada
tekanan tetap:
q = ∆U – W
q = ∆U + P∆V
q = U2 –U1 + P(V2 –V1)
q = (U2 + PV2) – (U1 + PV1)
q = H2 – H1
q = ∆H
b. Usaha/ kerja (w)
Perpindahan energi antara sistem dengan lingkungan, diluar bentuk kalor disebut kerja.
Satuan kerja adalah liter-atm, sehingga
1 L atm = 101,32 J

C. Hukum Kedua Termodinamika


Hukum kedua termodinamika terkadang dinyatakan sebagai transfer panas, dimana pada
transformasi apapun, energi cenderung untuk semakin berkurang hingga tak tersedia cukup
energi untuk melakukan kerja yang berhasil. Karena kerja yang berhasil terkait dengan
keteraturan, hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai kecenderungan di alam
bagi sistem-sistem untuk bergerak ke arah ketidakteraturan atau keacakan yang semakin
meningkat. Entropi meningkat pada proses pelelehan, penguapan, dan pelarutan. Perubahan
entropi (dS) adalah suatu fungsi keadaan yang merupakan perbandingan perubahan kalor
yang dipertukaran antara sistem dan lingkungan secara reversibel (δqrev) terhadap suhu
tertentu T(°C). Persamaan besarnya entropi dinyatakan sebagai berikut:
dS = δqrev/T
D. Hukum Ketiga Termodinamika
“Entropi dari ksristal sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol” . Kristal sempurna
murni pada suhu nol mutlak menunjukkan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam
sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit diatas 0K, entropi meningkat. Entropi
mutlak selalu bernilai positif.
Soo = 0
C. Entalpi dan Kalor Reaksi Standar
Entalpi adalah perubahan energi kalor suatu sistem kimia yang berlangsung pada tekanan
tetap.
Entalpi (H) adalah besaran mutlak yang tidak dapat diukur atau ditentukan. Pada suatu proses
yang terukur adalah harga dari ∆H. Penetuan harga (∆H) tidak bergantung pada jalannya
proses namun hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir proses (∆H sebagai fungsi
keadaan). Nilai ∆H dapat digunakan untuk meramalkan suatu proses reaksi. Bila ∆H > 0
proses berjalan secara endotermis, yaitu sistem menyerap kalor. Bila ∆H = 0 proses berjalan
secara adiabatik, semua kalor diubah menjadi kerja. Bila ∆H < 0 proses berjalan secara
eksotermis, yaitu sistem melepaskan kalor.
Hubungan-hubungan yang melibatkan entalpi diantaranya adalah ∆H adalah suatu sifat
ekstensif yaitu perubahan entalpi sebanding dengan jumlah zat yang terlibat dalam reaksi Jika
kita gandakan dua kali jumlah zat yang terlibat dalam reaksi maka perubahan entalpi reaksi
juga menjadi dua kali. ∆H akan berubah tanda bila arah reaksi berlangsung sebaliknya

You might also like