You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dekompensasi kordis atau gagal jantung adalah suatu sindroma klinis yang
disebabkan oleh gagalnya mekanisme kompensasi otot miokard dalam
mengantisipasi peningkatan beban volume berlebihan ataupun beban tekanan
berlebih yang tengah dihadapinya, sehingga tidak mampu memompakan darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh. Kemampuan jantung
sebagai pompa sesungguhnya sangat bergantung pada kontraktilitas otot jantung.
Dan kemampuan kontraksi ini, ternyata tidak hanya ditentukan oleh kontraktilitas
sarkomer miokard itu sendiri, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh besarnya preload
(beban volume), afterload (beban tekanan), dan heart rate (frekuensi denyut
jantung).1,2
Gagal jantung kongestif (Congestive Heart Failure) adalah sindrom klinis
akibat penyakit jantung, ditandai dengan kesulitan bernapas serta retensi natrium
dan air yang abnormal, yang sering menyebabkan edema. Kongesti ini dapat terjadi
dalam paru atau sirkulasi perifer atau keduanya, bergantung pada apakah gagal
jantungnya pada sisi kanan atau menyeluruh.1,2
Gagal jantung kiri dalam jangka panjang dapat diikuti dengan gagal jantung
kanan, demikian juga gagal jantung kanan dalam jangka panjang dapat diikuti gagal
jantung kiri. Bilamana kedua gagal jantung tersebut terjadi pada saat yang sama
maka keadaan ini disebut gagal jantung kongestif. Gagal jantung kongesif biasanya
dimulai lebih dulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti gagal jantung
kanan.1,2
Diagnosis dini dan identifikasi etiologi dari pasien gagal jantung kongestif
sangat diperlukan karena banyak kondisi yang menyerupai sindroma gagal jantung
pada usia dewasa maupun usia lanjut. Sindroma gagal jantung ini merupakan
masalah yang penting pada usia lanjut, dikarenakan prevalensi yang tinggi dengan
prognosis yang buruk, karena populasi usia lanjut dunia bertambah dengan cepat
dibanding penduduk dunia seluruhnya, termasuk Indonesia.1,3

1
2

Salah satu penegakan diagnosis adanya gagal jantung adalah pemeriksaan


foto rontgen toraks yang dapat menggambarkan ukuran dan bentuk jantung serta
kondisi kedua paru. Untuk itu penting bagi mahasiswa kedokteran dan para dokter
untuk memahami tanda-tanda penting pada gambaran foto rontgen toraks pada
keadaan gagal jantung.1,2

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana anatomi dan fisiologi jantung?
2. Apakah definisi gagal jantung?
3. Apa penyebab terjadinya gagal jantung?
4. Bagaimana patofisiologi terjadinya gagal jantung?
5. Bagaimana klasifikasi gagal jantung?
6. Bagaimana mendiagnosis gagal jantung?
7. Bagaimana mendiagnosis gagal jantung berdasarkan radiologi?
8. Bagaimana penatalaksanaan gagal jantung?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi dari jantung.
2. Mengetahui definisi gagal jantung.
3. Mengetahui penyebab terjadinya gagal jantung.
4. Mengetahui patofisiologi terjadinya gagal jantung.
5. Mengetahui klasifikasi gagal jantung.
6. Mengetahui mendiagnosis gagal jantung.
7. Mengetahui mendiagnosis gagal jantung berdasarkan radiologi.
8. Mengetahui penatalaksanaan gagal jantung.

1.4. Manfaat
1. Memperluas wawasan mahasiswa kedokteran mengenai penyakit gagal
jantung serta gambaran radiologisnya pada foto toraks.
2. Membantu mahasiswa kedokteran untuk mengintepretasi adanya suatu
kelainan pada foto toraks.

You might also like