You are on page 1of 4

Daftar Ketentuan Baru di Peraturan Menkeu Soal Tax

Holiday
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merevisi ketentuan insentif Tax Holiday bagi
investor. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tersebut akan berlaku 2-3 hari lagi setelah
diundangkan oleh Kementerian Hukum dan HAM.

Direktur Jenderal Pajak, Kemenkeu, Robert Pakpahan menjelaskan poin-poin penting


dalam PMK baru tersebut. Pertama, ketentuan baru dalam PMK itu ialah Tax Holiday
bisa didapatkan oleh penanam modal lama yang melakukan investasi baru.

"Kalau dulu yang boleh mendapatkan Tax Holiday harus WP (wajib pajak) baru, PT baru.
Sekarang definisinya penanaman modal baru, sehingga perusahaan lama kalau ada
ekspansi investasi baru juga bisa mengajukan Tax Holiday," ujar Robert di Kantor
Kemenkeu, Jakarta, pada Senin (2/4/2018).

Kedua, Robert menjelaskan persentase pengurangan pajak akan menjadi lebih presisi
karena pelaku investasi baru sudah pasti bisa mendapatkan Tax Holiday 100 persen.

"[Aturan lama] Tergantung rapat komite, dan signifikansi [pengurangan pajak] bisa 10-
100 persen. Kalau [aturan] yang terkini sangat presisi, Tax Holiday dapatnya 100 persen,"
kata Robert.

Ketiga, menurut dia, PMK baru mengatur jangka waktu Tax Holiday secara lebih pasti,
yakni berdasarkan nilai investasi. Misalnya, jangka waktu 5 tahun untuk rencana investasi
sebesar Rp500 miliar hingga kurang dari Rp1 triliun. Sedangkan jangka waktu 7 tahun
untuk rencana investasi Rp1 triliun hingga kurang dari Rp5 triliun.

Kemudian, jangka waktu 10 tahun untuk rencana investasi Rp5 triliun sampai kurang dari
Rp15 triliun. Lalu, jangka waktu 15 tahun bagi rencana investasi Rp15 triliun hingga
kurang dari Rp30 triliun. Terakhir, jangka waktu 20 tahun untuk nilai rencana investasi
minimal Rp30 triliun.

"Jadi ini akan memberikan kepastian bagi investor, kalau saya investasinya segini dapat
segini. Kalau [aturan] yang lama, tergantung hasil analisis komite. [Aturan baru] Ini lebih
presisi," kata Robert.

Dia mencontohkan investor, dengan komitmen investasi Rp30 triliun selama 3 tahun bisa
mendapatkan izin Tax Holiday selama 20 tahun. Tapi, Robert menambahkan, investasi
tersebut bisa dilakukan secara bertahap selama 3 tahun.

"Saat dia apply [daftarkan] investasi Rp30 triliun selama 3 tahun, setelah 3 tahun, kami
cek sudah berapa keluarnya, seharusnya sesuai janji yang ada. Jadi, kalau dia bilang 3
tahun, tax holidaynya berlaku setelah 3 tahun," kata Robert.
Dia menegaskan Tax Holiday tidak diberikan kepada investor pada masa komitmen
karena industri belum beroperasi.

"Kalau investasi kan dia [investor] enggak ada penjualan, enggak perlu Tax Holiday,
enggak bayar pajak juga. Proses investasi misalnya, bangun kilang butuh 5 tahun, saya
enggak bisa [terima] Tax Holiday saat itu juga, karena percuma, belum beroperasi," ujar
dia.

Robert juga menjelaskan cara Kemenkeu mengevaluasi realisasi investasi sebelum


mengeluarkan keputusan tentang pemberian Tax Holiday.

"Enggak mungkin persis juga [antara komitmen dan realisasi]. Kalau sampai 10 persen
lebih rendah [dari komitmen], enggak masalah. Tapi, ada persentase tertentu kalau terlalu
rendah di-adjust [diatur] sesuai dengan isi PMK-nya. Nanti di PMK-nya diatur," kata dia.

Ia menambahkan ketentuan baru dalam PMK tersebut juga berkaitan dengan masa
transisi. Di aturan yang lama, transisi tidak diatur.

"Jadi, misalnya dapat tax holiday 20 tahun, selesai. Tahun ke-21, dia [investor] bayar 50
persen dari Pph badan terutang, tahun ke-22 bayar 50 persen [lagi], selanjutnya baru 100
persen normal,” kata Robert.

PMK baru juga mengatur proses pengajuan Tax Holiday secara lebih cepat dari
sebelumnya. "Tax holiday di aturan lama butuh 45 hari untuk prosesnya, sekarang
menjadi 5 hari. [Sebab] Enggak perlu komite," ujar Robert.

Wajib pajak bisa mengajukkan Tax Holiday dengan melengkapi dokumen melalui
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat di Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM). Setelah dipastikan kriteria dan persyaratan terpenuhi, investor akan
mendapatkan rekomendasi dari BKPM, untuk kemudian ditetapkan oleh Menteri
Keuangan menerima Tax Holiday.

Daftar Sektor Industri Sasaran Insentif Tax Holiday


Jadi 17
Robert menambahkan PMK baru akan menetapkan 17 sektor industri yang menjadi
sasaran insentif Tax Holiday. Semula, hanya ada 8 sektor industri. Berikut ini, daftar
sektor industri itu:
1. Industri logam dasar hulu

2. Industri pemurnian dan atau pengilangan minyak dan gas bumi dengan atau tanpa
turunannya
3. Industri petrokimia berbasis minyak bumi, gas alam, batu bara dengan atau tanpa
turunannya
4. Industri kimia dasar anorganik
5. Industri kimia dasar organik
6. Industri bahan baku farmasi
7. Industri pembuatan semi konduktor dan komponen utama komputer lainnya
8. Industri pembuatan peralatan komunikasi
9. Industri pembuatan komponen utama alat kesehatan
10. Industri pembuatan komponen utama mesin industri seperti motor listrik

11. Industri pembuatan komponen utama mesin seperti piston, silinder head, dan
sebagainya
12. Industri pembuatan komponen robotik
13. Industri pembuatan komponen utama kapal

14. Industri pembuatan komponen utama pesawat terbang, seperti engine, propeler, dan
sebagainya
15. Industri pembuatan komponen utama kereta api termasuk mesin atau transmisi
16. Industri mesin pembangkit tenaga listrik
17. Infrastruktur ekonomi

Analisis dari segi ekonomi


Dengan adanya tax holiday, pemerintah membuat investor asing tertarik untuk
menanamkan modalnya di Indonesia karena mendapat insentif pajak sampai 100%.
Dengan meningkatnya iklim investasi di Indonesia akan menyebabkan domino effect ke
beberapa sektor negara salah satunya yang vital adalah pembangunan ekonomi,
pembangunan infrastuktur pun juga bisa digenjot dengan dana yg masuk dari investasi.
Dengan adanya pembangunan akan meningkatkan perekonomian yang sempat lesu akibat
keterbatasan infrastuktur di Indonesia. Perkembangan yang juga dapat meningkatkan
perekonomian negara juga yaitu peningkatan teknologi di Indonesia, dengan
meningkatnya teknologi dalam bidang produksi maupun non-produksi bisa juga
meningkatkan kegiatan produksi dan jual beli barang maupun jasa.

Analisis dari segi social


Tax Holiday bisa membawa berkah bagi para pengangguran karena dengan adanya
investasi yang masuk maka akan terciptanya lapangan kerja yang baru dan tentunya dapat
mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Tapi akan sangat disayangkan apabila
Indonesia hanya sebagai penyumbang tenaga kasar saja bukan tenaga ahli. Setidaknya,
pemerintah semakin gencar untuk bisa menciptakan sumber daya manusia yang sesuai
dengan kebutuhan pasar global.
Analisis dari segi politik
Kebijakan Tax Holiday selalu diperbarui sesuai dengan kebutuhan negara. Kemudahan
dan kejelasan dalam pemberian insentif juga akan berdampak pada tertariknya investor
untuk menanamkan modalnya. Seperti perubahan UU Tax Holiday yang mana sangat
jelas untuk besaran dan jangka panjang insentif pajaknya.
Kesimpulan

Pemerintah menggunakan kebijakan perpajakan nya yaitu Tax Holiday untuk bisa
menarik minat investor asing untuk masuk ke Indonesia, dengan ada nya dana dari investasi
pemerintah bisa meningkatkan pembangunannya untuk meningkatkan perekonomian negara
melalui pembangunan maupun pemberian modal untuk UKM. Dengan masuk nya investasi ke
Indonesia juga berdampak pada peningkatan lapangan kerja untuk job seeker. Tapi, bisa juga
menjadi boomerang bagi Indonesia bila tidak memiliki Sumber Daya Manusia yang tidak sesuai
dengan dengan kebutuhan pasar, maka kita hanya menjadi penyedia tenaga kasar. Masuknya
perusahaan luar negeri ke dalam negeri bisa juga meningkatkan perkembangan teknologi dalam
segala bidang baik dalam hal komunikasi maupun untuk memproduksi atau mengolah sumber
daya yang ada di Indonesia.

You might also like