Biosintesis dimulai dari diturunkannya lisin ∆1-piperideine. Dari lisin oleh dekarboksilasi cadaverine kemudian menjadi 5-aminopentanal oleh deaminasi oksidatif dan akhirnya menghasilkan ∆1-piperideine ( Gambar. 11,4 ). ∆1-piperideine merupakan sebuah perantara yang menghubungkan acetoacetyl-CoA. Dari itu, dengan hidrolisa dan dekarboksilasi, pelletierine terbentuk, maka N-methylpelletierin terbentuk dengan metilasi. Jalur biosintesis ini didukung oleh investigasi spektroskopi C13-NMR pada tahun 1999. N-methylpelletierine menjadi pseudopelletierine ( homatropin ) dengan reaksi Mannich intramolekul. Pelletierine bisa juga memberikan anaferine dengan reaksi Mannich intermolekul, Tetapi anaferine adalah karakteristik pertama alkaloid Withania somnifera ( Solanaceae ). Kita harus mengetahui bahwa N-methylpelletierine, pseudopelletierine, dan anaferine adalah homolog dari alkaloid pyrrolidine yang berasal dari ornithine sebagai hygrine, tropinone, dan cuscohygrine. Kulit dari Punica granatum yang berasal dari wilayah Yugoslavia, Neuhofer et al. ditemukan juga alkaloid piperidin lain selain pelletierine, N-methylpelletierine, dan pseudopelletierine, yaitu, norpseudopelletierine, sedridine, selanjutnya hidroksipropil dan hydroxypropenyl ∆1- piperideines (Gambar. 11.5).
2.1.2. Biosintesis piperidine pada Pomegranat
Piperidine yang dibiosintesis melalui jalur lisin sebagai prekursor dan acetoacetyl co-enzim A sebagai rantai samping (Keogh et al.1970). Lisin pertama berubah menjadi tetrahydropyridine melalui serangkaian reaksi termasuk oksidasi, siklisasi dan dekarboksilasi. Kemudian, terkondensasi dari acetoacetyl-koenzim A ke isopelletierine. Metilasi isopelletierine menghasilkan N-methylisopelletierine yang selanjutnya berubah menjadi berbagai piperidin pada tanaman. Sementara itu, kondensasi isopelletierine dengan molekul lain dari tetrahydropyridine menghasilkan anaferine pada spesies tanaman lain seperti Withania somnifera.