You are on page 1of 50

Nama Bagian dan Sistem Kerja

Control Valve

Nama Kelompok ;

(08) Saka Buana P. A

(09) Septiawan P. B

(10) Zola Diki S.

Gsp

Teknik Pengelolaan dan Pemiliharan Alat Berat

Departemen Teknik Mesin SV (Placeholder1)

Universitas Gadjah Mada

0
Kata Pengantar
Pada kesempatan yang baik ini, kami dari kelompok tiga mendapatkan
waktu lebih untuk membahas bagian dan cara kerja dari salah satu bagian
hidrolik yang berfungsi untuk membagi dan memprioritaskan tekanan oli dari
pompa menuju aktuator. Bagian memiliki fungsi sangat vital dalam sistem
kerja excavator, bagian tersebut bernama control valve. Semoga dalam
penjelasan ini dapat membantu pembaca untuk memahami control valve lebih
lanjut. Dengan ini penulis juga meminta maaf jika ada salah kata, penulisan
atau maksud yang tersampaikan fungsi dari control valve. Semangat!!!

Penulis

1
Bab I

Pendahuluan
Control valve jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti katup
pengontrol, yang berarti mengatur aliran oli dari pompa menuju akturator
agar dapat menghasilkan kerja yang efesien dalam pengoperasian alat berat.
Selain itu control valve memiliki beragam fungsi lainnya yang membuat
kinerja alat berat yang lebih baik. Untuk memahami control valve lebih
lanjut penulis akan menjelaskan beberapa poin mengenai nama bagian dari
control valve.

2
a. Nama Bagian
Fungsi utama dari control valve adalah mengatur tekanan oli, debit
aliran dan arah aliran pada sistem hidrolik. Komponen utamanya ialah main
relief valve, flow rate control valve, regenerative valve, boom lower
meter-in cut valve, bypass shut-out valve, and spools. Spool tersebut
digerakkan oleh pilot pump.

Bagian dari Control Valve :

Keterangan :

1- Auxiliary
2- Swing
3- Boom 2
4- Arm 1
5- Boom 1
6- Travel (Left)
7- Arm 2
8- Travel (Right)
9- Bucket

3
b. Komponen Detail

Keterangan

1. Check Valve (Arm Make-Up)

3. Arm Regeneration Cut Valve

35. Check Valve (Main Relief


Circuit)

36. Main Relief Valve

38. Bucket Regeneration Cut Valve

39. Overload Relief Valve (Bucket:


Rod Side)

44. Overload Relief Valve (Boom 1:


Bottom Side)

Keterangan

2. Bypass Shut-Out Valve (A Side)


37. Load Check Valve (Bucket
Parallel Circuit)
41. Boom Flow Rate Control Valve
(Selector Valve)
42. Boom Flow Rate Control Valve
(Poppet Valve)
43. Boom Lower Meter-In Cut Valve
45. Boom 1 Anti-Drift Valve
(Selector Valve)
46. Boom 1 Anti-Drift Valve (Check
Valve)
50. Arm 2 Flow Rate Control Valve
(Selector Valve)
51. Arm 2 Flow Rate Control Valve
(Poppet Valve)

4
Keterangan

33. Flow Combiner Valve

34. Check Valve (Flow Combiner


Circuit)

40. Overload Relief Valve (Bucket:


Bottom Side)47.

49. Boom Overload Relief Control


Valve

Keterangan

11. Overload Relief Valve (Arm:


Bottom Side)

13. Load Check Valve (Arm 1 Tandem


Circuit)

14. Boost Check Valve (Boom


Regeneration Back Pressure Valve)

18. Boom 2 Anti-Drift Valve


(Selector Valve)23.

25. Load Check Valve (Travel (Left)


Parallel Circuit)

26. Bypass Shut-Out Valve (B Side)

5
Keterangan

4. Swing Flow Rate Control Valve


(Selector Valve)

5. Swing Flow Rate Control Valve


(Poppet Valve)

6. Arm 1 Flow Rate Control Valve


(Selector Valve)7.

9. Arm Rod Anti-Drift Valve (Check


Valve)

10. Arm Rod Anti-Drift Valve


(Selector Valve)

16. Check Valve (Boom 2 Regenerative


Circuit)20.

24. Load Check Valve (Travel (Left)


Tandem Circuit)

26. Bypass Shut-Out Valve (B Side)

Keterangan

11. Overload Relief Valve (Arm:


Bottom Side)

17. Overload Relief Valve (Boom 2:


Rod Side)21.

30. Auxiliary Flow Combiner Valve


(Selector Valve)

6
Keterangan

8. Arm Regenerative Valve

33. Flow Combiner Valve

36. Main Relief Valve

52. Bucket Regenerative Valve

Keterangan

3. Arm Regeneration Cut Valve


6. Arm 1 Flow Rate Control Valve
(Selector Valve)
7. Arm 1 Flow Rate Control Valve
(Poppet Valve)
8. Arm Regenerative Valve
9. Arm Rod Anti-Drift Valve
(Check Valve)
10. Arm Rod Anti-Drift Valve
(Selector Valve)
11. Overload Relief Valve (Arm:
Bottom Side)
31. Auxiliary Flow Combiner
Valve (Poppet Valve)
44. Overload Relief Valve (Boom
1: Bottom Side)
49. Load Check Valve (Arm 2
Tandem Circuit)
50. Arm 2 Flow Rate Control
Valve (Selector Valve)
51. Arm 2 Flow Rate Control
Valve (Poppet Valve)

7
Keterangan

1. Check Valve (Arm Make-Up)

2. Bypass Shut-Out Valve (A


Side)

4. Swing Flow Rate Control Valve


(Selector Valve)

5. Swing Flow Rate Control Valve


(Poppet Valve)

11. Overload Relief Valve (Arm:


Bottom Side)

13. Load Check Valve (Arm 1


Tandem Circuit)

Keterangan

14. Boost Check Valve (Boom


Regeneration Back Pressure
Valve)
15. Load Check Valve (Boom 2
Parallel Circuit)
16. Check Valve (Boom 2
Regenerative Circuit)
17. Overload Relief Valve (Boom
2: Rod Side)
18. Boom 2 Anti-Drift Valve
(Selector Valve)
42. Boom Flow Rate Control Valve
(Poppet Valve)
43. Boom Lower Meter-In Cut
Valve
45. Boom 1 Anti-Drift Valve 45-
(Selector Valve)
46. Boom 1 Anti-Drift Valve
(Check Valve)

8
47. Boom Overload Relief Valve
(Low Pressure) (Boom 1: Rod
Side)

Keterangan

26. Bypass Shut-Out Valve (B


Side)

33. Flow Combiner Valve

34. Check Valve (Flow Combiner


Circuit)

35. Check Valve (Main Relief


Circuit)

Keterangan

20. Load Check Valve


(Auxiliary Tandem Circuit)

21. Overload Relief Valve


(Auxiliary)

23. Overload Relief Valve


(Auxiliary)

37. Load Check Valve (Bucket


Parallel Circuit)

38. Bucket Regeneration Cut


Valve

39. Overload Relief Valve


(Bucket: Rod Side)

40. Overload Relief Valve


(Bucket: Bottom Side)

52. Bucket Regenerative Valve

9
Keterangan

24. Load Check Valve (Travel (Left)


Tandem Circuit)

25. Load Check Valve (Travel (Left)


Parallel Circuit)

Keterangan

29. Check Valve (Main Relief


Circuit)

10
11
1. Check Valve (Arm Make-Up)
2. Bypass Shut-Out Valve (A Side)
3. Arm Regeneration Cut Valve
4. Swing Flow Rate Control Valve (Selector Valve)
5. Swing Flow Rate Control Valve (Poppet Valve)
6. Arm 1 Flow Rate Control Valve (Selector Valve)
7. Arm 1 Flow Rate Control Valve (Poppet Valve)
8. Arm Regenerative Valve
9. Arm Rod Anti-Drift Valve (Check Valve)
10.Arm Rod Anti-Drift Valve (Selector Valve)
11.Overload Relief Valve (Arm: Bottom Side)
12.Overload Relief Valve (Arm: Rod Side)
13.Load Check Valve (Arm 1 Tandem Circuit)
14.Boost Check Valve (Boom Regeneration Back Pressure Valve)
15.Load Check Valve (Boom 2 Parallel Circuit)
16.Check Valve (Boom 2 Regenerative Circuit)
17.Overload Relief Valve (Boom 2: Rod Side)
18.Boom 2 Anti-Drift Valve (Selector Valve)
19.Boom 2 Anti-Drift Valve (Check Valve)
20.Load Check Valve (Auxiliary Tandem Circuit)
21.Overload Relief Valve (Auxiliary)
22.Load Check Valve (Auxiliary Parallel Circuit)
23.Overload Relief Valve (Auxiliary)
24.Load Check Valve (Travel (Left) Tandem Circuit)
25.Load Check Valve (Travel (Left) Parallel Circuit)
26.Bypass Shut-Out Valve (B Side)
27.Check Valve (Bucket Flow Combiner Circuit)
28.Check Valve (Bucket Flow Combiner Circuit)
29.Check Valve (Main Relief Circuit)
30.Auxiliary Flow Combiner Valve (Selector Valve)
31.Auxiliary Flow Combiner Valve (Poppet Valve)
32.Check Valve (Auxiliary Flow Combiner Circuit)
33.Flow Combiner Valve
34.Check Valve (Flow Combiner Circuit)
35.Check Valve (Main Relief Circuit)
36.Main Relief Valve
37.Load Check Valve (Bucket Parallel Circuit)
38.Bucket Regeneration Cut Valve
39.Overload Relief Valve (Bucket: Rod Side)
40.Overload Relief Valve (Bucket: Bottom Side)
41.Boom Flow Rate Control Valve (Selector Valve)
42.Boom Flow Rate Control Valve (Poppet Valve)
43.Boom Lower Meter-In Cut Valve
44.Overload Relief Valve (Boom 1: Bottom Side)

12
45.Boom 1 Anti-Drift Valve (Selector Valve)
46.Boom 1 Anti-Drift Valve (Check Valve)
47.Boom Overload Relief Valve (Low Pressure) (Boom 1: Rod Side)
48.Boom Overload Relief Control Valve
49.Load Check Valve (Arm 2 Tandem Circuit)
50.Arm 2 Flow Rate Control Valve (Selector Valve)
51.Arm 2 Flow Rate Control Valve (Poppet Valve)
52.Bucket Regenerative Valve
53.Pump 1
54.Pump 2

13
c. Sirkuit Hidrolik
Pada sistem hidrolik tekanan yang mengalir diatur oleh pilot pump sehingga
arah aliran dapat mengalir sesuai dengan keinginan operator dalam
menggerakkan bagian yang diinginkan. Pengaturan yang dapat dilakukan oleh
pilot pump dibagi menjadi tiga bagian, yaitu;

i. Pengaturan Sirkuit Utama


Tekanan oli dari pompa dialirkan kepada masing-masing spool yang terdiri
dari travel kanan, bucket, boom satu dan arm dua pada keempat sisi spool
dari kontrol valve. Tekanan oli dari pompa dua dialirkan kepada masing-
masing spool yang terdiri dari swing, arm satu, boom dua, auxiliary dan
travel kiri pada kelima sisi dari kontrol valve

Sirkuit pararel terdapat pada setiap main circuit dari pompa satu dan
dua, serta memungkinkan adanya pergerakan kombinasi. Pada penambahannya,
flow combiner didukung pada kedua sirkuit boom dan boom sehingga tekanan
oli pada pompa satu dan dua dikombinasikan pada operasi tunggal.

Main relief valve (15) terdapat pada main circuit (terletak diantara
pompa dan aktuator). Fungsinya untuk mencegah kelebihan tekanan pada main
circuit ketika spool beroperasi (ketika Control Lever dioperasikan).
Overload Relief Valve (6, 11, 19, 22, 29) terdapat pada sirkuit aktuator
(terletak diantara control valve dan aktuator) dari boom, arm, bucket dan
auxiliary. Fungsinya untuk mencegah tekanan yang berubah secara tiba-tiba
yang disebabkan gaya luar pada aktuator yang tidak termasuk batas tekanan
normal spool (dengan control lever dalam keadaan netral).

Pada keadaan, overload relief valve dari boom dengan tekanan rendah
terdapat ketika boom pada sirkuit terendah. Lalu akan meningkatkan tekanan
pada boom ketika boom pada sirkuit terendah dan mengurangi getaran dari
mesin ketika boom dioperasikan rendah.

14
Main Circuit

15
ii. Pengaturan Pilot Control Sircuit

Tekanan oli (yang dibaca dengan nomor)dari pilot valve bekerja untuk
menggerakkan spool di control valve. Pada pengoperasian, tekanan oli
menggerakan spool dan berputar mengikuti dengan valve yang diinginkan.

 Ketika boom dalam pengerjaan yang rendah (2), tekanan oli


menggerakkan spool boom satu dan tekanan oli terbagi melalui
bypass shut out valve (c) langsung kepada ukuran terendah boom
pada aliran yang terpotong(b).

Pada keadaan,udara yang dikeluarkan sirkuit terdapat pada bagian paling


atas control valve dan mengeluarkan udara secara otomatis.

16
Pilot Operation Control

17
iii. Pengaturan Tekanan External Sirkuit Pilot

 Tekanan pada main relief valve (8) meningkat disebabkan oleh tekanan
pilot dari keempat selenoid spool valve (SI).

 Debit pada arm dua dirubah oleh tekanan pilot dari keempat selenoid
spool valve (SG).

 Bypass shut-out valve dirubah oleh tekanan pilot dari keempat selenoid
spool valve (SF).

 Debit ke arah swing di control valve diubah oleh tekanan dari kedua
selenoid spool valve (SI)

 Boom overload relief valve dirubah oleh tekanan pilot dari kedua
selenoid spool valve (SC).

 Flow combiner valve dirubah oleh tekanan pilot dari flow combiner
valve control spool pada signal control valve

 Sebagai spool arm (3) satu dirubah ketika arm dalam keadaan operasi ke
arah bagian dalam, tekanan oli dari pilot pump mengisi ke arm anti
drift valve (4) dan melepaskan penguncian dari arm anti-drift valve
(4).

 Sebagai spool arm satu (3) dan spool boom satu (9) dirubah ketika
kombinasi gerakan dari arm ke arah bagian dalam dan posisi boom
rendah, tekanan oli dari pilot pump mengisi ke arm anti drift valve
(4), boom satu antri-drift valve (10), dan boom dua anti drift valve
(5), dan melepaskan penguncian dari arm anti drift valve (4) boom satu
anti drift valve (10) dan boom dua antidrfit valve (5)

18
19
Bab II
Pembahasan

Pada bab ini penulis mengajak pembaca untuk memahami satu persatu
fungsi dari control valve dan perannya dalam sistem hidrolik pada
excavator. Sehingga kita dapat mengetahui cara kerja secara menyeluruh dari
bagian control valve dan dapat mengindikasi suatu kerusakan yang terjadi
pada excavator yang disebabkan oleh control valve. Fungsi tersebut
dijelaskan pada sistem-sistem berikut, yaitu;

a. Flow Combiner Valve


Catatan : Pelaksanaan pergerakkan kombinasi dari travel dan boom
raise dijelasakan disini;
1. Ketika pergerakkan kombinasi dari boom
raise dan travel, tekanan pilot
merubah spool travel kanan (5), spool
travel kiri (4), spool boom satu (7)
dan spool boom dua (11).
2. Pada saat yang bersamaan, tekanan
pilot travel kanan merubah spool flow
combiner valve control pada signal
control valve
3. Dari tekanan oli pilot pump mengalir
ke flow combiner valve melalui flow
combiner control spool dan mengisi ke
spool (1).
4. Ketika tekanan pilot dari flow
combiner valve control spool meningkat
menuju pegas yang memiliki gaya, spool
(1) menekan pegas dan mengarahkannya
kebawah.
5. Tekanan oli dari pompa satu menuju
spool travel kiri (4) melewati spool
travel kanan dan spool (1).
6. Tekanan oli dari pompa dua (9) menuju boom silinder (8) melalui
spool boom dua (11) dan menggerakkan boom pada kondisi yang sama
pada waktu tersebut
7. Konsekuensinya, tekanan oli dari pompa satu (10) disuplai sama pada
kedua motor travel kiri dan kanan dan kendaraan dapat berjalan
lurus.

20
Flow Combiner Valve

21
b. Main Relief Valve
Katup relief utama mencegah tekanan berlebih didalam sirkuit utama dari
tekanan berlebih yang di tetapkan ketika aktuator seperti motor/silinder
dioperasikan. Karena itu , kebocoran oli dari selang dan sambungan pipa
aktuator dapat dicegah dari kerusakan.

i. Relief Operation
1. Tekanan di port HP(sirkuit utama) yang diarahkan ke pilot poppet (8)
melalui lubang (2) di poppet utama dan lubang (3) di kursi (4).
2. Ketika tekanan di port HP mencapai tekanan pegas B (6), pillot poppet
(8) terbuka, tekanan oli dari bagian A (5) mengalir ke port LP (tangki
oli hidrolik).
3. Pada saat ini, perbedaan tekanan disebabkan antara port HP dan spring
ruang (10) karena menuju lubang A (2).
4. Ketika perbedaan tekanan ini mencapai tekanan pegas A (9), poppet utama
(1) terbuka dan tekanan oli dari port HP mengalir ke port LP.
5. Akibatnya, tekanan sirkuit utama menurun.
6. Ketika tekanan sirkuit utama menurun ke tingkat yang ditentukan, poppet
utama (1) ditutup oleh gaya pegas A (9).

22
Pengoperasian Overload Relief Valve

23
ii. Peningkatan tekanan pengoperasian
1. Ketika pilot menekan dari 4 spool selenoid unit valve (SI) melalui port
PF , pegas B (6) dikompresi oleh piston (7).
2. Oleh karena itu, kekuatan pegas B (6) menjadi kuat.
3. Akibatnya, tekanan yang dibutuhkan untuk membuka pillot poppet (8)
meningkat, tekanan relief yang diizinkan juga meningkat.

24
c. Overload Relief Valve (dengn fungsi Make-Up)
Overload relief valve terletak pada boom, arm, bucket, dan sirkuit
auxiliary. overload relief valve mencegah tekanan berlebih pada sirkuit
aktuator dari pergerakan yang tidak diinginkan yang disebabkan gaya dari
luar
Selain itu, ketika tekanan aktuator sirkuit menurun, overload relief valve
menarik oli hidrolik dari tangki oli hidrolik dan mencegah terjadinya
kavitasi (make-up function).

i. Relief Operating
1. Ketika tekanan di port HP mencapai tekanan pegas B (6), pilot poppet(8)
terbuka, oli tekanan dari bagian A (5) mengalir sepanjang lingkar luar
poppet utama (2), dan mengalir ke port LP ( tangki oli hidrolik)
2. Pada saat ini, perbedaan tekanan terjadi antara port HP dan ruang
spring ruang(9) karena lubang (1)
3. Ketika perbedaan tekanan ini mencapai tekanan set pegas A (4), piston
(10) dan poppet utama(2) terbuka dan tekanan oli dari port HP mengalir
ke port LP.
4. Akibatnya, tekanan sirkuit aktuator menurun.
5. Ketika tekanan sirkuit aktuator menurun ke tingkat yang ditentukan,
piston (10) dan poppet utama (2) ditutup oleh kekuatan pegas A (4).

25
Fungsi Make-Up Valve

26
ii. Make-Up Operation
1. Ketika tekanan di port HP (sirkuit aktuator) menurun lebih rendah dari
tekanan di port LP (tangki oli hidrolik), poppet utama (2) dipindahkan
ke kanan.
2. oli hidrolik di port LP mengalir ke port HP dan kavitasi dapat dicegah.
3. Ketika tekanan di port HP meningkatkan pada tekanan tertentu, poppet
utama (2) ditutup oleh kekuatan pegas C (7).

iii. Preasure Increasing Operation (Hanya auxiliary overload


relief valve)
1. Ketika tekanan pilot dari auxiliary control solenoid valve unit (SB)
yang diarahkan ke piston (11), pegas B (6) dikompresi.
2. Oleh karena itu, kekuatan pegas B (6) menjadi kuat.
3. Akibatnya, tekanan yang dibutuhkan untuk membuka pilot poppet (8) akan
meningkat, tekanan relief juga meningkat.

27
d. Boom Overload Relief Valve (Low Pressure)
Boom overload relief valve (tekanan rendah) disediakan dalam keadaan
yang rendah. boom overload relief valve (tekanan rendah) dirubah oleh
tekanan pilot dari 2 unit -spool valve solenoid (SC) dan mengurangi sirkuit
boom silinder sisi bawah batang pada tekanan rendah.
Oleh karena itu, getaran mesin berkurang selama boom yang beroperasi
keadaan rendah.

CATATAN: Dua overload relief valves disediakan dalam boom dengan keadaan
yang rendah.tekanan overload relief valves yang berlebihan (tekanan rendah)
ditetapkan lebih rendah dari overload relief valves lainnya.

i. Operation
1. Dalam keadaan normal, tekanan oli di port HP mengalir ke ruang c
melalui piston (6) dan dialihkan ke poppet utama (5). Oleh karena itu,
poppet utama(5) dijaga agar tertutup.
2. Ketika tekanan pilot dari 2 unit-spool solenoid valve (SC) dialihkan ke
piston (1), piston (1) membuka poppet (2). Ketika poppet (2) terbuka,
ruang a, b yang terhubung ke port LP melalui lingkar luar lengan (7).
3. Ketika tekanan di dalam ruang c mencapai tekanan pegas(3), pilot poppet
(4) akan terbuka. Ketika pilot poppet(4) terbuka, tekanan dalam ruang c
menurun.
4. Oleh karena itu, piston (6) dan poppet utama (5) bergerak ke kiri.
Seperti poppet utama(5) terbuka, tekanan oli mengalir ke port LP dari
port HP.
5. Akibatnya, sebagai tekanan yang ditetapkan di sisi batang silinder
menurun, getaran mesin selama boom yang beroperasi keadaan rendah
berkurang.

28
Boom Overload Relief Valve (Low Pressure)

29
e. Regenerative Valve

Regenetive valve berada pada arm posisi masuk dan bucket posisi masuk.
Regenarative valve meningkatkan kecepatan silinder dalam mencegah silinder
bergerak tersendat-sendat, dan meningkatkan mesinmudah dikontrol.

Bucket Regenerative Valve, Arm Regenerative Valve


Regenerative valve bucket dan regenerative valve arm menyuplai oli yang
kembali dari bagian bawah batang menuju sisi bawah, yang mencegah silinder
bergerak tersendat dan meningkatkan kecepatan gerakan kedalam oleh bucket
dan arm ketika beroperasi.

Catatan: regenerative valve bucket dijelaskan disini

Bucket

i. Pengoperasian (ketika bucket regenerative beroperasi)


1. oli kembali dari silinder bucket
(1) sisi bawah batang diarahkan ke
check valve (2) melalui lubang (4)
dari spool bucket (3) selama bucket
beroperasi ke dalam.
2. Pada saat ini, ketika tekanan dalam
silinder (1) sisi bawah lebih
rendah dari sisi bawah batang,
katup (2) terbuka.
3. Akibatnya, oli dari silinder (1)
sisi bawah batang mengalir kembali
ke sisi bawah dan dikombinasikan
dengan tekanan fluida dari pompa 1.
Tekanan gabungan oli dikirim ke
silinder (1) sisi bawah sehingga
bahwa operasi regeneratif dapat
dilakukan.

Hal ini untuk mencegah gerakan tersendat dari silinder dan


meningkatkan kecepatan kinerja bucket yang memendek ketika beroperasi.

30
Ketika regenerative bucket beroperasi

1- Silinder Bucket
2- Check Valve
3- Spool Bucket
4- Lubang

31
ii. Pengoperasian (ketika regenerative bucket menyelesaikan
pekerjaan)
1. Tekanan oli dari pompa 1 diarahkan
ke piston (7) dari bucket
regeneration cut valve. ketika
silinder (3) sepenuhnya bergerak
atau menggali beban meningkat
selama bucket roll-in beroperasi,
tekanan dalam silinder (3) sisi
bawah lebih tinggi.
2. Piston (7) mengompres pegas (2)
dan bergerak ke atas (Di sebelah
kiri dalam diagram sirkuit).
3. Oleh karena itu, tekanan dalam
silinder (3) sisi bawah lebih
tinggi dari sisi bawah batang.
Sebagai valve (4) dari bucket valve
regeneratif dijaga agar tertutup
dan tekanan oli dari silinder (3)
sisi bawah batang tidak mengalir ke
sisi bawah, operasi regenerative
tidak terjadi.
4. Tekanan oli dari silinder (3) sisi bawah batang mengalir ke tangki
minyak hidrolik melalui spool bucket (5) dan lingkar luar dari plunger
(6).
5. Oleh karena itu, tekanan dalam silinder (3) sisi bawah batang menurun
sehingga kekuatan menggali ditingkatkan.

32
Pengoperasian (ketika regenerative bucket menyelesaikan
pekerjaan)

33
f. Anti-Drift Valve
Anti-drift valve terdapat pada sirkuit di silinder boom sisi bawah dan
lengan silinder sisi bawah batang, dan mengurangi pergeseran silinder.

CATATAN: arm 1 valve anti-drift dijelaskan di sini.

i. Holding Operation
1. Ketika tekanan oli dari pilot
valve terhalang oleh arm 1 spool
(4) dengan tuas control lever
diatur dalam keadaan netral
(Spool di netral), valve selector
di anti-drift valve tidak
bergeser.
2. Oleh karena itu, tekanan oli dari
silinder arm (1) sisi bawah
batang mengalir menuju ruang
pegas (5) dan ruang pegas (6)di
valve selector (3) melalui lubang
(7) dicheck valve (2).
3. Akibatnya, check valve (2) didorong dan sirkuit kembali dari silinder
(1) yang diblokir, silinder (1) bergeser berkurang.

34
ii. Pelepasan Pengerjaan
1. Tekanan oli dari pilot pump
mendorong piston (8) dari anti-
drift valve dan menggeser valve
selector (3) selama arm roll-in
beroperasi.
2. Tekanan oli pada valve ruang pegas
(5)(2) dikembalikan ke tangki oli
hidrolik melalui bagian valve
selector (3).
3. Ketika tekanan pada ruang pegas
(5) menurun dan menekanan pegas
(5) kekuatan lebih rendah dari
tekanan oli dalam silinder (1) sisi bawah batang, check valve (2)
bergerak ke atas (ke kanan di sirkuit diagram).
4. Akibatnya, oli kembali dari sisi silinder arm bawah batang mengalir ke
tangki oli hidrolik.
Selain itu, lubang (7) dari check valve (2) menurunkan Tekanan pada ruang
pegas (5) secara perlahan sehingga check valve (2) dicegah dari bergerak
cepat dan tiba-tiba selama arm roll-in beroperasi dapat dikurangi.

35
g. Flow Rate Control Valve
Flow rate control valve terdapat pada arm 1, arm 2, boom 1, dan swing
circuits, membatasi laju alir oli di sirkuit selama operasi kombinasi, dan
memberikan prioritas untuk aktuator lainnya.

Setiap flow rate control valve dioperasikan selama operasi kombinasi


yang ditunjukkan berikut.

CATATAN: arm 1 flow rate control valve dijelaskan berikut ini.

A. Arm 1
i. Flow Rate Control OFF
1. Tekanan oli dari pompa 2 diarahkan ke check valve (4) dari poppet valve
(3).
2. Biasanya, selector valve (2) tetap terbuka sehingga tekanan oli dari
pompa 2 membuka check valve (4) dan mengalir ke spool arm 1 melalui
selector valve (2).
3. Ketika beban pada aktuator tinggi, poppet valve (3) dibuka dan tekanan
oli dari pompa 2 mengalir ke spool arm 1.
4. Oleh karena itu, laju tekanan oli menuju spool arm 1 meningkat dan
kecepatan operasi arm meningkat.

36
37
Flow Rate Control OFF

38
ii. Flow rate control ON
1. Selector valve (2) dari arm 1
mengalir pada control valve
yang digeser oleh tekanan
pilot dari arm 1 aliran pada
spool control valve di signal
control valve
2. Oleh karena itu, tekanan
kembali di poppet valve (3)
meningkat dan kekuatan untuk
menutup poppet valve (3)
muncul.
3. Oleh karena itu, pembukaan celah poppet valve (3) berkurang sehingga
laju tekanan oli ke spool arm 1 dibatasi.
4. Akibatnya tekanan oli dari pompa 2 mengalir ke spool boom 2
terlebih dahulu.

39
B. Arm 2
a. Flow rate control off
1. Pada keadaan normal, selector
valve (2) tetap terbuka
sehingga tekanan oli dari pompa
1 diarahkan ke poppet valve
(3).
2. Tekanan yang kembali ke poppet
valve (3) meningkat oleh
tekanan oli dari pompa 1
sehingga kekuatan untuk menutup
poppet valve (3) muncul.
3. Oleh karena itu, pembukaan celah dari poppet valve (3) berkurang
sehingga laju aliran tekan ke spool arm 2 dibatasi.
4. Akibatnya, tekanan oli dari pompa 1 mengalir menuju bucket, spool
boom 1 spool didahulukan.

40
b. Flow rate Control On
1. Selector valve (2) dari aliran
arm 2 control valve digeser
oleh tekanan pilot dari 4
unit-spool solenoid valve
(SG).
2. Oleh karena itu, tekanan oli
dari pompa 1 diblokir sehingga
poppet valve (3) dibuka dan
tekanan oli dari pompa 1
mengalir ke spool arm 2.
3. Oleh karena itu, laju tekanan oli yang mengalir ke spool arm 2
meningkat dan kecepatan operasi arm meningkat.

41
h. Boom Lower Meter-In Cut Valve
Boom lower meter-in cut valve terdapat pada sirkuit lower boom. Pada
saat boom lower meter-in cut control dinonaktifkan dengan mengangkat track,
boom diberikan prioritas untuk beroperasi dan kekuatan jack-up meningkat.
Boom jatuh karena memiliki berat badan oleh sirkuit regenerative dari spool
boom 2 (2) dan memungkinkan tekanan oli dari pompa ke actuator lainnya.
Akibatnya, kecepatan operasi meningkat keaktuator lainnya.(Lihat SYSTEM /
Sistem Hidrolik.)

a. Operasi (Boom Lower dengan Front Attachment diatas Tanah)


1. Tekanan pilot diarahkan ke spool boom 1 (6) dan spool boom 2 (2) saat
menurunkan boom.
2. Oli yang kembali dari silinder boom (1) sisi bawah dibagi menjadi dua
arah.
3. Satu diarahkan untuk spool (4) melalui lubang (8). Ketika tekanan dari
silinder boom (1) sisi bawah melebihi (9)kekuatan pegas, spool (4)
menekan pegas (9) dan bergerak kekiri (keatas dalam diagram sirkuit).
4. Tekanan oli dari port 4PC11 (12) mengalir ke selector valve (3) dari
boom mengalir ke control valve melalui spool (4).
5. Oleh karena itu, aliran selector valve (3) dari boom control valve
digeser dan tekanan oli yang mengalir ke spool boom 1 (6) dari pompa 1
(11) berkurang. (Lihat Arus Rate Control Valve.)
6. arus lain menuju spool boom 2 (2). Tekanan oli dipasok ke silinder
boom (1) sisi bawah batang melalui sirkuit regeneratif.
7. Oleh karena itu, sebagai boom silinder (1) jatuh karena berat badan
yang dimilikinya, boom di turunkan.
8. Akibatnya,selama operasi kombinasi boom lower dan actuator lainnya,
tekanan oli yang lebih dipasok ke actuator dan kecepatan actuator
akan meningkat.

b. Operasi (Jack Up)

1. Ketika tekanan pada silinder boom (1) sisi bawah menurun dengan track
diangkat, tekanan yang diarahkan untuk spool (4) menurun.
2. Ketika tekanan dari silinder boom (1) sisi bawah lebih lemah dari (9)
kekuatan pegas, boom lower meter-in cut valve (4) bergerak ke kanan
karena (9)kekuatan pegas (kebawah di sirkuit diagram).
3. Oleh karena itu, tekanan pilot dari port 4PC 11 (12) yang diarahkan
menuju bypass shut-out valve (14) pada sisi 4-spool melalui port 4PC12
(13).
4. Oleh karena itu, boom lower meter-in cut control tidak dioperasikan
dengan track mengangkat. (Lihat SYSTEM / SistemHidrolik.)

42
43
i. Bypass Shut-Out Valve
Bypass shut-out valve tersedia pada bagian belakang dari 4-spool dan
5-spool sisi sirkuit. Bypass shut-out valve menghalangi sirkuit
netral(sirkuit kembali ke tangki oli hidrolik) di 4 sisi -spool dan 5 sisi
-spool sehingga tekanan oli pompa 1 dan 2 dikombinasikan.

Oleh karena itu, jumlah oli yang mengalir ke silinder meningkat dan
kecepatan operasi silinder meningkat.

Catatan : Bypass shut-out valve pada 5 sisi spool dijelaskan di sini

Operasi

1. Tekanan pilot dari 4 unit -spool


solenoid valve (SI) menggeser
bypass shut-out valve (2) di 5
sisi-spool.
2. Oleh karena itu, pada sirkuit
netral 5 sisi -spool diblokir,
tekanan oli dari pompa 2 (3)
mengalir ke 4 sisi -spool, di
kombinasikan dengan tekanan oli
dari pompa 1 (4) sehingga tekanan
oli gabungan disuplai ke spool
bucket (5).
3. Akibatnya, kecepatan operasi dari
bucket meningkat.

44
45
j. Auxiliary Flow Combiner
auxiliary flow combiner valve terdapat pada pompa 1 sirkuit aliran
kombinasi.

Flow Combiner Control OFF


1. Tekanan oli dari pompa 1 diarahkan
ke check valve (2) dari valve
poppet (3).
2. Biasanya, valve selector (1) tetap
terbuka sehingga tekanan oli dari
pompa 1 membuka check valve (2)
dan mengalir ke valve poppet (3)
melalui valve selector (1).
3. Tekanan yang kembali ke valve
poppet (3) meningkatkan tekanan
oli dari valve selector (1)
sehingga kekuatan untuk menutup
valve poppet (3) muncul.
4. Oleh karena itu, pembukaan celah oleh valve poppet (3) berkurang
sehingga laju alir tekanan oli untuk spool auxiliary (5) dibatasi.

Flow Combiner Control ON

1. Selector valve (1) dari auxiliary


flow combiner valve digeser oleh
tekanan pilot dari auxiliary
control solenoid valve (SA).
2. Oleh karena itu, tekanan yang
kembali di valve poppet (3)
menurun dan kekuatan untuk menutup
valve poppet(3) berkurang.
3. Oleh karena itu, pembukaan celah
dari valve poppet (3) meningkatkan
sehingga tekanan laju aliran oli
ke spool auxiliary (5) dari pompa
1 meningkat.
4. Akibatnya, tekanan laju aliran oli
ke spool auxiliary (5) dari pompa
1 meningkat.

46
47
Bab III

Penutup
Dari beberapa penjelasan diatas menerangkan kepada kita betapa pentingnya
fungsi dari control valve sebagai pendukung utama alat berat dalam beroperasi.
Berat control valve yang cukup tinggi dan cara kerja yang rumit mewajibkan
perbaikan pada workshop sehingga tidak bisa langsung ditangani pada lapangan.
Fungsi yang banyak tersebut juga memilik kemungkinan kerusakan yang tinggi.
Diharapkan kita dapat lebih memahami control valve lebih lanjut. Mohon maaf
apabila terdapat banyak salah kata. Akhir kata semangat UTS bagi yang menjalankan.

48
Daftar Pustaka

Technical Manual Operational Principle (Hitachi)

49

You might also like