Professional Documents
Culture Documents
Bab Iii
Bab Iii
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang didalamnya tidak
ada analisis hubungan antara variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat,
bersifat umum yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak,
siapa dan analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif (Morton, 2008).
Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk memperoleh informasi tentang
prevalensi gangguan mental emosional di Dusun Suren Wetan dan Plembutan.
2. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel Independen
1 Gangguan Suatu keadaan yang Kuesioner Pengisian - Gangguan Nominal
mental mengindikasikan kuesioner Self mental
12
akhir (36-
45th)
5. Lansia
awal(46-
55th)
6. Lansia akhir
(56-65th)
(Depkes RI,
2009)
ditentukan secara
biologis dan
anatomis yang
dinyatakan dengan
jenis kelamin laki-
laki dan perempuan.
1. Pendidikan
rendah:
c.Pendidikan Lamanya sekolah Tidak
sekolah,
atau tingkatan tidak tamat
pendidikan yang SD sampai
dengan
diikuti responden. SMP.
2. Pendidikan
sedang:
Menamatkan
sekolah
menengah
atau
sederajat.
3. Pendidikan
tinggi:
pernah
menempuh
pendidikan
setingkat
universitas
atau
d. Pekerjaan Aktivitas sehari- akademi.
1. Buruh
13
hari responden 2. Pedagang
3. PNS
untuk memenuhi
4. IRT
kebutuhan hidup. 5. Karyawan
6. Wiraswasta
14
Indonesia oleh Kemenkes RI. Sampling survei dari Kemenkes juga
menggunakan kuesioner ini. SRQ memiliki nilai sensitivitas 83% dan
spesifisitas 80%sehingga disimpulkan bahwa kuesioner ini dapat digunakan
sebagai alat ukur gangguan mental emosional (Harding et al., 1980; Mari &
Williams, 1986).
Tahapan pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut :
a. Melakukan perijinan dalam pelaksanaan kegiatan dari Puskesmas dan
Posbindu.
b. Melatih anggota Posbindu yang berjumlah satu orang per RT untuk dapat
melakukan pengisian angket SRQ dengan benar; menjelaskan tujuan
pengukuran menggunakan SRQ ke warga; menangani pertanyaan-
pertanyaan warga terkait SRQ; penjaminan kerahasiaan data SRQ.
c. Kader Posbindu membagikan angket ke masyarakat dengan memberikan
penjelasan sesuai dengan arahan.
d. Angket diberikan ke masyarakat untuk diisi dalam waktu maksimal tiga
hari. Setelah itu kader Posbindu mengambil kembali angket yang telah
diisi.
e. Kader menyerahkan angket dari warga.
f. Melakukan evaluasi dari data yang sudah diperoleh dari angket.
berikut:
menjadi angka. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka
15
informasi atau data yang akan dianalisi (Hasan, 2006). Contoh
kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukan ke dalam dua atau lebih
kategori.
16