You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Nyeri pungung bawah merupakan suatu keluhan yang dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari bagi penderitanya. Salah satu penyebab terjadinya nyeri pinggang bagian
bawah adalah hernia nucleus pulsosus (HNP), yang sebagian besar kasusnya terjadi pada
segmen lumbal. Nyeri punggung bawah merupakan salah satu penyakit yang sering di
jumpai masyarakat.
Nyeri penggung bawah dapat mengenai siapa saja, tanpa mengenal jenis umur dan
jenis kelami. Sekitar 60-80 % dari seluruh penduduk dunia pernah mengalami paling
tidak satu episode nyeri punggung bawah selama hidupnya. Kelompok studi nyeri
(pokdi nyeri) PORDOSSI (Persatuan dokter spesialis saraf Indonesia) melakukan
penelitian pada bulan mei 2002 di 14 rumah sakit pendidikan, dengan hasilmenunjukan
bahwa kejadian nyeri punggung bawah meliputi 18,37 % di sluruh kasus nyeri ditangani.
Nyeri pinggang bawah hanyalah merupakan suatu symptom gejala, maka yang
terpenting adalah mengetahui factor penyebabnya agar dapat diberikan pengobatan yang
tepat. Pada dasarnya timbulnya rasa sakit tersebut karena tekanan susunan saraf tepi
daerah pinggang. Jepitan pada saraf ini dapat terjadi karena gangguan pada otot dan
jaringan sekitarnya. Maka dari itu, dibutuhkan asuhan keperawatan HNP yang sesuai
sehingga proses penyembuhan klien dengan HNP dapat maksimal.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: “Bagaimana Asuhan Keperawatan yang diberikan pada pasien Hernia Nucleus
Pulsosus (HNP) dengan diagnosa yang muncul pada saat itu.?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum penulisan ini adalah penulis dapat memberikan asuhan keperawatan
pada pasien Parkinson dengan diagnosa yang muncul
2. Tujuan Khusus:

1|HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)


Secara khusus penulisan ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
a. Menetahui apa itu penyakit Hernia Nucleus Pulsosus (HNP).
b. Apa saja diagnosa yang dapat muncul pada pasien dengan Hernia Nucleus
Pulsosus.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi praktisi keperawatan.
Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman secara umum dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien Hernia Nucleus Pulsosus (HNP).
2. Manfaat bagi keilmuan
Untuk menambah wacana dan pengetahuan tentang perkembangan ilmu keperawatan
terutama kajian pada pasien Hernia Nucleus Pulsosus (HNP).
3. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan pendalaman tentang perawatan
pasien Hernia Nucleus Pulsosus (HNP).

2|HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau potrusi Diskus Intervertebralis
(PDI)adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke
dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus ) atau nucleus pulposus yang terlepas
sebagian tersendiri di dalam kanalis vertebralis (ruptur discus). Diskus intervertebral
dibentuk oleh dua komponen yaitu; nukleus pulposus yang terdiri dari serabut halus
dan longgar, berisi sel-sel fibroblast dan dibentuk oleh anulus fibrosus yang
mengelilingi nukleus pulposus yang terdiri dari jaringan pengikat yang kuat.
Nyeri tulang belakang dapat dilihat pada hernia diskus intervertebral pada
daerah lumbosakral, hal ini biasa ditemukan dalam praktek neurologi. Hal ini biasa
berhubungan dengan beberapa luka pada tulang belakang atau oleh tekanan yang
berlebihan, biasanya disebabkan oleh karena mengangkat beban/ mengangkat tekanan
yang berlebihan (berat). Hernia diskus lebih banyak terjadi pada daerah lumbosakral,
juga dapat terjadi pada daerah servikal dan thorakal tapi kasusnya jarang terjadi. HNP
sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja, tetapi terjadi dengan umur setelah 20
tahun.
Menjebolnya (hernia) nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau di
bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertbralis. Menjebolnya sebagian
dari nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat dari foto roentgen polos
dan dikenal sebagai nodus Schmorl. Robekan sirkumferensial dan radikal pada
nucleus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus schomorl
merupakan kelainan mendasari “low back pain”sub kronik atau kronik yang kemudian
disusun oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai khokalgia atau siatika

B. Anatomi Fisiologi
Medula spinalis merupakan jaringan saraf berbentuk kolum vertical tang
terbenteng dari dasar otak, keluar dari rongga kranium melalui foramen occipital
magnum, masuk kekanalis sampai setinggi segmen lumbal-2. medulla spinalis terdiri
dari 31 pasang saraf spinalis (kiri dan kanan) yang terdiri atas :
1. 8 pasang saraf cervical.

3|HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)


2. 15 pasang saraf thorakal.
3. 5 pasang saraf lumbal
4. 5 pasang saraf sacral
5. 1 pasang saraf cogsigeal.
Penampang melintang medulla spinalis memperlihatkan bagian bagian yaitu
substansia grisea (badan kelabu) dan substansia alba. Substansia grisea mengelilingi
kanalis centralis sehingga membentuk kolumna dorsalis, kolumna lateralis dan
kolumna ventralis. Kolumna ini menyerupai tanduk yang disebut conv. Substansia
alba mengandung saraf myelin (akson).
Kolumna vertebralis tersusun atas seperangkat sendi antar korpus vertebra
yang berdekatan, sendi antar arkus vertebra, sendi kortovertebralis, dan sendi
sakroiliaka. Ligamentum longitudinal dan discus intervertebralis menghubungkan
korpus vertebra yang berdekatan. Diantara korpus vertebra mulai dari cervikalis kedua
sampai vertebra sakralis terdapat discus intervertebralis. Discus discus ini membentuk
sendi fobrokartilago yang lentur antara dua vertebra. Discus intervertebralis terdiri
dari dua bagian pokok : nucleus pulposus di tengah dan annulus fibrosus
disekelilingnya. Discus dipisahkan dari tulang yang diatas dan dibawanya oleh
lempengan tulang rawan yang tipis.
Nucleus pulposus adalah bagian tengah discus yang bersifat semigetalin,
nucleus ini mengandung berkas-berkas kolagen, sel jaringan penyambung dan sel-sel
tulang rawan. Juga berperan penting dalam pertukaran cairan antar discus dan
pembuluh-pembuluh kapiler.

C. Etiologi
Diskus intervertebralis merupakan jaringan yang terletak antara kedua tulang
vertebra, dilingkari oleh anulus fibrosus yang terdiri atas jaringan konsentrik dan
fibrokartilago dimana di dalamnya terdapat susbtansi setengah cair.Nukleus pulposus
terdiri dari jaringan kolagen yang hiperhidrasi dengan protein polisakarida yang tidak
mempunyai saraf sensoris. Herniasi terjadi oleh karena adanya degenerasi atau trauma
pada anulus fibrosus yang menyebabkan protrusi dari nukleus pulposus. Herniasi
terjadi pada daerah kostalateral yang menyebabkan ligamentum longitudinal posterior
tergeser dan menekan akar saraf yang keluar sehingga menimbulkan gejala skiatika.
Herniasi dapat juga terjadi kea rah posterior yang hanya menyebabkan gejala nyeri
punggung bawah. Kelainan ini jarang menyebabkan kompresi. Herniasi dapat pula

4|HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)


terjadi ke atas ke bawah melalui lempeng tulang rawan korpus vertebra untuk
membentuk nodus Schmorl.

D. Manifestasi Klinis
1. Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas.
2. Nyeri tulang belakang
3. Kelemahan satu atau lebih ekstremitas
4. Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau lengkap.
Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus yang
mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi oleh radika
spinalis yang terkena oleh diskus yang mengalami herniasasi yang berupa pengobatan
nyeri kedaerah tersebut, matu rasa, kelayuan, maupun tindakan-tindakan yang bersifat
protektif. Hal lain yang perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus pulposus ini
diperberat dengan meningkatkan tekanan cairan intraspinal (membungkuk,
mengangkat, mengejan, batuk, bersin, juga ketegangan atau spasme otot), akan
berkurang jika tirah baring.

E. Klasifikasi
HNP terbagi atas :
1. HNP Sentral
HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi
urine
2. HNP Lateral
Rasa nyeri terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra pantat dan
betis, belakang tumit dan telapak kaki.Ditempat itu juga akan terasa nyeri
tekan. Kekuatan ekstensi jari ke V kaki berkurang dan refleks achiler
negatif. Pada HNP lateral L 4-5 rasa nyeri dan tekan didapatkan di punggung
bawah, bagian lateral pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum
pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari kaki berkurang dan refleks patela negatif.
Sensibilitas [ada dermatom yang sdesuai dengan radiks yang terkena
menurun. Pada percobaan lasegue atau test mengnagkat tungkai yang lurus
(straigh leg raising) yaitu mengangkat tungkai secara lurus dengan fleksi di
sendi panggul, akan dirasakan nyeri disepanjang bagian belakang (tanda
lasefue positif). Valsava dab nafsinger akan memberikan hasil posistif .

5|HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)


F. Patofisiologi
Herniasi Discus Intervertebralis ke segala arah dapat terjadi akibat trauma atau
stres fisik. Herniasi ke arah superior atau inferior melalui lempeng kartilago masuk ke
dalam korpus vertebra dinamakan sebagai Nodul Schmorl ( biasanya dijumpai secara
insidentil pada gambaran radiologi atau otopsi ). Kebanyakan herniasi terjadi pada
arah posterolateral sehubungan dengan faktor-faktor : nukleus pulposus yang
cenderung terletak lebih jauh di posterior dan adanya ligamentum longitudinalis
posterior yang cenderung memperkuat anulus fibrosus di posterior tengah. Peristiwa
ini dikenal juga dengan berbagai sebutan lain seperti ; ruptur anulus fibrosus, hernia
nulleus pulposus, ruptur discus, hernia discuc dan saraf terjepit.
Mula-mula nukleus pulposus mengalami herniasi melalui cincin konsentrik
anulus fibrosus yang robek, dan menyebabkan cincin lain di bagian luar yang masih
intak menonjol setempat ( Fokal ). Keadaan seperti ini dinamakan sebagai Protusio
Discus. Bila proses tersebut berlanjut, sebagai materi nukleus kemudian akan
menyusup keluar dari discus ( discus Ekresi ) ke anterior ligamen longitudinalis
posterior ( herniasi discus fragmen bebas ).
Biasanya protusio ekstraksi discus posterolateral akan menekan akar saraf
ipsilateral pada tempat keluarnya saraf dari kantong deva ( masalnya herniasi discus
L4 – L5 kiri akan menjepit akar saraf L5 kiri ). Jepitan saraf akan menampilkan
gejala dan tanda redikuler sesuai dengan distribusi persarafannya. Herniasi discus
sentral yang signifikan dapat melibatkan beberapa elemen Kauda Equina pada kedua
sisi, sehimgga menampilkan rRadiokulopatia bilateral atau bahkan juga gangguan
sfingter seperti retensio urine.
Klasifikasi Hernia Discus tergantung pada lokasi yang terkena adalah L5,
nyeri yang terjadi di atas sendi sakroiliaka, panggul, lateral paha dan betis, medial
kaki ( nyeri yang menjalar turun dari panggul dan tungkai disebut Ishalgia ).
Kelemahannya dapat mengakibatkan Foot drop dan kerusakan melakukan dorsofleksi
kaki dan atau ibu jari kaki kesukaran berjalan pada tumit, parastenia terjadi di lateral
tungkai bagian distal kaki dan antara ibu jari tengah kaki. Atropi tidak jelas, refleks
biasanya tidak nyata, refleks lutut atau pergelangan kaki dapat hilang.

6|HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)


G. Pathway

Proses degeneratif

Kehilangan Protein

Polisakarida
Kandungan air menurun

Trauma Stres Okupasi

HNP

Nukleus Pulposus Terdorong


Nyeri Akut

Ujung Saraf Spinal Tertekan

Hambatan Mobilitas
Perubahan Sensasi Penurunan Kerja Refleks
Fisik

Mati rasa, hilang Blok Saraf Simpatis

sensitivitas
Kelumpuham otot pernafasan

Keseulitan bernafas

Pola Nafas Tidak Efektif

Ansietas

Defisit Pengetahuan

7|HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)


H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboraturium
a) Daerah rutin
b) Cairan cerebrospimal
2. Foto polos lumbosakral dapat memperlihatkan penyempitan pada keeping sendi
3. CT scan lumbosakral : dapat memperlihatkan letak disk protusion.
4. MRI ; dapat memperlihatkan perubahan tulang dan jaringan lunak divertebra
serta herniasi.
5. Myelogram : dapat menunjukkan lokasi lesi untuk menegaska pemeriksaan fisik
sebelum pembedahan.
6. Elektromyografi : dapat menunjukkan lokasi lesi meliputi bagian akar saraf
spinal.
7. Epidural venogram : menunjukkan lokasi herniasi
8. Lumbal functur : untuk mengetahui kondisi infeksi dan kondisi cairan serebro
spinal.

I. Penatalaksanaan
1. Terapi Konservatif
a) Tirah Baring
Penderita hrus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari
dengan sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah duduk dimana
tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut. tertentu. Tempat
tidur tidak boleh memakai pegas/per dengan demikina tempat tidur harus dari
papan yang larus dan diutu[ dengan lembar busa tipis. Tirah baring
bermanfaat untuk nyeri punggung bawah mekanik akut. Lama tirah baring
tergantung pada berat ringannya gangguan yang dirasakan penderita. Pada
HNP memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah berbaring dianggp cukup
maka dilakukan latihan / dipasang korset untuk mencegah terjadinya
kontraktur dan mengembalikan lagi fungsi-fungsi otot.
b) Medikamentosa
1) Symtomatik
Analgetik (salisilat, parasetamol), kortikosteroid (prednison,
prednisolon), anti-inflamasi non-steroid (AINS) seperti piroksikan,

8|HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)


antidepresan trisiklik ( amitriptilin), obat penenang minor (diasepam,
klordiasepoksid).
2) Kausal Kolagenes
c) Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermy (pemanasan dengan jangkauan permukaan
yang lebih dalam) untuk relaksasi otot dan mengurnagi lordosis.
2. Terapi Operatif
Terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif tidak memberikan
hasil yang nyata, kambuh berulang atau terjadi defisit neurologik.
1. Rehabilitasi
a) Mengupayakan penderita segera bekerja seperti semula
b) Agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam melakkan kegiatan
sehari-hari (the activity of daily living).
c) Klien tidak mengalami komplikasi pneumonia, infeksi saluran kencing dan
sebagainya).

J. Komplikasi
1. RU
2. Infeksi luka
3. Kerusakan penanaman tulang setelah fusi spinal.

K. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis b.d agen pencedera fisik, kompresi saraf, cedera otot.
2. Gangguan pola tidur b.d
3. Anxietas/ koping, individual, takefektif yang dapat dihubungkan dengan situasi
krisis, ststus sosioekonomik, peran fungsi gangguan berulang dengan nyeri terus
menerus , ketidak adekuatan relaksasi, latihan sedikit atau tidak sama sekali,
ketidak adekuatan metode koping.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan tindakan yang dapat
dihubungkan dengan keselahan informasi, keselahan interpretasi, informasi
kurang mengingat, tidak mengenal sumber-sumber informasi.

9|HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)


BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Tanggal masuk : 23 November 2017


Tanggal Pengkajian : 23 November 2017
Ruang/ kelas : Merak/Kelas II
No. kamar : 315
No. RM : 155xxx
Diagnosa medis : HNP (Hernia Nukleus Polsosus)
Cara Pengumpulan Data : Pemeriksaan Fisik, Wawancara , Observasi, Study
Dokumen,
Sumber : Pasien, Status Pasien
a. Identitas Pasien Penanggung jawab
1. Nama : Ny.S Tn.T
2. Umur : 45 Tahun 48 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan Laki-laki
4. Agama : Islam Islam
5. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
6. Pendidikan : SLTA
7. Pekerjaan : Ibu R.Tangga
8. Alamat : Kerten, Rojosari, Sleman
9. Penanggung jawab : Tn.T
10. Hubungan dengan pasien : Suami

12
b. Riwayat sakit dan kesehatan
1. Keluhan utama : Klien mengeluh nyeri hebat pada daerah punggung
menjalar, kaki sebelah kanan terasa panas.
2. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pada
tanggal 23 November 2017 sudah sering mengalami nyeri pada daerah punggung sejak
6 bulan yang lalu, pasien menjalani pengobatan pada dokter dan obat obatan
tradisional. Setelah memeriksa di poli pada tanggal 23 November 2017, pasien

10 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
dianjurkan untuk menjalani operasi. Tanda-tanda vital saat diperiksa di poli TD:
110/80 mmHg, N: 80 x/mnt, RR : 20x/mnt, S :36,3.
3. Riwayat penyakit dahulu : Klien mengatakan sudah mengalami nyeri sejak 6
bulan yang lalu.
4. Riwayat alergi : Klien mengatakan memiliki alergi terhadap anti biotik
amoxilin dan tidak memiliki alergi terhadap makanan.
5. Riwayat kesehatan keluarga : Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang
terkena HNP.
6. Susunan keluarga (genogram):

Ny.S
45 th (HNP)

Keterangan :

: Laki-laki : Ada hubungan

:Perempuan : Klien

: Dalam status perkawinan --- : tinggal satu rumah

: Meninggal : Klien

11 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
c. Pola fungsi kesehatan (Gordon’aFungsionalHealth)
1. Pola nutrisi/metabolic
a. Makan

Pengkajian Sebelum Sakit Saat Sakit


Jenis Nasi, lauk pauk, sayur Nasi, Lauk dan sayur
Porsi 1 porsi 1 porsi
Frekuensi Tidak tentu 3x/hari
Diet Khusus Tidak ada Tidak ada
Makanan yang Tidak ada Tidak ada
disukai
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Nafsu makan Baik/normal Baik/normal
Kesulitan menelan Tidak ada kesulitan
Tidak ada kesulitan menelan
menelan
Gigi palsu Tidak ada gigi palsu Tidak ada gigi palsu
Data tambahan lain Tidak ada Tidak ada

b. Minum
Pengkajian Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 8 gelas/hari 5-6 gelas/hari
Jumlah (cc) 2000cc/hari ± 1250 cc/hari
Jenis Air putih Air putih
Data Tambahan lain Tidak ada Tidak ada

c. Antropometri

Berat badan
Sebelum sakit : 58 kg
Saat sakit : 57 kg
Tinggi badan : 152 cm

Pemeriksaan BB Ideal IMT


Hasil 109 % 24,6 %
Keterangan Normal Normal

Keterangan:
BB Ideal = BB/TB – 100 x 100%
- >120 % obesitas
- 110-120% overweigth

12 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
- 80-109% normal
- <80% underweight
Indeks Masa Tubuh (IMT) = BB(kg)/TB (m)2
- <20 under W
- 20-24 Normal
- 25-30 Overweight
- >30 Obesitas

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

2. Persepsi/penatalaksanaanKesehatan(pandanganpasien terhadappenyakitnya)

Menurut klien kondisi yang dialaminya saat ini merupakan cobaan dari Tuhan.
Klien merasa sangat khawatir dengan penyakitnya, karena menurut klien usia
klien masih bisa dibilang muda. Sehingga klien ingin sembuh.

Masalah Keperawatan: Cemas

3. PolaIstirahatTidur

Pemeriksaan Sebelum sakit Saat sakit


Jml jam tidur siang 2 jam 0 jam
Jml jam tidur malam 6-7 jam ½ -1 jam
Pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
Gangguan tidur Tidak ada Nyeri punggung, nyeri
kaki dan karena suasana di
RS
Perasaan waktu bangun Nyaman Tidak nyaman

Masalah Keperawatan: Gangguan pola tidur

4. PolaAktivitas Latihan

Pemeriksaan Sebelum sakit Saat Sakit


Alat Bantu 0 0
Mandi 0 0
Gosok Gigi 0 0
Keramas 0 0
Potong Kuku 0 0
Berpakaian 0 1
Eliminasi 0 1
Mobilisasi 0 1
Ambulasi 0 1

13 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan
0 : Mandiri

1 : Dibantusebagian

2 : Perlubantuanoranglain

3 : Perlubantuanoranglaindanalat

4 : Tergantung/tidak mampu

5. Polakonsep diri
a. Bodi image : klien mengatakan tidak malu dengan penyakit yang
dideritanya
b. Ideal diri : Klien mengatakan dirinya mengatasi rasa cemasnya
karena ingin cepat sembuh dan pulang
c. Harga diri : Klien sedih jika sakit tidak bisa merawat anak dan
suaminya
d. Peran : klien mengatakan selama sakit tidak dapat melakukan
kegiatannya seperti biasa
e. Identitas diri : klien mengatakan sebagai istri dan ibu dalam keluarga

Masalah Keperawatan: Cemas

6. Pola Eliminasi

Pemeriksaan eliminasi urin Sebelum sakit Saat sakit


Frekuensi/hari ± 5-6 x/hari ± 8x/hari
Pancaran (Kuat, lemah, Kuat Kuat
menetes)
Jumlah/BAK ± 250 cc sekali BAK ± 250 cc sekali BAK
Bau Amoniak Amoniak
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Perasaan stlh BAK Lega Lega
Total Produksi urin/hari (cc) ± 1250-1500 cc/hari ± 2000 cc/hari
Kesulitan BAK BAK lancar dan tidak BAK lancar dan tidak
sulit mengeluarkan BAK sulit mengeluarkan
BAK

14 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
Pemeriksaan eliminasi alvi Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 1x/hari 1x sehari (tidak tentu)
Konsistensi Lunak Lunak
Bau Khas Khas
B
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
a
Kesulitan BAB Tidak ada konstipasi Tidak ada konstipasi
l

Balance Cairan
Pemeriksaan Jenis (cc) Total
Intake Makan: 750 cc 3000 cc
Minum: 1250 cc
Infus: 1000 cc/24 jam

Output Urine: 2000 cc 2500 cc


Feses: 500cc
Muntah: -
Drainage: -
Perdarahan: -
IWL: 35 cc(15xBB/24)
Balance cairan Total intake-total 500 cc
output

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

7. Pola nilai kepercayaan


a. Agama :Pasien beragama Islam
b. Keterangan lainnya :Klien selalu berdoa agar penyakitnya cepat sembuh.

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

8. Pola kognitif perceptual


a. Bicara : klien berbicara normal
b. Bahasa : klien menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa
c. Kemampuan membaca : klien mampu membaca
d. Tingkat ansietas : klien tidak merasa cemas
e. Perubahan sensori : Sensori klien normal (masih bisa
merasakan, membedakan bau, meraba, melihat dan mendengarkan)

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

15 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
9. Pola koping
a. Pola koping :Klien mengatakan jika ada masalah klien selalu
mengatakan pada keluarga atau orang terdekat.
b. Pola peran dan berhubungan :Klien mengatakan tidak dapat
melakukan aktivitas seperti biasa karena kondisinya saat ini dan
kegiatannya dibantu oleh orang lain (suami dan anak).

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

10. Pola Peran hubungan


a. Pekerjaan : klien seorang ibu rumah tangga
b. Hubungan dengan orang lain : Klien mengatakan hubungannya
dengan keluarga baik.
c. System pendukung : Klien mengatakan selama sakit
yang menjaganya adalah suaminya.

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

11. Pola seksual reproduksi


Status perkawinan : klien sudah menikah
12. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat kesadaran : composmentis GCS : 15 (E4V5M6),
2. Tanda vital dan respon nyeri :
a. Nadi : 94 x/ menit
b. Suhu : 36,5˚C
c. RR : 22x/ menit
d. Tekanan darah : 107/69 mmHg
e. Nyeri :
Paliatif/ profokatif: Nyeri datang saat pasien berbaring, dan hilang
ketika pasien berjalan sebentar.
Quality : Seperti ditusuk-tusuk
Region : Ekstermitas bawah dextra dan lumbal

16 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
x

x x

Depan Belakang

Scale : 8 ( Nyeri berat)


Time : Hilang Timbul

Masalah Keperawatan: Nyeri Kronik

3. Kepala
- Kulit : kulit kepala normal, tidak terdapat lesi, tidak
terdapat benjolan dan bersih
- Rambut : warna hitam, distribusi merata, tidak ditemukan
adanya kutu, tidak rontok.
- Muka : Warna kecoklatan, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
jerawat.
4. System sensori persepsi
- Mata
Inspeksi
Kongjungtiva : Tidak anemi
Sclera : berwarna putih
Pupil : pupil mengecil ketika ada rangsangan cahaya
Palpebra : tidak terdapat oedema
Lensa : Jernih
Palpasi
Tekanan intra ocular : tidak terdapat tekanan intrakuler
- Hidung : normal tidak terdapat polip
- Gigi : Tidak terdapat karies, tidak terdapat
pembengkakkan, tidak terdapat stomatitis, pendarahan dan tidak ada gigi
palsu.

17 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
- Bibir : lembab, tidak terdapat lesi,dan stomatitis
- Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris.
Palapasi : Teraba halus dan tidak ada oedem.
- Telinga.
Lubang telinga : Tidak terdapat penumpukan serumen
Ganguan pendengaran : Tidak terdapat gangguan pendengaran.

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah Keperawatan

5. System respirasi
a. Inspeksi
Bentuk : normal chest, simetris antara kanan dan kiri
b. Palpasi
Tractil premitus : getaran antara kanan dan kiri sama
c. Perkusi : sonor
d. Auskultasi
Suara nafas : Vesikuler
Suara nafas tambahan : tidak terdapat suara tambahan

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

13. System kardiovaskuler


a. Inspeksi
Bentuk : tidak terlihat ictus cordis dan tidak ada pembesaran
jantung
b. Palpasi
Ictus cordis : teraba pada ICS V pada linea clavicularis kiri
c. Perkusi
Batas jantung
Atas : ICS II Linea Para Sternalis Dextra
Bawah : ICS V mid clavikula sinistra
Kiri : ICS V mid clavikula sinistra
Kanan : ICS IV Linea Para Sternalis Dextra

18 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
d. Auskultasi
Bunyi normal : tidak terdapat suara tambahan ( Lup Dup)

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

14. System persyarafan (neurogical)


a. GCS
Eye : (4) klien membuka mata secara spontan
Verbal : (5) klien menjawab baik dan tepat
Motorik : (6) Klien dapat bergereak sesuai dengan yang di
perintahkan tetapi saat di gerakan masih merasa
sedikit kaku.
b. System sensorik
Reflek Kanan Kiri

Tajam Pada saat pengkajian klien mampu Pada saat pengkajian klien mampu
merasakan benda tajam pada tangan merasakan benda tajam pada tangan
dan kaki kanan dan kaki kiri.
Pada saat pengkajian klien mampu Pada saat pengkajian klien mampu
Tumpul merasakan benda tumpul di tangan dan merasakan benda tumpul di tangan
kaki kanan. dan kaki kiri.
Pada saat pengkajian klien mampu Pada saat pengkajian klien mampu
Halus
merasakan benda halus di tangan dan merasakan benda halus di tangan
kaki kanan. dan kaki kiri.
Pada saat pengkajian klien mampu Pada saat pengkajian klien mampu
Kasar
merasakan benda kasar di tangan dan merasakan benda kasar di tangan
kaki kanan. dan kaki kiri.

c. System motorik
Keseimbangan : kaki kanan terasa nyeri dan sedikit sakit untuk
berjalan terlalu lama .
Kordinasi gerak : Berusaha untuk berjalan sebentar untuk mengurangi
rasa nyeri.

19 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
d. Reflex
Bisep : positif, respon kontraksi otot berupa fleksi sebagian dari siku
Trisep : positif, respon kontraksi otot berupa ekstensi sebagian dari siku
Patella : positif, respon kontraksi otot berupa ekstensi dari lutut
Meningeal: positif, respon kontraksi berupa pasien tidak merasakan nyeri
saat kepala menyentuh dada.
Babinsky : positif, kelima jari kaki melakukan plantar fleksi
Chaddock : terdapat gerakan dorsofleksi dari ibu jari-jari lainnya
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas

15. System gastrointestinal


a. Inspeksi
Bentuk : normal simetris antara kanan dan kiri, tidak ada lesi,
striae, umbilicus normal datar dan perut dengan kontur datar
Tepi perut : normal
Bendungan pembuluh darah : tidak tampak ada ascites bendungan pembuluh
darah
b. Auskultasi
Peristatik : 19 x/mnt
c. Palpasi
Nyeri : tidak terdapat nyeri tekan
Massa : tidak teraba adanya massa
Benjolan : tidak teraba adanya benjolan
Pembesaran hepar : tidak teraba adanya pembesaran hepar
Pembesaran lien : tidak teraba adanya pembesaran lien
Titil Mc. Burney : tidak terdapat nyeri tekan lepas pada titik
Mc.burney
d. Perkusi : Terdapat suara aktifitas peristaltik
e. Rectum : tidak ada hemoroid, tidak ada lesi dan kemerahan

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

16. System musculoskeletal


a. ROM : aktif
b. Keseimbangann : Seimbang antara kanan dan kiri

20 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
c. Kekuatan otot
Ekstremitas superior dextra :5/5 gerakan penuh, menentang gravitasi dengan
penahanan penuh
Ekstremitas superior sinistra :5/5 gerakan penuh, menentang gravitasi dengan
penahanan penuh
Ekstremitas inferior dextra :5/5 gerakan penuh, mampu melawan gravitasi
dengan penahanan penuh
Ekstremitas inferior sinistra : 5/5 gerakan penuh, menentang gravitasi dengan
penahanan penuh

5 5
5 5

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

17. System integument


a. Inspeksi : Tidak terdapat kelainan pada kulit pasien
b. Palpasi : Turgor kulit elastic dan kembali dalam batas
normal, tidak ada krepitasi, capillary refill kembali < 2 detik
c. Pitting oedema : Tidak terdapat pitting udem
d. Akral : akral teraba hangat

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

18. System reproduksi


a. Pria
Inspeksi : Tidak terkaji
Palpasi : Tidak terkaji
b. Wanita
Inspeksi : -
Palpasi : -
meriksaanpenunjang Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

21 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
19. Terapi

Hari/Tgl/Jam
N Terapi Dosis Jalur Fungsi
o
1. Asering 20 tpm Infus Fungsi cairan ini dapat diberikan saat
pasien dehidrasi (keadaan shock
hipovolemik dan asidosis), demam
berdarahdengue, trauma, dehidrasi berat,
luka bakar dan shock hemoragik.
2 Ketorolac 30 mg Inj. IV golongan obat nonsteroidal anti-inflammatory
. (2x1) drug (NSAID) yang bekerja dengan
memblok produksi substansi alami tubuh
yang menyebabkan inflamasi. Efek ini
membantu mengurangi bengkak, nyeri,
atau demam.
3 forelax 3x1 Oral Forelax Tablet diindikasikan untuk
. perawatan Sakit leher, Kekakuan
otot, Sakit leher, Sakit bahu, Nyeri
lengan dan kondisi lainnya.
4 Aminofluid 20 tpm Inj. IV Diindikasikan untuk perawatan Asma,
. Hiperkalemia, Gula darah rendah,
Dehidrasi, Skizofrenia, Penyembuhan luka
dan kondisi lainnya.
5 Lameson 3x62,5 Inj.IV obat bermerek yang mengandung
. metilprednisolon (methylprednisolone).
Obat ini digunakan untuk meringankan
peradangan, alergi, dan reaksi imunitas
yang merugikan, seperti pada radang sendi
dan rematik, urtikaria (biduran), rinitis
alergi, asma, eksim dan penyakit kulit
semisal, sindroma nefrotik atau ginjal
bocor, penyakit lupus (SLE), dan lain-lain.
Sumber: Lameson : Kegunaan, Dosis,

22 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
Efek Samping - Mediskus
6 Prosogan 1x1 Inj.IV Diindikasikan untuk perawatan Sering
. mulas gigih, Penyakit gastroesophageal
reflux, Bisul perut, Bisul di bagian atas
usus, Gastrin tumor yang mensekresi dan
kondisi lainnya.
7 Bertico 3x1 Inj.IV meredakan gejala masalah aliran darah
. tertentu di kaki (klaudikasio
intermiten). dapat mengurangi nyeri otot
kram
8 Vitala (3x1) Oral suplemen yang digunakan untuk
. membantu proses metabolisme lemak,
karbohidrat dan protein menjadi energi.
Cefatroxil 2x500 mg Oral termasuk dalam kelas obat antibiotik
bernama sefalosporin yang bekerja dengan
menghentikan pertumbuhan bakteri.
Ketoprofen 100 mg Oral obat untuk meredakan nyeri akibat
berbagai kondisi. Obat ini sering
digunakan untuk mengurangi nyeri,
bengkak, dan kaku sendi akibat radang
sendi, artritis, rematik, dan asam urat.

23 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )

You might also like