Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang Masalah
Bab I Pendahuluan: A. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: “Bagaimana Asuhan Keperawatan yang diberikan pada pasien Hernia Nucleus
Pulsosus (HNP) dengan diagnosa yang muncul pada saat itu.?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum penulisan ini adalah penulis dapat memberikan asuhan keperawatan
pada pasien Parkinson dengan diagnosa yang muncul
2. Tujuan Khusus:
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi praktisi keperawatan.
Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman secara umum dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien Hernia Nucleus Pulsosus (HNP).
2. Manfaat bagi keilmuan
Untuk menambah wacana dan pengetahuan tentang perkembangan ilmu keperawatan
terutama kajian pada pasien Hernia Nucleus Pulsosus (HNP).
3. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan pendalaman tentang perawatan
pasien Hernia Nucleus Pulsosus (HNP).
A. Definisi
Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau potrusi Diskus Intervertebralis
(PDI)adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke
dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus ) atau nucleus pulposus yang terlepas
sebagian tersendiri di dalam kanalis vertebralis (ruptur discus). Diskus intervertebral
dibentuk oleh dua komponen yaitu; nukleus pulposus yang terdiri dari serabut halus
dan longgar, berisi sel-sel fibroblast dan dibentuk oleh anulus fibrosus yang
mengelilingi nukleus pulposus yang terdiri dari jaringan pengikat yang kuat.
Nyeri tulang belakang dapat dilihat pada hernia diskus intervertebral pada
daerah lumbosakral, hal ini biasa ditemukan dalam praktek neurologi. Hal ini biasa
berhubungan dengan beberapa luka pada tulang belakang atau oleh tekanan yang
berlebihan, biasanya disebabkan oleh karena mengangkat beban/ mengangkat tekanan
yang berlebihan (berat). Hernia diskus lebih banyak terjadi pada daerah lumbosakral,
juga dapat terjadi pada daerah servikal dan thorakal tapi kasusnya jarang terjadi. HNP
sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja, tetapi terjadi dengan umur setelah 20
tahun.
Menjebolnya (hernia) nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau di
bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertbralis. Menjebolnya sebagian
dari nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat dari foto roentgen polos
dan dikenal sebagai nodus Schmorl. Robekan sirkumferensial dan radikal pada
nucleus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus schomorl
merupakan kelainan mendasari “low back pain”sub kronik atau kronik yang kemudian
disusun oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai khokalgia atau siatika
B. Anatomi Fisiologi
Medula spinalis merupakan jaringan saraf berbentuk kolum vertical tang
terbenteng dari dasar otak, keluar dari rongga kranium melalui foramen occipital
magnum, masuk kekanalis sampai setinggi segmen lumbal-2. medulla spinalis terdiri
dari 31 pasang saraf spinalis (kiri dan kanan) yang terdiri atas :
1. 8 pasang saraf cervical.
C. Etiologi
Diskus intervertebralis merupakan jaringan yang terletak antara kedua tulang
vertebra, dilingkari oleh anulus fibrosus yang terdiri atas jaringan konsentrik dan
fibrokartilago dimana di dalamnya terdapat susbtansi setengah cair.Nukleus pulposus
terdiri dari jaringan kolagen yang hiperhidrasi dengan protein polisakarida yang tidak
mempunyai saraf sensoris. Herniasi terjadi oleh karena adanya degenerasi atau trauma
pada anulus fibrosus yang menyebabkan protrusi dari nukleus pulposus. Herniasi
terjadi pada daerah kostalateral yang menyebabkan ligamentum longitudinal posterior
tergeser dan menekan akar saraf yang keluar sehingga menimbulkan gejala skiatika.
Herniasi dapat juga terjadi kea rah posterior yang hanya menyebabkan gejala nyeri
punggung bawah. Kelainan ini jarang menyebabkan kompresi. Herniasi dapat pula
D. Manifestasi Klinis
1. Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas.
2. Nyeri tulang belakang
3. Kelemahan satu atau lebih ekstremitas
4. Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau lengkap.
Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus yang
mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi oleh radika
spinalis yang terkena oleh diskus yang mengalami herniasasi yang berupa pengobatan
nyeri kedaerah tersebut, matu rasa, kelayuan, maupun tindakan-tindakan yang bersifat
protektif. Hal lain yang perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus pulposus ini
diperberat dengan meningkatkan tekanan cairan intraspinal (membungkuk,
mengangkat, mengejan, batuk, bersin, juga ketegangan atau spasme otot), akan
berkurang jika tirah baring.
E. Klasifikasi
HNP terbagi atas :
1. HNP Sentral
HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi
urine
2. HNP Lateral
Rasa nyeri terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra pantat dan
betis, belakang tumit dan telapak kaki.Ditempat itu juga akan terasa nyeri
tekan. Kekuatan ekstensi jari ke V kaki berkurang dan refleks achiler
negatif. Pada HNP lateral L 4-5 rasa nyeri dan tekan didapatkan di punggung
bawah, bagian lateral pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum
pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari kaki berkurang dan refleks patela negatif.
Sensibilitas [ada dermatom yang sdesuai dengan radiks yang terkena
menurun. Pada percobaan lasegue atau test mengnagkat tungkai yang lurus
(straigh leg raising) yaitu mengangkat tungkai secara lurus dengan fleksi di
sendi panggul, akan dirasakan nyeri disepanjang bagian belakang (tanda
lasefue positif). Valsava dab nafsinger akan memberikan hasil posistif .
Proses degeneratif
Kehilangan Protein
Polisakarida
Kandungan air menurun
HNP
Hambatan Mobilitas
Perubahan Sensasi Penurunan Kerja Refleks
Fisik
sensitivitas
Kelumpuham otot pernafasan
Keseulitan bernafas
Ansietas
Defisit Pengetahuan
I. Penatalaksanaan
1. Terapi Konservatif
a) Tirah Baring
Penderita hrus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari
dengan sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah duduk dimana
tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut. tertentu. Tempat
tidur tidak boleh memakai pegas/per dengan demikina tempat tidur harus dari
papan yang larus dan diutu[ dengan lembar busa tipis. Tirah baring
bermanfaat untuk nyeri punggung bawah mekanik akut. Lama tirah baring
tergantung pada berat ringannya gangguan yang dirasakan penderita. Pada
HNP memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah berbaring dianggp cukup
maka dilakukan latihan / dipasang korset untuk mencegah terjadinya
kontraktur dan mengembalikan lagi fungsi-fungsi otot.
b) Medikamentosa
1) Symtomatik
Analgetik (salisilat, parasetamol), kortikosteroid (prednison,
prednisolon), anti-inflamasi non-steroid (AINS) seperti piroksikan,
J. Komplikasi
1. RU
2. Infeksi luka
3. Kerusakan penanaman tulang setelah fusi spinal.
K. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis b.d agen pencedera fisik, kompresi saraf, cedera otot.
2. Gangguan pola tidur b.d
3. Anxietas/ koping, individual, takefektif yang dapat dihubungkan dengan situasi
krisis, ststus sosioekonomik, peran fungsi gangguan berulang dengan nyeri terus
menerus , ketidak adekuatan relaksasi, latihan sedikit atau tidak sama sekali,
ketidak adekuatan metode koping.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan tindakan yang dapat
dihubungkan dengan keselahan informasi, keselahan interpretasi, informasi
kurang mengingat, tidak mengenal sumber-sumber informasi.
12
b. Riwayat sakit dan kesehatan
1. Keluhan utama : Klien mengeluh nyeri hebat pada daerah punggung
menjalar, kaki sebelah kanan terasa panas.
2. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pada
tanggal 23 November 2017 sudah sering mengalami nyeri pada daerah punggung sejak
6 bulan yang lalu, pasien menjalani pengobatan pada dokter dan obat obatan
tradisional. Setelah memeriksa di poli pada tanggal 23 November 2017, pasien
10 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
dianjurkan untuk menjalani operasi. Tanda-tanda vital saat diperiksa di poli TD:
110/80 mmHg, N: 80 x/mnt, RR : 20x/mnt, S :36,3.
3. Riwayat penyakit dahulu : Klien mengatakan sudah mengalami nyeri sejak 6
bulan yang lalu.
4. Riwayat alergi : Klien mengatakan memiliki alergi terhadap anti biotik
amoxilin dan tidak memiliki alergi terhadap makanan.
5. Riwayat kesehatan keluarga : Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang
terkena HNP.
6. Susunan keluarga (genogram):
Ny.S
45 th (HNP)
Keterangan :
:Perempuan : Klien
: Meninggal : Klien
11 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
c. Pola fungsi kesehatan (Gordon’aFungsionalHealth)
1. Pola nutrisi/metabolic
a. Makan
b. Minum
Pengkajian Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 8 gelas/hari 5-6 gelas/hari
Jumlah (cc) 2000cc/hari ± 1250 cc/hari
Jenis Air putih Air putih
Data Tambahan lain Tidak ada Tidak ada
c. Antropometri
Berat badan
Sebelum sakit : 58 kg
Saat sakit : 57 kg
Tinggi badan : 152 cm
Keterangan:
BB Ideal = BB/TB – 100 x 100%
- >120 % obesitas
- 110-120% overweigth
12 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
- 80-109% normal
- <80% underweight
Indeks Masa Tubuh (IMT) = BB(kg)/TB (m)2
- <20 under W
- 20-24 Normal
- 25-30 Overweight
- >30 Obesitas
2. Persepsi/penatalaksanaanKesehatan(pandanganpasien terhadappenyakitnya)
Menurut klien kondisi yang dialaminya saat ini merupakan cobaan dari Tuhan.
Klien merasa sangat khawatir dengan penyakitnya, karena menurut klien usia
klien masih bisa dibilang muda. Sehingga klien ingin sembuh.
3. PolaIstirahatTidur
4. PolaAktivitas Latihan
13 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan
0 : Mandiri
1 : Dibantusebagian
2 : Perlubantuanoranglain
3 : Perlubantuanoranglaindanalat
4 : Tergantung/tidak mampu
5. Polakonsep diri
a. Bodi image : klien mengatakan tidak malu dengan penyakit yang
dideritanya
b. Ideal diri : Klien mengatakan dirinya mengatasi rasa cemasnya
karena ingin cepat sembuh dan pulang
c. Harga diri : Klien sedih jika sakit tidak bisa merawat anak dan
suaminya
d. Peran : klien mengatakan selama sakit tidak dapat melakukan
kegiatannya seperti biasa
e. Identitas diri : klien mengatakan sebagai istri dan ibu dalam keluarga
6. Pola Eliminasi
14 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
Pemeriksaan eliminasi alvi Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 1x/hari 1x sehari (tidak tentu)
Konsistensi Lunak Lunak
Bau Khas Khas
B
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
a
Kesulitan BAB Tidak ada konstipasi Tidak ada konstipasi
l
Balance Cairan
Pemeriksaan Jenis (cc) Total
Intake Makan: 750 cc 3000 cc
Minum: 1250 cc
Infus: 1000 cc/24 jam
15 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
9. Pola koping
a. Pola koping :Klien mengatakan jika ada masalah klien selalu
mengatakan pada keluarga atau orang terdekat.
b. Pola peran dan berhubungan :Klien mengatakan tidak dapat
melakukan aktivitas seperti biasa karena kondisinya saat ini dan
kegiatannya dibantu oleh orang lain (suami dan anak).
16 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
x
x x
Depan Belakang
3. Kepala
- Kulit : kulit kepala normal, tidak terdapat lesi, tidak
terdapat benjolan dan bersih
- Rambut : warna hitam, distribusi merata, tidak ditemukan
adanya kutu, tidak rontok.
- Muka : Warna kecoklatan, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
jerawat.
4. System sensori persepsi
- Mata
Inspeksi
Kongjungtiva : Tidak anemi
Sclera : berwarna putih
Pupil : pupil mengecil ketika ada rangsangan cahaya
Palpebra : tidak terdapat oedema
Lensa : Jernih
Palpasi
Tekanan intra ocular : tidak terdapat tekanan intrakuler
- Hidung : normal tidak terdapat polip
- Gigi : Tidak terdapat karies, tidak terdapat
pembengkakkan, tidak terdapat stomatitis, pendarahan dan tidak ada gigi
palsu.
17 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
- Bibir : lembab, tidak terdapat lesi,dan stomatitis
- Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris.
Palapasi : Teraba halus dan tidak ada oedem.
- Telinga.
Lubang telinga : Tidak terdapat penumpukan serumen
Ganguan pendengaran : Tidak terdapat gangguan pendengaran.
5. System respirasi
a. Inspeksi
Bentuk : normal chest, simetris antara kanan dan kiri
b. Palpasi
Tractil premitus : getaran antara kanan dan kiri sama
c. Perkusi : sonor
d. Auskultasi
Suara nafas : Vesikuler
Suara nafas tambahan : tidak terdapat suara tambahan
18 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
d. Auskultasi
Bunyi normal : tidak terdapat suara tambahan ( Lup Dup)
Tajam Pada saat pengkajian klien mampu Pada saat pengkajian klien mampu
merasakan benda tajam pada tangan merasakan benda tajam pada tangan
dan kaki kanan dan kaki kiri.
Pada saat pengkajian klien mampu Pada saat pengkajian klien mampu
Tumpul merasakan benda tumpul di tangan dan merasakan benda tumpul di tangan
kaki kanan. dan kaki kiri.
Pada saat pengkajian klien mampu Pada saat pengkajian klien mampu
Halus
merasakan benda halus di tangan dan merasakan benda halus di tangan
kaki kanan. dan kaki kiri.
Pada saat pengkajian klien mampu Pada saat pengkajian klien mampu
Kasar
merasakan benda kasar di tangan dan merasakan benda kasar di tangan
kaki kanan. dan kaki kiri.
c. System motorik
Keseimbangan : kaki kanan terasa nyeri dan sedikit sakit untuk
berjalan terlalu lama .
Kordinasi gerak : Berusaha untuk berjalan sebentar untuk mengurangi
rasa nyeri.
19 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
d. Reflex
Bisep : positif, respon kontraksi otot berupa fleksi sebagian dari siku
Trisep : positif, respon kontraksi otot berupa ekstensi sebagian dari siku
Patella : positif, respon kontraksi otot berupa ekstensi dari lutut
Meningeal: positif, respon kontraksi berupa pasien tidak merasakan nyeri
saat kepala menyentuh dada.
Babinsky : positif, kelima jari kaki melakukan plantar fleksi
Chaddock : terdapat gerakan dorsofleksi dari ibu jari-jari lainnya
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas
20 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
c. Kekuatan otot
Ekstremitas superior dextra :5/5 gerakan penuh, menentang gravitasi dengan
penahanan penuh
Ekstremitas superior sinistra :5/5 gerakan penuh, menentang gravitasi dengan
penahanan penuh
Ekstremitas inferior dextra :5/5 gerakan penuh, mampu melawan gravitasi
dengan penahanan penuh
Ekstremitas inferior sinistra : 5/5 gerakan penuh, menentang gravitasi dengan
penahanan penuh
5 5
5 5
21 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
19. Terapi
Hari/Tgl/Jam
N Terapi Dosis Jalur Fungsi
o
1. Asering 20 tpm Infus Fungsi cairan ini dapat diberikan saat
pasien dehidrasi (keadaan shock
hipovolemik dan asidosis), demam
berdarahdengue, trauma, dehidrasi berat,
luka bakar dan shock hemoragik.
2 Ketorolac 30 mg Inj. IV golongan obat nonsteroidal anti-inflammatory
. (2x1) drug (NSAID) yang bekerja dengan
memblok produksi substansi alami tubuh
yang menyebabkan inflamasi. Efek ini
membantu mengurangi bengkak, nyeri,
atau demam.
3 forelax 3x1 Oral Forelax Tablet diindikasikan untuk
. perawatan Sakit leher, Kekakuan
otot, Sakit leher, Sakit bahu, Nyeri
lengan dan kondisi lainnya.
4 Aminofluid 20 tpm Inj. IV Diindikasikan untuk perawatan Asma,
. Hiperkalemia, Gula darah rendah,
Dehidrasi, Skizofrenia, Penyembuhan luka
dan kondisi lainnya.
5 Lameson 3x62,5 Inj.IV obat bermerek yang mengandung
. metilprednisolon (methylprednisolone).
Obat ini digunakan untuk meringankan
peradangan, alergi, dan reaksi imunitas
yang merugikan, seperti pada radang sendi
dan rematik, urtikaria (biduran), rinitis
alergi, asma, eksim dan penyakit kulit
semisal, sindroma nefrotik atau ginjal
bocor, penyakit lupus (SLE), dan lain-lain.
Sumber: Lameson : Kegunaan, Dosis,
22 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )
Efek Samping - Mediskus
6 Prosogan 1x1 Inj.IV Diindikasikan untuk perawatan Sering
. mulas gigih, Penyakit gastroesophageal
reflux, Bisul perut, Bisul di bagian atas
usus, Gastrin tumor yang mensekresi dan
kondisi lainnya.
7 Bertico 3x1 Inj.IV meredakan gejala masalah aliran darah
. tertentu di kaki (klaudikasio
intermiten). dapat mengurangi nyeri otot
kram
8 Vitala (3x1) Oral suplemen yang digunakan untuk
. membantu proses metabolisme lemak,
karbohidrat dan protein menjadi energi.
Cefatroxil 2x500 mg Oral termasuk dalam kelas obat antibiotik
bernama sefalosporin yang bekerja dengan
menghentikan pertumbuhan bakteri.
Ketoprofen 100 mg Oral obat untuk meredakan nyeri akibat
berbagai kondisi. Obat ini sering
digunakan untuk mengurangi nyeri,
bengkak, dan kaku sendi akibat radang
sendi, artritis, rematik, dan asam urat.
23 | H E R N I A N U K L E U S P U L P O S U S ( H N P )