You are on page 1of 9

Jurnal PENA Vol.34 No.

1 Edisi Maret 2020

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA


HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP) DENGAN MODALITAS TRAKSI
DAN MC. KENZIE EXERCISE DI RSO PROF DR. R. SOEHARSO
SURAKARTA

Octaviani Rizky Widyasari dan Irine Dwitasari Wulandari


Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan
Email : octaviriwidy@gmail.com , irinealmeera@gmail.com

ABSTRACT
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) is a disease where the part of the nucleus is made of a gel-
shaped material in the spinal cord coming out of the annulus resulting in suppression or narrowing
of the spinal nerves and causing pain. Physiotherapy problems are the presence of pain, spasm,
limited range of joint motion, decreased muscle strength and decreased functional activity. To
determine the effect of Physiotherapy Management on the condition of HNP with modalities traction
and mc kenzie exercise. The study was conducted at the Rso Prof Dr. R. Soeharso Surakarta with
descriptive analytic research design. Based on the therapy, the following results were obtained: (1)
The decrease in silent pain T1=2 to T4=0, tenderness T1= 4 to T4= 2, motion pain T1=6 to T4=3
(2) The decrease in spasm at T4 = 0, ( 3) There is an increase in the scope of motion of trunk joint
flexion T1=4cm to T4=14cm, extension T1 = 3cm to T4 = 6cm, lateral flexi dextra T1 =14cm to T4
=18cm, lateral flexi left T1 = 12cm to T4 = 16cm and rotation T1 = 35°-0°-35° to T4 =45°-0°-45°
(4) There is an increase in trunk muscle strength, flexor T1=4 becomes T4=5, extensor T1= 4
becomes T4 =4+, Lateral Flexor T1=4 becomes T4=5, and rotator T1 = 4 becomes T4=5 (5) There
is a decrease in disability T1=46% to T4=20%. Physiotherapy interventions with modalities traction
and mc. Kenzie exercise can reduce problems arising in the condition of the HNP.

Keywords: HNP, Traction, Mc. Kenzie exercise.

PENDAHULUAN bawah, Hernia Nucleus Pulposus


Nyeri punggung bawah (HNP) adalah kondisi dimana terjadi
merupakan 1 dari 10 penyakit protrusi pada discus intervertebralis
terbanyak di Amerika Serikat dengan yang disebabkan karena injury dan
angka prevalensi berkisar sekitar 7,6- beban mekanik yang salah dalam
37% dimana insiden tertinggi waktu yang lama. Selain itu faktor
dijumpai pada usia 45-60 tahun. Pada utama yang menyebabkan HNP
penderita dewasa tua, nyeri punggung adalah degeneratif dimana elastisitas
bawah dapat mengganggu aktivitas dari annulus fibrosus menurun
sehari-hari pada 40% penderita dan sehingga menyebabkan robeknya
menyebabkan gangguan tidur pada annulus fibrosus.
20% penderita dimana pasien akan Penyebab dari Hernia
mencari 13 pertolongan medis, dan Nucleus Pulposus (HNP) biasanya
25% diataranya perlu rawat inap dengan meningkatnya usia terjadi
untuk evaluasi lebih lanjut (Pinzon, perubahan degeneratif yang
2012). mengakibatkan kurang lentur dan
Hernia Nucleus Pulposus tipisnya nucleus pulposus (Moore dan
(HNP), merupakan salah satu Agur, 2013). Selain itu Hernia
penyebab dari nyeri punggung nucleus pulposus (HNP) kebanyakan

52
Jurnal PENA Vol.34 No.1 Edisi Maret 2020

juga disebabkan karena adanya suatu 3. Mengidentifikasi pemberian


trauma derajat sedang yang berulang mc. kenzie exercise dapat
mengenai discus intervertebralis meningkatkan lingkup gerak
sehingga menimbulkan sobeknya sendi trunk pada kondisi
annulus fibrosus (Helmi, 2012). Hernia Nucleus Pulposus
Fisioterapi dapat berperan (HNP).
dengan berbagai macam metode 4. Mengidentifikasi pemberian
untuk mengatasi nyeri yang mc. kenzie exercise dapat
disebabkan karena tertekannya radiks meningkatkan kekuatan otot
posterior oleh discus yang menonjol, trunk pada kondisi Hernia
spasme otot karena penumpukan Nucleus Pulposus (HNP).
asam laktat, keterbatasan lingkup 5. Mengidentifikasi pemberian
gerak sendi karena nyeri dan spasme, mc. kenzie exercise dapat
serta kekuatan otot yang menurun meningkatkan kekuatan otot
yang disebabkan karena nyeri. Semua trunk pada kondisi Hernia
elemen tersebut dapat menyebabkan Nucleus Pulposus (HNP).
menurunnya aktivitas fungsional.
Modalitas fisioterapi yang dapat METODE PENELITIAN
diterapkan pada kasus Hernia Desain penelitian ini
Nucleus Pulposus (HNP) diantaranya menggunakan metode diskriptif
Traksi dan Mc. Kenzie Exercise. analitik. Bertujuan untuk mengetahui
Traksi yang menjadi salah assessment dan perubahan yang dapat
satu modalitas yang digunakan dalam diketahui dalam penelitian tersebut.
penanganan kondisi Hernia Nucleus Kasus penelitian ini diambil
Pulposus (HNP) ini bahwa dengan RSO Surakarta dilakukan pada
traksi teknik intermiten dapat tanggal 04 sampai 29 April 2019.
menurunkan nyeri dan menurunkan Subjek penelitian yang akan di
spasme (Cameron, 1999 ), sedangkan ambil dari sebuah kasus penelitian
mc. kenzie exercise ini untuk yakni pada kondisi Hernia Nucleus
meningkatkan lingkup sendi trunk, Pulposus Lumbal yang akan
kekuatan otot m.paravertebra. Dari diberikan intervensi fisioterapi
penggabungan modalitas tersebut dengan Traksi dan Mc.Kenzie
pada kondisi Hernia Nucleus Exercise.
Pulposus dapat meningkatkan Variabel sering diartikan
aktivitas fungsional. sebagai konsep yang mempengaruhi
Penelitian ini bertujuan untuk : variabilitas. Sedangkan konsep
1. Mengidentifikasi pemberian sendiri secara sederhana dapat
modalitas traksi dapat diartikan sebagai penggambaran atau
mengurangi nyeri pada abstraksi dari fenomena tertentu. Ada
kondisi Hernia Nucleus dua macam variabel yaitu : (1)
Pulposus (HNP). Variable dependen adalah variabel
2. Mengidentifikasi pemberian yang bila berubah akan
modalitas traksi dapat mengakibatkan perubahan variabel
mengurangi spasme otot pada lain atau variabel dependen
kondisi Hernia Nucleus (Nursalam, 2008). dalam penelitian
Pulposus (HNP). ini adalah traksi dan mc. kenzie

53
Jurnal PENA Vol.34 No.1 Edisi Maret 2020

erxercise, (2) Variabel Independen INSTRUMEN PENELITIAN


adalah variabel respon atau output. Instrumen Penelitian dalam
Sebagai variabel respon berarti penelitian ini sebagai berikut :
variabel ini akan muncul sebagai Nyeri
akibat dari manipulasi suatu variabel- Nyeri adalah Suatu rasa yang
variabel independen (Nursalam, tidak nyaman. Nyeri bisa dilakukan
2008) dalam penelitian ini adalah pengukuran dengan VAS (Visual
nyeri, spasme, penurunan lingkup Analogue Scale) adalah cara
gerak sendi dan penurunan kekuatan pengukuran derajat dengan
otot, dan penurunan aktivitas menunjukkan suatu titik pada garis
fungsional. skala nyeri (0-10 cm). Salah satu
Desain penelitian di gambarkan ujung titik (0) menunjukkan tidak
sebagai berikut : nyeri dan ujung lainnya titik (10)
menunjukkan nyeri tidak tertahankan.

X Y
0 cm 10 cm
Tidak Nyeri Tak
Nyeri Tertahankan

Gambar 1.Visual Analogue Scale


Z (Mardiman, 1998)

Spasme otot
Keterangan : Spasme otot adalah Suatu
kondisi ketegangan pada otot.
X :
Keadaan pasien sebelum Mengukur Spasme otot dapat
diberikan program dilakukan dengan cara palpasi yaitu :
fisioterapi. dengan jalan menekan dan memegang
Y : Keadaan psien setelah bagian tubuh pasien untuk
diberikan program mengetahui kelenturan otot, misal
fisioterapi. terasa kaku, tegang atau lunak.
Z : Program Fisioterapi. Kreteria peniliannya : Nilai 0 adalah
tidak ada spasme, nilai 1 adalah ada
Permasalahan yang timbul
spasme.
sebelum pasien menjalani program
fisioterapi adalah pasien merasakan Lingkup Gerak Sendi (LGS)
nyeri, spasme, penurunan kekuatan Lingkup gerak sendi adalah
otot, keterbatasan gerak, dan Kemampuan seseorang untuk
gangguan aktifitas fungsional, menggerakkan sendi secara bebas
kemudian pasien menjalani atau suatu cara yang dilakukan oleh
pemeriksaan fisioterapi berupa nyeri terapis untuk mengetahui besarnya
dengan VAS, spasme dengan palpasi, lingkup gerak sendi yang dilakukan
kekutan otot dengan MMT, lingkup pada suatu sendi. Disini penulis
gerak sendi dengan midline, aktivitas menggunakan pengukuran LGS
fungsional dengan indeks oswestry. dengan Midline.

54
Jurnal PENA Vol.34 No.1 Edisi Maret 2020

Kekuatan otot dengan Manual adalah: Jumlah nilai : 100%=


Muscle Testing (MMT) Disability score.
Kekuatan otot adalah ukuran
yang digunakan untuk menghitung Prosedur Pengambilan Data
seberapa besar daya yang mampu Data Primer
dihasilkan otot saat beraktivitas Suatu Pemeriksaan Fisik
keadaan otot mengalami penurunan Bertujuan untuk mengetahui
kekuatan dapat dilakukan dengan keadaan fisik pasien. Pemeriksaan ini
MMT. terdiri dari pemeriksaan vital sign,
MMT (Manual Muscle inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi,
Testing) adalah suatu usaha untuk pemeriksaan gerak dasar,
menentukan atau mengetahui pemeriksaan spesifik yang meliputi :
kemampuan seseorang dalam
mengkontraksikan otot atau grup Tes Laseque (Straight Leg
ototnya secara volunter. MMT Raise/SLR)
dengan penilaian 0= tidak ada Tes ini dilakukan dengan cara
kontraksi, nilai 1 = ada kontraksi, pasif, posisi pasien tidur telentang
nilai 2 = ada kontraksi minimal gaya dengan tungkai lurus normal, hip
gravitasi, nilai 3 = gerakan melawan medial rotasi dan adduksi, lutut
gravitasi, nilai 4 = resistance minimal ekstensi, setelah itu terapis
(tahanan minimal), nilai 5 = memfleksikan atau mengangkat
resistance maksimal (tahanan tungkai antara 350-700 tersebut
maksimal). sampai pasien mengeluh nyeri atau
kaku di posterior paha (Magee, 2006).
Aktivitas Fungsional dengan Index Hasil dikatakan positif bila timbul
Oswestry rasa nyeri sepanjang perjalanan saraf
Aktivitas fungsional iskhiadikus dan kemungkinan ada
Kemampuan seseorang dalam penekanan pada akar saraf, bila tes
melakukan aktivitas. negatif kemungkinan penekanan akar
Oswestry low back pain saraf kecil (Tjokorda, 2009).
questionaire didesain untuk
membantu fisioterapis mendapatkan
informasi tentang bagaimana nyeri
punggung bawah yang diderita pasien
dapat berdampak pada kemampuan
fungsional pasien sehari-hari.
index oswestry yang terdiri dari
10 sektor penilaian, yaitu : (1)
Intensitas nyeri, (2) Perawatan diri,
(3) Aktivitas mengangkat, (4) Gambar 2. Tes Laseque (Straight
Aktivitas berjalan, (5) Aktivitas Leg Raise/SLR)
duduk, (6) Aktivitas berdiri, (7) ( Tjokorda, 2009 )
Aktivitas tidur, (8) Aktivitas seksual,
Tes Laseque Silang
(9) Kehidupan sosial, (10) Bepergian. Cara sama dengan tes SLR tetapi
Cara menghitung index oswestry yang diangkat adalah tungkai yang
sehat secara pasif. Tes ini dikatakan

55
Jurnal PENA Vol.34 No.1 Edisi Maret 2020

positif bila timbul rasa nyeri Grafik 1. Evaluasi Nyeri


sepanjang saraf ischiadikus tungkai
yang sehat dan spesifik untuk Hernia 10
9
Nucelus Pulposus (HNP). Bila tes 8
negatif bukan berarti tidak ada 7 Nyeri
6 Diam
penakanan pada radiks saraf (Sri, 5 Nyeri
2008). 4 Tekan
3
Nyeri
2
Gerak
1
0
T.1 ( 4/4/19) T.2 ( 10/4/19) T.3 ( 22/4/19) T.4 ( 25/4/19)

Dari grafik 1. diatas didapakan


hasil data penurunan nyeri diam pada
T1=2, T2=1 menjadi T3-T4=0.
Penurunan nyeri tekan pada
sepanjang paravertebra pada T1=4,
Gambar 3. Tes Laseque (Straight T2=2 menjadi T3-T4 dengan nilai 2,
Leg Raise/SLR) terdapat penurunan nyeri gerak trunk
( Tjokorda, 2009 ) pada T1-T2=6, T3=5 menjadi T4=3.
Metode Pengambilan Data Hal ini sesuai dengan yang sudah
Metode ini digunakan untuk dilakukan sebelumnya oleh Harti
mengumpulkan data dengan cara (2013) pada pasien dengan kondisi
tanya jawab antara terapis dengan Hernia Nukelus Pulposus sebelum
sumber data / pasien, yaitu dengan diberikan terapi dengan modalitas
auto anamnesis. Observasi dilakukan traksi terdapat nyeri dan setelah
untuk mengamati perkembangan dilakukan pemberian modalitas traksi
pasien sebelum terapi, selama terapi terdapat penurunan nyeri. Traksi
dan sesudah diberikan terapi. merupakan salah satu metode yang
cukup signifikan untuk menurunkan
HASIL DAN PEMBAHASAN tingkat nyeri tersebut (Rehabilitasi
Rumah Sakit Bethesda, 2009).
Evaluasi Nyeri
Pemeriksaan nyeri pada hernia Evaluasi Spasme Otot
nukleus pulposus menggunakan skala Pemeriksaan spasme
VAS (Visual Analoque Scale) dengan dirumuskan dengan nilai 0 = tidak
penilaian 0 = tidak nyeri, dan terdapat spasme dan 1 = terdapat
penilaian 10 = nyeri tidak tertahakan. spasme.

56
Jurnal PENA Vol.34 No.1 Edisi Maret 2020

Grafik 2. Evaluasi Spasme Otot mengurangi spasme otot (Sujatno,


2001).
M. Paravertebra Evaluasi Kekuatan Otot
Ada Spasme Tidak Ada Spasme Pemeriksaan kekuatan otot pada
1 1 1 hernia nukelus pulposus
menggunakan MMT (muscle manual
testing) dengan penilaian 0= tidak
ada kontraksi, nilai 1 = ada kontraksi,
0 0 nilai 2 = ada kontraksi minimal gaya
0 00
T1
T2
gravitasi, nilai 3 = gerakan melawan
(4/4/19) T3
(11/4/19)
(22/4/19)
T4 gravitasi, nilai 4 = resistance minimal
(25/4/19)
(tahanan minimal), nilai 5 =
resistance maksimal (tahanan
M. Hamstring Dextra maksimal).

Ada Spasme Tidak Ada Spasme Grafik 3. Evaluasi Kekuatan Otot


1 1
Evaluasi Kekuatan Otot
5
Flexor
4
Extensor
0 3
0 00 2 Lateral Flexor
0 0 Dextra
T1
T2
1 Lateral Flexor
(4/4/19) T3 Sinistra
(11/4/19)
(22/4/19)
T4 0 Rotator Dextra
(25/4/19) T1
T2
(4/4/19) T3
(11/4/19) T4 Rotator Sinistra
(22/4/19)
(25/4/19)

Dari grafik 2. diatas didapakan


hasil data penurunan spasme pada m. Dari grafik 3. diatas didapakan
paraverterbra T1-T3=1 menjadi hasil data peningkatan kekuatan otot
T4=0. Penurunan spasme pada m. trunk pada flexor T1-T3=4 menjadi
hamstring dextra pada T1-T2=1, T3- T4=5, extensor T1-T3=4 menjadi
T4 dengan nilai 0. T4=4+, lateral flexor dextra T1-T3=4
Menurut penilitan Aan (2012), menjadi T5=5, lateral flexor sinistra
traksi lumbal dapat digunakan untuk T1-T2=4 menjadi T3-T4=5, rotator
mengatasi penurunanspasme.Spasme dextra T1-T2=4 menjadi T3-T4=5,
ototmengalami penurunan Hal ini dan pada rotator sinistra T1-T2=4
disebabkan efek traksi lumbal. menjadi T3-T4=5.
Dengan adanya spasme otot, maka Menurut penelitian oleh
akan menimbulkansuatu keluhan (Susanti, 2015), Latihan gerak aktif
nyeri yang membuat pasien untuk dengan metode McKenzie diharapkan
meminimalkan suatu posisi otot-otot daerah lumbosacral dapat
yangmengenakkan. Dengan traksi mengalami peregangan dan
untuk mengurangi nyeri dan saat penguatan sehingga kontraksi otot
rileksasi diharap hal ini dapat selam latihan akan meningkatkan
mempertahankan otot dalam posisi muscle-pump yang menjadikan suplai
rileks yang pada kahirnya oksigen dan nutrisi serta mengangkut

57
Jurnal PENA Vol.34 No.1 Edisi Maret 2020

sisa metabolisme lebih lancar T1=14cm, T2=16cm, T3=16,5cm


sehingga diharapkan otot pinggang menjadi T4=18cm, pada lateral flexi
bawah menjadi lebih memiliki daya sinistra T1=12cm, T2=14cm,
tahan dalam bekerja (Totok, 2004), T3=15cm menjadi T4=16cm,
maka akan terpelihara sifat-sifat sedangkan pada bidang gerak rotasi
fisiologis otot seperti flexibilitas, T1-T2=35°-0°-35°, T3=40°-0°-40°
kontraktilitas serta kemampuan untuk menjadi T4=45°-0°-45°.
melakukan fungsi control terhadap Meningkatnya lingkup gerak
kelelahan (Calliet, 1991). sendi pada trunk dari T1 sampai
dengan T4 yang telah, menurut
Evaluasi lingkup gerak sendi trunk Basmajian (1978) adanya
Untuk pemeriksaan lingkup peningkatan lingkup gerak pada trunk
gerak sendi trunk menggunakan berarti pemberian Traksi Lumbal dan
midline untuk gerak fleksi, ekstensi, Mc. Kenzie Exercise dapat
lateral flexi dextra dan sinistra. mengurangi nyeri, mengurangi
Sedangkan untuk gerak rotasi spasme, meningkatkan elastisitas
menggunakan dengan goneometer. jaringan dan menimbulkan rileksasi
otot. Tujuan dari Mc. Kenzie Exercise
Grafik 4. Evaluasi lingkup gerak adalah untuk memperkuat otot-otot
sendi trunk trunk. Pada saat latihan ini otot-otot
Evaluasi LGS dengan Midline fleksor trunk bergerak memanjang
Flexi
dan ekstensor trunk memendek
20 berulang-ulang sehingga elastisitas
otot akan bertambah. Dengan
Nilai Selisih

15 Ekstensi
10 peningkatan elastisitas otot tersebut
5 Lateral Flexi maka lingkup gerak semakin
Dextra
0 bertambah (Basmajian, 1978).
Lateral Flexi
Sinistra
Evaluasi Aktivitas Fungsional
Adanya permasalahan
tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan index oswestry.
Grafik 5. Evaluasi Aktivitas
Fungsional

50%

40% 46%
30% 36%
Dari grafik 4. diatas didapakan 20%
hasil data peningkatan lingkup gerak 22% 20%
10%
sendi trunk pada fleksi T1=4cm
0%
T2=9cm, T3=12,5cm menjadi T1 (4/4/19) T2 (11/4/19) T3 (22/4/19) T4 (25/4/19)

T4=14cm, pada ekstensi T1=3cm,


T2=4cm, T3=4,5cm menjadi Dari grafik 5. diatas didapakan
T4=6cm, pada lateral flexi dextra hasil data penurunan nilai dissability

58
Jurnal PENA Vol.34 No.1 Edisi Maret 2020

atau terdapat peningkatan aktivitas DAFTAR PUSTAKA


fungsional pada T1=46%, T2=36%, Basmajian, John U, 1978 ;
T3=22% menjadi T4=20%. Therapeutic Exercise ; Third
Hal ini sesuai dengan penelitian Edition , Rehabilitation
sebelumnya oleh Jumiati (2015), median , Jakarta.
Akibat adanya tarikan dari traksi dan
gerak dinamis ekstensi dari mc. Cailliet, 1991; Low Back Pain
Kenzie exercise yang dilakukan Syndrome; Second Edition,
berulang dapat meningkatkan cairan F.A Davis Company,
discus dan corpus yang kemudian Philadelphia.
akan menurunkan viscositas nucleus
pulposus ke posisi anterior dan dapat Cameron, M.H, 1999; physical Agent
mengurangi iritasi terhadap jaringan In Rehabilitation; W.B.
sekitarnya. Dengan keadaan seperti Saunders Company,
ini nyeri akan menurun dan aktivitas Philadelphia.
fungsional meningkat. Helmi Zairin, N, 2012. Buku Ajar
Gangguan Muskuloskeletal.
SIMPULAN
Jakarta: Salemba Medika.
Pada penatalaksanaan
fisioterapi yang diberikan pada kasus Istiarini, Harti, 2013 :
Hernia Nucleus Pulposus dengan EFEKTIVITAS TRAKSI
modalitas traksi dan mc. Kenzie TERHADAP PENURUNAN
exercise sebanyak 4kali dapat NYERI PADA HERNIA
disimpulkan sebagai berikut : NUKLEUS PULPOSUS
1. Pemberian modalitas traksi dapat LUMBAL : StiKes Bethesda
mengurangi nyeri pada kondisi Yakkum.
Hernia Nucleus Pulposus (HNP).
2. Pemberian modalitas traksi dapat Jumiati, J. 2015. Penambahan Core
mengurangi spasme otot pada Stabilization Exercise Lebih
kondisi Hernia Nucleus Pulposus Menurunkan Disabilitas di
(HNP). Bandingkan dengan
3. Pemberian mc. kenzie exercise Penambahan Latihan Metode
dapat meningkatkan lingkup McKenzie pada Traksi
gerak sendi trunk pada kondisi Manipulasi Penderita Nyeri
Hernia Nucleus Pulposus (HNP). Pinggang Bawah Mekanik di
4. Pemberian mc. kenzie exercise Kota Yogyakarta. (Tesis).
dapat meningkatkan kekuatan Denpasar: Program Pasca
otot trunk pada kondisi Hernia Sarjana Universitas Udayana.
Nucleus Pulposus (HNP).
5. Pemberian mc. kenzie exercise Mardiman Sri, et. Al, 1998;
dapat meningkatkan kekuatan Dokumentasi Persiapan
otot trunk pada kondisi Hernia Praktek Profesional
Nucleus Pulposus (HNP). Fisioterapi, Akademi
Fisioterapi Surakarta,
Dep.Kes. RI,.

59
Jurnal PENA Vol.34 No.1 Edisi Maret 2020

Nursalam., (2008). Konsep &


penerapan metodologi
penelitiam ilmu keperawatan:
pedoman skripsi, tesis, dan
instrumen penelitian
keperawatan Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medik.
Pinzon R., 2012 . Profil Klinis Pasien
Nyeri Punggung Bawah
Akibat Hernia Nukleus
Pulposus. CDK-198 . 39 (10)
:749 – 750
Rehabilitasi Medik Rumah Sakit
Bethesda, 2009 : Data Pasien
Hernia Nukleus Pulposus
Lumbal. Yogyakarta :
Rehabilitasi Medik Rumah
Sakit Bethesda
Susanti Nur, 2015, Beda Pengaruh
Latihan Mc.Kenzie Dengan
William Flexi Terhadap
Peningkatan Lingkup Gerak
Sendi Lumbal Pada Low Back
Pain Miogenik. Universitas
Pekalongan.
Tjokorda .2009. Cedera Saraf Tulang
belakang. Jakarta: Sagung
Seto.
Tjokorda. 2009. Diagnosa dan
Tatalaksana Kegawat
Daruratan Tulang
Belakang.Jakarta: Sagung
Seto.

Totok B.S, 2004. Efektifitas latihan


metode Mc Kenzie dan
William Flexi dalam
mengurangi nyeri pinggang
bawah wanita pengrajin Batik
Tulis Tradisional di
Surakarta,Lembaga Penelitian
UMS Surakarta.

60

You might also like