You are on page 1of 11

Jurnal PENA Vol.32 No.

2 Edisi September 2018

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI KONDISI FROZEN SHOULDER


e.c TENDINITIS MUSCLE ROTATOR CUFF DENGAN MODALITAS
SHORT WAVE DIATHERMY, ACTIVE RESISTED EXERCISE DAN
CODMAN PENDULAR EXERCISE
Anggun Rahmawati Putri, Irine Dwitasari Wulandari
( Prodi DIII Fisioterapi FIK - Universitas Pekalongan )
Email: anggunrahmawatifis@gmail.com; irinefisioterapiunikal@yahoo.com

ABSTRACT
Background: Frozen shoulder is a pain in shoulders which conduces limitedness of
shoulder joint motion. Tendinitis in M.Rotator Cuff, is an inflammation occured in muscle
tendons fused in Rotator Cuff. Physiotherapy problematics of Frozen Shoulder are the existence of
pain, the limitedness of joint motion, the decline of muscle strength, and the interference of
functional activity. Physiotherapy examination includes examining pain with Verbal Descriptive
Scale (VDS), examination of Limited Range Of Motion with Goneometer, examination of muscle
strength with Manual Muscle Testing (MMT), and inspection of daily functional activities with the
Shoulder Pain And Disability Index (SPADI) index. In this case, the chosen technology to resolve
these problems are by using the modality of Short Wave Diathermy (SWD), Active Resisted
Exercise and Codman Pendular Exercise.
Objective: To know the effect of Physiotherapy Management Frozen Shoulder e.c
Tendinitis Muscle Rotator Cuff conditions with Short Wave Diathermy (SWD), Active Resisted
Exercise and Codman Pendular Exercise.
Methods: This research was done in RSUD Kraton Pekalongan with analytic descriptive
research design. Research subject in this Scientific Writing was a patient with Frozen Shoulder
condition e.c. Tendinitis M.Rotator Cuff who was given physiotherapy interventions with the
modality of Short Wave Diathermy (SWD), Active Resisted Exercise and Codman Pendular
Exercise. Method of data collection and data analysis of this research were by using
Autoanamnesis method. Research instruments consisted of the examination of pain, joint motion,
muscle strength, and potentiality of functional activity.
Result: After four times in therapy, the researcher got four result. They are there was a
decline of force pain in T3 = 3 and motion pain in T2 = 2, there was an enhancement of joint
motion in T3 and T4 in flexion movement, abduction, exorotation and endorotation of the left
shoulder to active and passive movement, there was an enhancement of muscle strength in T3 =
Muscle group exorotator and endorotator, and there was an enhancement of functional activity in
T3.
Conclution: a physiotherapy intervention with device modality and therapeutic exercise
modality of can help reduce the problems arising on the conditions of Frozen Shoulder.

Keywords : Frozen Shoulder e.c Tendinitis M.Rotator Cuff, Short Wave Diathermy (SWD),
Active Resisted Exercise and Codman Pendular Exercise, Autoanamnesis Method, Indeks SPADI
(Shoulder Pain And Disability Index).

A. PENDAHULUAN kapasitas volume kapsul (Marcel,


1. Latar Belakang 2015).
Frozen shoulder merupakan Kekakuan pada frozen shoulder
suatu kondisi dimana terdapat juga dibagi menjadi dua macam pola
kekakuan pada sendi bahu akibat yaitu pola kapsuler dan pola non
penebalan dan kontraksi kapsul sendi kapsuler. Pola non kapsuler
yang menyebabkan menurunnya merupakan pola yang tidak spesifik
38
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

yang ditandai dengan keterbatasan pada kondisi Frozen Shoulder e.c


gerak dan nyeri yang terjadi pada Tendinitis M.Rotator Cuff. 3) Untuk
arah gerak tertentu, tergantung dari mengetahui pemberian Active
topis lesi, misalnya keterbatasan Resisted Exercise dapat
kearah endorotasi atau abduksi saja meningkatkan kekuatan otot pada
(Kuntono, 2004). kondisi Frozen Shoulder e.c
Tendinitis pada M.Rotator Cuff Tendinitis M.Rotator Cuff. 4) Untuk
merupakan suatu Peradangan yang mengetahui pemberian Active
terjadi pada tendon otot yang Resisted Exercise dan Codman
tergabung dalam Rotator Cuff. Ada Pendular Exercise dapat
beberapa literatur yang meningkatkan aktifitas fungsional
menghubungkan penyebab terjadinya pada kondisi Frozen Shoulder e.c
frozen shoulder dengan efek trauma Tendinitis M.Rotator Cuff.
berulang pada bahu ataupun dengan
penyakit diabetes melitus (Kuntono, B. TINJAUAN PUSTAKA
2004). 1. Deskripsi Kasus
Populasi yang ada menunjukan Pada kondisi Frozen Shoulder
bahwa pada usia di atas 40 sampai 60 e.c Tendinitis M.Rotator Cuff
tahun banyak terjadi kekakuan dan terdapat perubahan patologi pada
keterbatasan gerak, dimana pada usia tendon otot penyusun Rotator Cuff
ini sudah terjadi proses degenerasi dimana biasanya terjadi peradangan
yang dapat mempengaruhi kekuatan pada tendon otot lebih dari satu
dan kelenturan otot. Selain itu 70% karena adanya cidera langsung yang
kasus ini dialami oleh wanita, dan mengenai bahu ataupun juga cidera
pada pemeriksaan X-ray terlihat yang disebabkan oleh kerja
normal tanpa adanya gangguan pada M.Rotator Cuff yang berlebihan.
kapsul sendinya (Gispen, 2001). Apabila kondisi ini dibiarkan dalam
2. Tujuan Penulisan jangka waktu yang lama, maka akan
Tujuan umum dalam penelitian mengakibatkan kerusakan pada
ini adalah untuk mengetahui tendon M.Rotator Cuff dan berlanjut
pengaruh Penatalaksanaan sebagai tendinitis M.Rotator Cuff.
Fisioterapi Kondisi Frozen Shoulder Tanda dan gejala dari Frozen
e.c Tendinitis M.Rotator Cuff Shoulder e.c Tendinitis M.Rotator
dengan Modalitas Short Wave Cuff ini adalah nyeri, keterbatasan
Diathermy (SWD), Active Resisted lingkup gerak sendi, penurunan
Exercise dan Codman Pendular kekuatan otot, dan gangguan
Exercise. aktivitas fungsional. Jenis nyeri yang
Tujuan Khusus dalam penelitian dapat dirasakan pada kondisi ini
ini adalah : 1) Untuk mengetahui adalah nyeri gerak. Nyeri gerak
penggunaan modalitas Short Wave disini merupakan rasa nyeri yang
Diathermy dapat mengurangi nyeri dialami saat menggerakkan bahunya
pada kondisi Frozen Shoulder e.c yang muncul karena perubahan
Tendinitis M.Rotator Cuff. 2) Untuk patologi dari tendon M.Rotator Cuff
mengetahui pemberian Codman yang mengalami peradangan
Pendular Exercise dapat (Smeltzer, 2001). Adapun nyeri
meningkatkan lingkup gerak sendi tekan yang dapat dirasakan oleh
39
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

penderita ketika salah satu dari penurunan kekuatan otot bahu serta
bagian jaringan yang mengalami aktivitas fungsional menjadi
patologi mendapatkan penekanan terganggu (Hardjono, 2007). Untuk
dari luar. Dan yang sering itu dalam kasus ini perlu diberikan
mengalami nyeri tekan adalah di penanganan yang tepat untuk
bagian tendon m.rotator cuff karena menyelesaikan problematika
bagian ini berada pada bagian latero- tersebut.
posterior bahu sehingga mudah 2. Teknologi Intervensi Fisioterapi
untuk dipalpasi saat lengan dalam Intervensi Fisioterapi pada kasus
posisi abduksi dan endorotasi ini dengan pemberian Short Wave
(Smeltzer, 2001). Keterbatasan Diathermy, Active Resisted Exercise
lingkup gerak sendi glenohumeral dan Codman Pendular Exercise.
yang nyata, baik gerakan aktif Tujuan pemberian intervensi tersebut
maupun pasif. Dimana pola non untuk mengurangi nyeri,
kapsuler terjadi karena gerakan yang meningkatkan lingkup gerak sendi,
terbatas tergantung dengan topis meningkatkan kekuatan otot, dan
lesinya. Misalnya yang mengalami meningkatkan aktivitas fungsional
keterbatasan hanya ke arah abduksi sehari-hari.
saja (Kuntono, 2004). Short Wave Diathermy adalah
Penurunan kekuatan otot ini alat terapi yang menggunakan energi
disebabkan oleh adanya keterbatasan elektromagnetik yang dihasilkan oleh
lingkup gerak sendi dan adanya nyeri arus bolak-balik frekuensi tinggi
gerak, sehingga penderita akan 27,22 MHz (Sujatno, 2002).
membatasi dirinya untuk melakukan Efek yang ditimbulkan dari
gerakan pada shoulder dan otot-otot modalitas Short Wave Diathermy
penggerak shoulder yang tergabung yaitu : (1) meningkatkan
dalam rotator cuff akan menjadi metabolisme tubuh, (2)
statis. Sehingga apabila keadaan ini meningkatkan suplay darah, (3)
dibiarkan lama, maka otot akan meningkatkan konduktivitas dan
kehilangan elastisitasnya dan ambang rangsang, (4) menurunkan
mengakibatkan kekuatan otot eksitabilitas pada saraf, (5)
menjadi menurun (Kuntono, 2004). menurunkan viscositas darah dan
Penderita Frozen Shoulder e.c tekanan darah, (6) merelaksasikan
Tendinitis M.Rotator Cuff ditemukan dan memberikan kondisi optimal otot
tanda dan gejala klinis seperti adanya (Sujatno, 2002).
nyeri, keterbatasan lingkup gerak Hal ini disebabkan oleh karena
sendi, penurunan kekuatan otot maka efek pemanasan lokal, yang akan
secara langsung akan mempengaruhi/ meningkatkan sirkulasi jaringan pada
mengganggu aktifitas fungsional sendi glenohumeralis berupa
yang dijalaninya (Sidarta, 2004). vasodilatasi capilair dan arteriole
Frozen Shoulder e.c Tendinitis sehingga terjadi peningkatan suhu
M.Rotator Cuff terdapat problematik dan perbaikan sirkulasi jaringan
fisioterapi yaitu adanya nyeri pada dapat menurunkan aktivitas saraf
bahu, adanya keterbatasan lingkup sensorik bermielin tipis A delta dan
gerak sendi yang akhirnya tak bermielin C karena pengaruh
mengakibatkan timbulnya suatu modulasi nyeri level sensorik dan
40
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

level spinal, dengan demikian nyeri dengan kemampuan pasien dan


berkurang (Low,2000). besarnya beban tahanan yang
Efektifitas dalam penggunaan diberikan tidak dapat diukur secara
SWD ditentukan oleh penentuan kuantitatif, pada kondisi Frozen
dosis dan intensitas. Intensitas Shoulder e.c Tendinitis M.Rotator
ditentukan oleh penderita sendiri Cuff ini menggunakan teknik tahanan
terhadap rasa panas yang diterima. manual dari terapis.
Menurut Scliphake, intensitas dibagi Untuk melakukan active resisted
menjadi empat tingkatan yaitu : (a) exercise adapun hal-hal yang perlu
intensitas submitis (penderita tidak diperhatikan yaitu kondisi
merasakan panas), (b) intensitas kardiovaskuler, kelelahan, gerakan-
mitis (penderita merasakan sedikit gerakan substitusi, osteoporosis dan
panas), (c) intensitas normalis nyeri otot. Dan kontra indikasinya
(penderita merasakan nyeri yang yaitu apabila pasien sedang
nyaman), (d) intensitas fortis mengalami inflamasi dan nyeri.
(penderita merasakan sangat panas Codman Pendular Exercise
namun masih bisa ditahan) (Arofah, adalah suatu teknik yang
2010). diperkenalkan oleh codman, berupa
Hal yang juga harus diperhatikan ayunan lengan dengan posisi badan
pada saat menentukan dosis pada membungkuk.
kasus frozen shoulder : (1) luas area Tujuannya adalah untuk
yang akan diterapi, (2) kedalaman mencegah perlengketan pada sendi
jaringan dari permukaan, (3) tempat bahu dengan melakukan gerakan
yang mengalami nyeri. pasif sedini mungkin yang dilakukan
Parameter yang harus di oleh pasien secara aktif dan
perhatikan pada saat pengaplikasian diberikan beban (Kisner, 2002).
Short Wave Diathermy yaitu : (1) Dan teknik mobilisasi sendiri yang
apabila kondisi nya adalah sub akut memanfaatkan pengaruh gravitasi
maka waktu yang digunakan adalah untuk menghasilkan efek tarikan os
15-20 menit dan arusnya intermitten, humeri dari fossa glenoidalis. Dan
(2) apabila dalam kondisi kronis dosis pelaksanaan teknik ini adalah
maka waktu yang digunakan adalah dalam setiap gerakan diberikan
20-30 menit dengan arus continues ayunan sebanyak 8 kali dengan
(Sujatno, 2002). pengulangan 3 kali.
Active Resisted Exercise
merupakan bagian dari active C. PROSES FISIOTERAPI
exercise dimana terjadi kontraksi otot Pada penelitian ini didapatkan
secara statik maupun dinamik dengan identitas pasien yaitu bernama Tn. T
diberikan tahanan dari luar, dengan dengan usia 85 tahun, berjenis
tujuan meningkatkan kekuatan otot kelamin laki – laki, beragama Islam,
dan meningkatkan daya tahan otot. yang merupakan seorang Pensiunan
Tahanan dari luar bisa manual atau PNS yang beralamatkan di Kraton
mekanik. Lor Rt.2 Rw.2 Pekalongan Utara
Tahanan manual adalah tahanan dengan nomor RM 120369.
yang kekuatannya berasal dari terapis
dengan besarnya tahanan disesuaikan
41
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

Pemeriksaan yang dilakukan yang di peroleh tergantung dari


yaitu pemeriksaan nyeri, variabel independen, variabel disini
pemeriksaan keterbatasan lingkup adanya nyeri disekitar shoulder,
gerak sendi, pemeriksaan kekuatan adanya penurunan kekuatan otot,
otot, dan pemeriksaan aktivitas penurunan lingkup gerak sendi
fungsional. shoulder, dan penurunan kemampuan
Untuk mengurangi problematika fungsional. 2) Variabel independen
pada pasien, dilakukan intervensi yaitu variabel yang bersifat bebas,
fisioterapi dengan menggunakan dimana akan sangat mempengaruhi
modalitas yaitu Short Wave hasil dari variabel dependen, dalam
Diathermy (SWD), Active Resisted hal ini variabel independen adalah
Exercise, dan Codman Pendular pelaksanaan terapi yang akan
Exercise. dilaksanakan dengan modalitas Short
Wave Diathermy, Active Resisted
D. METODE PENELITIAN Exercise dan Codman Pendular
1. Desain Penelitian Exercise (Notoatmojo, 2010).
Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif analitik yang Desain penelitian penelitian
bertujuan untuk mengetahui digambarkan sebagai berikut.
assesment dan perubahan yang dapat
diketahui dalam penelitian tersebut.
Rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan studi
kasus (Notoatmojo, 2010).
Kasus penelitian ini diambil di
Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Keterangan :
Kabupaten Pekalongan yang X : keadaan pasien sebelum
dilaksanakan pada bulan Januari diberikan program fisioterapi
2018. Y : keadaan pasien setelah
2. Subjek Penelitian diberikan program fisioterapi
Subjek penelitian adalah pihak– Z : program fisioterapi
pihak yang dijadikan sampel dalam
penelitian. Subjek penelitian dalam Permasalahan yang timbul
penelitian ini adalah pasien dengan sebelum menjalani program terapi
kondisi Frozen Shoulder e.c adalah nyeri tekan dan nyeri gerak,
Tendinitis M.Rotator Cuff. keterbatasan lingkup gerak sendi,
3. Variabel Penelitian penurunan kekuatan otot, dan
Variabel merupakan konsep penurunan aktivitas fungsional
yang mempengaruhi variabilitas. pasien. Pasien berobat ke RSUD
Sedangkan konsep sendiri secara Kraton Kabupaten Pekalongan untuk
sederhana dapat diberikan pengertian menjalani terapi. Sebelumnya
sebagai gambaran atau abstraksi dari dilakukan pemeriksaan nyeri dengan
suatu fenomena tertentu. Ada dua skala VDS pada bahu pasien untuk
macam variabel yaitu : 1) Variabel mengetahui tingkat nyeri tekan dan
dependen yaitu variabel yang bersifat nyeri gerak.
tergantung atau terikat, dimana hasil

42
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

E. INSTRUMEN PENELITIAN grafitasi, Nilai 4 = Resistence


Instrumen penelitian dalam minimal (tahanan minimal), Nilai 5 =
penelitian ini sebagai berikut : Resistance maksimal (tahanan
1. Pemeriksaan Nyeri maksimal) (Mardiman dkk, 1994).
Nyeri adalah suatu rasa yang 4. Pemeriksaan Aktivitas
tidak nyaman. Pemeriksaan ini Fungsional
menggunakan alat ukur yaitu skala Aktivitas fungsional adalah
VDS (Verbal Descriptive Scale). Kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
Dengan cara menanyakan Pemeriksaan ini menggunakan alat
kepada pasien nyeri yang dirasakan ukur yaitu indeks Shoulder Pain And
yaitu nyeri diam, nyeri tekan dan Disability Indeks (SPADI).
nyeri gerak. nilai 1 : tidak nyeri, nilai Dengan cara melakukan tanya
2 : nyeri sangat ringan, nilai 3 : nyeri jawab kepada pasien tentang rasa
ringan, nilai 4 : nyeri tidak begitu nyeri dan keterbatasan saat
berat, nilai 5 : nyeri cukup berat, melakukan aktifitas. Jenis skala
nilai 6 : nyeri berat dan nilai 7 : nyeri nyeri: ketika posisi tiduran sisi yang
hampir tak tertahankan (Mardiman terkena, meraih sesuatu di rak tinggi,
dkk, 1994). menyentuh ke bagian belakang leher,
2. Pemeriksaan Keterbatasan mendorong dengan tangan yang
Lingkup Gerak Sendi sakit. Jenis skala disabilitas: Mencuci
Tindakan pemeriksaan yang rambut, Menggosok punggung saat
dilakukan untuk mengetahui luas mandi, Memakai dan melepas kaos
yang bisa dicapai oleh suatu dalam atau baju, Memakai kemeja
persendian saat sendi tersebut berkancing, Memakai celana,
bergerak, baik secara aktif maupun Mengambil benda diatas,
pasif. Pemeriksaan ini menggunakan Mengangkat benda berat (lebih dari
alat ukur yaitu Goneometer. 10 pon). Kriteria penilaian untuk
Pengukuran Lingkup Gerak skala nyeri yaitu 0 : tidak ada rasa
sendi Shoulder pada saat gerakan sakit, dan 10 : nyeri terburuk yang
fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, tidak tertahankan, sedangkan kriteria
eksorotasi, endorotasi. Nilai normal skala disabilitas yaitu 0 : tidak ada
dari sendi shoulder yaitu : (a) Sagital kesulitan, dan 10 : sangat sulit dan
: 500-00-1700, (b) Frontal : 1700–00- membutuhkan bantuan. Caranya
750, (c) Rotasi : 900- 00- 800 dengan melingkari angka yang
(Mardiman dkk, 1994). menggambarkan rasa sakit dan
3. Pemeriksaan Kekuatan Otot keterbatasan (Roach, 1991).
Tindakan pemeriksaan yang di
lakukan untuk mengetahui kekuatan
otot. Pemeriksaan ini menggunakan
alat ukur yaitu MMT (Manual
Muscle Testing).
Kriteria penilaiannya yaitu :
Nilai 0=Tidak ada kontraksi, Nilai
1=Ada Kontraksi, Nilai 2=Ada
kontraksi, meminimalkan gaya
gravitasi, Nilai 3 = Gerakan melawan
43
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

Tabel 1. Skala Nyeri a. Jumlah skor nyeri :


No Aktivitas Nilai /50x100= %
1 Saat kondisi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 b. Jumlah skor disabilitas :
sangat 10 /80x100= %
nyeri? c. Jumlah skor SPADI :
2 Saat 0123456789 /130x100= %
berbaring, 10 Hasil dari pemeriksaan aktivitas
sisi yang fungsional menggunakan indeks
terkena? SPADI persentase nya dapat dilihat
3 Meraih 0123456789 dari perhitungan jumlah skor SPADI
sesuatu di 10 (Roach et al, 1991).
rak yang F. PROSEDUR
tinggi? PENGAMBILAN DATA
4 Menyentuh 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Pemeriksaan Fisik
bagian 10 Bertujuan untuk mengetahui
belakang keadaan fisik pasien yang
leher? pemeriksaannya meliputi : Tanda
5 Mendorong 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 vital, Inspeksi, Palpasi, Perkusi,
dengan 10 Auskultasi (IPPA), dan Pemeriksaan
tangan yang gerak dasar serta Pemeriksaan
sakit? spesifik.
2. Interview
Metode yang digunakan pada
Tabel 1. Skala Nyeri penelitian ini untuk mengumpulkan
No Aktivitas Nilai data yaitu dengan cara tanya jawab
1 Mencuci 0123456789 antara terapis dengan pasien yaitu
rambut 10 anamnesis langsung dengan pasien
2 Menggoso 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (Auto Anamnesis).
k 10 3. Observasi
punggung Observasi dilakukan untuk
3 Memakai, 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 mengetahui perkembangan pasien
melepas 10 selama diberikan terapi. Dalam studi
kaos ini, dokumentasi penulis mengamati
4 Memakai 0123456789 dan mempelajari perkembangan
kemeja 10 pasien.
5 Memakai 0123456789 G. HASIL DAN PEMBAHASAN
celana 10 1. Evaluasi Nyeri
6 Mengambi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Evaluasi nyeri dengan Skala
l benda 10 VDS (Verbal Descriptive Scale).
diatas Grafik 1. Evaluasi Nyeri
7 Mengangk 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
at benda 10
berat

44
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

Dari grafik diatas didapakan merelaksasikan otot dan nyeri akan


hasil data pada T1 nyeri diam berkurang.
disimbolkan berwarna biru dengan
nilai nyeri 1 (tidak nyeri). Untuk 2. Evaluasi Lingkup Gerak Sendi
nyeri tekan disimbolkan berwarna Evaluasi Lingkup Gerak Sendi
merah dengan hasil penurunan nyeri dengan Goneometer.
pada tendon m.infraspinatus dan
tendon m.supraspinatus dengan T1 Grafik 2. Evaluasi Lingkup Gerak
nilainya 4 (nyeri tidak begitu berat) Sendi
dan hasil T4 yaitu nilai 3 (nyeri
ringan). Untuk nyeri gerak
disimbolkan berwarna hijau dengan
nilai T1 yaitu 3 (nyeri ringan) dan
pada T4 terdapat penurunan nyeri
gerak dengan nilai 1 (tidak nyeri).
Menurut Rida Yulianda,
dkk.,(2010) menjelaskan bahwa
pemberian intervensi Short Wave Berdasarkan grafik diatas
Diathermy (SWD) pada kondisi didapatkan hasil pada gerakan fleksi-
Frozen Shoulder dapat efektif untuk ekstensi shoulder sinistra pada
mengurangi nyeri. Hal ini gerakan aktif maupun pasif terlihat
disebabkan oleh karena Short Wave peningkatan derajat lingkup gerak
Diathermy yang diberikan sendi pada T1 hingga T4 yang rata-
intensitasnya sesuai dengan level rata perbedaannya berada pada T4.
normalitas/hangat sehingga akan Untuk gerakan abduksi shoulder
meningkatkan temperatur lokal dan sinistra pada gerakan aktif maupun
mengakibatkan vasodilatasi pasif terdapat peningkatan lingkup
pembuluh darah sehingga dapat gerak sendi pada T3 namun pada
meningkatkan aliran darah dan gerakan adduksi shoulder sinistra
meningkatkan zat sisa metabolisme tidak mengalami perubahan derajat
(prostaglandin, histamin, dan lingkup gerak sendi. Sedangkan
bradikinin) sehingga dapat untuk gerakan eksorotasi-endorotasi
merangsang nociceptor dan nyeri shoulder sinistra baik gerakan aktif
akan berkurang bahkan hilang, maupun pasif terdapat peningkatan
kemudian tonus otot akan menurun lingkup gerak sendi yang rata-rata
sehingga elastisitas jaringan terjadi pada T4.
meningkat dan akan menimbulkan
relaksasi otot. Peningkatan lingkup gerak sendi
pada kondisi frozen shoulder sesuai
Hasil analisa dari penelitian ini dengan pernyataan I Nyoman Warta,
adalah nyeri dapat berkurang karena (2010) yang menjelaskan bahwa ada
Short Wave Diathermy dapat pengaruh yang signifikan dari
memberikan efek hangat pada pasien pemberian Codman Pendular
sehingga mengakibatkan vasodilatasi Exercise pada kasus Frozen
pembuluh darah dan metabolisme Shoulder.
menjadi lancar sehingga dapat
45
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

Hal ini dikarenakan Codman mengalami peningkatan kekuatan


Pendular Exercise mampu mengulur otot pada T3 dan T4 dengan hasil
struktur jaringan lunak seperti otot nilai kekuatan ototnya sama yaitu 4.
dan tendon sehingga mengakibatkan
fleksibilitas jaringan tersebut dapat Peningkatan kekuatan otot pada
terjaga sehingga terjadi peningkatan kondisi frozen shoulder sesuai
lingkup gerak sendi shoulder dan dengan pernyataan Eka Ayu
secara otomatis akan meningkatkan Fatmawati (2014) yang menjelaskan
aktifitas fungsionalnya. bahwa teknik terapi latihan berupa
Active Resisted Exercise mampu
Hasil analisa dari penelitian ini meningkatkan kekuatan otot pada
adalah Pemberian modalitas Codman penderita frozen shoulder oleh
Pendular Exercise efektif untuk karena latihan ini dapat
meningkatkan lingkup gerak sendi meningkatkan recruitment motor unit
pada kondisi Frozen Shoulder karena sehingga akan terjadi penambahan
dapat meningkatkan fleksibilitas motor unit yang terangsang,
jaringan dari efek pemberian beban kemudian serabut otot akan ikut
pada saat melakukan gerakan secara terkontraksi dan menimbulkan
aktif sehingga terjadi peningkatan kekuatan otot itu semakin meningkat.
lingkup gerak sendi.
Hasil analisa dari penelitian ini
3. Evaluasi Kekuatan Otot adalah Active Resisted Exercise
Evaluasi Kekuatan Otot dengan efektif diberikan pada pasien dengan
MMT (Manual Muscle Testing) kondisi frozen shoulder karena
Grafik 3. Evaluasi Kekuatan Otot dengan diberikannya resisted /
tahanan secara bertahap dapat
mengontraksikan serabut otot
sehingga kekuatan otot menjadi
meningkat.
4. Evaluasi Aktivitas Fungsional
Evaluasi Aktivitas Fungsional
dengan Indeks SPADI (Shoulder
Pain And Disability Index).
Grafik 4. Evaluasi Aktivitas
Fungsional
Berdasarkan grafik diatas
didapatkan hasil pada grup otot
fleksor dan ekstensor tidak terdapat
peningkatan kekuatan otot. Pada T1
hingga T4 nilai otot untuk fleksor 3
dan ekstensor 4. Untuk grup otot
abduktor dan adduktor tidak terdapat
peningkatan kekuatan otot. Pada T1
hingga T4 nilai otot untuk abduktor 3
dan adduktor 4. Untuk grup otot
eksorotator dan endorotator
46
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

Dari grafik diatas dapat lingkup gerak sendi dan


disimpulkan bahwa pada jenis meningkatkan kekuatan otot
aktivitas mencuci rambut terjadi sehingga secara otomatis aktivitas
peningkatan aktivitas fungsional fungsional pasien akan meningkat.
pada T3 dan T4 dengan nilai 0 yang
artinya sudah tidak ada kesulitan. H. SIMPULAN
Untuk jenis aktivitas menggosok Berdasarkan hasil penelitian
punggung saat mandi terjadi didapatkan simpulan :
peningkatan aktivitas fungsional
1. Adanya penurunan nyeri tekan
pada T3 dan T4 dengan nilai 2 yang
pada m.infraspinatus dan
artinya bisa dengan menggunakan
m.supraspinatus serta nyeri
alat bantu. Dan untuk jenis aktivitas
gerak pada gerakan fleksi
memakai & melepas kaos terjadi
abduksi eksorotasi dan
peningkatan aktivitas fungsional
endorotasi shoulder sinistra.
pada T3 dan T4 dengan nilai 2 yang
2. Adanya peningkatan kekuatan
artinya bisa dengan menggunakan
otot pada grup otot eksorotator
alat bantu. Untuk jenis aktivitas
dan endorotator shoulder
lainnya seperti memakai kemeja
sinistra.
berkancing, memakai celana,
3. Adanya peningkatan lingkup
mengambil benda diatas dan
gerak sendi pada gerakan fleksi,
mengangkat benda berat tidak ada
abduksi, eksorotasi dan
perubahan peningkatan aktivitas
endorotasi shoulder sinistra.
fungsional atau masih mengalami
4. Adanya peningkatan aktivitas
keterbatasan atau kesulitan. fungsional seperti mencuci
Menurut penelitian Salim rambut, menggosok punggung
(2014), pemberian terapi latihan saat mandi dan memakai &
berupa Codman Pendular Exercise melepas kaos.
dan Active Resisted Exercise pada
kondisi Frozen Shoulder dapat DAFTAR PUSTAKA
memberikan pengaruh yang Arofah, N. I. 2010. Dasar-dasar
signifikan dalam menyelesaikan Fisioterapi pada Cedera
problem berupa nyeri, penurunan Olahraga. Yogyakarta
kekuatan otot dan keterbatasan Cutchbush,K.2014.
lingkup gerak sendi. Sehingga [Diakses tanggal 19
apabila ketiga problem tersebut dapat Desember 2017]. Didapat
diselesaikan maka akan berpengaruh dari
dengan aktivitas fungsional yang :http://kennethcutbush.
meningkat. Gispen JG. 2001. A Tex Book Of
Rheumatology 14
Hasil analisa dari penelitian ini Edition. William &
adalah Codman Pendular Exercise Wilking. Philadelphia.
yang dikombinasikan dengan Active Hal 159.
Resisted Exercise efektif diberikan Irma, Ade N., Yulianda. 2010.
pada kondisi frozen shoulder untuk “Pengaruh Penambahan
meningkatkan aktivitas fungsional SWD Aplikasi Modifikasi
pasien karena dapat meningkatkan
47
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

Kontraplanar pada Didapat dari :


Intervensi Ultrasound http://www.artikel.indone
dan Traksi Osilasi siarehabequibment.com.
Shoulder terhadap Salim, J.S. 2014. Penambahan
Peningkatan Jumlah Teknik Manual Therapy
Range Of Motion (ROM) Pada Latihan Pendular
Shoulder Bidang Frontal Codman Lebih
dan Bidang Transversal Meningkatkan Lingkup
Penderita Frozen Gerak Sendi Pada Sendi
Shoulder”. Jakarta. Glenohumeral Penderita
Fisioterapi, Rumah Sakit Frozen Shoulder.
Permata Hijau. Fisioterapi Poltekkes Dr
Kisner, Carolyn, MS, PT. 2002. Rusdi, Medan.
Therapeutic Exercise Sidarta, Priguna. Dr. 1984. Sakit
Foundation and Technic. Neuromuskuloskeletal,
Philadelphia : F.A. Davis PT. Dian Rakyat, Jakarta.
Company. Hal 93.
Kuntono, H. P., 2004. Aspek Smeltzer, Suzanne C. 2001.
Fisioterapi Syndroma Keperawatan Medikal
Nyeri bahu dalam Kupas Bedah Brunner dan
Tuntas Frozen Shoulder, Suddart. Edisi 8, Vol 2.
Surabaya. Jakarta : Buku
Low John, Ari Reed, Electrotherapy kedokteran.
Explained Principles and Sujatno, Ig, “Sumber Fisis”,
Practice, 2000. Akademi Fisioterapi
Marcel, S. 2015. Power Point Bahan Surakarta, 1998. Diakses
Ajar Fisioterapi. Pada Tanggal 18
Surakarta. Desember 2017.
Mardiman, dkk, 1994. Dokumentasi Warta, I Nyoman. 2010.
Persiapan Praktek “Penambahan Codman
Profesional Fisioterapi Pendular Exercise Pada
(DP3FT). Pusat Pemberian Terapi Micro
Pendidikan Tenaga Wave Diathermy,
Kesehatana DEPKES RI Transcutaneous
Th. 1994. Surakarta. Electrical Nerve
Notoatmojo S. Metodologi Penelitian Stimulation Dan
Kesehatan. Jakarta. Stretching Dapat
Rineka Cipta. 2010. Meningkatkan Lingkup
Purnomo, 2012. Fisioterapi Frozen Gerak Sendi Abduksi
Shoulder dan Pada Kasus Frozen
Pemeriksaan Spesifik. Shoulder“. Program
Jakarta. Studi S1 Fisioterapi
Roach et al, 1991. Development of Fakultas Kedokteran
shoulder pain and Universitas Udayana.
disability index. [Diakses Bagian Fisioterapi RSUD
tanggal 19 Juli 2018]. Badung, Bali.
48

You might also like