You are on page 1of 37

INTERVENSI MULLIGAN MOBILIZATION WITH

MOVEMENTLEBIH BAIK DARISEMISQUAT EXERCISEDALAM


MENINGKATKAN FUNGSIONAL SENDI LUTUT PADA KASUS
CHONDROMALACIA PATELLA

Maksimus Bisa
maxi.lado@yahoo.com
Prodi Fisioterapi Fakultas Vokasi
Universitas Kristen Indonesia
Jakarta, Indonesia

ABSTRACT
This study is to determine the difference in intervention of mulligan
mobilization with movement with anemia in exercise to improve the functional
knee joint in the case of chondromalacia patella. This research was
conducted at the Sukmajaya Physio Clinic in East Depok from April to July
2018. Methods: This study was quasi-experimental with a comparative
approach to pre and post test group control design with a sample of 30
people, where sampling was done with allocation random sampling that met
the inclusion criteria. Samples were grouped into two groups, namely
treatment group I consisting of 15 people given intervention mulligan
mobilization with movement and ultra sound and treatment group II consisting
of 15 people given semisquat exercise dan ultra sound. Data analysis: using
statistical tests. The results of the normality and homogeneity test of the two
groups showed normal distribution and homogeneous data with a value of ρ>
0.05. The research hypothesis test was conducted by independent simple t-
test comparative test using the difference between lower extremity functional
scale (LEFS) and test stand between the treatment groups with treatment
group II after intervention, it got ρ = 0.023. Results: There were significant
differences in the combination intervention of Mulligan Mobilization With
Movement and ultrasound with a combination of Semi-squat exercise and
ultrasound on functional improvement of the knee in the case of
chondromalacia patella.
Keywords: mulligan mobilization, squat exercise, and chondromalacia
patella.

ABSTRAK
Penelitian ini bertijuan untuk mengetahui perbedaan intervensi mulligan
mobilization with movementdengansemisquat exercisedalam meningkatkan

270
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

fungsional sendi lutut pada kasus chondromalacia patella. Penelitian ini


dilaksanakan di Klinik Fisio Sukmajaya Depok Timur bulan April hingga Juli
2018. Metode: penelitian ini bersifat quasi experimental dengan pendekatan
komparatif pre dan post test group control design dengan jumlah sampel 30
orang, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan allocationrandom
sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu kelompok perlakuan I terdiri dari 15 orang diberikan
intervensi mulligan mobilization with movementdan ultra sounddan kelompok
perlakuan II terdiri dari 15 orang diberikan semisquat exercisedan ultra
sound. Analisis data: menggunakan uji statistik. Hasil uji normalitas dan
homogenitas kedua kelompok menunjukkan data berdistribusi normal dan
homogendengan nilai ρ > 0,05.Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan uji
komparasi independent simple t-testmenggunakan data selisih nilai lower
extremity functional scale (LEFS)dan strok blance stand testantara kelompok
perlakuan I dengan kelompok perlakuan II sesudah intervensididapatkan ρ =
0,023. Hasil penelitian:ada perbedaan yang signifikan intervensi kombinasi
Mulligan Mobilization With Movement dan ultrasound dengan kombinasi Semi
squat exercise dan ultrasound terhadap peningkatan fungsional lutut pada
kasus chondromalacia patella.

Kata kunci: mulligan mobilization, squat exercise, dan chondromalacia


patella.

PENDAHULUAN atau naik turun tangga.


Lutut adalah sendi penumpu Gangguan/kelainan yang sering
berat badan yang cenderung terjadi adalah chondromalacia
mengalami cidera. Hal ini patella, yaitukondisi patologi pada
disebabkan oleh beban berlebihan, tulang rawan (Fernandoet al,
Q-angel dari gerakan, dan 2014).
perubahan degeneratif (Hatice Chondromalacia patella
Resorlu et al, 2016). Nyeri lutut merupakan peradangan dan
merupakan keluhan pasien yang pelunakan tulang rawan pada
paling sering dijumpai. Penyebab bagian bawah patela. Pada
nyeri lutut yang sering terjadi pada umumnya patela bergerak
remaja dan dewasa muda adalah meluncur secara halus tetapi pada
trauma seperti terjatuh, keseleo, kasus ini terjadi pergesekan antara

271
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

patela dan femur (tulang paha). adanya krepitasi. Hal ini


Chondromalacia patella menyebabkan pasien kesulitan
disebabkan oleh banyak faktor melakukan aktifitas sehari-hari
diantaranya patella alta (mal seperti naik turun tangga, jongkok,
alignment patella) yaitu posisi berlari, melompat, dan
patela yang lebih tinggi dari lutut, berolahraga. Dengan demikian
kelemahan otot vastus medialis chondromalacia patella merupakan
oblique, ketegangan pada lateral suatu patologi yang kompleks,
retinakulum dan beban mekanik. mengakibatkan seseorang
Kondisi ini mempengaruhi sendi kesulitan dalam melakukan
lutut terutama sendi patellofemoral aktivitas sehari-hari dan perlu
yang berdampak padamal aligment dilakukan penanganan secara
dari tempurung lutut, Q-angel tepat agar dapat mengembalikan
meningkat, menegangnya lateral gerak fungsional tanpa keluhan
retinaculum patella, dan terjadi nyeri.
hypoplasia pada kondilus femoral. Upaya penanganan fisioterapis
Selain itu terjadi penurunan kerja untuk mengurangi
otot abduktor hip, kekuatan otot ketidakmampuan dalam
ekstensor hip menurun, dan melakukan aktifitas yang
peningkatan rotasi internal pada os diakibatkan oleh chondromalacia
femur sehingga terjadi posisi patella, diantaranya dengan
valgus pada lutut (Baczkowiczand metode elektroterapi, manual
dan majorczyk, 2016). terapi, dan terapi latihan. Teknik
Problematik klinis yang sering manual terapi dalam penanganan
ditemui pada kondisi chondromalacia patella berupa
chondromalacia patella adalah penerapan Muligan Mobilization
nyeri disekitar lutut (biasanya with Movement (MWM), terapi
terletak dibelakang patela), nyeri latihan berupasemi squat exercise
timbul ketika diberikan beban dan

272
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

dan elektroterapi berupa dengan mengoptimalkan kinerja


ultrasound (US). otot stabilisator.
Muligan Mobilization with Untuk menemukan gangguan
Movement adalah suatu teknik gerak dan fungsi pada
mobilisasi yang dipadukan dengan chondromalacia patella, maka
gerak fisiologis aktif pada akhir fisioterapis perlu menganalisa
lingkup gerak sendi pasien (Kisner secara menyeluruh melalui
and Colby, 2012). MWM secara penatalaksanaan fisioterapi yang
manual melibatkan pergerakan meliputi anamnesis, inspeksi, quick
sendi yang dilakukan pasien test, serta test khusus yang disertai
secara aktif dan gerakan glide dengan pemeriksaan penunjang
yang dikontrol oleh terapis. Teknik yang dilakukan dengan algoritma
ini dilakukan secara bersamaan dan berdasarkan evidence base
antara pasien dan terapis, practice. Didalam anamnesis,
pemberian teknik ini tidak boleh pasien dengan kondisi
adanya rasa nyeri. chondromalacia patella umumnya
Semi squat exercise mengeluh nyeri dan mengalami
merupakan latihan yang bersifat gangguan fungsional pada daerah
closed kinetik chain exercise. sekitar lutut yang terlokalisir pada
Latihan ini dapat menguatkan otot sendi petellofemoral ketika
ekstremitas bawah dengan melakukan aktivitas naik dan turun
meminimalkan stress (ketegangan) tangga. Kemudian pada saat gerak
pada ligamen anterior dengan pasif fleksi ekstensi timbul nyeri
mengurangi gaya geser pada sendi dan krepitasi. Setelah itu
lutut melalui pengurangan gaya dilanjutkan dengan test khusus
tekan pada saat kontraksi (Lee et diantaranya patellar apprehension
al, 2016). Latihan ini bertujuan test dan waldron test.
untuk menjaga kestabilan patela Penilaian dan evaluasi fungsi
hasil intervensi, dapat dilakukan

273
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

pengukuran terhadap peningkatan memungkinkan tempurung lutut


fungsional dengan lower extremity meluncur dialurnya dengan mudah
functional scale (LEFS) dan stork ketika menekuk atau meluruskan
balance stand test. LEFS lutut. Ketika terjadi chondromalacia
merupakan kuisioner yang berisi patella permukaan bawah
20 item penilaian fungsional tempurung lutut menjadi kasar dan
dengan tingkat kesulitan fungsional menipis yang disebabkan karena
dari 0 (sangat sulit) sampai 4 (tidak adanya tekanan yang terjadi
ada kesulitan), menghasilkan skor secara berulang-ulang pada tulang
maksimum 80 poin dimana skor rawan di bagian patellofemoral
yang lebih tinggi menunjukkan sehingga menyebabkan terjadinya
fungsi lebih baik (Fukuda, et al peradangan, pelembekan dan
2012). Stork balance stand test pengelupasan pada tulang rawan
mempunyai tabel skor penilaian serta menyebabkan timbulnya
yang dihitung dalam detik, dengan nyeri pada bagian anterior patella.
kriteria sangat bagus, bagus, rata- Cidera yang terjadi akan
rata, cukup, dan buruk. (Jhonson menyebabkan erosi pada
dan Nelson, 1979). permukaan tulang rawan sendi
yang diikuti dengan penebalan
TINJAUAN TEORITIS tulang subkondral sehingga timbul
Penurunan fungsional lutut osteofit dan menyebabkan iritasi
pada chondromalacia patella jaringan. Chondromalacia patella
terjadi karena adanya kondisi merupakan kondisi dimana tulang
dimana tulang rawan pada rawan pada tempurung lutut
tempurung lutut mengalami mengalami kerusakan karena
kerusakan. Di permukaan bawah kondisi lutut valgus atau varus
tempurung lutut yang sehat yang menyebabkan otot vastus
terdapat tulang rawan artikular medialis oblique, otot vastus
yang halus dan licin, permukaan ini lateralis dan otot pes anserinus

274
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

melemah sehingga menyebabkan memiliki susunan anatomi dan


mal aligment gerak patella, biomekanik yang berbeda, sesuai
deformitas lutut, dan nyeri bagian dengan bentuk dan struktur
anterior patella. pembentuknya.
Sendi lutut dibentuk oleh
Anatomi dan Biomekanik Sendi bagian distal tulang femur, patella
Lutut dan bagian proximal tulang tibia.
Sendi lutut dirancang untung Pada bagian distal tulang femur
mobilitas dan stabilitas, secara dibentuk oleh condylus medialis
fungsional bekerja untuk dan condylus lateralis. Apabila
memperpanjang dan dilihat dari permukaan sendinya
memperpendek ekstremitas bawah nampak bahwa permukaan sendi
untuk menaikkan atau menurunkan dari tulang femur dan tibia tidak
tubuh dan memberi ruang gerak terdapat kesesuaian bentuk.
pada kaki (Kisner and Colby, Kedua condylus femur lateral dan
2012). Secara anatomi sendi lutut medial membentuk katrol, sedang
adalah sendi terbesar dalam tubuh permukaan tibia diantaranya lebih
manusia. Sendi lutut terdiri dari rata. Condylus femoralis melebar
sendi tibiofemoral, sendi kearah distal dan posterior,
patellofemoral, dan sendi proximal condylus lateralis lebih lebar di
tibiofibular. Sendi lutut termasuk bagian depan daripada belakang,
jenis synovial hinge joint dengan sedangkan condylus medialis
gerakan fleksi dan ekstensi. Fungsi tebalnya tidak berubah. Pada
sendi lutut ini untuk menopang bagian ventral membentuk facies
tubuh, penumpu berat badan, yang bersendi dengan patella dan
pembentuk sikap, dan berfungsi tibia. Patella merupakan tulang
seperti menendang. Karena sesamoid terbesar pada tubuh
struktur dan fungsinya yang manusia, berfungsi untuk
kompleks, maka sendi lutut meningkatkan efisiensi fleksi dan

275
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

melindungi sendi yang ada pada Bagian proximal tulang tibia


lutut (Waryasz dan McDemort, terdapat condylus medialis dan
2008). Patella dilapisi oleh lateralis. Permukaan proximal
kartilago sendi atau tulang rawan fasies articularis superior terpisah
sendi. oleh eminensia intercondylaris.
Kartilago merupakan tulang Eminensia intercondylaris ini
rawan hialin yang bewarna putih sebagai perlekatan ligamentum
kebiru-biruan, yang terdiri dari cruciatum yang sering dijumpai
kondrosit (sel rawan sendi) dan osteofit.
matrix ekstraseluler. Kondrosit Sendi lutut dibentuk oleh
berfungsi mensistesis dan beberapa ligament yang berfungsi
memelihara matrix rawan sehingga memberikan stabilisasi sendi lutut
fungsi bantalan rawan sendi tetap antara lain ligament cruciatum,
terjaga dengan baik. Matrix dimana ligament cruciatum anterior
ekstraseluer subtansi dasarnya membentang dari bagian anterior
terdiri dari 65%-80% air 15%-25% tibia, melekat pada bagian lateral
kolagen dan 10% proteoglikan condylus lateralis femur yang
(Corwin elizabeth, 2007). berfungsi untuk mencegah gerakan
Kartilagoberfungsi untuk anterior tibia diatas femur.
mencegah terjadinya gesekan Menahan eksorotasi tibia pada
pada permukaan sendi dan saat fleksi lutut, mencegah
sebagai peredam guncangan. hiperekstensi lutut dan membantu
Kartilagotidak memiliki jaringan saat gliding (meluncur) dan rolling
saraf dan sedikit pembuluh (menggelending) sendi lutut.
darah,memperoleh makanannya Sedangkan ligament cruciatum
melalui difusi dari kapiler melalui posterior merupakan ligament
jaringan ikat yang berdekatan terkuat pada sendi lutut yang
(perikondrium) atau melalui cairan berbentuk kipas, membentang dari
synovial. bagian posterior tibia ke bagian

276
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

depan atas dan melekat pada juga distabilisasi oleh kapsul sendi
condylus medialis femur. Ligament yang terdiri dari dua lapisan yaitu
ini berfungsi untuk memelihara stratum fibrosum yang merupakan
stabilitas dan mencegah lapisan luar yang berfungsi sebagi
hiperekstensi sendi lutut. selubung dan stratum synovial
Ligament collateral medial lebih merupakan lapisan dalam yang
posterior di permukaan sendi berfungsi memproduksi cairan
tibiofemoral. Seluruh ligament synovial untuk melicinkan
collateral medial menegang pada permukaan sendi.
gerakan ekstensi penuh lutut. Otot ekstensor lutut adalah
Ligament collateral lateral otot quadriceps femoris yang
membentang dari permukaan luar berfungsi untuk gerakan ekstensi
condylus lateralis femoris kearah lutut.Otot ini selain sebagai
caput fibula, dalam gerakan fleksi penggerak juga berfungsi sebagai
lutut ligament ini melindungi sisi stabilitas lutut ketika posisi tubuh
lateral sendi lutut. Antara condylus berdiri. Grup otot ini terdiri dari 4
femoralis dan condylus tibia dilapisi otot yaitu m.rectus femoris,
oleh meniscus dengan struktur m.vastus medialis, m.vastus
fibro cartilage yang melekat pada intermeidus dan m.vastus lateralis.
kapsul sendi. Selain mempunyai fungsi utama
Patellofemoral ligament sebagai gerakan ekstensi lutut
merupakan ligamen yang keempat otot ini mempunyai fungsi
memberikan stabilisasi patella, lainnya masing-masing. m.rectus
dimana ligament ini berasal dari femoris berperan dalam fleksi hip,
bagian tengah trochlear lalu m. vastus medialis membantu otot-
memutar ke bagian depan femur. otot pes anserinus dalam menjaga
ligament patellofemoral medial stabilitas medial lutut dan berfungsi
berperan dalam gerakan ekstensi membuat gerakan rotasi internal
lutut. Selain ligament sendi lutut pada patella, m. vastus lateralis

277
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

membantu otot illiotibial dalam joint muscles, mereka berkontraksi


mempertahankan stabilitas sendi lebih efisien ketika mereka
sisi lateral dan membuat gerak bersamaan diperpanjang atas hip
rotasi eksternal pada patella. (selama hip fleksi) seperti mereka
Keempat otot ini berinsertio pada memfleksikan lutut. Selama closed
tempat yang sama yaitu, kearah chain activities otot hamstring
patella dan berlanjut hingga dapat membantu mengekstensikan
menuju tuberculum tibia. lutut dengan menarik tibia. Otot
Mekanisme kerja quadriceps ini hamstring juga berfungsi sebagai
dibutuhkan seperti saat berjalan stabilisator ketika ada gaya
otot quadriceps memberi kontrol berlebih kearah depan, guna
fleksi lutut saat initial contact membantu fungsi dari anterior
(loading respons) kemudian crusiatum ligament. Otot hamstring
ekstensi lutut untuk midstance terdiri dari tiga otot yaitu,
kemudian preswing heel-off to toe m.semitendinosus,
off pada aktifitas berjalan dan m.semimmembranosus, dan
dalam mempertahankan fungsi m.biceps femoris. Dalam perannya
sendi lutut saat melakukan pada lutut, otot hamstring dibantu
gerakan closed-kinetic chain untuk oleh m.gastrocnemius untuk
mengangkat atau menurunkan mempertahankan stabilitas pada
beban tubuh, dan jika fungsi otot bagian posterior. Otot
quadriceps terganggu tentu control semitendinosus berfungsi untuk
gerak tersebut tidak dapat ekstensi hip dan fleksi lutut. Otot ini
dilakukan dengan benar (Kisner dipersarafi oleh N. Ischiadicus (L5-
dan Colby, 2012). S2). Ototsemitendinosus bersama-
Otot hamstring merupakan sama dengan m.gracilis dan
fleksor lutut premier dan juga m.sartorius membentuk gabungan
mempengaruhi rotasi tibiapada yang disebut dengan pes
femur. Karena mereka adalah two- anserinus. Pes anserinus ini

278
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

berperan penting dalam menjaga untuk stabilitasi aktif lutut bagian


stabilitas lutut sisi medial karena medial. Otot ini membentang
menahan gaya kearah medial sejauh facies medialis tibiae yang
posterior lutut. Otot berinsersio bersama-sama dengan
semimembranosus berfungsi untuk m.semitendinosus dan m.sartorius
ekstensi hip dan fleksi lutut. sebagai pes anserinus. Otot ini
Dipersarafi oleh N. Ischiadicum terletak paling medial, langsung
(L5-S2). Otot biceps femoris dibawah permukaan medial sendi
berfungsi untuk ekstensi hip dan lutut dan bila paha diabduksikan
fleksi lutut. Dipersarafi oleh N. tampak jelas gambaran
Ischiadicus (L5-S2). Otot hamstring lengkungannya. Otot ini berfungsi
mengatur ayunan kaki kedepan sebagai adductor sendipanggul
selama terminal swing, hamstring dan bila lutut difleksikan otot
juga memberi support pada anserinus ini bersama-sama otot
posterior sendi lutut ketika lutut lain berfungsi sebagai rotator
ekstensi selama stancephase. medial tungkai bawah dan juga
Kelemahan otot hamstring dapat penting mempertahankan secara
menimbulkan genu recurvatum aktif agar tidak terjadi genu valgus.
(Kisner and Colby, 2012). Secara umum dapat dilihat pada
Kelompok otot pes gambar 1.
anserinus merupakan otot penting

279
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

Gambar 1. Otot Pes Anserinus (F.Netter, 2006)


Pada sendi terjadi dua mempunyai gerak rotasi spin
macam gerakan yaitu gerak dalam bidang transversal pada
osteokinematik dan posisi lutut fleksi dan menghasilkan
arthrokinematik. gerakan internal rotasi 15°-30°
Gerakosteokinematik merupakan dengan elastic end feel dan
gerakan yang terjadi pada tulang- eksternal rotasi 40°-45° pada
tulang pembentuk sendidan posisi awal, mid posisi dengan
merupakan gerakan fisiologis elastic end feel, pada gerak akhir
sendi. Lutut merupakan hinge joint ekstensi terjadi eksternal rotasi
dengan gerak rotasi ayun dalam yang dikenal sebagai closed
bidang sagital dan menghasilkan rotation (Sugijanto, 2008). Pada
gerakan fleksi dengan nilai LGS kedua permukaan sendi lutut,
normal 130°-140° dengansoft end gerakan yang terjadi meliputi gerak
feel, posisi hiperekstensi berkisar sliding dan rolling, maka disinilah
antara 5°-10° dalam batas berlaku hukum concave-convex.
normalnya dengan hard end feel. Hukum ini menyatakan bahwa “jika
Selain rotasi swing/ayun, lutut juga permukaan sendi cembung

280
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

(convex) bergerak pada Sedangkan saat ekstensi akan


permukaan sendi cekung terjadi extension lock mechanism
(concave) maka pergerakan sliding sehingga akan terjadi rotasi lateral
dan rolling searah”. Gerak (valgus), yaitu kondilus femur roll
arthrokinematik merupakan ke anterior dan slide ke posterior.
gerakan pada permukaan sendi. Pada akhir ekstensi, gerakan
Gerak arthrokinematik dari lutut terhenti pada kondilus lateral femur
yaitu traksi dan kompresi dengan tapi slide berlanjut pada kondilus
arah kaudal-kranial searah axis medial femur untuk mengunci
longitudinal. Gerak translasi ke sendi lutut. Pada gerak aktif tanpa
dorsal dan ke medial terjadi saat menumpu berat badan, terjadi slide
fleksi sedangkan translasi ke oleh permukaan sendi tibia yang
ventral dan ke lateral terjadi saat konkaf terhadapkondilus femur
gerak ekstensi. Kondilus yang konvek. Kondilus tibia slide
tibiofemoral yang tidak simetris dari ke posterior terhadap kondilus
permukaan sendi tibia femur saat gerak fleksi. Dari fleksi
menunjukkan bahwa ketika penuh ke ekstensi, kondilus tibia
kondilus femur bergerak pada slide ke anterior terhadap kondilus
kondilus tibia (dengan kondisi femur (Sugijanto, 2008).
menumpu berat badan), kondilus
femur harus roll dan slide terhadap Epidemiologi, Etiologi, dan
kondilus tibia. Pada saat gerakan Patofisiologi
fleksi, terjadi flexion lock 1. Epidemiologi
mechanism sehingga akan terjadi Patellofemoral pain syndrome
rotasi medial (varus), yaitu kondilus (PFPS) lebih banyak dialami
femur roll ke posterior dan slide ke wanita, 13-18%
anterior. Meniskus pada sendi lutut permasalahan lutut terjadi
mengikuti roll dari kondilus dengan pada wanita di usia 18-35
bergerak ke posterior saat fleksi. tahun (Zemadanis et al,

281
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

2015). Kasus chondromalacia quadriceps dan patellar


patella memiliki tingkat ligament bersama-sama
prevalensi 36,2%. Jumlah menarik tempurung lutut ke
penderita wanita lebih banyak sumbunya sehingga patella
dibandingkan pria (Du Jie, akan tertekan. Ketika akan
Zhang Jin, 2010). melakukan suatu aksi,
besar beban yang
2. Etiologi dikeluarkan melalui lutut
a. Jenis kelamin secara tegak lurus
Penderita patella femoral kebawah akan
pain syndrome lebih mendapatkan tambahan
banyak terjadi pada wanita gaya berupa gravity force,
dibanding dengan pria besarnya gaya yang
(Lankhorst et al, 2012). dikeluarkan tersebut akan
Dalam hal ini wanita sebanding dengan reaksi
cendrung lebih aktif yang diterima lutut. Pada
dibanding pria karena sistematik review
wanita banyak melakukan ditemukan bahwa secara
aktivitas berulang dan umum chondromalacia
berat. patella menunjukkan nyeri
b. Beban mekanik diarea tempurung lutut
Tempurung lutut menerima dalam hubungannya
beban kompresi yang dengan aktivitas yang
berbeda beda pada setiap memberi beban pada sendi
kegiatan. Besar tekanan patellofemoral (Crossley et
pada tempurung lutut al, 2001).
semakin meningkat seiring c. Mal aligment
garis vektor pada fleksi Garis tegak lurus
lutut. Pada fleksi lutut otot (alignment) anggota gerak

282
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

bawah sangat Dalam waktu yang lama


mempengaruhi dari maltracking pada
problem chondromalacia tempurung lutut ini akan
patella. Quadriceps angel menyebabkan microtrauma
(Q angel) merupakan sudut pada tulang rawan dibagian
yang dilihat dengan belakang tempurung lutut
menarik garis maya lurus dan mengakibatkan rasa
dari anterior super iliac sakit yang dikenal sebagai
spine (ASIS) ke titik tengah nyeri lutut anterior, nyeri
dari tulang patella dan dari sendi patellofemoral atau
titik tengah patella ke chondromalacia patella
tuberositas tibia (Jaiyesimi (Waryaszet, 2008).
et al, 2009). Semakin tinggi d. Genu valgus
nilai sudut q-angel maka Genu valgus merupakan
semakin besar pula tarikan abnormalitas sudut q-angel
pada otot quadriceps yang melebihi sudut
femoris kearah lateral dan normal, dikatakan genu
menjadi faktor terjadinya valgus apabila sudut q-
maltracking patella pada angel >18° pada wanita
alurnya yang berpotensi dan >12° pada pria. Pada
terjadinya gangguan pada kondisi yang parah kedua
sindroma nyeri tempurung lutut dapat
patellofemoral, saling bersentuhan atau
chondromalacia patella, biasa disebut knock knee.
dan subluxasi patella Secara biomekanik, pada
lateralis berulang. Stabilitas genu valgus akan terjadi
pada tempurung lutut pergeseran tempurung lutut
dipengaruhi oleh kontraksi dan alur geraknya ke sisi
otot quadriceps femoris. lateral mengikuti vector

283
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

valgus. Stabilisasi jaringan Lutut dikatan genu varus


lunak lateral dan medial ketika lutut memiliki sudut
menajadi tidak stabil, q-angel <0° sehingga lutut
vastus medial dan medial membentuk angulasi ke sisi
retinaculum serta ligament medial atau biasa disebut
collateral medial meregang dengan bow leg. Genu
sehingga stabilisasi medial varus biasanya didapat
lemah, sedangkan vastus karena suatu penyakit
lateral, lateral retinaculum, kongenital yang dibawa
ligament collateral lateral sejak lahir atau karena
serta illiotibialband idiopatic.
menegang sehingga akan Pada lutut varus yang
menarik tempurung lutut ke terjadi adalah patella
lateral bergeser dari mengikuti arah angulasi ke
akurnya. Karena sisi medial, otot vastus
tempurung lutut tidak medialis, medial
bergerak di alur yang benar retinaculum dan ligament
sehingga gesekannya akan collateral medial menarik
menimbulkan suatu patella ke medial,
kerusakan jaringan sementara stabilitas lateral
permukaan periosteum dan oleh vastus lateralis, lateral
cartilage sisi lateral sampai retinaculum dan ligament
permukaan subchondral, collateral lateral melemah.
erosi cartilage Perubahan aligment patella
menyebabkan gesekan ke sisi medial ini memaksa
antar tulang sehingga iritasi patella terus bergerak
dan nyeri (Rodigues, 2008). dengan throclear sisi
e. Genu Varus medial yang tidak sesuai
untuk alur gerak patella

284
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

sehingga akan merusak akan merusak jaringan


jaringan sisi medial lunak lutut sisi lateral.
(Rodrigues, 2008). 3. Patofisiologi
f. Kelemahan otot vastus Chondromalacia patella
medialis merupakan suatu kondisi
Chondromalacia patella dimana adanya gejala nyeri
dihubungkan dengan pada bagian anterior lutut dan
adanya ketidakmampuan keterbatasan fungsi lutut yang
atau kelemahan dan disebabkan oleh kerusakan
imbalance otot quadriceps. dan perubahan bentuks
Tendon otot vastus tulang rawan juga jaringan
medialis tereletak pada sisi lain disekitar periosteum,
medial patella, otot ini subchondral, dan permukaan
bertindak sebagai salah tulang. Hal ini terjadi karena
satu sistem stabilisasi lutut adanya perubahan alur gerak
sisi medial, ketika terjadi patella terhadap troclear
imbalance sistem stabilisasi femur oleh karena kelemahan
lutut, maka akan terjadi mal otot vastus medialis dan atau
aligment lutut. Kelemahan karena adanya genu valgus.
otot vastus medialis Sehingga gerakan tersebut
ditemukan pada seseorang menyebabkan sisi tulang
yang memiliki sudut q- rawan menajadi tipis dan
angel melebihi normal. erosi sampai ke permukkan
Kelemahan ini subchondra, periousteum
memungkinkan patella patella dan trochlear femur
bergeser ke lateral akibat robek dan rusak sampai
stabilisasi lateral lebih kuat. permukaan tulang, gesekan
Gesekan disatu sisi ini antar tulang menyebabkan
kerusakan permukaan tulang

285
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

sehingga menjadi kasar dan protein terganggu sehingga


timbul nyeri. terjadi kematian cartilage di
a. Body structure impairment area injury. Cartilage
Chondromalacia patella sangat berpengaruh
adalah patologi kerusakan terhadap fungsinya pada
pada cartilage sendi sendi patellofemoral
patellofemoral, yang sebagai peredam tekanan
disebabkan karena ketidak dan gerusan serta pelicin
seimbangan sistem dan pengarah gerak. Maka
jaringan lunak yang fungsi tersebut juga akan
membentuk stabilitas lutut, mengalami penurunan.
akibatnya gesekan terus Kerusakan juga terjadi
menerus akan menggerus pada lapisan periosteum,
cartilage hingga menipis dimana gesekan dan
dan akhirnya mengelupas tekanan terus menerus
dan membuka permukaan akan mengiritasi dan
subchondral dan tulang. merobek periosteum,
Ketika terjadi gesekan atau sehingga fungsi periosteum
penekanan pada sebagai pelindung tulang
permukaan sendi maka akan terkelupas, kemudian
benturan akan gesekannya mengenai
menghantam permukaan permukaan tulang sehingga
tulang sehingga mengiritasi permukaan tulang menjadi
ujung saraf yang terdapat kasar dan rusak.
pada tulang tersebut. Kerusakan pada
Kerusakan cartilage periosteum tersebut akan
menyebabkan matrix membentuk suatu jaringan
cartilage rusak, fibrous baru, pada
pembentukan dan difusi subchondral dan pada

286
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

tulang akan muncul osteofit melakukan suatu


baru, dan terbentuk pekerjaan.
cartilage baru yang akan b. Body Functional
menggantikan cartilage impairment
yang rusak. Pembentukkan Seseorang akan kesulitan
osteofit baru yang tajam dalam aktivitas fungsional
jika saling berbenturan juga ekstremitas bawah seperti
dapat mengiritasi dan squat (ICF code d4151)
menimbulkan nyeri. karena inefisiensi kerja otot
Penumpukan fibrous pada quadriceps terutama
peiosteum akan kelemahan otot vastus
membentuk abnormal medialis, juga karena nyeri
crosslink, osteofit tulang, akibat kontraksi otot secara
dan subchondral akan eksentrik yang menarik
menebal sehingga patella ke atas dan oleh
kekuatan tumpu dan tendon patellaris patella
absorbsi tumpuan ditarik ke bawah sehingga
menurun. menekan patella. Aktivitas
Struktur impairment diatas melompat (ICF code
semakin menggangu gerak d4553) juga sulit dilakukan
patella terhadap trochlear karena awalan melompat
femur, gerakan menjadi dibutuhkan posisi squat
kasar dan tidak licin serta dimana posisi ini terasa
terbatas. Impairment nyeri berat karena mengiritasi
juga menyebabkan dan menyebabkan nyeri
inefisiensi kerja dari otot ditambah dengan akhiran
quadriceps, sehingga orang lompatan mendapatkan
akan merasakan tekanan gravitasi seta
kelemahan ketika beban tubuh sehingga

287
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

terjadi kompresi pada sendi menimbulkan jalan pincang


patellofemoral. Aktivitas (ICF code b770).
naik turun tangga (ICF
Lower Extremity Functional
code d4551) lebih berat
Scale (LEFS)
dikerjakan karena pada
Lower Extremity Functional Scale
prinsipnya menumpu berat
(LEFS) merupakan kuesioner berisi
tubuh pada satu kaki
20 pertanyaan mengenai
secara bergantian, lutut
kemampuan seseorang dalam
mendapat beban tubuh
melakukan aktifitas fungsional.
saat pijakan kaki dari posisi
LEFS dapat digunakan untuk
fleksi ke ekstensi untuk
mengevaluasi gangguan
manaiki tangga, dan otot
fungsional ekstremitas bawah dan
quadriceps harus
memantau efektivitas intervensi
berkontraksi kuat untuk
yang diberikan kepada pasien
menopang berat tubuh
(Binkley JM et al, 1999). Intruksi
tersebut sehingga
penilaian fungsional ada pada
permukaan sendi
kolom skala, kemudian
patellofemoral
dijumlahkan untuk mendapatkan
mendapatkan tekanan dan
skor total. Skor maksimum adalah
gerusan yang semakin
80, dan semakin rendah skor maka
mengiritasi dan menambah
semakin besar kecacatan. Dengan
rasa nyeri.Aktivitas lainnya
perhitungan % fungsional
seperti berjalan jauh (ICF
maksimal = (LEFS) / 80 x 100.
code d4501) dan berlari
Minimal peningkatan skor adalah 9
(ICF code d4552)
poin.
keduanya merupakan
Instruksi : kami tertarik untuk
gerakan kontinyu sehingga
mengetahui apakah anda
gesekan dan tekanan
mengalami kesulitan dengan
semakin kuat dan

288
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

aktivitas fungsional seperti yang setiap aktivitas tersebut. Hari ini,


tercantum dibawah ini yang apakah anda mengalami kesulitan
dikarenakan masalah pada dengan aktivitas fungsional
ekstremitas bawah anda. Mohon tersebut?
berikan jawaban yang sesuai untuk
Table 1 Penilaian :

Sangat sulit (tidak dapat melakukan aktivitas) 0


Sulit 1
Cukup sulit 2
Sedikit sulit 3
Tidak sulit 4
Nilai skor total 0-80

Binkley JM et al, 1999

Nilai yang lebih tinggi menunjukkan 2. Untuk pengisian kuisioner,


kemampuan aktivitas fungsional pasien dipandu oleh
ekstremitas bawah yang semakin fisioterapis melakukan
baik. tugas tersebut sehingga
Prosedur pengukuran : menjadi akurat.
1. Beri penjelasan kepada 3. Hasil dari tugas fungsional
pasien mengenai isi dan mendapat nilai 0-4,
cara mengisi kuisioner dimana 0 berarti sangat
LEFS. Kuisioner berisi 20 sulit atau tidak dapat
pertanyaan mengenai melakukan aktivitas,
kemampuan seseorang sedangkan nilai 4 adalah
untuk melakukan tugas tidak sulit atau mudah.
fungsional. Jumlah skor yang

289
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

didapatkan akan dibagi 80 3. Pasien berdiri satu kaki


kemudian dikalikan 100%. dengan posisi tangan
Stork Balance Stand Test dipinggul diatas half balance
Stork balance stand test wall.
bertujuan untuk menilai 4. Stopwatch dimulai ketika kaki
keseimbangan (Johnson BL pasien sudah diangkat dari
and Nelson JK, 1979), dengan lantai.
cara: 5. Stopwatch dihentikan apabila
1. Lepaskan sepatu dan terjadi tangan turun dari
tanggan ditempatkan pinggang, kaki memutar atau
dipinggul sehingga tidak ada bergerak, kaki yang diatas
yang mendukung pergerakan lutut turun kebawah, dan kaki
kaki menyantuh lantai.
2. Pasien diberikan waktu satu
menit untuk berlatih
Table 2. Penilaian dihitung dari total waktu yang dicatat dalam detik.

Peringkat Skor
Excellent >50
Good 40-50
Average 25-39
Fair 10-24
Poor <10
Johnson BL and Nelson, 1979

Mulligan Mobilization with mobilization with movement


Movement (MWM) adalah kelanjutan alami
Konsep Brian dari evolusi manual terapi dari
Mulligant(1999) tentang dasar-dasar latihan perbaikan

290
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

dan latihan aktif dari praktisi dengan mempertimbangkan


diterapkan gerakan fisiologis respon neurofisiologisnya
pasif dan ke teknik aksesori (Mulligan, 1999).
mobilisasi pasif. Mobilisasi Efek mekanikal yang
dengan gerakan fisiologis aktif dihasilkan oleh teknik mobilisasi
atau pasif. Pasif akhir-range adalah gerakan sendi dapat
overpressure dapat diterapkan menstimulus aktivitas biologis
tanpa rasa sakit sebagai oleh adanya gerakan cairan
penghalang. Konsep Mulligan sinovial yang membawa nutrisi
menggunakan mobilisasi sendi ke tulang rawan yang avaskular
berupa teknik osilasi dan roll didalam permukaan sendi dan
glide. Kedua teknik tersebut ke jaringan meniskus
menggunakan gerak fisiologis (fibrocartilago intra-artocular),
atau gerak asesoris (Kisner and gerakan sendi dapat memelihara
Colby, 2012). Penerapan ekstensibilitas dan kekuatan
konsep Mulligan tidak ada rasa regangan dari jaringan sendi
sakit yang ditimbulkan selama dan periartikular. Dengan efek
dan setelah aplikasi dilakukan. mekanikal tersebut maka teknik
Keberhasilan dari teknik ini mobilisasi dapat digunakan
ditandai dengan tidak ditemukan untuk mengobati kekakuan
rasa nyeri selama fisioterapis sendi (stiffness) atau
melakukan teknik dalam hipomobilitas sendi, dimana
menggerakkan dan dapat mengahasilkan
meningkatkan fungsi. Patokan peningkatan mobilitas
mulligan adalah mengendalikan kapsuloligamentair dan
dari posisi yang salah untuk deformasi plastic serta
dijadikan konsep, satu per satu menghasilkan stretching pada
mekanisme penelusuran gerak jaringan lunak yang memendek
dan fungsi sendi dirotasikan (Mulligan, 2001).

291
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

chondromalacia patella adalah


Semi Squat Exercise
ketidakseimbangan kerja sistem
Semi squat exercise merupakan
jaringan lunak sekitar sendi
latihan yang bersifat closed kinetik
patellofemoral, terutama
chain exercise, latihan ini dapat
kelemahan otot vastus medialis
menguatkan otot ekstremitas
yang disebabkan oleh genu valgus
bawah dengan meminimalkan
maupun karena penyebab lain.
stres pada ligament anterior
Kelemahan otot vastus medialis
dengan mengurangi gaya geser
memungkinkan medial retinaculum
pada sendi lutut melalui
bekerja lebih berat untuk menjaga
pengurangan gaya tekan pada
stabilitas lutut sisi medial.
saat kontraksi (Tae- Sik Lee et al,
Sedangkan sisi lateral lutut yaitu
2016).Semi squat exercise
vastus lateralis beserta lateral
termasuk tipe latihan isotonik jenis
retinaculum menarik patella ke sisi
eksentrik dimana kontraksi
lateral dan lama-kelamaan medial
eksentrik terjadi dengan
retinaculum akan terulur. Keadaan
pemanjangan otot dengan tonus
ini yang kemudian merubah
tetap. Kontraksi ini mengontrol
aligment patella menjadi ke sisi
gerakan dan menghasilkan force
lateral, padahal permukaan sisi
yang besar pada kecepatan tinggi.
lateral ini tidak sesuai dengan
Kontraksi eksentrik adalah yang
posisi patella terhadap trochlear
paling powerfull dibanding
femur, sehingga ketika gesekan
isometrik dan konsentrik.
yang terus-menerus akan merusak
Penambahan mini band diberikan
permukaan cartilage, dengan
pada saat latihan guna
dimulainya kerusakan cartilage
mengembalikan stabilitas sisi
sendi patellofemoral inilah yang
medial patella sehingga patella
disebut chondromalacia patella.
kembali ke posisi sebenarnya.
Semi squat exercise diharapkan
Salah satu penyebab patologi
dapat menigkatkan kekuatan otot

292
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

dan daya tahan otot quadriceps pemberian intervensi Mulligan


terutama otot vastus medialis, Mobilization With Movement dan
sehingga dapat mengembalikan ultrasound dengan Semi squat
fungsinya sebagai stabilisasi aktif exercise dan ultrasound terhadap
sisi medial sendi patellofemoral. peningkatan fungsional lutut pada
Kontraksi vastus medialis kasus chondromalacia patelladi
memperbaiki alur gerak Klinik Fisio Depok Jawa Barat.
patellalebih ke medial secara Desain penelitian yang digunakan
biomekanik sehingga benturan adalah pre-test dan post-test grup
patella terhadap trochlear desain. Penelitian ini dilakukan
berkurang. Sistem stabilitas yang pada dua kelompok dengan jumlah
seimbang antara medial, lateral, sampel masing-masing kelompok
proksimal dan distal akan sebesar 15 orang (Pocock, 2008).
mengembalikan patella keposisi Kelompok perlakuan I yang
yang benar pada trochlear femur. diberikan intervensi Mulligan
Ketika posisi patella kembali Mobilization With Movement dan
normal, maka gerakan patella akan ultrasound sedangkan kelompok
lebih halus karena gesekan terjadi perlakuan II diberikan intervensi
pada permukaan yang seharusnya. semi squat exercise dan
Pada sampel dengan genu varus ultrasound. Alat ukur yang
diberikan mini band, sedangkan digunakan untuk menentukan hasil
sampel genu valgus diberikan peningkatan fungsional lutut pada
medicine ball untuk menjaga posisi pasien chondromalacia patella
patella. adalah dengan Lower Extremity
Functional Scale (LEFS) dan Stork
METODE PENELITIAN Balance Stand Test. Sebelum
Penelitian ini bersifat quasi diberikan intervensi, dilakukan
experimental untuk menguji dan pengukuran terlebih dahulu
mengetahui perbedaan antara terhadap fungsional lutut

293
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

menggunakan Lower Extremity minggunya, hal ini dilakukan untuk


Functional Scale (LEFS) dan Strok menentukan tingkat keberhasilan
Balance Stand Test. Selanjutnya dari intervensi yang telah
sampel diberikan intervensi diberikan.Hasil dari perlakuan I dan
sebanyak 9x dengan frekuensi 3x II dianalisa dan dibandingkan
dalam satu minggu. Kemudian antara kelompok perlakuan I dan
dilakukan pengukuran kembali kelompok perlakuan II sebelum
sebagai bahan evaluasi di setiap dan sesudah intervensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengukuran Lower Extremity Functional Scale (LEFS)

Table 3. Hasil pengukuran LEFS kelompok perlakuan I dan II

Kelompok perlakuan I Kelompok perlakuan II


Mean Mean
Sebelum 61,75±5,78 61,16±7,85
Sesudah 79,83±4,32 74,83±9,84

Pengukuran LEFS pada dengan jumlah sampel 15 orang,


kelompok perlakuan I dan II nilai mean sebelum intervensi
dimana pengukuran dalam bentuk 61,75±5,78 dan sesudah intervensi
kuisioner yang berisi 20 79,83±4,32. Pada kelompok II
pertanyaan mengenai kemampuan dengan jumlah sampel 15 orang,
seseorang dalam melakukan tugas nilai mean sebeum intervensi
fungsional yang diukur sebelum 61,16±7,85 dan sesudah intervensi
dan sesudah diberikan intervensi 74,83±9,84.
selama 3 minggu. Pada kelompok I

294
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

B. Hasil Pengukuran Strok Balance Stand Test


Table 4. Hasil Pengukuran dengan Strok Balance Stand Test Kelompok
Perlakuan I

Sample Sebelum Minggu I Minggu Minggu Selisih


II III
1 8 11 13 19 11
2 5 10 20 30 25
3 6 9 18 22 16
4 4 7 15 20 16
5 10 15 19 26 16
6 7 7 16 21 14
7 5 7 15 20 15
8 4 4 10 16 12
9 6 9 14 16 10
10 4 9 11 20 16
11 3 4 13 19 16
12 3 10 22 29 26
13 2 8 16 19 17
14 9 13 19 24 15
15 8 9 16 19 11

Mean 5,6 8,8 15,8 21,3333 15,7333


3 3
SD 2,38447 2,93257 3,36367 4,20317 4,54291
4 6 1
3 7

295
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

Table 5. Hasil Pengukuran dengan Strok Balance Stand Test


Kelompok Perlakuan II

Sample Sebelum Minggu I Minggu Minggu Selisih


II III
1 4 5 8 15 11
2 8 9 12 15 7
3 3 4 6 8 5
4 2 4 8 11 9
5 8 9 13 18 10
6 10 13 16 20 10
7 4 6 10 15 11
8 14 14 19 23 9
9 7 8 15 20 13
10 8 10 14 17 9
11 4 5 9 11 7
12 6 7 12 16 10
13 10 12 16 21 11
14 4 6 13 18 14
15 7 9 12 18 11
Mean 6,6 8,06666 12,2 16,4 9,8
7
SD 3,22490 3,19523 3,54964 4,08481 2,30527
3 5 8 5 3

Pengukuran strok balance perlakuan I dan II dimana


stand test pada kelompok pengukuran dilakukan dalam

296
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

hitungan detik, yang diukur Setelah dilakukan uji


sebelum dan sesudah diberikan normalitas (Saphiro Wilk Test)
intervensi setiap minggu selama 3 dapat disimpulkan bahwa
minggu. Kelompok perlakuan I data terdistribusi secara
dengan jumlah sampel 15 orang, nomal, dimana pada
nilai mean sebelum intervensi kelompok perlakuan I
5,6±2,38 dan sesudah intervensi sebelum intervensi nilai p =
21,3±4,24. Kelompok perlakuan II 0,051, sesudah intervensi nilai
dengan jumlah sampel 15 orang, p = 0,677, dan selisih nilai p =
nilai mean sebelum intervensi 0,103.Pada kelompok
6,6±3,22 dan sesudah intervensi perlakuan II sebelum
16,4±4,08. intervensi nilai p = 0,617,
sesudah intervensi nilai p =
Uji Persyaratan Analisis 0,184,dan selisih nilai p =
1. Uji Normalitas dan 0,634.
Homogenitas Data b. Uji Normalitas Strok Balance
Uji normalitas pada Stand Test
penelitian ini dilakukan untuk Setelah dilakukan uji
mengetahui apakah data normalitas (Saphiro Wilk Test)
berdistribusi normal atau tidak dapat disimpulkan bahwa
dari kedua kelompok, dengan data terdistribusi secara
menggunakan uji Saphiro normal, dimana pada
Wilk Test, dimana distribusi kelompok perlakuan I
data dapat dikatakan normal sebelum intervensi nilai p =
apabila nilai p > α (0,05) dan 0,640, sesudah intervensi nilai
tidak normal jika nilai p < nilai p = 0,052,dan selisih nilai p =
α (0,05). 0,010. Pada kelompok
a. Uji Normalitas LEFS perlakuan II sebelum
intervensi 0,345, sesudah

297
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

intervensi nilai p = 0,505, dan kelompok perlakuan II dengan


selisih nilai p = 0,725. menggunakan uji Lavene’s test,
dimana varian data dikatakan
2. Uji Homogenitas homegen apabila nilai p > nilai α
Uji homogenitas pada (0,05) dan varian data di
penelitian ini dilakukan untuk katakan tidak homogen apabila
mengetahui apakah kedua nilai p < nilai α (0,05).Setelah
kelompok data yang dianalisis dilakukan uji homogenitas
memiliki varian yang sama (Lavene’s test) dapat
(homogen) atau berbeda (tidak disimpulkan bahwa varian data
homogen), maka peneliti homogen. Data hasil uji
melakukan uji homogenitas normalitas dan homogenitas
pada kelompok perlakuan I dan dapat dilihat pada Table 6:

Table 6. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Pengukuran


LEFS
Saphiro Wilk Test Lavene's Test
Variabel P P
Kelompok I Ket. Kelompok II Ket. Ket.
Sebelum 0,051 Normal 0,617 Normal 0,383
Homogen
Sesudah 0,677 Normal 0,184 Normal
Selisi 0.103 Normal 0,634 Normal

Table 7. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Pengukuran


Strok Balance
Saphiro Wilk Test Lavene's Test
Variabel P P
Kelompok I Ket. Kelompok II Ket. Ket.

298
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

Sebelum 0,640Normal 0,345Normal 0,313 Homogen


Sesudah 0,052Normal 0,505 Normal
Selisi 0.010Normal 0,725Normal

3. Pengujian Hipotesis
Table 8. Nilai Lower Extremity Functional Scale Uji Hipotesis I dan II
Variabel Sebelum Sesudah Nilai P
Perlakuan I 61,75±5,78 79,83±,4,32
0.000
Perlakuan II 61,16±7,85 74,83±9,84 0.001

Nilai Strok Balance Stand Test Uji Hipotesis I dan II


Variabel Sebelum Sesudah Nilai P
Perlakuan I 5,6±2,38 21,3±4,24
0.000
Perlakuan II 6,6±3,22 16,6±3,94 0.001

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test dari data


tersebut didapatkan nilai p < 0,001 pada LEFS perlakuan I, dan p = 0,001
pada LEFS kelompok perlakuan II. Sedangkan pada strok blance stand
test perlakuan I nilai p <0,001 dan pada kelompok perlakuan II p = 0,001
dimana nilai p < nilai α (0,05) hal ini maka Ho ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemberian kombinasi Mulligant Mobilization With
Movementdan ultrasound dengan kombinasi semi squat exercise dan
ultrasound dapat meningkatkan fungsional lutut pada kasus
chondromalacia patella.
Untuk menguji signifikasi dua sampel yang saling berpasangan
pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II, dengan data
berdistribusi normal maka digunaka uji non parametrik yaitu Mann-Whitney

299
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

U Test. Dengan ketentuan hasil pengujian hipotesa Ho diterima bila nilai p


> nilai α (0,05) dan Ho ditolak bila nilai p < nilai α (0,05).
Table 9. Nilai LEFS Uji Hipotesis III
Variabel Mean Nilai P
Selisi I 18,03±4,55
0,023
Selisi II 13,66±5,87

Nilai Strok Balance Stand Test Uji Hipotesis III


Variabel Mean Nilai P
Selisi I 15,73±4,54
0,000
Selisi II 9,73±2,18

Berdasarkan hasil Kelompok perlakuan I terdiri


Independent Sample t-Test dari dari 15 sampel berusia 18-21
data tersebut di dapatkan nilai p = tahun (33,33%), 22-25 tahun
0,023 sedangkan nilai pada Strok (53,33%) dan 26-30 (13,33%).
Blance Stand Test p = 0,000 Sedangkan pada kelompok
dimana nilai p < nilai α (0,05), hal perlakuan II terdiri dari 15 sampel
ini berarti Ho ditolak. Sehingga berusis 18-21 tahun (40%), 22-25
dapat disimpulkan bahwa ada tahun (60%), 26-30 tahun (0%).
perbedaan yang signifikan Populasi berdasarkan usia yang
intervensi kombinasi Mulligan rentan terkena kasus patella
Mobilization With Movement dan femoralp pain syndrome (PFPS)
ultrasound dengan kombinasi Semi adalah usia 18-35 tahun
squat exercise dan ultrasound (Zemadenis et al, 2015).
terhadap peningkatan fungsional Dalam penggukuran LEFS,
lutut pada kasus chondromalacia terlihat adanya efek peningkatan
patella. fungsional lutut yang dapat dilihat
dari mean LEFS, pada kelompok

300
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

perlakuan I didapatkan nilai mean peningkatan nilai LEFS setelah


sebelum perlakuan 61,75±5,78 dan diberikan intervensi meningkat
nilai mean sesudah perlakuan secara signifikan dibandingkan
79,83±4,32. Berdasarkan hasil uji dengan sebelum diberikan
Wilcoxon Signed Rank Test di intervensi mulligan mobilization
dapatkan nilai p < 0,001 dimana with movement (Zemadanis
nilai p < nilai α (0,05) sedangkan Konstantinos et al, 2015).
dalam pengukuran strok balance Pada kelompok perlakuan I
stand test, terlihat adanya terdapat sampel yang mengalami
peningkatan fungsional lutut yang peningkatan fungsional lutut lebih
dapat dilihat dari nilai mean, pada besar sebelum dan sesudah
kelompok perlakuan I didapatkan perlakuan dengan selish sebesar
nilai mean sebelum perlakuan 26 detik untuk strok balance stand
5,6±2,38 dan nilai mean sesudah test dan 23,75 untuk LEFS yaitu
perlakuan 21,33±4,20. pada sampel nomor 12 dan
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon terdapat sample yang
Signed Rank Test didapatkan nilai peningkatannya hanya sedikit yaitu
p < 0,001 dimana nilai p < nilai α sampel nomor 9. Sebelum
(0,05). Hal ini berarti Ho ditolak diberikan perlakuan, nilai strok
dan Ha diterima sehingga dapat balance stand test pada sample
disimpulkan bahwa Mulligant nomor 12 yaitu pada skala 3 detik.
Mobilization With Movement dan Nilai katagori poor<10 dan nilai
ultrasound dapat meningkatkan katagori excellent>50 sedangkan
fungsional lutut pada kasus nilai LEFSnya 63,75% nilai
chondromalacia patella. Menurut maksimum 100%. Setelah
penelitian sebelumnya diberikan perlakuan berupa MWM
memberikan kesimpulan bahwa dan US selama 3 minggu terjadi
mulligan mobilization with peningkatan sebesar 26 detik,
movement menunjukkan sehingga nilainya menjadi 29 detik

301
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

yang masuk ke katagori average ultrasound. terlihat adanya


sedangkan nilai LEFS terjadi peningkatan fungsional lutut yang
peningkatan 23,75%, sehingga dilihat dari mean LEFS. Pada
nilainya menjadi 87,5%. Namun kelompok perlakuan II didapatkan
sampel nomor 12 masih nilai mean sebelum perlakuan
membutuhkan latihan lebih lanjut. 61,16±7,85 dan sesudah perlakuan
Peningkatan fungsional lutut pada 74,83±9,84. Berdasarkan hasil uji
sampel nomor 12 dapat di capai Wilcoxon Signed Rank Test
karena faktor semangat yang tinggi didapatkan nilai p = 0,001 dimana
dari sampel untuk meningkatkan nilai p < nilai α (0,05) sedangkan
fungsional lututnya dan dalam pengukuran fungsional lutut
menghindari gerakan-gerakan yg menggunakan strok balance stand
menjadi kontra indikasi selama test, terlihat adanya peningkatan
program terapi. fungsional lutut yang dilihat dari
Peningkatan fungsional lutut mean strok blance stand test, pada
paling rendah terjadi pada sampel kelompok perlakuan II didapatkan
nomor 9 berjenis kelamin nilai mean sebelum perlakuan
perempuan berusia 21 tahun dan 6,6±3,22 dan sesudah perlakuan
sebagai mahasiswa. Faktor yang 16,4±4,08. Berdasarkan hasil uji
menyebabkan sedikitnya Wilcoxon Signed Rank Test
peningkatan fungsional lutut didapatkan nilai p = 0,001 dimana
adalah kurangnya kesadaran nilai p < nilai (0,05). Hal ini berarti
sampel ketika melakukan kegiatan Ho ditolak dan Ha diterima
sehari-hari dengan tetap sehingga dapat disimpulkan bahwa
menggunakan tangga ketika semi squat exercise dan
dikampus dan banyak melakukan ultrasound efektif terhadap
aktivitas berjalan. peningkatan fungsional lutut pada
Pada pemberian intrevensi kasus chondromalacia patella.
semi squat exercise dan

302
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

Hasil penelitian ini diberikan perlakuan, nilai strok


menguatkan jurnal dengan judul balance stand test pada sampel
“Open versus closed kinetic chain nomor 14 yaitu pada skala 4 detik.
exercises for patellar Nilai katagori poor <10 dan nilai
chondromalacia” memberikan katagori excellent >50 sedangkan
kesimpulan bahwa hasil penelitian nilai LEFSnya 60% dari nilai
ini menunjukkan semi squat maksimum 100%. Setelah
exercise (closed kinetik chain) diberikan perlakuan berupa semi
lebih efektif dibandingkan dengan squat exercise dan US selama 3
straight leg raise (open kinetik minggu terjadi peningkatan
chain). Menurut jurnal dengan sebesar 22 detik, sehingga nilainya
judul “Therapeutic ultrasound for menjadi 26 detik yang masuk ke
treating patellofemoral pain katagori average sedangkan nilai
syndrome” memberikan LEFS terjadi peningkatan 26,25%
kesimpulan bahwa ultrasound sehingga nilainya menjadi 86,25%.
efektif dalam meningkatkan Peningkatan fungsional lutut paling
kelenturan collagen dan tendon rendah terjadi pada sampel nomor
dengan meningkatnya suhu. 3 berjenis kelamin perempuan.
Pada kelompok perlakuan II Penerapan semi squat exercise
terdapat sampel yang mengalami merupakan latihan yang bersifat
peningkatan fungsional lutut lebih closed kinetik chain exercise,
besar sebelum dan sesudah latihan ini dapat menguatkan otot
perlakuan dengan selisih sebesar ektremitas bawah dengan
22 detik untuk strok balance stand meminimalkan stres pada ligamen
test dan 26,25% untuk LEFS yaitu anterior dengan mengurangi gaya
pada sampel nomor 14 dan geser pada sendi lutut melalui
terdapat sampel yang pengurangan gaya tekan pada
peningkatannya kurang yaitu saat kontraksi (Tae-Sik lee et al,
sampel nomor 3. Sebelum 2016).

303
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

Berdasarkan hasil ujiMann- dan ultrasound dapat


Whitney U Test, dengan nilai p = meningkatkan fungsional lutut
0,023 untuk LEFS dimana nilai p < pada kasus chondromalacia
nilai α (0,05). Sedangkan nilai strok patella.
balance stand test didapatkan nilai 2. Kombinasi semi squat
p = 0,000 dimana nilai p < nilai α exercise dan ultrasound dapat
(0,05) sehingga dapat disimpulkan meningkatkan fungsional lutut
bahwa ada perbedaan efek pada kasus chondromalacia
intervensi Mulligan Mobilization patella.
With Movement dan ultrasound 3. Ada perbedaan antara
dengan semi squat exercise dan kombinasi Mulligan
ultrasound dalam peningkatan Mobilization With Movement
fungsional lutut pada kasus dan ultrasound dengan semi
chondromalacia patella. squat exercise dan ultrasound
Penerapan konsep Mulligan tidak dalam meningkatkan
ada rasa sakit/nyeri yang fungsional lutut pada kasus
ditimbulkan selama dan setelah chondromalacia patella.
aplikasi dilakukan. Keberhasilan b. Saran
dari teknik ini ditandai dengan tidak 1. Agar sample dipilih berdasarkan
ditemukan rasa sakit/nyeri selama kesamaan aktivitas dan pekerjaan.
fisioterapis melakukan intervensi 2. Aktifitas sample selama proses
dalam menggerakkan dan penelitian agar dibatasi untuk
meningkatkan fungsi. tercapainya hasil intervensi yang
lebih baik.

KESIMPULAN DAN SARAN


ACUAN PUSTAKA
a. Kesimpulan
1. Kombinasi Mulligan
Adalberto LS, Julie. R, Karen A.B,
Mobilizatiom With Movement Camen. O, Jhonathan. D. A,
Norma. J.M. 2012. Effect of

304
JDP Volume 11, Nomor 3, November 2018: 270-306

Low-Intensity Pulsed Edition, New Jersey :


Ultrasound on The Cartilage Pearson Education In.
Repair in People With Mild to
Moderate Kneee Crossley K, Bennell K., Green S.,
Osteoarthritis: A Double- McConnel J. 2001, A
Blinded, Randomized, systematic review of physical
Placebo Controlled Pilot interventions for
Study. American Congress of patellofemoral pain
Rehabilitation Medicine, syndrome, Clin J Sport Med
2012. Volume 93. Issue 1, ;11:103-10.
Pages 35-42.
Dawid Bączkowicz, Edyta
Bakhtiary A H, Fatemi E. 2007. Majorczyk. 2016. Joint
Open versus closed kinetic Motion Quality in
cahain exercise for patellar Chondromalacia Progression
chondromalacia. Assessed by Vibroacoutic
Physiotherapy Department, Signal Analysis. Institute of
Rehabilitation faculty, Physiotherapy, Faculty of
Semnan, University of Physical Education and
Medical Sciences, Iran. Physiotherapy, Opole
University of Technology,
Binkley JM, et al. 1999. The Lower Opole, Poland.
Extremity Functional Scale
(LEFS): Scale development, Fernando Ruiz Santiagoa, et al.
measurement properties, and 2014. T2 Mapping in Patellar
clinical aplication. North Chondromalacia. European
American Orthopedic Journal of Radiology, Spain.
Rehabilitation Research
Network. Johnson BL, Nelson JK. 1979.
Practical measurements for
Brosseau L, et al. 2009. evaluation in physical
Therapeutic untrasound for education. 4th Edit.
treating patellofemoral pain Minneapolis: Burgess.
syndrome (review). Faculty
of Health Sciences, Kisner C. Colby L, A. 2012.
University of Ottawa. Therapeutic Exercise:
Canada. Fondation and techniques
6th edition. Philadelphia. F A
Cook and Hegedus, 2013. Davis Company. United
Orthopedic Physical States of America.
Examination Test an
Evidence-Based Approach, 2 Lankhrost E. Nienke., Bierma-
Zeinstra S.M, Van

305
Bisa, Intervensi Mulligan Mobilization with Movementlebih Baik dari
semisquat Exercise dalam Meningkatkan Fungsional Sendi Lutut pada Kasus
Chondromalacia Patella

Middlekoop M, Risk Factors


for Patellofemoral Pain Waryasz Gregory R, McDermott
Syndrome: A Systematic Ann Y. 2008. Patellofemoral
Review, Journal of pain syndrome (PFPS): a
Orthopedic & Sports Physical systematic review of
Therapy, 2012; volume 42, anatomy and potential risk
number 2, 81. factors.
USA.Doi:10.1186/1476-
Mulligant Brian R. 2004. Ebook; 5918-7-9.
Manual Therapy “NAGs”,
“SNAGs”, “MWMs”., 5Th World Health Organization,
Edn. New Zealand. Programmes and Projects:
International Classification of
Netter FH, 2003. Atlas of Human Functioning, Disability and
Anatomy. Philadelpia. Health (ICF), 2001, available
at
Pocock. 2008.Clinical Trials A http://apps.who.int/classificati
Practical Approach. A Willey ons/icfbrowser/ , accessed
Medical Publication : New 24 maret 2017.
York.
Zemadanis Konstantinos, et al.
Sugijanto. 2012. Anatomi Terapan 2015. Mobilization-with-
dan Biomekanik Lutut. movement prior to exercise
provides eary pain and
Lee TS, Song MY, Kwon YJ. 2016. functionality improvements in
Activation of Back and Lower patients with patellofemoral
Limb Muscles During Squat pain syndrome. International
Exercise With Different Trunk Musculoskeletal Medicine,
Flexion. Busan. Republic of 37:3, 101-107.
Korea. Doi:
10.1589/jpts.28.3407.

306

You might also like