You are on page 1of 8

Penambahan Intervensi Jaw’s Exercise pada Traksi Osilasi Sama Baiknya dengan Traksi Osilasi Saja dalam Menurunkan

Disabilitas
dan Meningkatkan Mobilitas pada Kasus Temporomandibular Joint Discus Internal Derangement

PENAMBAHAN INTERVENSI JAW’S EXERCISE PADA TRAKSI OSILASI


SAMA BAIKNYA DENGAN TRAKSI OSILASI SAJA DALAM
MENURUNKAN DISABILITAS DAN MENINGKATKAN MOBILITAS
PADA KASUS TEMPOROMANDIBULAR JOINT DISCUS INTERNAL
DERANGEMENT
Devi Siswani, Sugijanto, Moh. Ali Imron
Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul Jakarta
Jalan Arjuna Utara No. 9 Kebon Jeruk Jakarta 11510
devisiswani28@gmail.com

Abstract
To find out about difference addition of jaw’s exercises intervention on traction oscillate just
as good with traction oscillate in decrease disability and improve mobility in the case of TMJ
internal derangement. This research is experimental, the sample was selected based on
purposive sampling technique.The control group given oscilate traction, treatment groups
given jaw's exercise and oscilate traction.Treatment group on measuring instrument before
TDI 34,1667±12,61 and after 17,083±6.96 and on measuring Caliper before 2,52±0.36 and
after 3.36±0.42.whereas in the control group using a measuring instrument TDI 34,13±7.63
and after 14,1667±4.91 on caliper before 3,43±0.75 and after 4.15±0.46. Normality test
with the Shapiro wilk test data obtained normal while its homogeneity test with Levene's test
in homogeneous data. The results of hypothesis I and II with paired sample t-test, test
hypothesis I retrieved the value pdisability=0,017 and pmobility=0.006, test the hypothesis
II= Pvalue 0.000 (P< 0.001)test hypothesis III with independent sample t-test
demonstrated the value of p (disability)= 0.138,p (mobility)=0.157. The addition of jaw’s
exercises intervention on oscillate traction just as good with oscillate traction in decrease
disability and improve mobility in the case of temporomandibular joint discus internal
derangement.
Keywords: Temporomandibular Joint, Jaw’s Exercise, Traction Oscillate

Abstrak
Untuk mengetahui penambahan intervensi jaw’s exercise pada traksi osilasi sama baiknya
dengan traksi osilasi saja dalam menurunkan disabilitas dan meningkatkan mobilitas pada
kasus Temporomandibular Joint Discus Internal Derangement. Penelitian ini bersifat
eksperimental,sampel dipilih berdasarkan teknik purposive sampling.Kelompok kontrol
diberikan Traksi osilasi, kelompok perlakuan diberikan latihan jaw’s exercise dan traksi
osilasi. Kelompok perlakuan pada alat ukur TDI sebelum 34,1667±12,61 dan setelah
17,083±6,96 dan pada alat ukur Jangka Sorong sebelum 2,52±0,36 dan setelah 3,36±0,42
sedangkan pada kelompok kontrol dengan menggunakan alat ukur TDI sebelum 34,13±7,63
dan setelah 14,1667±4,91 dan pada alat ukur Jangka sorong sebelum 3,43±0,75 dan
setelah 4,15±0,46. Uji normalitas dengan Shapiro wilk test didapatkan data berdistibusi
normal sedangkan uji homogenitas dengan Levene’s test didapatkan data bervarian
homogen. Hasil uji hipotesis I dan II dengan paired sample t-test, uji hipotesis I diperoleh
nilai pdisabilitas=0,017 dan pmobilitas=0,006, uji hipotesis II Pvalue=0,000 (P<0,001) dan
uji hipotesis III dengan independent sample t-test menunjukkan nilai p(disabilitas)=0,138,
p(mobilitas)=0,157. Penambahan intervensi jaw’s exercise pada traksi osilasi sama baiknya
dengan traksi osilasi saja dalam menurunkan disabilitas dan meningkatkan mobilitas pada
kasus Temporomandibular Joint Discus Internal Derangement.

Kata Kunci : Temporomandibular Joint, Jaw’s Exercise,Traksi Osilasi

Pendahuluan mengunyah makanan di satu sisi dan


Pada era modernisasi sekarang manusia penggunaan teknologi komunikasi salah satu
tidak terlepas dari berbagai aktifitas seperti: contohnya adalah penggunaan telepon ataupun
telepon genggam. Dimana rata-rata pengguna
Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 1, April 2018 18
Penambahan Intervensi Jaw’s Exercise pada Traksi Osilasi Sama Baiknya dengan Traksi Osilasi Saja dalam Menurunkan Disabilitas
dan Meningkatkan Mobilitas pada Kasus Temporomandibular Joint Discus Internal Derangement

telepon ataupun telepon genggam memiliki Patofisiologi Sendi Temporo


kebiasaan menahan telepon atau telepon mandibular Discus Internal
genggam menggunakan rahang dan bahu Derangement
yangmana akan membuat terjadinya gangguan Hiperaktivitas otot pengunyah yang
pada struktur organ khususnya pada rahang dapat menjadi penyebab nyeri miofasial. Istilah
terganggu. diagnostik yang dipakai untuk menjelaskan
kondisi ini adalah myospasme, dan reflex
Gangguan sendi temporomandibular splinting. Atrisi gigi yang menunjukkan
discus internal derangement lapuknya gigi sebagai akibat bruxism tidak
Internal derangements (IDs) dalam berkaitan dengan clicking pada TMJ atau nyeri
sendi temporomandibular dilihat dari sudut pada otot pengunyah. Hasil dari studi
pandang anatomis, merupakan penyimpangan eksperimental terhadap nyeri myofascial
dalam suatu posisi atau bentuk jaringan intra menunjukkan konsistensi pada hipotesis yaitu
artikular (IJAR,2016). Secara klinis, internal nyeri disebabkan oleh perubahan proses sistem
derangements dinyatakan ketika fungsi gerak saraf pusat, namun penemuan ini juga dapat
normal terganggu, seperti kelenturan dari diinterpretasikan sebagai konsekuensi dari
pergerakan mandibula. Lazimnya terdapat dua disabilitas.
jenis gangguan internal derangement, yang
mana ditemui di hampir 40% dari populasi Mekanisme Terjadinya Disabilitas
orang dewasa, hipermobilitas TMJ dan anteri Pada Discus dan Otot-Otot Mastika
atau perpindahan discus dengan pengurangan Pada Temporomandibular Joint
(ADDR), dengan yang berakhir pada Gangguan Mekanisme terjadinya disabilitas pada
sendi temporomandibular (Huddleston Slater et discus adalah Ketika discus artikularis
al., 2007). mengalami keretakan akibat adanya protusi
Anterior discus displacement with akibat adanya pergeseran yang tidak sesuai
reduction dalam kasus TMJ dengan ADDR dengan pola biomekanika normal yang dapat
(Anterior discus displacement with reduction) menyebabkan adanya penguncian, pola yang
dalam posisi mulut tertutup,discus articularis tidak normal dapat menyebabkan desakan yang
terletak pada bagian anterior. Selama gerakan terus menerus berakibat menimbulkan rasa
depresi, pergerakan discus berfungsi untuk nyeri dan disabilitas pada TMJ. Karena
mengurangi gerakan gliding kembali ke kebiasaan buruk mengunyah satu sisi maka
condylus superior. Pada gerakan elevasi, discus timbul imbalance antara rahang kanan dan kiri,
bergerak kembali ke arah anterior (IJAR 2016). sehingga bila mengunyah terjadi iritasi pada
Maka dalam penelitian ini intrevensi yang condylus dan pengelupasan pada permukaan
digunakan adalah jaw’s exercise dengan traksi sendi temporomandibular. Pada discus
osilasi yang dibandingkan dengan traksi osilasi artikularis dapat terjadi aktifitas pergeseran
saja untuk menurunkan disabilitas dan yang meningkat sehingga discus mengalami
meningkatkan mobilitas pada kasus TMJ. overuse menyebabkan fleksibilitas discus
menurun, bila hal ini berlanjut dapat
Epidemiologi Patologi Sendi menyebabkan terjadinya rupture atau inflamasi
Temporomandibular discus yang menyebabkan timbulnya disabilitas.
Gangguan sendi temporomandibular Disabilitas yang ditimbulkan karena
merupakan gangguan yang dinilai adanya provokasi pada discus adalah sulit
mempengaruhi individu di kelompok usia 20-40 menguap, membuka mulut lebar karena adanya
tahun dengan usia rata-rata 33,9 tahun. Orang- penurunan ROM yang diakibatkan karena
orang dengan gangguan TMJ cenderung lebih adanya kontraktur pada otot dan pembentukan
kepada dewasa, yang memiliki pola tidak sehat. capsular pattern yang membuat pola gerak
Dimana ada puncak untuk terjadinya Depresi-Elevasi menjadi tidak normal.
perpindahan discus pada usia 30 tahun, dan Gerakan pada mandibular terdiri dari
untuk gangguan sendi degeneratif inflamasi gerakan elevasi dan depresi, dimana dalam
pada usia 50tahun (Guo C, Shi Z, Revington P gerakan tersebut dibantu oleh beberapa yaitu
(2009)). Otot-otot mastika yang membantu dalam

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 1, April 2018 19


Penambahan Intervensi Jaw’s Exercise pada Traksi Osilasi Sama Baiknya dengan Traksi Osilasi Saja dalam Menurunkan Disabilitas
dan Meningkatkan Mobilitas pada Kasus Temporomandibular Joint Discus Internal Derangement

melakukan elevasi mandibular terdiri dari skala dasar (skala utama) dan skala pembantu
M.Masseter, M.Temporalis, M.Pterygoideus (skala nonius). Skala utama jangka sorong
Medial sedangkan yang membantu dalam terletak dibagian tetap (rahang atas),
melakukan depresi mandibular terdiri dari menunjukkan nilai pengukuran angka utama,
M.Pterygoideus Lateral, M.Digastricus, mempunyai skala kecil 1 mm atau 0,1 cm.
M.Geniohyoid, M. Mylohyoid. Sedangkan, skala nonius jangka sorong terletak
Jika pada saat terjadi gerakan elevasi dibagian yang dapat digeser (rahang geser)
dan depresi mandibular otot-otot mastika tidak menunjukkan nilai pengukuran yang lebih teliti,
bekerja secara agonis dan antagonis maka akan mempunyai skala terkecil 0,1 mm atau 0,01
membuat pergerakan mandibular menjadi cm. Pengukuran ini dilakukan sebelum
abnormal dimana pada saat kerja otot-otot dilakukannya intervensi untuk medapatkan data
mastika tidak sinergis maka akan membuat hasil pengukuran sebelum treatment dan
imbalance muscle yang mana akan terjadi setelah intervensi untuk mendapatkan data
kompensasi yang berat pada salah satu otot hasil pengukuran setelah treatment. Dimana
yang lebih kuat yang mana lama kelamaan atau validitas alat ukur tersebut adalah 0,82 (Ramon
berulang-ulang akan mengakibatkan adanya Fuentes,et.al,2015).
myofascial pada otot-otot mastika.
Tes Untuk Mengetahui Gangguan
Pengukuran Disabilitas Dan Sendi Temporomandibular Discus
Mobilitastemporomandibular Joint Internal Derangement
Discus Internal Derangement Tdi 1. Tes nyeri pada saat gerak aktif (Depresi-
(Temporomandibular Disability Index) elevasi rahang)
Dan Jangka Sorong ) 2. Tes nyeri pada saat gerakan aktif dengan
a. Temporomandibular Disability Index bantuan
(TDI) 3. Tes nyeri pada saat melakukan gerakan
TDI (Steigerwald/maher 1997) dan palpasi
merupakan alat ukur yang mana berisikan 4. Tes nyeri pada saat gerakan protraksi
beberapa pertanyaan atau kuisioner yang 5. Tes untuk mengetahui adanya bunyi pada
disusun dan dirancang untuk memberikan saat sendi temporomandibular bergerak
informasi mengenai seberapa jauh tingkat 6. Tes limitasi pada gerak gliding lateral
disabilitas yang terjadi pada sendi condylar
temporomandibular kasus discus intenal 7. Tes nyeri saat dilakukan joint play
derangement dalam melakukan beberapa
aktivitas sehari-hari seperti mengunyah, Intervensi Traksi Osilasi Pada
berolahraga, dan lain-lain. Dengan validitas alat Gangguan Sendi Temporomandibular
ukur 0,735 Dimana instruksikan pasien untuk Discus Internal Derangement
menjawab dengan memberi tanda silang pada Menurut Maitland, traksi osilasi adalah
salah satu pilihan yang dinilai sesuai dengan bentuk gerak pasif pada sendi dengan
keadaan yang dirasakan oleh pasien saat itu. amplitudo yang kecil atau besar yang
Lalu selanjutnya hitung nilai yang diperoleh lalu diaplikasikan pada semua ROM yang ada dan
catat untuk mengetahui kemajuan intervensi. dapat dilakukan ketika permukaan sendi dalam
keadaan distraksi dan kompresi. Mobilisasi yang
b. Jangka Sorong dilakukan secara pasif oleh fisioterapis pada
Jangka sorong adalah suatu pengukuran MLPP. Sebelum dilakukan mobilisasi translasi,
objektif yang digunakan untuk mengukur jarak dilakukan traksi grade I. Traksi dilakukan untuk
pembukaan mulut/depresi dimana dilihat menghindari iritasi dan dilakukan osilasi untuk
seberapa besar pembukaan rahang yang meregang kapsul ligament dan memanipulasi
dilakukan oleh pasien, alat ukur ini mempunyai spasme otot.
tingkat ketelitian 0,1 mm. Fungsi jangka sorong
adalah untuk mengukur diameter luar, diameter
dalam, dan kedalaman yang diukur. Jangka
sorong memiliki dua buah besaran skala, yaitu

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 1, April 2018 20


Penambahan Intervensi Jaw’s Exercise pada Traksi Osilasi Sama Baiknya dengan Traksi Osilasi Saja dalam Menurunkan Disabilitas
dan Meningkatkan Mobilitas pada Kasus Temporomandibular Joint Discus Internal Derangement

Intervensi Jaw’s Exercise Pada Gangguan temporomandibular terutama pada gerakan


Sendi Temporomandibular Discus Internal depresi-elevasi dan protraksi. Penelitian ini
Derangement menggunakan 12 orang sampel yang terbagi
Latihan ini dilakukan untuk membantu menjadi 2 kelompok perlakukan dan kontrol,
mengendurkan otot-otot mastika yang setiap kelompok 6 orang. Penelitian dilakukan
mengalami spasme ataupun tightness, serta selama 3 minggu dengan intensitas 3 x 1
dapat meningkatkan mobilitas sendi minggu.
temporomandibular. Jaw’s exercise dapat
dilakukan kapanpun dimana ketika gejala masih Hasil dan Pembahasan
dinilai akut hingga tahap kronik atau tidak ada. 1. Pengukuran Nilai Disabilitas dan
Tetapi di hentikan bila terdapat nyeri yang Mobilitas Temporomandibular Joint
amat sangat tak tertahankan, jika muncul nyeri dengan Temporomandibular Disability
seperti itu diharapkan pasien istirahat terlebih Index dan Jangka Sorong pada
dahulu agar tidak mengalami cedera jaringan Kelompok Perlakuan
berlebih. Pengukuran kemampuan fungsional dan
mobilitas dengan menggunakan
Mekanisme Pemberian Jaw’s Exercise Temporomandibular Disability Index dan
Terhadap Penurunan Disabilitas Dan Jangka Sorong pada kelompok Perlakuan
Peningkatan Mobilitas dilakukan sebanyak 2 kali evaluasi seperti pada
Jaw’s exercise merupakan latihan yang tabel 1.1 berikut:
dilakukan oleh pasien tetapi tetep dipandu oleh Pada tabel 1 kelompok Perlakuan
fisioterapis. Dimana gerakan ini bertujuan dengan jumlah sampel 6 orang diperoleh nilai
untuk melatih otot secara pasif dan aktif, oleh hasil TDI sebelum intervensi adalah
karena gerakan berasal dari dalam dan dibantu 34,1667±12,61 sedangkan nilai hasil TDI
oleh terapis diharapkan otot yang dilatih akan sesudah intervensi adalah 17,083±6,96. Hal ini
menjadi relax maka menyebabkan efek menunjukkan bahwa adanya penurunan nilai
pengurangan atau penurunan nyeri akibat TDI setelah dilakukan intervensi sebanyak 6
kerusakan jaringan, serta mencegah terjadinya kali.
keterbatasan gerak serta menjaga elastisitas Tabel 1.1
otot. Distribusi dari Rerata dan Simpangan Baku dari
Pengukuran Nilai Disabilitas dengan
Metode Penelitian Temporomandibular Disability Index pada
Penelitian ini bersifat eksperimental Kelompok Perlakuan.
Penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok perlakuan adalah pasien yang
diberikan intervensi jaw’s exercise ditambah
traksi osilasi dan kelompok kontrol adalah
pasien diberikan intervensi traksi osilasi.
Penelitian dilakukan dengan melihat
perbedaan penurunan nilai disabilitas dan
peningkatan mobilitas pada kedua kelompok
sampel untuk mendapatkan bukti empiris dari
Pada tabel 2 kelompok Perlakuan
dua bentuk intervensi yang diberikan.
dengan jumlah sampel 6 orang diperoleh nilai
Alat ukur yang akan digunakan pada
hasil mobilitas TMJ sebelum intervensi adalah
penelitian ini adalah temporomandibular
2,52±0,36 sedangkan nilai hasil Mobilitas TMJ
disability index (TDI) dan jangka sorong,
sesudah intervensi adalah 3,36±0,42. Hal ini
dimana dengan hasil pengukuran subjektif dan
menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai
objektif mampu mencapai nilai validitas yang
mobilitas TMJ setelah dilakukan intervensi
tinggi . TDI yang merupakan alat ukur
sebanyak 6 kali.
presentase disabilitas sendi temporomandibular
akibat Discus internal derangement dan jangka
sorong untuk mengukur dari mobilitas sendi

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 1, April 2018 21


Penambahan Intervensi Jaw’s Exercise pada Traksi Osilasi Sama Baiknya dengan Traksi Osilasi Saja dalam Menurunkan Disabilitas
dan Meningkatkan Mobilitas pada Kasus Temporomandibular Joint Discus Internal Derangement

Tabel 2
Distribusi dari Rerata dan Simpangan Baku dari Tabel 4
Pengukuran Nilai Mobilitas dengan Jangka Distribusi dari Rerata dan Simpangan Baku dari
Sorong pada Kelompok Perlakuan Pengukuran Nilai Mobilitas dengan Jangka
Sorong pada Kelompok Kontrol

2. Pengukuran Nilai Disabilitas dan


Mobilitas Temporomandibular Joint
Uji Normalitas
dengan Temporomandibular Disability
Setelah dilakukan uji Shapiro Wilk Test
Index dan Jangka Sorong pada
didapatkan kesimpulan bahwa sampel
Kelompok Kontrol
terditribusi secara normal.
Pengukuran kemampuan fungsional dan
Tabel 5 Uji Normalitas
mobilitas dengan menggunakan
Temporomandibular Disability Index dan
Jangka Sorong pada kelompok kontrol
dilakukan sebanyak 2 kali evaluasi seperti pada
tabel 3 berikut:
Pada tabel 3 kelompok kontrol dengan
jumlah sampel 6 orang diperoleh nilai hasil TDI
sebelum intervensi adalah 34,13±7,63
sedangkan nilai hasil TDI sesudah intervensi
adalah 14,1667±4,91. Hal ini menunjukkan
bahwa adanya penurunan nilai TDI pada Uji Homogenitas
kelompok kontrol setelah dilakukan intervensi Setelah dilakukan uji homogenitas
sebanyak 6 kali. (Levene’ test) didapatkan kesimpulan bahwa
Tabel 3 varian data homogen. dimana P> α (0,05),
Pengukuran Nilai Disabilitas dengan maka dapat disimpulkan bahwa varian pada
Temporomandibular Disability Index pada kedua kelompok adalah sama atau homogen,
Kelompok Kontrol yang berarti pada awal penelitian tidak terdapat
perbedaan tingkat disabilitas signifikan antara
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Tabel 6
Hasil Uji Homogenitas Levene’s Test

Pada tabel 4 kelompok Perlakuan Dari kedua hasil pengujian diatas (uji
dengan jumlah sampel 6 orang diperoleh nilai normalitas dan uji homogenitas) maka
hasil mobilitas TMJ sebelum intervensi adalah ditetapkan:
3,43±0,75 sedangkan nilai hasil Mobilitas TMJ a. Pengujian hipotesis I dan II
sesudah intervensi adalah 4,15 ±0,46. Hal ini menggunakan uji parametrik yaitu
menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai paired sample t-test.
mobilitas TMJ setelah dilakukan intervensi
sebanyak 6 kali.

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 1, April 2018 22


Penambahan Intervensi Jaw’s Exercise pada Traksi Osilasi Sama Baiknya dengan Traksi Osilasi Saja dalam Menurunkan Disabilitas
dan Meningkatkan Mobilitas pada Kasus Temporomandibular Joint Discus Internal Derangement

b. Pengujian hipotesis III menggunakan uji


parametrik yaitu independent sample t-
test.
Uji Hipotesis Tabel 8
Dengan ketentuan hasil pengujian Hipotesis II
hipotesis Ho ditolak bila nilai p< nilai α (0,05)
dan Ho diterima bila nilai p> nilai α (0,05).
Hipotesis yang ditegakkan adalah:
Ho : Intervensi traksi osilasi tidak dapat
menurunkan disabilitas dan
meningkatkan mobilitas pada kasus
Temporomandibular Joint discus internal Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat nilai
derangement TDI dan mobilitas kelompok perlakuan sebelum
Ha : Intervensi traksi osilasi dapat menurunkan intervensi adalah 34,1667±12,61 dan
disabilitas dan meningkatkan mobilitas 2,52±0,36 sedangkan nilai TDI dan mobilitas
pada kasus Temporomandibular Joint sesudah intervensi adalah 17,083±6,96 dan
discus internal derangement 3,36±0,42. Hasil Paired Sample T Test
Tabel 7 hipotesis I didapatkan nilai p= 0,000 dimana (p<0,01)
yaitu Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa penambahan intervensi jaw’s exercise
pada traksi osilasi dapat menurunkan disabilitas
Dari tabel 7 diatas dapat dijelaskan dan meningkatkan mobilitas pada kasus
bahwa rata-rata pada nilai disabilitas dan Temporomandibular Joint discus internal
mobilitas TMJ sebelum diberikan intervensi derangement.
adalah 34,13±7,63 dan 3,43±0,75 sedangkan
setelah dilakukan intervensi rata-rata nilai Uji Hipotesis III
disabilitas dan mobilitas berubah menjadi Dengan ketentuan hasil pengujian
14,1667±4,91 dan 4,15±0,46 . Berdasarkan hipotesis Ho ditolak bila nilai p< nilai α (0,05)
hasil Paired-sample t-test adalah p=0,017 dan dan Ho diterima bila nilai p> nilai α (0,05).
p=0,006 dimana (p<0,05), hal ini berarti Ho Hipotesis yang ditegakkan adalah:
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho : Tidak Ada Perbedaan Penambahan
Intervensi traksi osilasi dapat menurunkan intervensi Jaw’s exercise pada traksi
disabilitas dan meningkatkan mobilitas pada osilasi dalam menurunkan disabilitas dan
kasus Temporomandibular Joint discus internal meningkatkan mobilitas pada kasus
derangement. temporomandibular joint discus internal
derangement
Uji Hipotesis II Ha : Ada Perbedaan Penambahan intervensi
Dengan ketentuan hasil pengujian Jaw’s exercise pada traksi osilasi dalam
hipotesis Ho ditolak bila nilai p< nilai α (0,05) menurunkan disabilitas dan
dan Ho diterima bila nilai p> nilai α (0,05). meningkatkan mobilitas pada kasus
Hipotesis yang ditegakkan adalah: temporomandibular joint discus internal
Ho : Penambahan intervensi jaw’s exercise derangement.
pada traksi osilasi tidak dapat Tabel 9
menurunkan disabilitas dan Hipotesis III
meningkatkan mobilitas pada kasus
Temporomandibular Joint discus internal
derangement
Ha : Penambahan intervensi jaw’s exercise
pada traksi osilasi dapat menurunkan
disabilitas dan meningkatkan mobilitas
pada kasus Temporomandibular Joint Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat pada
discus internal derangement hasil sesudah intervensi nilai TDI dan mobilitas

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 1, April 2018 23


Penambahan Intervensi Jaw’s Exercise pada Traksi Osilasi Sama Baiknya dengan Traksi Osilasi Saja dalam Menurunkan Disabilitas
dan Meningkatkan Mobilitas pada Kasus Temporomandibular Joint Discus Internal Derangement

kelompok perlakuan 17,083±6,96, 3,36±0,42. tahun jarang ada yang mengalami gangguan ini
Pada kelompok kontrol dengan nilai TDI dan mungkin ada namun bisa jadi bukan termasuk
mobilitas 14,1667±4,91, 4,15±0,46 dan pada dalam gangguan Temporomandibular joint
hasil T-Test Independent didapatkan nilai discus internal derangement. Pada keadaan gigi
p(disabilitas) kelompok perlakuan-kelompok yang hilang/ tanggal dibagian geraham
kontrol = 0,138, p(mobilitas) kelompok merupakan salah satu faktor yang dapat
perlakuan-kelompok kontrol = 0,157 dimana menimbulkan gangguan pada
p>0,05 yang berarti Ho diterima. Maka dapat Temporomandibular joint discus internal
disimpulkan bahwa Penambahan intervensi derangement (International Journal Approach
Jaw’s exercise pada traksi osilasi sama baiknya Research 2016).
dengan traksi osilasi saja dalam menurunkan Melalui penelitian yang dilakukan oleh
disabilitas dan meningkatkan mobilitas pada Von Piekartz et al. ,2011 di Belanda
kasus Temporomandibular Joint Discus Internal Berdasarkan dari penelitian yang terlebih
Derangement. dahulu telah dilakukan oleh beberapa ahli
Gangguan temporomandibular joint menyatakan bahwa penggunaan intervensi
discus internal derangement dimana manual terapi traksi osilasi dapat menurunkan
terganggunya keseluruhan sistem sendi tingkat level kronik dari gangguan dan
temporomandibular yang biasa diakibatkan disabilitas serta dapat memberikan hasil yang
karena adanya overuse pada discus unilateral, signifikan dalam peningkatan mobilitas
adanya gigi yang hilang, pada yang memiliki mandibular.
kebiasaan bruxism, memiliki asimetris rahang, Berdasarkan dari hasil referensi dan
memiliki bentuk gigi yang crossbite atau literatur serta penelitian yang terlebih dahulu
overbite. Dimana pada saat terjadi gangguan telah dilakukan Von Piekartz et al.,2011
maka discus akan mengalami penurunan menyatakan bahwa penggunaan manual terapi
elastisitas dan perubahan bentuk. Gangguan ini khususnya pada joint mobilisasi dan traksi
diawali dengan adanya nyeri pada saat osilasi dinilai sangat efektif untuk menurunkan
mengunyah, nyeri otot-otot mastika, perubahan nyeri yang mengganggu pada bagian TMJ,
pola depresi bentuk C atau S, terjadinya dimana mekanisme yang terjadi pada saat
keterbatasan pada saat gerak membuka dan traksi dilakukan adalah terlepasnya abnormal
menutup (depresi-elevasi), disertai pusing, dan cross link yang terbentuk serta melepas
terkadang dapat disertai dengungan di telinga. perlengketan yang terbentuk dari adanya
Berdasarkan deskripsi sampel pada fibrous pada bagian sendi temporomandibular,
populasi Kantor Notaris Edison Jingga pada serta dapat memperlancar pergerakan sendi
kasus gangguan Temporomandibular joint pada saat depresi dan elevasi rahang.
discus internal derangement ini mengeluh Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
adanya ketidaknyamanan pada bagian rahang Haketa et al,2010 di Jepang menyatakan bahwa
yang terkadang dapat menimbulkan rasa tidak penggunaan traksi osilasi ditambah dengan
nyaman pada saat melakukan aktivitas namun jaw’s exercise terbukti dapat menurunkan
tidak mereka hiraukan hingga bertahun-tahun disabilitas serta nyeri dan meningkatkan
lamanya dan juga ini disertai karena mobilitas mandibular saat depresi-elevasi dan
ketidaktahuan mereka mengenai gangguan protraksi. Penggunaan intervensi traksi osilasi
yang mengganggu mereka atau yang mereka dengan amplitudo rendah atau adanya gerakan
alami. Populasi yang mengeluh dan mengalami slide pada sendi, akan menyebabkan terjadinya
gangguan ini lebih banyak terjadi pada wanita, pergerakan cairan synovial yang membawa
yang mana ini sesuai dengan penelitian yang zat-zat gizi pada bagian yang bersifat avaskuler
dilakukan pada University of Sao Paolo, Faculty di cartilago articular dan juga di intra articular
of Odontologia, Brazil (2015) dimana insidensi fibro cartilage (Mobilization,Traction and Soft
pada kasus TMJ discus internal derangement Tissues Techniques,2017). Teknik joint play
terjadi lebih banyak pada wanita sebanyak 4:1. membantu pertukaran zat-zat gizi serta
Pada populasi yang terdapat pada mencegah efek degenerasi statis saat sendi
Kantor Notaris Edison Jingga penderita yang mengalami inflamasi dan tidak dapat
mengeluh pada bagian rahang berusia 25-34 melakukan gerakan dalam jarak gerak sendi
Tahun, penderita yang berusia dibawah 25 yang bersangkutan. (Joint Play Movement of
Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 1, April 2018 24
Penambahan Intervensi Jaw’s Exercise pada Traksi Osilasi Sama Baiknya dengan Traksi Osilasi Saja dalam Menurunkan Disabilitas
dan Meningkatkan Mobilitas pada Kasus Temporomandibular Joint Discus Internal Derangement

Temporomandibular Joint Clinical Designs in ClinicalTrials. CRC Press,


Consideration,2016). Boca Raton, 2014.
Jaw’s exercise merupakan latihan yang
dilakukan oleh pasien tetapi tetep dipandu oleh Ardizone, I., Celemin, A., Aneiros, F., del Rio,
fisioterapis. Dimana gerakan ini bertujuan J., Sanchez, T., & Moreno, I. (2010).
untuk melatih otot secara passive dan aktif, Electromyographic study of activity of
oleh karena gerakan berasal dari dalam dan the masseter and anterior temporalis
dibantu oleh terapis diharapkan otot yang muscles in patients with
dilatih akan menjadi relax maka menyebabkan temporomandibular joint (TMJ)
efek pengurangan atau penurunan nyeri akibat dysfunction: comparison with the clinical
kerusakan jaringan, serta mencegah terjadinya dysfunction index. Med Oral Patol Oral
keterbatasan gerak serta menjaga elastisitas. Cir Bucal,15 (1), 14-19.
Francisco Neto, Norman Thie and Ambra
Kesimpulan Michelotti Susan Armijo-Olivo, Laurent
Berdasarkan hasil penelitian dan Pitance, Vandana Singh. (2015) Exercise
pembahasan maka yang kesimpulan yang for Temporomandibular Disorders:
dapat diambil adalah sebagai berikut : Effectiveness of Manual Therapy and
Intervensi traksi osilasi dapat menurunkan Therapeutic , Systematic Review and
disabilitas dan meningkatkan mobilitas pada Meta-Analysis . doi:
kasus Temporomandibular Joint discus internal 10.2522/ptj.20140548
derangement. Penambahan intervensi jaw’s
exercise pada traksi osilasi dapat menurunkan Gallo, L. M., Gossi, D. B., Colombo, V., & Palla,
disabilitas dan meningkatkan mobilitas pada S. (2008). Relationship between
kasus Temporomandibular Joint discus internal kinematic center and TMJ anatomy and
derangement. Penambahan intervensi Jaw’s function. J Dent Res, 87 (8), 726-730
exercise pada traksi osilasi sama baiknya
dengan traksi osilasi saja dalam menurunkan Gerdle B, Ghafouri B, Ernberg M, Larsson B.
disabilitas dan meningkatkan mobilitas pada Chronic musculoskeletal pain:review of
kasus Temporomandibular Joint Discus Internal mechanisms and biochemical biomarkers
Derangement. as assessed by themicrodialysis
technique. J Pain Res. 2014;7:313
Daftar Pustaka
American Association of Oral and Maxillofacial Glaucia Marques Dias et al. Measurement of
Surgeons (AAOMS), Parameters of Care, Spee curve in individuals with
Fifth Edition.2012. AAOMS ParCare temporomandibular disorders: a cross-
2012. J Oral Maxillofac Surg 70:e1-11, sectional study. Department of
2012, Suppl 3 Dentistry, Federal University of Juiz de
Fora – Juiz de Fora – MG – Brazil. 2016
American Association of Oral and Maxillofacial
Surgeons (AAOMS). Criteria For Slade GD. Epidemiology of tempo-romandibular
Orthognathic Surgery.2015. Available at joint disorders and related painful
http://www.aaoms.org/images/uploads/ conditions. Mol Pain. 2014;10(Suppl
pdfs/ortho Accessed November. 9, 2015 1):O16.

A.M. Matuska et al. Biomechanical and


biochemical outcomes of porcine
temporomandibular joint disc
deformation.Archives of Oral Biology 64
(2016) 72 –79

Anthony C Atkinson and Atanu


Biswas.Randomised Response Adaptive

Jurnal Fisioterapi Volume 18 Nomor 1, April 2018 25

You might also like