You are on page 1of 10

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI

OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA DENGAN MODALITAS


ULTRASOUND, TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION DAN LATIHAN DENGAN METODE THERABAND
DI RSUD KRATON KOTA PEKALONGAN

Citra Prima Pertiwi, Rendra Gita Aulia M.H


Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Pekalongan Email : uqihakim@gmail.com

ABSTRACT

Osteoarthritis (OA) is a degenerative joint disease, where the overall structure of the joints
undergoes pathological changes. Characterized by the breakdown of cartilage (cartilage) hyalin
joints, increasing the thickness and sclerosis of the bone plate, the growth of osteophytes on the
banks of the joints, stretched joint capsule, the onset of inflammation, and weakening of the
muscles that connect the joints. Decision-case scientific papers have been done in RSUD Kraton
Pekalongan regency. It was conducted in April 2015. Physiotherapy diagnosis includes 1)
Impairment: the silent pain, tenderness and pain in the left knee motion; a decrease in muscle
strength in the hamstring and quadriceps muscles; the limited range of motion. 2) Disability: the
patient is unable to activity up and down the stairs, the patient is unable to walk long distances, the
patient is unable to stand for long, the patient is unable to squat-stand. 3) Functional Limitation:
Patients experiencing difficulties in toileting activities squat-stand for a long time and walk away,
patients have difficulty climbing stairs, the patient is difficult to pray in a sitting position and the
legs straight ahead. The purpose of physiotherapy management include reducing pain in the left
knee joint, increases muscle strength of the left knee, increasing the range of motion of the left
knee joint. Following the physiotherapy program as much as 5x, showed 1) knee pain from rest 3
to 1, press 3 to 2, and the motion of 4 to 3;
2) left knee muscle strength, m. hamstring and. Quadriceps from 3 to 4. 3) The scope of motion is
increased inactivemotion, from 0˚-0˚-100˚-be-0˚ 0˚-110˚ 4) ADLno increase.

Keywords : Osteoarthritis Genu Sinistra, ultrasound, transcutaneous electrical nerve stimulation


and exercise therapy with Theraband Methods

PENDAHULUAN dan tulang belakang. Di Indonesia


Osteoarthritis merupakan prevalensi OA lutut yang tampak
kelainan degeneratif sendi yang secara radiologik mencapai 15,5 %
paling banyak didapatkan di pada pria dan 12,7 % pada wanita
masyarakat, terutama pada usia berumur antara 40-60 tahun,
lanjut. Lebih dari 80% usia diatas 75 Osteoarthritis (OA) merupakan
tahun menderita Osteoarthritis, penyakit sendi degeneratif yang
Osteoarthritis merupakan kasus berkaitan dengan kerusakan kartilago
terbanyak yang terdapat di rumah sendi, di mana terjadi proses
sakit dari semua kasus penyakit degradasi interaktif sendi yang
rematik. Kelainan pada lutut kompleks, terdiri atas proses
merupakan kelainan terbanyak dari perbaikan pada kartilago, tulang dan
Osteoarthritis diikuti sendi panggul

1
sinovium diikuti komponen sekunder kajian fisioterapi yang meliputi :
proses inflamasi (Felson, 2009). assessment, diagnose, planning,
Problematik yang ditemui intervention, dan evaluasi. Intervensi
pada kasus Osteoarthritis genu antara fisioterapi berupa aspek : preventive,
lainnyeri, keterbatasan lingkup gerak curative, rehabilitative dan
sendi, kelemahan otot, dan gangguan maintenance dengan modalitas dasar
kemampuan fungsional dalam fisioterapi.
kehidupan sehari-hari.
Osteoarthritis terutama mem- METODE PENELITIAN
pengaruhi kartilago, jaringan yang Rancangan penelitian yang
keras tapi licin, yang menutupi digunakan adalah Deskriptif
ujung- ujung tulang yang bertemu Analitik.
membentuk suatu sendi. Kartilago Penelitian ini dilakukan dengan
yang sehat memungkinkan tulang cara melakukan interview dan
saling bergerak dengan luwes satu observasional pada seorang pasien
sama lain. Kartilago juga dan keluarganya dengan kondisi
mengabsorbsi energi dari guncangan Osteoarthritis.
akibat perpindahan fisik. Sedangkan Desain penelitian digambar-
pada osteoarthritis, terjadi kan sebagai berikut.
pengikisan kartilago (NIAMS,
2002).
Tulang yang membentuk
X Y
sendi lutut antara lain : os femur, os
tibia, os fibula, danos patella. Otot-
otot yang bekerja pada sendi lutut. Z
a. Bagian anterior adalah m.rektus
Keterangan :
femoris, m.vastus lateralis,
X : keadaan pasien sebelum
m.vastus medialis, dan m.vastus
diberikan program fisioterapi
intermedialis.
Y : keadaan pasien sesudah
b. Bagian posterior adalah m. bicep
diberikan program fisioterapi
femoris, m. semitendinosis,
Z : program fisioterapi
m. semi membranosis, dan m.
gastrocnemius. Permasalahan yang timbul
c. Bagian medial adalah m. sebelum pasien menjalani program
sartorius dan m. gracilis. terapi adalah lansia berusia 56 tahun
d. Bagian lateral merasa nyeri pada daerah lutut kiri.
m.tensorfacialatae. Terdapat nyeri saat diam, tekan dan
Peran fisioterapi pada kondisi gerak, penurunan kekuatan otot,
Osteoarthritis ditentukan oleh penurunan lingkup gerak sendi dan
kondisi yang problemnya penurunan kemampuan aktivitas
diidentifikasi berdasarkan hasil-hasil fungsional. Pasien pergi ke
fisioterapi
untuk menjalani program terapi, Tabel 1. Evaluasi nyeri
sebelumnya dilakukan pemeriksaan Nyeri T T2 T3 T4 T5
nyeri dengan VAS, pemeriksaan Diam 3 3 2 1 1
LGS dengan Goniometer, Tekan 3 3 3 2 2
pemeriksaan kekuatan otot dengan Gerak 4 3 3 3 3
MMT dan pemeriksaan kemampuan
aktivitas fungsional dengan skala Pemeriksaan LGS dengan
Jette. Oleh fisioterapi pasien goniometer
diberikan modalitas dengan TENS, Pemeriksaan (LGS) lingkup
Ultrasound dan terapi latihan dengan gerak sendi adalah suatu tes untuk
modifikasi metode theraband, dengan mengetahui luasnya lingkup gerak
modalitass tersebut diharapkan suatu sendi yang bisa terjadi karena
adanya pengurangan nyeri pada kontraksi otot, yang tes,
daerah lutut, peningkatan LGS, pengukurannya menggunakan goneo-
peningkatan kekuatan otot hamstring meter. Hasil pengukuran ditulis
dan quadriceps dan peningkatan dengan standar International
kemampuan aktivitas fungsional Standard Orthopedic Measurement
pasien. (ISOM). Cara penulisannya yaitu
dimulai dari gerakan yang menjauhi
HASIL DAN PEMBAHASAN tubuh-posisi netral-gerakan
Pemeriksaan nyeri dengan VAS mendekati tubuh. Pengukuran
Pemeriksaan nyeri dengan Lingkup Gerak Sendi bertujuan
VAS adalah cara pengukuran derajat untuk mengetahui ada
nyeri dengan menunjuk-kan titik tidaknya
pada garis skala nyeri (0-10 cm) keterbatasan sendi lutut.
salah satu titik ujung tidak nyeri dan Pemeriksaan ini dilakukan dengan
ujung yang lain menunjukkan nyeri menggunakan alat goniometer dan
yang hebat. Panjang garis mulai dari dapat diukur pada gerak aktif
titik tidak nyeri sampai titik yang maupun pasif serta mengacu pada
ditunjuk pasien menunjukkan kriteria ISOM. Nilai normal sendi
besarnya nyeri. Pasien diberi lutut yakni bidang gerak Sagital S
penjelasan, kemudian pasien (0-0-140) Transversal T (20-0-
diminta untuk menunjukkan letak 20).
derajat nyerinya. Tabel 2. Evaluasi LGS
Pengukuran nyeri dengan skala Gerak Aktif Pasif
VAS (Value Analog Scale) : T1 0˚-0˚-100˚ 0˚-0˚-110˚
T2 0˚-0˚-100˚ 0˚-0˚-110˚
T3 0˚-0˚-110˚ 0˚-0˚-110˚
0 cm 10 cm T4 0˚-0˚-110˚ 0˚-0˚-110˚
Tidak nyeri Nyeri tak tertahankan T5 0˚-0˚-110˚ 0˚-0˚-110˚
Pemeriksaan kekuatan otot dimensi yang saling berkaitan yaitu:
dengan MMT (1) Nyeri, derajat nyeri saat
Manual Muscle Testing (MMT) melakukan aktivitas terdiri dari 1=
adalah suatu usaha untuk menentukan
tidak nyeri, 2 = Nyeri, 3 = Nyeri
atau mengetahui kemampuan seseorang
sedang, 4 = Sangat nyeri. (2)
dalam mengkontraksikan otot atau
Kesulitan, derajat kesukaranuntuk
kelompok ototnya secara voluntary.
melakukan aktifitas terdiri dari 1 =
Pengukuran kekuatan otot dengan
Sangat mudah, 2 = Agak mudah, 3 =
MMT ada 5 nilai yaitu : 0 = Tidak
Tidak mudah tetapi tidak sulit, 4=
ada kontraksi, 1 = Ada kontraksi otot
Agak sulit, 5 = Sangat sulit. (3)
namun tidak terjadi adanya gerakan,
Ketergantungan, derajat ketergan-
2
tungan seseorang untuk melakukan
= Mampu bergerak namun belum
aktivitas terdiri dari 1 = Tanpa
bisa melawan gravitasi, 3 = Pasien
bantuan, 2 = Butuh bantuan alat, 3 =
mampu bergerak penuh melawan
Butuh bantuan orang, 4 = Butuh
gravitasi tetapi belum bisa melawan
bantuan alat dan orang, 5 = Tidak
tahanan, 4
dapat melakukan aktifitas (Parjoto,
= Dapat bergerak penuh melawan
2000).
gravitasi dan dapat melawan tahanan
Tabel 4. Evaluasi kemampuan
minimal, 5 = Dapat penuh melawan
aktivitas fungsional
gravitasi dan mampu melawan
tahanan maksimal.
Kesu
Tabel 3. Evaluasi kekuatan otot Indeks Nyeri Ketergan-
litan tungan
Grup otot T1 T2 T3 T4 T5 Jongkok- 4 5 5
Muscle 3 3 3 4 4 Berdiri
hamstring Berjalan 3 3 1
Muscle 3 3 4 4 4 Naik- 4 4 2
quadricep Turun
Tangga
Pemerikasaan kemampuan
aktivitas fungsional dengan skala
jette SIMPULAN
Untuk menilai kemampuan Osteoarthritis atau sering
bangkit dari posisi duduk, berjalan disebut juga penyakit sendi
(15m) dan naik turun tangga, dapat degenerative adalah suatu kelainan
digunakan indeks status fungsional pada kartilago (tulang rawan sendi)
jette (modifikasi fisher) (Jette AM, yang ditandai dengan perubahan
1980). Indeks ini pertama kali klinis, histology dan radiologis.
digunakan dalam the pilot geriatric Penyakit ini bersifat asimetris tidak
Arthritis Program, Wilconsin Usit meradang dan tidak ada komponen
tahun 1977 berdasarkan indeksini, sistemik (Slamet, 2001).
status fungsional mempunyai 3
Problematik yang dapat pemeriksaan ini dengan
ditimbulkan pada kondisi menggunakan skala VAS.
osteoarthritis antara lain : (1) Nyeri, 2. Adanya peningkatan kekuatan
(2) penurunan kekuatan otot, (3) otot.
penurunan lingkup gerak sendi, (4) Adanya peningkatan
penurunan aktifitas fungsional. kekuatan otot baik m.hamstring
Untuk menangani problematik maupun m.quadricep yang mana
yang timbul pada kasus osteoarthritis pada terapi pertama nilainya 3
lutut kiri ini perlu adanya dan pada terapi yang kelima
kemampuan terapis dalam mengenal menjadi nilainya 4.
dan melakukan pemeriksaan pada 3. Adanya peningkatan lingkup
kondisitersebut. gerak sendi.
Adanya problematik yang Adanya peningkatan
ditimbulkan pada kondisi lingkup gerak sendi pada gerakan
osteoarthritis lutut kiri tersebut perlu aktif yang mana pada terapi
penanganan fisioterapi yang efektif, pertama adalah 0˚-0˚-100˚ dan
dalam hal ini dengan pemberian US, pada terapi yang kelima menjadi
TENS, waktu masing-masing 8 0˚-0˚-110˚.
menit, dosis terapi 3 kali seminggu 4. Tidak adanya peningkatan
dan pemberian exercise dengan kemampuan fungsional.
modifikasi metode theraband selama Tidak adanya peningkatan
lima kali terapi di RSUD Kraton fungsional dengan skala jette
Kabupaten Pekalongan dapat diambil yang tadinya sebelum intervensi
kesimpulan bahwa pasien yang nilainya adalahnyeri pada saat
bernama Ny. Marni, Umur 56 tahun jongkok berdiri 4, pada saat
dengan diagnosa medis osteoarthritis berjalan 3, pada saat naik turun
knee sinistra grade III. Diperoleh tangga 4, kesulitan pada saat
hasil melalui evaluasi akhir sebagai jongkok berdiri 5, pada saat
berikut. berjalan 3, pada saat naik turun
1. Adanya penurunan nyeri tangga 4, dan nilai
Adanya penurunan nyeri ketergantungan pasien saat
diam yang mana pada terapi jongkok berdiri 5, pada saat
pertama bernilai 3 dan pada berjalan 1, pada saat naik turun
terapi kelima menjadi 1, nyeri tangga 2, dan pada terapi yang
gerak yang mana pada terapi kelima menjadi scor nilai nya
pertama bernilai 4 dan pada nyeri pada saat jongkok berdiri 3,
terapi kelima menjadi 3, nyeri pada saat berjalan 2, pada saat
tekan dari terapi pertama bernilai naik turun tangga 3, kesulitan
3 dan pada terapi yang kelima pada saat jongkok berdiri 4, pada
menjadi 2 saat berjalan 2, pada saat naik
turun tangga 3, dan
nilai ketergantungan pasien saat dengan apa yang diajarkan oleh
jongkok berdiri 4, pada saat fisioterapis, (4) pasien dianjurkan
berjalan 1, pada saat naik turun untuk memakai knee decker saat
tangga 2. melakukan aktivitas yang melibatkan
Pada akhirnya proses sendi lutut.
fisioterapi tidak hanya dilihat dari Pada penyakit osteoarthritis
hasil evaluasi akhir yang dicapai. lulut kiri ini proses berjalannya
Yang terpenting adalah penyakit tidak bisa dihentikan tetapi
bagaimana proses pencapaian peran fisioterapi disini adalah
hasil itu, apabila pencapaian hasil mencegah atau menahan kerusakan
sudah diusahakan semaksimal yang lebih lanjut pada sendi lutut
mungkin , namun hasil akhir tersebut. Sehingga pasien bisa
evaluasi belum menunjukkan melaksanakan aktivitas sehari – hari
hasil yang memuaskan , maka tanpa bantuan orang lain.
terapis harus memikirkan
program kedepan dengan tujuan DAFTAR PUSTAKA
agar pasien dapat Depkes RI. 2009. Rencana
memaksimalkan kapasitas Pembangunan Jangka Panjang
fisiknya secara optimal dalam Bidang Kesehatan 2005–2025.
beraktivitas sehari – hari. Jakarta: Depkes RI.
http://www.depkes.go.id.
Terapi yang diberikan Felson, D.T., 2008. Osteoarthritis.
sebanyak lima kali pada kondisi Dalam : Fauci, A., Hauser,
osteoarthritis lutut kiri tentu hasil L.S., Jameson, J.L., Ed.
yang dicapai belum maksimal. Untuk HARRISON's Principles of
itu perlu adanya saran-saran dalam Internal Medicine Seventeenth
Edition. New York, United
hal pencegahan dan peningkatan
States of America. McGraw-
kualitas hidup sehingga pasien dapat Hill Companies Inc. : 2158-
beraktivitas semaksimal mungkin, 2165.
walaupun proses perjalanan
penyakitnya tidak bisa dihentikan. Fitramaya. 2009. Diagnosis,
Saran yang diberikan pada pasien Penanganan Dan Perawatan
osteoarthritis lutut kiri adalah : (1) di Rumah, Penerbit
Yogyakarta: Jurnal Fisioterapi
memberikan pengertian pada pasien
agar dapat bekerjasama dengan Prasetya, H. 1993. Dokumentasi
terapis dalam melaksanakan program persiapan praktek profesional
terapi, agar hasil yang dicapai fisioterapi, penerbit akademi
maksimal, (2) pasien dianjurkan fisioterapi surakarta, surakarta.
untuk mengompres air hangat pada pp.-410
lutut kirinya, (3) pasien dianjurkan
melakukan latihan dirumah sesuai
Hudaya, Prasetya; 2002 dokumentasi Ratnaningsih, Dinda S, 2010 ;
persiapan praktek profesional Hubungan antara Skor
fisioterapi; politeknik
kesehatan surakarta jurusan
fisioterapi, Surakarta

Kapandji, 1 A. 1990; The Physiologi


Of Joint; volume
three,Churchill
Livingstone,USA.

Kapandji IA. 1987, The Physiology


of the Joints: Volume One
Lower Limb. 5th ed. New
York: Churchill Livingstone,.

Luklukaningsih, zuyina. 2009.


sinopsis fisioterapi untuk
terapi latihan, penerbit mitra
cendikia yogyakarta,
yogyakarta.

Merdikoputro, Djoko, 2006.


Diagnosis osteoarthritis.
www.suaramerdeka.com.
diaksek tanggal 1 juli 2014

Moore, Keith L, dkk, 1995; Anatomi


Klinis Dasar, alih bahasa :
Hendra Laksman Hiprokates.
Jakarta

NIAMS. 2002. Hand Out On


Health: Osteoarthritis, di kutip
tanggal
1 juni 2014 dari
http://niams.nih.gov

Pratama, Remiza, 2011: Mwd,


dikutip
24 Desember 2014 dari
http://remizapratama.blogspot.
com

Putz, R dan pabst.R .2006. Sobotta


Atlas Anatomi Manusia, jilid
1,edisi 22, EGC, jakarta h
103,108
Laseque’s Test dan Skor
Modified Schober Test pada
Penderita Klinis HNP
Lumbalis. Semarang :
Universitas

Diponegoro Fakultas
Kedokteran

Sobotta, 2006. Atlas Anatomi


Manusia, jilid 2 edisi 22,
(Jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC.

Steven P. Weiniger. 2014:


Resistance band, dikutip 27
desember 2014 dari
http://www.sportsinjuryclinic.
n et/rehabilitation-
exercises/resistance-band-
exercises1/resistance-band-
knee-flexion-exercise

Susilowati, 2002. Pengaruh


perbedaan terapilatihan open
chain exercise dan chain
exercise terhadap penurunan
nyeri pada penderita
osteoarhtritis lutut grade II.
Jakarta : Jurnal Fisioterapi

Snell, Richard S, 1993; Anatomi


Klinik, Bagian 3 Edisi 3; Alih
Bahasa : Jan Tambayong,
EGC. Jakarta

Stitik TP, Foye PM, et al . 2005 :


Osteoarthritis.In : DeLisa J,
editor. Physical Medicine &
Rehabilitation Principles and
Practice. 4th ed. Lippincot
Williams-Wilkins,.p 765-785

Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H.,


Broto, R., dan Pramudiyo, R.,
2006. Osteoartrits. Dalam :
Alwi, I., Sudoyo, A.W., dan
Setiati, S., ed. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
Edisi
IV. Jakarta, Indonesia : Penerbit Rehabilitasi Medik pada
FKUI Pusat, 1195-1201. Tatalaksana Osteoarthritis.
Tulaar ABM. 2006. Semi jurnal Farmasi dan
Peran Kedokteran Kedokteran Ethical Digest.
Fisik dan Februari. hal 46-54.

You might also like