You are on page 1of 10

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI

CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) DEXTRA DENGAN


MODALITAS ULTRASOUND (US) DAN TERAPI LATIHAN
DI RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN
Nurul Faidah, Andung Maheswara Rakasiwi
(Prodi DIII Fisioterapi FIK-Universitas Pekalongan)
email : letho_mr@yahoo.com

Abstract
Physiotherapy management in condition of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dextra with
ultrasound (USD) and Exercise Therapy modalities. The manufacture of this paper was intended to
provide information, knowledge and understanding the condition of Carpal Tunnel Syndrome
(CTS) dextra that was characterized by the emphasis which the median nerve as the cause of the
problems such as pain, spasm, decreased muscle strength, range of joint motion, and the functional
abilities. And the given modalities were ultrasound (USD) and Exercise Therapy.
Case study was used in the formulated of this paper. To provide an effective and efficient
handling, carried out an inspection method of pain with Verbal Descriptive Scale (VDS), spasm
examination by palpation, examination of muscle strength with Manual Muscle Testing (MMT),
range of joint motion checked with goneometer and the functional capabilities usingWrist hand
disability index.
To solve those problems, ultrasound (USD) and Exercise Therapy were used to deal with the
patient. After the therapies given for six times, obtained a decrease in pain of the patient, (pain at
rest) T1 = 2, T6 = 1 (tenderness) T1 = 3, T6 = 1 (motion pain) T1 = 3, T6 = 1, decrease spasm T1
= 3, T6 = 1, an increase in muscle strength T1 = dorsal flexion 4, palmar flexion3+, ulnar deviation
of 4+, radial deviation 4+, into T6 = dorsal flexion 5, palmar flexion 4+, ulnar deviation 5, radial
deviation 5, an increase in range of motion of wrist T1 = S = 45-0-55, F = 30-0-20, T6 = S = 55-0-
55, F = 30-0-20, the increase of functional ability T1 = 34 (severe dependence), T6 = 13 (mild
dependence).
From the results obtained, it can be concluded that the use of ultrasound (USD) and Exercise
Therapy modalities could help in reduce the problems that arise in the case of Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) dextra.

Keywords: Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dextra, Verbal Descriptive Scale (VDS), Spasm,
Manual Muscle Testing (MMT), range of motion, Wrist and Hand Disability Index,
Ultrasound, Exercise Therapy.

penyebabnya telah diketahui seperti


PENDAHULUAN
trauma, infeksi, gangguan endokrin
Carpal tunnel syndrome
dan lain-lain
(CTS) merupakan sindroma pada
Peran fisioterapi pada kondisi
pergelangan tangan yang terjadi
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
akibat adanya tekanan terhadap
ditentukan oleh kondisi yang
nervus medianus. Beberapa

55
problemnya diidentifikasi pasien dan keluarganya dengan

berdasarkan hasil-hasil kajian kondisi carpal tunnel syndrome

fisioterapi yang meliputi: assesment, (CTS). Desain penelitian sebagai

diagnosis, planning, intervention dan berikut:

evaluasi. Intervensi fisioterapi X Y


berupa aspek: promotive, preventive,

curative, rehabilitative dan


Z
maintenance dengan modalitas dasar

fisioterapi. Keterangan:

X: Keadaan pasien sebelum

METODE PENELITIAN diberikan program fisioterapi

1. Pendekatan Y: Keadaan pasien setelah

Dalam penelitian ini penulis diberikan program fisioterapi

menggunakan metode deskriptif Z: Program fisioterapi

Analitik untuk mengetahui Permasalahan yang timbul sebelum

assessment dan perubahan yang pasien menjalani program terapi

dapat diketahui. Rancangan adalah adanya nyeri tekan dan gerak

penelitian yang digunakan adalah karena adanya iritasi nervus

studi kasus. medianus akibat kompresi atau

2. Desain Penelitian penekanan pada carpal tunnel tangan

Penelitian ini dilakukan dengan kanan, adanya spasme pada otot

cara melakukan interview dan fleksor wrist kanan, adanya

observasional pada seorang penurunan kekuatan otot pergelangan

56
tangan kanan, adanya keterbatasan 1) Nilai 1 = tidak terasa nyeri
2) Nilai 2 = nyeri sangat ringan
gerak palmar fleksi/menekuk pada
3) Nilai 3 = nyeri ringan
pergelangan tangan kanan dan
4) Nilai 4 = nyeri tidak begitu
adanya penurunan aktifitas berat
5) Nilai 5 = nyeri cukup berat
fungsional pada tangan kanan.
6) Nilai 6 = nyeri berat
Kemudian pasien pergi ke fisioterapi
7) Nilai 7 = nyeri hampir tak
untuk menjalani program terapi. tertahankan
Hasil: Nyeri diam: score
Sebelumnya dilakukan pemeriksaan
Nyeri tekan: score
nyeri dengan skala VDS,
Nyeri gerak: score
pemeriksaan spasme dengan palpasi, Pasien diminta untuk

pemeriksaan kekuatan otot dengan menunjukkan tingkat nyeri yang

MMT, pemeriksaan lingkup gerak dirasakan sesuai dengan

sendi (LGS) dengan goniometer, dan penjelasan yang telah diberikan

pemeriksaan kemampuan fungsional oleh terapis.

dengan menggunakan Wrist and 2. Spasme dengan palpasi

Hand Disability Index, oleh Spasme otot dilakukan dengan

fisioterapi pasien diberikan modalitas cara palpasi yaitu: dengan jalan

dengan metode Ultrasound (US) dan menekan dan memegang tubuh

Terapi Latihan. Dengan pemberian pasien untuk mengetahui

metode tersebut diharapkan adanya kelenturan otot ibu jari, misal:

peningkatan pada kapasitas fisik dan terasa kaku, tegang atau lunak.

kemampuan fungsional pasien. Untuk criteria penilaian sebagai

INSTRUMEN PENELITIAN berikut:


1. Nyeri dengan skala VDS

57
gravitasi dan dapat melawan

Nilai 0: tidak ada spasme tahanan sedang (tahanan


Nilai 1: spasme ringan
moderat), nilai 5 dapat penuh
Nilai 2: spasme sedang
melawan gravitasi dan mampu
Nilai 3: spasme berat
3. Kekuatan otot dengan MMT melawan tahanan maksimal.

Penilaian dilakukan pada group Penilaiannya dengan cara pasien

otot wrist dextra sesuai dengan aktif menggerakkan kelompok

fungsi dari group otot tersebut. otot palmar fleksor wrist, dorsal

Keterangan skala MMT : ekstensor wrist, ulna deviasi

Pemeriksaan ini dilakukan wrist, radial deviasi wrist.

dengan menggunakan manual 4. Lingkup gerak sendi (LGS)

muscle testing (MMT). Penilaian Lingkup gerak sendi

kekuatan otot ini mempunyai adalah lingkup gerak yang dapat

rentang nilai 0-5, nilai 0 tidak ada dilakukan oleh suatu sendi.

kontraksi, nilai 1 ada kontraksi Goniometer adalah alat untuk

otot namun tidak terjadi adanya mengukur lingkup gerak sendi.

gerakan, nilai 2 mampu bergerak Goniometer digunakan sebagai

namun belum bisa melawan alat evaluasi yang paling sering

gravitasi, nilai 3 pasien mampu digunakan dalam praktek

bergerak LGS penuh melawan fisioterapi.

gravitasi tetapi belum bisa 5. Kemampuan aktifitas

melawan tahanan, nilai 4 dapat fungsional dengan wrist and

bergerak penuh melawan hand disability index.

58
Wrist and hand disability index 2. Interview

merupakan alat ukur untuk Metode ini digunakan untuk

mengukur kemampuan mengumpulkan data dengan jalan

fungsional pada gangguan wrist tanya jawab antara terapis

dan tangan seperti CTS. Indeks dengan sumber data.

ini terdiri dari 10 pertanyaan 3. Observasi

yaitu: intensitas nyeri, rasa tebal- Dilakukan untuk mengamati

tebal dan kesemutan, perawatan perkembangan pasien sebelum

diri, kekuatan, toleransi menulis terapi, selama terapi dan sesudah

atau mengetik, bekerja, menyetir, diberikan terapi.

tidur, pekerjaan rumah, dan

rekreasi atau olah raga. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Nyeri dengan skala VDS

PROSEDUR PENGAMBILAN Nyeri merupakan gambaran

DATA subjektif yang diperoleh

1. Pemeriksaan Fisik berdasarkan dari apa yang

Bertujuan untuk mengetahui dirasakan oleh pasien saat

keadaan fisik pasien. dilakukan pemeriksaan baik pada

Pemeriksaan ini terdiri dari: vital keadaan diam, tekan, maupun

sign, inspeksi, palpasi, saat gerak aktif. Untuk

pemeriksaan gerak dasar dan mengobjektifkan nyeri maka

kemampuan fungsional dan diperlukan pemeriksaan ini

lingkungan aktivitas. digunakan skala VDS (Verbal

59
Decriptive Scale) yaitu suatu Table 2. Evaluasi Spasme Otot
dengan Palpasi T1-T6
motode pengukuran derajat nyeri
T1 T2 T3 T4 T5 T6
dengan menggunakan tujuh skala
2 2 2 1 1 1
penilaian. Dari hasil terakhir
3. Kekuatan Otot
didapatkan bahwa nyeri
Akibat rasa nyeri tersebut pasien
menurun.
membatasi gerakan-gerakan hal
Table 1. Evaluasi Nyeri dengan
Skala VDS T1-T6 ini berpengaruh pada saat
Jenis T1 T2 T3 T4 T5 T6
Nyeri dilakukan pemeriksaan dan
Nyeri 2 2 2 1 1 1
diam evaluasi kekuatan otot, karena
Nyeri 3 3 3 2 2 1
tekan nyeri yang dirasakan pasien
Nyeri 3 3 3 2 2 1
gerak membatasi gerakan yang

dilakukan.
2. Spasme Otot
Table 3. Evaluasi Kekuatan Otot
Spasme adalah ketegangan otot
dengan MMT T1-T6
Group T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 T 6
meningkat akibat adanya rasa
otot
nyeri. Hal ini terjadi sebagai Dorsal 4 4 4+ 4+ 5 5
fleksi
bagian dari proteksi agar bagian wrist
Palmar 3+ 3+ 3+ 4 4 4+
tubuh yang nyeri tidak bergerak fleksi
wris
Ulnar 4+ 4+ 4+ 5 5 5
sehingga tidak menimbulkan
fleksi
wrist
kerusakan jaringan lebih parah.
Radial 4+ 4+ 4+ 5 5 5
fleksi
Spasme bersifat sementara dan
wrist
dapat kembali normal.

60
4. Lingkup Gerak Sendi (LGS) adanya permasalahan tersebut

Nyeri berpengaruh terhadap dapat dilakukan pemeriksaan

LGS, akibat beberapa hal ini dengan menggunakan “wrist and

maka pasien akan membatasi hand disability index”.

gerakan-gerakan sehingga Tabel 5. Evaluasi aktivitas


fungsional dengan wrist and
otomatis LGS akan terbatas. hand disability index T1-T6
Bagian Score
Table 4. Evaluasi LGS dengan
T T T T T T
Goniometer
1 2 3 4 5 6
a) Aktif
1 Intensitas 3 3 2 2 1 1
Terapi hari 1 Terapi hari ke 6 nyeri
S = 45 – 0 – S = 55 – 0 – 2 Rasa 3 3 2 2 1 1
50⁰ 55⁰ tebal-tebal
F = 30 – 0 – F = 30 – 0 – 20 dan
20⁰ ⁰ kesemutan
b) Pasif 3 Perawatan 2 2 2 1 1 1
diri
Terapi hari ke 1 Terapi hari ke 6
4 Kekuatan 2 2 2 2 1 1
5 Toleransi 4 4 3 2 2 1
S = 50 – 0 – 60⁰ S = 55 – 0 – 60⁰
menulis
atau
F = 30 – 0 – 20⁰ F = 50 – 0 – 20⁰
mengetik
6 Bekerja 4 4 3 3 3 1
7 Menyetir 4 4 3 2 2 2
5. Aktivitas fungsional dengan wrist 8 Tidur 4 3 3 2 1 1
9 Pekerjaan 4 4 3 3 2 2
and hand disability index
rumah
Dengan adanya nyeri, spasme, 10 Rekreasi / 4 4 3 2 2 2
olah raga
penurunan LGS, menyebabkan Jumlah 34 3 2 2 1 1
3 6 1 6 3
kekuatan otot menurun, sehingga

berpengaruh pada kemampuan

fungsional sehari-hari pasien

terganggu. Untuk mengetahui

61
Keterangan: cm, nyeri gerak 3 cm) menjadi T6
Score Derajat kecacatan /
(nyeri diam 1 cm, nyeri tekan 1 cm,
ketergantungan
0-4 Tidak ada kecacatan nyeri gerak 1 cm), spasme otot
/ ketergantungan
5-14 Kecacatan / berkurang T1= 3 menjadi T6 = 1,
ketergantungan
ringan peningkatan kekuatan otot T1 =
15-24 Kecacatan /
ketergantungan dorsal fleksi 4, palmar fleksi 3+,
sedang
25-34 Kecacatan / ulnar deviasi 4+, dan radial deviasi
ketergantungan berat
35-50 Kecacatan / 4+, menjadi T6 = dorsal fleksi 5,
ketergantungan
penuh palmar fleksi 4+, ulnar deviasi 5, dan

radial deviasi 5, peningkatan LGS

KESIMPULAN (T1) sendi wrist: S = 45 -0 -50 , F =


Dari keterangan diatas dapat diambil
30 -0 -20 , menjadi (T6) sendi wrist:
kesimpulan bahwa Carpal Tunnel
S= 55 -0 -55 , F= 30 -0 -20 , dan
Syndrome (CTS) menimbulkan
peningkatan kemampuan fungsional
permasalahan nyeri, spasme,
T1=34 (ketergantungan berat)
penurunan kekuatan otot,
menjadi T6=13 (ketergantungan
keterbatasan LGS dan penurunan
ringan). Dari data-data tersebut
kemampuan funsional. Dalam hal ini
menunjukkan adanya perkembangan
digunakan modalitas Ultrasound
pasien kearah perbaikan.
(US) dan terapi latihan, setelah

dilakukan tindakan terapi sebanyak 6

kali, diperoleh hasil penurunan nyeri

T1 (nyeri diam 2 cm, nyeri tekan 3

62
DAFTAR PUSTAKA tanggal 26 Januari 2014,
http://www.scribd.com
Anonym, 2014: Carpal Tunnel
Anonym, 2014: Saraf Kejepit Carpal
Syndrome CTS, diakses
Tunnel Syndrome, diakses
tanggal 26 Januari 2014,
tanggal 26 Januari 2014,
http://jani-orthoprost.com
http://www.simpleaja.com/20
Anonym, 2014: Carpal Tunnel
13/05/ .html
Syndrome, diakses tanggal 26
Anonym, 2014: Sindrom Carpa
Januari 2014,
Tunnel, diakses tanggal 26
http://www.medicinenet.com/
Januari 2014,
Anonym, 2014: Carpal Tunnel
http://wegaclubban.wordpress
Syndrome, diakses tanggal 26
.com/2010/06/30
Januari 2014,
Binhasyim. Carpal Tunnel
http://www.betterhealth.vic.g
Syndrome, diakses pada
ov.au/bhcv2/bhcpdf.nsf/ByP
tanggal 15 Januari 2014 dari
DF/Carpal_tunnel_syndrome/
http://binhasyim.wordpress.c
$File/Carpal_tunnel_syndrom
om/2009/07/29/carpal-tunnel-
e.pdf
syndrome/
Anonym, 2014: Carpal Tunnel,
Brotzman, Brent, dan Manske Robert
diakses tanggal 26 Januari
(2011). Clinical Orthopaedic
2014,
Rehabilitation An Evidence-
http://www.disabilityduration
Based Approach Third
s.com/States/oregon/Carpal_
Edition. Elsevier Mosby
Tunnel.pdf
Chailliet, Rene, (1994); Hand Pain
Anonym, 2014: CTS Guideline,
and Impairment, F. A Davis
diakses tanggal 26 Januari
Company, Philadelpia.
2014,
Chusid, J G, (1993); Neuroanatomy
http://www.aaos.org/research/
Korelatif dan Neurologi
guidelines/CTS_guideline.pdf
Fungsional, Gadjah Mada
Anonym, 2014: Paper Carpal
University Press, Yogyakarta.
Tunnel Syndrome, diakses

63
De Wolf; J.M.A. Mens, (1994); diakses 4 Januari 2014, dari
Pemeriksaan Alat Penggerak http://wahyuwahid.wordpress
Tubuh Diagnostik Fisis .com/2011/12/20/carpal-
Dalam Praktek; Cetakan tanel-syndrome/
Kedua, Bohn Stafleu Van Rambe, Aldy (2004); Carpal Tunnel
Loghum. Syndrome, diakses 4 Januari
Departemen Kesehatan Republik 2014, dari
Indonesia; (1999), Rencana http://wahyuwahid.wordpress
Strategis Departemen .com/2011/12/20/carpal-
Kesehatan 1999-2003, tanel-syndrome/
Departemen Kesehatan RI, Sidharta Priguna, (1996); Carpal
Jakarta. Tunnel Syndrome, diakses 4
Departemen Kesehatan Republik Januari 2014, dari
Indonesia; (2006), Rencana http://wahyuwahid.wordpress
Strategis Departemen .com/2011/12/20/carpal-
Kesehatan 2005-2009, tanel-syndrome/
Departemen Kesehatan RI, Sujatno et all; (2002), Carpal Tunnel
Jakarta. Syndrome, diakses 4 Januari
Dorland, W.A. Hewman. 2002. 2014, dari
Kamus Kedokteran Dorland. http://wahyuwahid.wordpress
Edisi 29. Penerbit Buku .com/2011/12/20/carpal-
Kedokteran EGC. Jakarta. tanel-syndrome/
Kisner, Carolyn, dan Lynn Allen Wolf de A.N. dan Mens J.M.A.,
Colby; (1996), Therapeutic Pemeriksaan Alat Penggerak
Exercise Foundation and Tubuh. Belanda: Houten,
Technique. Third Edition, 1994.
F.A David Company,
Philadelpia, hal 47-49, 273-
350.
Putz, R; R. Dabst, (2005). Sobotta
Atlas Anatomi Manusia,

64

You might also like