You are on page 1of 10

Jurnal PENA Vol.34 No.

2 Edisi September 2020

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI “TOTAL HIP


REPLACEMENT” DENGAN MODAL INFRA MERAH DAN TERAPI
LATIHAN DI RS ORTHOPEDI DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

Anna Maulidia Khairunissa*) dan Eko Budi Prasetyo


Prodi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
Email : annafisioterapi17@gmail.com ; hasan143173@gmail.com

ABSTRACT
Total Hip Replacement is the replacement of both sufaces of the hip joint that are
experiencing degeneration. This means that the joint are replaced (conventional) or trimmed and
covered with metal caps (resurfacing). The post operative problems of Total Hip Replacement are
pain, spasm, differences leg length, decreased joint motion, decreased muscle strength, and
decreased functional ability activities. Physiotherapy examination of pain with Verbal Descriptive
Scale, spasm with palpation, leg length differences with midline, scope of joint motion with
goniometer, muscle strength with a Manual Muscle Testing scale, and functional ability activity with
the Oxford Hip Score index. In this case the technology chosen was Infra Red and Exercise Therapy.
The purpose of this study was to determine the effect of physiotherapy management on post
operative conditions Total Hip Replacement with Infra Red modality and Exercise Therapy. This
research was conducted at RS Orthopedi Dr. R. Soeharso Surakarta with a descriptive analytic
research design. Subjects were patients with post operative Total Hip Replacement with Infra Red
and Exercise Therapy. Research instruments in the form of Visual Descriptive Scale (VDS),
palpation, midline, goniometer, Manual Muscle Testing (MMT), and Oxford Hip Score Scale.
The results of the study were 2 times the following therapy : (1) there was a decrease in pain
(2) there was a decrease in muscle spasm (3) there was no change in leg length (4) there was no
increase in joint range of motion (5) there was no increase in muscle strength (6) there is no increase
in the ability of functional activities. The conclusion of this study is that physiotherapy intervention
with Infra Red modality and Exercise Therapy can reduce the problems that arise in the
postoperative condition of Total Hip Replacement.

Keyword : Total Hip Replacement, Infra Red, Exercise Therapy

PENDAHULUAN (konvensional) atau dipangkas dan


Osteoarthritis Hip adalah salah ditutupi tutup logam (resurfacing).
satu penyakit degeneratif dimana Bagian dari sendi diganti dengan
merupakan penyebab paling umum cangkang semi spherical (setengah
pada nyeri pinggul. Meskipun bulatan) (Holzwarth & Cotogno,
osteoarthritis tidak ada obatnya, opsi 2012).
perawatan dengan operasi Total Hip Etiologi dari operasi Total Hip
Replacement bisa memungkinkan Replacement tidak hanya
pasien memiliki mobilitas yang lebih osteoarthritis saja, akan tetapi bisa
baik. disebabkan oleh karena rheumatoid
Total Hip Replacement arthritis, avascular necrosis,
merupakan penggantian kedua ankylosing spondilitis, dan tonus otot
permukaan sendi pinggul yang abnormal yang disebabkan oleh
mengalami degenerasi. Hal ini berarti cerebral palsy (Maxey & Magnusson,
pada bagian bulatan sendi diganti 2013).

40
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

Gejala yang menyertai post dan Isometric Exercise Untuk


operasi Total Hip Replacement antara Mengurangi Nyeri Sendi Hip Dekstra
lain adanya nyeri, keterbatasan gerak Pada Kasus Post Operasi Fracture
dan mobilisasi, perbedaan panjang Collum Femur Dengan Pemasangan
tungkai dan keterbatasan kemampuan Austin Moore Prothese (AMP) Di
fungsional. RSUD Dr. Moewardi Surakarta”
Problematika yang ditemui membuktikan bahwa pemberian Infra
pada kondisi Total Hip Replacement Red dan Isometric exercise
menimbulkan berbagai gangguan di mendapatkan hasil penurunan derajat
tingkat impairment, diability, dan nyeri dan peningkatan ROM
functional limitation. Impairment (Handayani, 2019).
yang muncul pada kondisi post Terapi Latihan atau exercise
operasi Total Hip Replacement antara therapy merupakan aktivitas fisik
lain (1) adanya nyeri diam, nyeri yang sistematis dan bertujuan untuk
tekan, dan nyeri gerak, (2) adanya memperbaiki atau mencegah
spasme otot M. Quadriceps dan M. gangguan fungsi tubuh, memperbaiki
Hamstring, (3) adanya perbedaan kecacatan, mencegah atau
panjang tungkai, (4) adanya mengurangi faktor resiko gangguan
keterbatasan lingkup gerak sendi hip, kesehatan dan mengoptimalkan status
(5) adanya penurunan kekuatan otot kesehatan dan kebugaran (Kisner &
pada hip. Disability pada post operasi Colby, 2013).
Total Hip Replacement adalah pasien Terapi Latihan dapat
belum mampu melakukan gerakan bermanfaat dalam mengurangi rasa
pada hip joint secara maksimal. nyeri, dapat memelihara atau
Functional limitation berupa menambah lingkup gerak sendi,
penurunan kemampuan fungsional meningkatkan kekuatan otot serta
karena pasien kesulitan melakukan meningkatkan aktivitas kemampuan
aktivitas yang berhubungan dengan fungsional sehingga diharapkan
tungkai yang sakit. pasien dapat beraktivitas seperti
Modalitas fisioterapi yang semula (Kisner & Colby, 2013).
digunakan yakni Infra Red dan Terapi Dalam penelitian Akhmad
Latihan. Infra Red adalah gelombang Alfajri Amin, Suci Amanati, dan Tedi
elektromagnetik dengan panjang Siswanto tahun 2018 yang berjudul
gelombang 750 – 400.000 nm dan “Pengaruh Terapi Latihan Pada Post
frekuensi 4 x 1014 Hz dan 7,5 x 1011 Total Hip Replacement Et Causa
Hz. Infra Red memberikan efek Neglected Close Fracture Neck
termal pada area yang disinari Femur” membuktikan bahwa
sehingga mengakibatkan vasodilatasi pemberian terapi latihan dapat
yang meningkatkan sirkulasi darah meningkatkan kemampuan aktivitas
dan menyebabkan suplai oksigen dan fungsional dan penurunan derajat
nutrisi pada area tersebut sehingga nyeri yang signifikan (Amin, et al.,
membantu mengurangi rasa sakit 2018).
(Singh, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk :
Pada penelitian Dwi Putri 1) Tujuan Umum
Puspita Handayani tahun 2019 yang Untuk mengetahui pengaruh
berjudul “Penatalaksanaan Infra Red Penatalaksanaan Fisioterapi Pada

41
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

Kondisi Post Operasi Total Hip Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso


Replacement Dengan Modalitas Surakarta dilakukan pada tanggal 1 –
Infra Red dan Terapi Latihan. 18 Maret 2020.
Subjek penelitian sebagai
2) Tujuan Khusus
informan yang artinya orang pada
a. Mengetahui pengaruh Infra
latar penelitian yang dimanfaatkan
Red dalam membantu
untuk memberikan informasi tentang
mengurangi nyeri pada
situasi dan kondisi penelitian. Subjek
kondisi post operasi Total Hip
penelitian ini adalah pada kondisi post
Replacement.
operasi Total Hip Replacement yang
b. Mengetahui pengaruh Infra
akan diberikan intervensi fisioterapi
Red dalam membantu
dengan Infra Red dan Terapi Latihan.
mengurangi spasme otot pada
Rancangan penelitian yang
kondisi post operasi Total Hip
digunakan dalam penelitian ini adalah
Replacement.
rancangan studi kasus. Variabel
c. Mengetahui pengaruh Terapi
merupakan konsep dari berbagai level
Latihan dalam membantu
abstrak yang didefinisikan sebagai
mengurangi perbedaan
suatu fasilitas untuk pengukuran dan
panjang tungkai pada kondisi
atau manipulasi suatu penelitian. Ada
post operasi Total Hip
dua macam variabel yaitu variabel
Replacement.
independen dan variabel dependen.
d. Mengetahui pengaruh Terapi
(1) Variabel Independen (variabel
Latihan dalam membantu
yang diamati dan diukur untuk
meningkatkan lingkup gerak
diketahui pengaruh terhadap variabel
sendi pada kondisi post
lain) dalam penelitian ini adalah Infra
operasi Total Hip
Red dan Terapi Latihan. (2) Variabel
Replacement.
Dependen (faktor yang diukur dan
e. Mengetahui pengaruh Terapi
diamati, akibat dari manipulasi
Latihan dalam membantu
variabel independen) dalam hal ini
meningkatkan kekuatan otot
berupa nyeri, spasme otot, lingkup
pada kondisi post operasi
gerak sendi, kekuatan otot, dan
Total Hip Replacement.
aktivitas kemampuan fungsional.
f. Mengetahui pengaruh Infra
Red dan Terapi Latihan dalam Desain penelitian digambarkan
membantu meningkatkan sebagai berikut :
aktivitas kemampuan
fungsional pada kondisi post
X Y
operasi Total Hip
Replacement.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Z
metode deskriptif analitik untuk
mengetahui mengetahui assesment Keterangan :
dan perubahan yang dapat diketahui X : Keadaan pasien sebelum
dalam penelitian tersebut. Kasus diberikan intervensi
penelitian ini diambil di Rumah Sakit fisioterapi

42
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

Y : Keadaan pasien setelah (Wardiman & Hermanzoni, 2019).


diberikan program Pada kondisi post operasi Total Hip
fisioterapi Replacement perbedaan panjang
Z : Program fisioterapi tungkai merupakan hal yang umum
ditemukan. Perbedaan panjang
Instrumen penelitian dalam tungkai menyebabkan beban yang
penelitian ini sebagai berikut : lebih berat pada kaki yang lebih
Nyeri panjang, kerja otot untuk
Nyeri adalah suatu mekanisme mengompensasi postur yang miring,
protektif bagi tubuh, timbul bila suatu dan bahkan menyebabkan gangguan
jaringan sedang rusak. Nyeri tulang belakang (Kurniawan, et al.,
umumnya tidak dirasakan setelah 2017).
kerusakan terjadi tetapi hanya Pengukuran panjang tungkai
dirasakan sementara (Mardiman, et dilakukan dengan midline. Dimana
al., 1994). ada 3 cara yakni True Length, Bone
Pengukuran skala nyeri ini Length, dan Appearance Length.
diukur dengan menggunakan skala Lingkup Gerak Sendi
VDS (Verbal Descriptive Scale). Lingkup Gerak Sendi adalah
Terdapat 7 skala penilaian Verbal luas lingkup gerak yang bisa
Descriptive Scale antara lain nilai 1 : dilakukan oleh suatu sendi yang bisa
tidak nyeri, nilai 2 : nyeri sangat terjadi karena kontraksi otot yang di
ringan, nilai 3 : nyeri ringan, nilai 4 : tes (Mardiman, et al., 1994). Lingkup
nyeri tidak begitu berat, nilai 5 : nyeri Gerak Sendi diukur menggunakan
cukup berat, nilai 6 : nyeri berat, nilai goniometer.
7 : nyeri hampir tak tertahankan. Nilai normal regio Hip menurut
Spasme Otot International Standart Orthopedic
Spasme adalah ketegangan otot Measurement (ISOM) adalah S = 15o-
yang meningkat akibat adanya rasa 0o-125o, F = 45o-0o-15o, R = 45o-0o-
nyeri. Hal ini terjadi sebagai bagian 40o (Russe, et al., 1975).
dari proteksi agar bagian tubuh yang Kekuatan Otot
nyeri tidak bergerak sehingga Pemeriksaan ini berguna untuk
menimbulkan kerusakan jaringan mengetahui kemampuan seseorang
lebih parah (Mardiman, et al., 1994). dalam mengkontraksikan grup otot
Pengukuran spasme otot secara voluntary (Mardiman, et al.,
menggunakan palpasi. Dimana 1994). Pengukuran kekuatan otot
kriteria penilaiannya adalah nilai 0 : dilakukan dengan skala Manual
tidak ada spasme dan nilai 1 : ada Muscle Testing (MMT).
spasme. Kriteria penilaian kekuatan otot
Panjang Tungkai dengan skala MMT adalah sebagai
Panjang tungkai adalah jarak berikut :
vertikal antara telapak kaki sampai 0 = Kontraksi otot tidak terdeteksi
dengan pangkal paha. Panjang dengan palpasi
tungkai melibatkan tulang-tulang dan 1 = Kontraksi otot bisa dipalpasi
otot-otot pembentuk tungkai baik tetapi tidak ada gerak sendi
tungkai atas maupun bawah

43
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

2 = Subjek bisa bergerak sedikit vital sign, inspeksi, palpasi,


tanpa melawan gravitasi pemeriksaan gerak dasar,
3 = Subjek bergerak dan pemeriksaan nyeri, pemeriksaan
mempertahankan posisi kekuatan otot, pemeriksaan LGS,
dengan melawan gravitasi pemeriksaan panjang tungkai.
4 = Subjek bergerak dan
mempertahankan posisi Metode Pengumpulan Data
dengan melawan gravitasi dan Metode ini digunakan untuk
tahanan minimal mengumpulkan data dengan cara
5 = Subjek bergerak dan tanya jawab antara fisioterapis
mempertahankan posisi dengan pasien yaitu anamnesis
dengan melawan gravitasi dan langsung dengan pasien
tahanan maksimal (autoanamnesis). Anamnesis juga
dapat dilakukan pada keluarga,
Aktivitas Kemampuan Fungsional teman, dan orang lain yang
Pemeriksaan guna mengetahui mengetahui keadaan pasien dan bisa
kemampuan pasien melakukan menjadi sumber data
aktivitas fisik dalam hubungannya (heteroanamnesis). Dalam
dengan rutinitas kehidupan sehari- anamnesis ini, penulis melakukan
hari ataupun waktu senggangnya secara autoanamnesis.
yang terintegrasi dengan lingkungan
aktivitasnya (Mardiman, et al., 1994). HASIL
Pengukuran pada kondisi ini Seorang pasien atas nama Ny.
menggunakan indeks Oxford Hip S dengan kondisi post operasi Total
Score yang didalamnya mencakup 12 Hip Replacement dengan keluhan
item pertanyaan yang dikembangkan nyeri pada area sekitar operasi pada
pada pasien yang menjalani operasi tungkai kirinya. Dari pemeriksaan
Total Hip Replacement (Wylde, et al., fisioterapi yang telah dilakukan
2005). ditemukan adanya nyeri diam, tekan
Dari 12 item pertanyaan dan gerak pada area hip joint, adanya
tersebut, terdapat 5 pilihan jawaban spasme otot, adanya perbedaan
dengan skor yang berbeda-beda. panjang tungkai, penurunan lingkup
Kemudian skor tersebut dijumlahkan gerak sendi, penurunan kekuatan
dan diinterpretasikan sebagai berikut otot, serta penurunan kemampuan
: fungsional.
0 – 19 = Severe Hip Arthritis Setelah dilakukan intervensi
20–29 = Moderate Hip Arthritis fisioterapi dengan modalitas Infra
30–39 = Mild to moderate Hip Red dan Terapi Latihan sebanyak 2
Arthritis kali didapatkan hasil sebagai berikut:
40–48 = Satisfactory Joint Function 1. Adanya penurunan nyeri pada
(Dawson, et al., 2020). area hip joint.
2. Adanya penurunan spasme otot
Teknik Pengambilan Data pada M. Quadriceps dan
Pemeriksaan Fisik M.Hamstring.
Pemeriksaan fisik bertujuan 3. Tidak terdapat perubahan
untuk mengetahui keadaan fisik perbedaan panjang tungkai.
pasien. Pemeriksaan ini terdiri dari

44
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

4. Tidak terdapat peningkatan LGS Lancarnya sirkulasi darah


pada hip. mengakibatkan substansi P terbuang
5. Tidak terdapat peningkatan dalam aliran pembuluh darah
kekuatan otot pada hip joint. tersebut. Zat P merupakan akumulasi
sisa hasil metabolisme yang
6. Tidak terdapat peningkatan
menumpuk di jaringan sehingga
kemampuan fungsional.
menyebabkan rasa nyeri semakin
berkurang (Singh, 2012).
PEMBAHASAN
Evaluasi Nyeri dengan Skala VDS
Evaluasi Spasme dengan Palpasi
(Verbal Descriptive Scale)
Evaluasi spasme dengan
Evaluasi nyeri dengan
menggunakan palpasi pada terapi
menggunakan skala VDS pada terapi
pertama dan kedua
pertama dan kedua.
Grafik 2 Evaluasi Spasme dengan
Grafik 1 Evaluasi Nyeri dengan
Palpasi
VDS

6 1

4
0
2 T1 T2

0
T1 T2 M. Quadriceps M. Hamstring

Nyeri Diam Nyeri Tekan Nyeri Gerak


Dari grafik tersebut dari T1 dan
T2 didapatkan hasil terdapat
Dari grafik tersebut dari T1 penurunan spasme M. Quadriceps T1
hingga T2 didapatkan hasil terdapat nilai 1 dan T2 nilai 0, dan M.
penurunan nyeri diam T1 nilai 3 dan Hamstring T1 nilai 1 dan T2 nilai 0.
T2 nilai 2, nyeri tekan T1 nilai 4 dan Hasil tersebut merupakan efek
T2 nilai 3, dan nyeri gerak T1 nilai 5 pemberian tindakan fisioterapi
dan T2 nilai 4. dengan Infra Red. Efek termal yang
Hal ini dikarenakan efek terjadi di otot menyebabkan
fisiologis akibat pemberian Infra peningkatan sirkulasi dan
Red. Penyinaran Infra Red metabolisme di dalam otot serta
memberikan efek sedatif dan peningkatan elastisitas dan
menimbulkan rasa hangat (heating) ekstensibilitas pada myofibril otot.
pada area superficial sampai pada Adanya peningkatan sirkulasi darah
jaringan subkutan. Dengan ini dapat mengangkut kembali zat-zat
menyebabkan vasodilatasi pembuluh iritan dan sisa metabolisme yang
darah sehingga aliran pembuluh dapat meningkatkan konduktivitas
darah meningkat. Hal ini diikuti oleh nosisensorik seperti bradikinin,
peningkatan metabolisme yang histamin, dan lain-lain sehingga
menyebabkan suplai oksigen dan penurunan kadar zat-zat iritan
nutrisi pada area tersebut meningkat tersebut dapat memperlambat
(Singh, 2012). konduktivitas nosisensorik. Selain

45
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

itu, relaksasi otot akan mudah mengompensasi postur yang miring,


dicapai bila jaringan otot dalam dan bahkan menyebabkan gangguan
keadaan hangat. Radiasi Infra Red tulang belakang. Perbedaan panjang
selain mengurangi rasa nyeri juga tungkai dan kemiringan pelvis yang
dapat meningkatkan suhu/temperatur tampak ketika pasien berdiri dan
dan jaringan di sekitarnya, sehingga berjalan disebabkan karena adanya
dapat membuat otot lebih rileks dan spasme otot, kelemahan otot, dan
spasme berkurang (Singh, 2012). kontraktur sisa otot pinggul yang
terjadi sebelum operasi. Tipe
Evaluasi Panjang Tungkai dengan perbedaan panjang tungkai ini
Midline biasanya dapat ditangani dengan
Evaluasi panjang tungkai penatalaksanaan konservatif selama
menggunakan midline pada terapi tahun pertama pasca operasi. Tipe
pertama dan kedua. perbedaan panjang tungkai sejati
dapat disebabkan oleh kesalahan
Grafik 3 Evaluasi Panjang
posisi implant prostetik atau
Tungkai dengan Midline
dislokasi pasca operasi berulang.
100 Apabila hal ini terjadi, kemungkinan
80
akan dibutuhkan operasi
arthroplasty revisi (Kurniawan, et
60
al., 2017).
40
20 Evaluasi Lingkup Gerak Sendi
0
dengan Goniometer
T1 (kanan) T1 (kiri) T2 (kanan) T2 (kiri) Evaluasi lingkup gerak sendi
pada T1 dan T2 menggunakan
True Length Bone Length
goniometer.
Appearance Length
Grafik 4 Evaluasi Lingkup Gerak
Sendi dengan Goniometer
Dari grafik tersebut dari T1
hingga T2 didapatkan hasil tidak ada 150
perubahan perbedaan panjang 100
tungkai antara sisi dekstra dan 50
0
sinistra. Panjang True Length dekstra
T1 T1
83 cm, dan True Length sinistra 80 (Gerak(Gerak
T2 T2
cm. Panjang Bone Length dekstra 45 (Gerak (Gerak
Aktif) Pasif)
Aktif) Pasif
cm, dan Bone Length sinistra 42 cm.
Panjang Appearance Length dekstra Ekstensi Normal Fleksi
90 cm, dan Appearance Length
sinistra 87 cm.
Pada kondisi post operasi Total
Hip Replacement perbedaan panjang
tungkai merupakan hal yang umum
ditemukan. Perbedaan panjang
tungkai menyebabkan beban yang
lebih berat pada kaki yang lebih
panjang, kerja otot untuk

46
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

Saat gerakan aktif dilakukan,


30 otot akan berkontraksi serta motorik
20
10 dan kontrol otot akan aktif. Gerakan
0 AROM Exercise mempertahankan
T1 T1 T2 T2
(Gerak (Gerak (Gerak (Gerak
elastisitas otot yang berpartisipasi
Aktif) Pasif) Aktif) Pasif) saat dilakukan gerakan aktif dan akan
memberikan rangsangan untuk
Abduksi Normal Adduksi integritas tulang dan sendi serta akan
meningkatkan koordinasi untuk
mempersiapkan sebelum kembali ke
40 aktivitas fungsional. Saat elastisitas
30
otot dan integritas antara tulang dan
20
10
sendi mulai membaik, maka rasa
0 nyeri yang disebabkan oleh elastisitas
T1 T1 T2 T2 otot dan jaringan sekitar akan
(Gerak (Gerak (Gerak (Gerak menurun, hal ini menyebabkan
Aktif) Pasif) Aktif) Pasif)
pergerakan lingkup gerak sendi mulai
Eksorotasi Normal Endorotasi bertambah.

Evaluasi Kekuatan Otot dengan


Dari grafik tersebut dari T1 dan
Manual Muscle Testing
T2 didapatkan hasil tidak terdapat
Evaluasi Kekuatan Otot pada
peningkatan LGS pada hip joint
terapi pertama dan kedua
pada gerak aktif bidang sagital T1 =
menggunakan skala MMT.
5o – 0o – 100o menjadi T2 = 5o – 0o –
100o, gerak pasif bidang sagital T1 = Grafik 5 Evaluasi Kekuatan Otot
10o – 0o – 110o menjadi T2 = 10o – 0o dengan Manual Muscle Testing
– 110o, gerak aktif bidang frontal T1
= 25o – 0o – 5o menjadi T2 = 25o – 0o 6

– 5o, gerak pasif bidang frontal T1 = 4


30o – 0o – 10o menjadi T2 = 30o – 0o
2
– 10o, gerak aktif bidang rotasi T1 =
25o – 0o – 30o menjadi T2 = 25o – 0o 0
– 30o, gerak pasif bidang rotasi T1 = T1 T2
30o – 0o – 40o menjadi T2 = 30o – 0o M. Fleksor M. Ekstensor
– 40o.
M. Adduktor M. Abduktor
Penggunaan AROM –
AAROM Exercise digunakan untuk M. Endorotator M. Eksorotator
membantu dalam peningkatan
Lingkup Gerak Sendi. Dengan gerak Dari grafik tersebut setelah
aktif, maka perlengketan jaringan dilakukan T1 dan T2 didapatkan hasil
akibat imobilisasi dapat dikurangi tidak terdapat peningkatan kekuatan
sehingga pasien akan lebih mudah otot pada hip joint pada T1 = M.
untuk menggerakkan sendi tanpa Fleksor = 4, M. Ekstensor = 4, M.
hambatan yang berefek pada Adduktor = 4, M. Abduktor = 4, M.
peningkatan LGS. Endorotator = 4, M. Eksorotator = 4,
menjadi T2 = M. Fleksor = 4, M.

47
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

Ekstensor = 4, M. Adduktor = 4, M. terlihat signifikan dalam kemampuan


Abduktor = 4, M. Endorotator = 4, M. aktivitas fungsional pasien. Karena
Eksorotator = 4. jika problematika tersebut teratasi,
Saat dilakukan gerakan maka aktivitas kemampuan
Isometric Exercise, vasodilatasi dan fungsional akan membaik. Selain itu
metabolisme dalam tubuh meningkat dikarenakan jarak antara terapi
dan melancarkan aliran pembuluh pertama dan selanjutnya terlalu
darah dan menghindari terjadinya berdekatan, dan frekuensi terapi ini
spasme otot. Otot yang berkontraksi yang masih kurang memadai.
akan memacu jaringan kontraktil
KESIMPULAN
untuk menghasilkan ketegangan pada
Pada penatalaksanaan
otot sehingga kekuatan otot akan fisioterapi pada kondisi post operasi
terukur. Total Hip Replacement dengan
Evaluasi Kemampuan Fungsional modalitas Infra Red dan Terapi
dengan Oxford Hip Score Latihan dapat disimpulkan sebagai
Evaluasi kemampuan berikut :
fungsional pada terapi pertama dan 1. Pemberian Infra Red dapat
kedua menggunakan Oxford Hip mengurangi nyeri pada kondisi
Score. Total Hip Replacement.
2. Pemberian Infra Red dapat
Grafik 6 Evaluasi Kemampuan
mengurangi spasme otot pada
Fungsional dengan Oxford Hip
kondisi Total Hip Replacement.
Score
3. Pemberian Terapi Latihan belum
40
mengurangi perbedaan panjang
30
tungkai pada kondisi Total Hip
20
Replacement.
10
4. Pemberian Terapi Latihan belum
0
dapat meningkatkan lingkup
T1 T2
gerak sendi pada kondisi Total
Indeks OHS Hip Replacement.
5. Pemberian Terapi Latihan belum
Dari grafik tersebut setelah dapat meningkatkan kekuatan
dilakukan Terapi pertama dan kedua otot pada kondisi Total Hip
didapatkan hasil bahwa belum Replacement.
terdapat peningkatan kemampuan 6. Pemberian Terapi Latihan belum
fungsional pada T1 = 29 (Moderate dapat meningkatkan kemampuan
Hip Arthritis) menjadi T2 = 29 fungsional pada kondisi Total
(Moderate Hip Arthritis). Hip Replacement.
Beberapa problematika pasien
Total Hip Replacement seperti nyeri,
spasme, perbedaan panjang tungkai, DAFTAR PUSTAKA
Amin, A. A., Amanati, S. & Siswanto,
penurunan lingkup gerak sendi,
T., 2018. Pengaruh Terapi
penurunan kekuatan otot
Latihan Pada Post Total Hip
menyebabkan penurunan aktivitas
Replacement Et Causa
kemampuan fungsional. Pada kondisi
Neglected Close Fraktur Neck
ini belum terdapat perubahan yang

48
Jurnal PENA Vol.34 No.2 Edisi September 2020

Femur. Jurnal Fisioterapi dan Fisioterapi Surakarta DEPKES


Rehabilitasi, Volume Vol. 2 RI.
No. 1, pp. 42-51.
Maxey, L. & Magnusson, J., 2013.
Dawson, J., Fitzpatrick, R., Carr, A. Rehabilitation for the
& D, M., 2020. Oxford Hip Postsurgical Orthopedic
Score, s.l.: s.n. Patient. In: s.l.:Elsevier, Inc, pp.
362-375.
Handayani, D. P. P., 2019.
Penatalaksanaan Infra Red dan Russe, O. A., Gerhardt, J. J. &
Isometric Exercise Untuk Burgess, E. M., 1975.
Mengurangi Nyeri Sendi Hip International SFTR Method of
Dekstra Pada Kasus Post Measuring and Recording Joint
Operasi Fracture Collum Motion. Switzerland: Hans
Femur Dengan Pemasangan Huber Publishers Ben Stuttgart
Austin Moore Prothese (AMP) Vienna.
Di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta, Surakarta: Singh, J., 2012. Textbook of
Universitas Muhammadiyah Electrotherapy. Second Edition
Surakarta. ed. New Delhi, India: Jaypee
Brothers Medical Publishers,
Holzwarth, U. & Cotogno, G., 2012. Inc.
Total Hip Arthroplasty. Joint
Research Center Scientific And Wardiman, B. & Hermanzoni, 2019.
Policy Reports, Volume Vol. 1. Hubungan Panjang Tungkai
Terhadap Ketepatan Smash
Kisner, C. & Colby, L. A., 2013. Kedeng Pada Siswa SMP N 18
Therapeutic Exercise : Padang. Jurnal Pendidikan dan
Foundations and Techniques. Olahraga, Volume Vol. 2 No.
Sixth Edition ed. Philadelphia, 1, pp. 40-44.
Pennsylvania: The F. A. Davis
Company. Wylde, V., Learmonth, D. &
Cavendish, V. J., 2005. The
Kurniawan, Y. A., Hasan, M. & Oxford Hip Score : The
Normasari, R., 2017. Efek Patient's Perspective, United
Perbedaan Panjang Kaki Kingdom: Biomed Central.
Terhadap Fungsi Sendi Panggul
Pada Pasien Pasca Operasi
Hemiarthroplasty Sendi
Panggul di Jember. Journal of
Agromedicine and Medical
Sciences, Volume Vol. 3 No. 2,
pp. 35-39.
Mardiman, S. et al., 1994.
Dokumentasi Persiapan
Praktek Profesional Fisioterapi
(DP3FT). Surakarta: Akademi

49

You might also like