Professional Documents
Culture Documents
Desain studi kasus ini adalah deskritif analitik untuk mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan pada Pasien Post Operasi ORIF Fraktur Femur dengan hambatan mobilitas fisik.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Implementasi Keperawatan
1. Ambulasi Dini
2. Memposisikan tubuh pasien Hambatan Mobilitas Fisik
3. Tingkatkan mobilitas pada Pasien Post Operasi
ekstermitas, menentukan tipe ORIF Fraktur Femur
latihan ROM yang sesuai
untk klien
4. Latihan napas dalam
Penelitian ini meneliti variabel yang berisi implementasi keperawatan pada pasien
Post Operasi ORIF Fraktur Femur. Macam-macam implementasi pada pasien Post Operasi
ORIF Faktur Femur diantaranya adalah Ambulasi Dini, Memposisikan Pasien, Latihan ROM,
Latihan Napas Dalam. Sedangkan masalah pada studi kasus yang diteliti adalah hambatan
mobilitas fisik pada pasien Post Orif Fraktur Femur.
Subjek studi kasus yang digunakan dalam penelitian implementasi keperawatan ini
adalah pasien Post Operasi Orif Fraktur Femur dengan masalah hambatan mobilitas
fisik.Adapun subjek studi kasus yang akan diobservasi berjumlah dua kasus dengan masalah
keperawatan yang sama yaitu pasien dengan Post Operasi ORIF Fraktur Femur dengan
masalah hambatan mobilitas fisik di RSUP Mohammad Hosein Palembang Tahun 2018.
Fokus penelitian pada studi kasus ini adalah implementasi keperawatan pada pasien
Post Operasi ORIF Fraktur Femur dengan hambatan mobilitas fisik.
3.6 Tempat dan Waktu Studi Kasus
3.6.1 Lokasi
Lokasi penelitian pada studi kasus ini yaitu di RSUP Mohammad Hosein
Palembang
3.6.2 Waktu
Lama waktu pada peneltian ini adalah sejak pasien pertama kali masuk rumah
sakit (MRS) sampai pulang dan atau pasien yang dirawat minimal 3 hari. Jika pasien
sudah pulang, maka perlu penggantian pasien lainnya yang sejenisnya.
Instrumen atau alat pengumpulan data pada studi kasus ini menggunakan
format pengkajian asuhan keperawatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pada sub bab ini di jelaskan terkait metode pengumpulan data yang digunakan
:
Teknik analisa data adalah seuatu metode atau cara untuk mengolangah
sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk
dipahami. Dalam studi kasusu ini, terdapat dua jenis data yakni data subjektif dan data
objektif. Data subjektif di analisis berdasarkan apa yang yang ditemukan peneliti pada klien.
Sedangkan data objektif di analisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian
dibandingkan dengan nilai normal.
Sebelum melakukan studi kasus pasien akan diberi hak penuh untuk menyetujui atau
menolak menjadi responden dengan cara menandatangani informed consent atau surat
pernyataan kesediaan yang telah disiapkan oleh peneliti.Apabila responden menolak atau
tidak bersedia ikut serta dalam penelitian ini maka peneliti menghormati keputusan tersebut.
Etika penelitian ini terhadap responden yang meliputi hak pasien dihormati jika timbul
respon negatif,privasi dihormati, anorminitas dipertahankan sedangkan terhadap datanya
dijaga kerahasiannya,akses hanya pada peneliti dan jika data tersebut sudah selesai digunakan
maka data dimusnahkan. Penelitian ini juga meliputi beberapa prinsip etik, yaitu :
a. Autonomy (kebebasan)
Responden penelitian ini diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau
tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela dengan meberikan tanda
tangan pada lembar informed consent.
b. Confidentially
Penelti menjaga kerahasian indentitas responden dan informasi yang diberikan.Semua
catatan dan data responden disimpan sebagai dokumentasi penelitian.
c. Justice
Penelitian ini tidak melakukan diskriminasi pada kriteria yang tidak relevan saat
memilih subyek penulitian, namun berdasarkan alasan yang berhubungan langsung
dengan masalah penelitian. Setiap subyek penelitian mendapatkan perilaku yang sama
selama pelaksanaan intervensi.
d. Non malefience
Responden penelitian diusahakan bebas dari rasa tidak nyaman, baik
ketidaknyamanan fisik ataupun ketidaknyamanan psikologis (rasa tertekan, cemas).
(Srari, 2009).