You are on page 1of 3

A.

Kesehatan Mental

Secara etimologis, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh, sukma,
jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu
kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental)
(Yusak Burhanuddin, 1999: 9).

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang,
sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di
sekitar. Seseorang yang memiliki jiwa (mental) yang sehat akan memilikikeselarasan kondisi fisik dan
psikis yang terjaga. Ia tidak akan mengalami kegoncangan, kekacauan jiwa (stres), frustasi, atau
penyakit-penyakit kejiwaan lainnya. Dengan kata lain orang yang memiliki kesehatan mental juga
memiliki kecerdasan baik secara intelektual, emosional, maupun spiritualnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1959 memberikan batasan mental yang sehat adalah
sebagai berikut :

1. Dapat menyesuaikan diri secara konstuktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu buruk
banginya.

2. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.

3. Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.

4. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.

5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling memuaskan.

6. Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran dikemudian hari.

7. Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif.

8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.

Kriteria tersebut disempurnakan dengan menambahkan satu elemen spiritual (agama). Sehingga
kesehatan mental ini bukan sehat dari segi fisik, psikologi, dan sosial saja, melainkan juga sehat dalam
arti spiritual.

Sedangkan orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati,
kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.

Tidak mengherankan jika penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
penderitanya, misalnya terganggunya interaksi atau hubungan mereka dengan orang lain, terganggunya
prestasi di ruang lingkup pendidikan, dan terganggunya produktivitas dalam pekerjaan.
Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental dan berikut ini adalah tiga jenis kondisi yang paling
umum terjadi :

1. Stres

Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi
maupun mental. Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung.
Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, memicu
depresi.

Berikut ini adalah contoh dampak stres terhadap perilaku seseorang:

· Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan orang lain.

· Enggan makan atau makan secara berlebihan.

· Marah-marah, dan terkadang kemaharan itu sulit dikendalikan.

· Merokok.

· Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

· Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.

2. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika penderitanya mengalami rasa cemas berlebihan
secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-hari
mereka.

Sementara itu gejala fisik yang mungkin menyertai masalah gangguan kecemasan adalah:

· Sulit tidur

· Badan gemetar

· Mengeluarkan keringat secara berlebihan

· Otot menjadi tegang

· Jantung berdebar

· Sesak napas

· Lelah
· Sakit perut atau kepala

· Pusing

3. Depresi

Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa
sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan
sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan masalah fisik, mengubah
cara berpikir serta mengubah cara berperilaku si Penderita. Tidak jarang penderita depresi sulit
menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri
sendiri dan mencoba bunuh diri.

Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna memahami menunjang
keberhasilan pendidikan itu sendiri. Melaui kajian psikologis kita dapat memahami perkembangan
perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran
tertentu. Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam pengukuran
potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya berbagai tes
psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu lainnya. Oleh
karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi kalangan guru untuk mengetahui
kesehatan mental anak didik dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna
memahami serta menunjang keberhasilan pendidikan itu sendiri. Melaui kajian psikologis kita dapat
memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pendidikan atau pembelajaran tertentu.

You might also like