You are on page 1of 7

LTM Ke-2

Praktikum V
Selasa, 10 April 2018
Laporan Pendahuluan
KMC (Kangaroo Mother Care)
Oleh Susan Dewi Kurniawati, 1506689843
S-1 Reguler/Praktikum V Kelas B

Definisi
Kanggoro Mother Care (KMC) adalah metode perawatan untuk menjaga suhu tubuh pada
bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan menempatkan bayi secara kontak skin to skin dengan ibu
segera setelah lahir. Kangaroo Mother Care (KMC) memiliki tiga bagian penting yaitu skin-to-skin
contact atau Kangaroo Care (KC) yang merupakan inti dari KMC, kemudian ada pemberian ASI
eksklusif, serta pemberian dukungan kepada ibu dan bayi. Skin-to-skin contact merupakan metode
menggendong bayi dengan kontak langsung antara kulit bayi dan ibu dengan posisi tegak antara
payudara ibu. Skin to skin contact juga dapat dilakukan oleh perawat, ayah, dan saudara kandung
bayi dengan posisi yang sama (Hatfield, 2008; Hockenberry & Wilson, 2015).
- Mendorong terjadinya bonding-attachment
antara ibu dan bayi
- Bayi menjadi lebih stabil dalam
mempertahankan suhu tubuh dan
mengurangi risiko hipotermia
- Peningkatan jumlah produksi dan
keberhasilan pemberian ASI ibu
- Kerja jantung, tingkat pernapasan,
Manfaat oksigenasi, nilai glukosa darah, pola tidur
(Thukral, Chawla, Agarwal, Deorari, & dan perilaku bayi menjadi lebih baik dan
Paul, 2008) stabil

- Memperpanjang waktu terjaga bayi dan


lebih jarang menangis serta meningkatkan
waktu tidur nyenyak

- Menurunkan episode apnea dan bradikardia


- Bayi memiliki pengalaman psikologis dan
emosional yang lebih baik
- Memberi efek analgesik
LTM Ke-2
Praktikum V
Selasa, 10 April 2018
1. Bayi BBLR (Bayi berat lahir rendah) <2500
gram
2. Bayi prematur (lahir <37 minggu)
3. Bayi yang membutuhkan continous positive
Indikasi airway pressure (CPAP) dengan kebutuhan
oksigen yang stabil.
4. Keadaan umum stabil dlm 3 hari berturut-
turut (nadi 120-160x/menit, RR 30-
60x/menit, <36,5 oC)
a. Setiap bayi dengan thoracostomi
b. Setiap bayi dengan kateter jantung (atrium
kanan maupun kiri)
c. Setiap bayi dengan kateter arteri
d. Setiap bayi yang baru disapih (weaning)
Kontraindikasi
dari ventilator
e. Setiap bayi dengan riwayat apnea dan atau
bradikardi yang membutuhkan stimulasi
f. Orang tua dengan rash, luka terbuka, dan flu
aktif sebaiknya tidak melakukan KC
1. Selimut
2. Topi
3. Kursi atau tempat tidur yang dapat
Alat
dinaikkan (fleksibel)
4. Skerm

Prosedur
Persiapan
1. Cek instruksi (order) atau protokol di ruangan
2. Lakukan komunikasi dengan keluarga:
a. Konfirmasi kembali identitas bayi dan orangtua
b. Jelaskan tujuan dari prosedur dan bagaimana prosedur akan dilakukan, berikan
respon terhadap pertanyaan yang keluarga ajukan
3. Siapkan peralatan yang dibutuhkan
LTM Ke-2
Praktikum V
Selasa, 10 April 2018

Fase Kerja
1. Instrusikan atau bimbing anggota keluarga untuk menggunakan pakaian yang sesuai
sehingga memberi kemudahan dalam melakukan prosedur
2. Bimbing anggota keluarga untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan sesuai
3. Posisikan bayi, pastikan bayi hanya mengenakan diaper bersih, dengan bertelanjang
dada menempel langsung ke kulit anggota keluarga yang akan melakukan KMC
4. Bimbing anggota keluarga untuk menutupi punggung bayi dengan selimut atau
pakaian anggota keluarga yang melakukan KMC, kenakan topi pada bayi jika
diperlukan
5. Motivasi keluarga dan ibu untuk melakukan KMC minimal 1 jam
6. Monitor tanda vital bayi sesuai dengan protokol di ruangan, berikan perhatian khusus
pada suhu tubuh bayi, kaji secara berkala kesesuaian posisi
7. Sediakan oksigen tambahan dan perawagan lain yang diinstruksikan
8. Monitor saturasi oksigen selama dilakukan KMC

Evaluasi dan Dokumentasi


1. Ukur dan dokumentasikan tanda-tanda vital, saturasi oksigen, dan tingkat aktivitas
bayi selama dilakukan prosedur KMC untuk mengkaji manfaat dari prosedur yang
telah dilakukan
2. Monitor adanya ketidakstabilan suhu tubuh yang menetap dan atau tanda-tanda distress
pada bayi
LTM Ke-2
Praktikum V
Selasa, 10 April 2018
Nesting

Definisi
Nesting merupakan alat yang digunakan sebagai pelindung posisi bayi, menjaga perubahan
posisi bayi akibat gravitasi. Alat ini berbentuk seperti kondisi di dalam rahim ibu yang terbuat dari
bahan phlanyl yang memiliki panjang sekitar 121-132 cm serta dapat disesuaikan dengan panjang
bayi. Alat ini digunakan sebagai intervensi keperawatan dalam memberikan posisi yang tepat pada
neonates. Alat ini pun dapat memfasilitasi perkembangan bayi premature berupa kondisi fisiologis
dan neurologis (Noor, Hasanah, & Ginting, 2016).

Tujuan dari nesting adalah untuk


meminimalkan pergerakan bayi sehingga
meminimalisir penggunaan energi. Nesting
dibuat dari bahan kain dan disesuaikan
Tujuan
dengan panjang badan bayi. Nesting
merupakan salah satu bentuk
developmental care yang di terapkan di
beberapa negara maju untuk mendukung
pertumbuhan bayi prematur (Zen, 2017).
- Memfasilitasi perkembangan bayi dan
mempertahankan posisi fleksi;
- Menstabilkan postur tubuh
- Mendorong pertumbuhan dan
perkembangan normal
- Menurunkan tingkat pengunaan energi
Manfaat
- Meningkatkan rasa nyaman dan
mengurangi tingkat stress pada bayi
- Mendorong bayi untuk lebih rileks dan
meningkatkan kualitas tidur.
- Mencegah gerakan tiba-tiba pada bayi

a. Bayi dengan BBLR


Indikasi b. Bayi prematur
c. Bayi dengan gawat napas
LTM Ke-2
Praktikum V
Selasa, 10 April 2018
a. 2 kain bedung (bahan phlanyl)
dibentuk bulatan
Alat & Bahan
b. 1 kain bedung ukuran 30 x 40 cm
c. Perekat plester tissue
Prosedur
Bayi dapat diposisikan diberbagai posisi seperti supine, prone (posisi yang lebih
optimal), dll sesuai indikasi dengan tetap memperhatikan:
- Kepala tetap digaris tengah, lutut ditekuk, wajah dan pinggul ke arah garis
tengah serta kaki dalam posisi netral;
- Posisi leher netral tanpa fleksi dan ekstensi berlebih agar tidak menghambat
pernapasan;
- “Sarang” harus dapat memberikan stabilitas postural namun tidak membatasi
gerakan bayi.

Referensi

Hatfield, N. T. (2008). Broadribb’s introductory : Pediatric nursing (7th ed.). China:


Lippincott Williams & Wilkins.
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2015). Wong’s nursing care of infants and children
(10th ed.). Canada: Elsevier Inc.
Noor, M., Hasanah, O., & Ginting, R. (2016). Penggunaan nesting dengan fiksasi mampu menjaga
stabilitas saturasi oksigen, frekuensi pernapasan, nadi dan suhu pada bayi prematur dengan
gawat napas. Jurnal Ners Indonesia, 6(1), 65–76.

Thukral, A., Chawla, D., Agarwal, R., Deorari, A. K., & Paul, V. K. (2008). Kangaroo
Mother Care an alternative to conventional care, 1–15.
Zen, D. N. (2017). Pengaruh nesting terhadap perubahan fisiologis dan perilaku bayi
prematur di perinatologi rumah sakit umum daerah tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti
Tunas Husada.
LTM Ke-2
Praktikum V
Selasa, 10 April 2018

Lampiran

(Metode I: Cocok untuk bayi BBLR atau tidak ada dukungan pernapasan)

(Metode kedua : cocok untuk bayi dengan CPAP dan berbaring di samping)
LTM Ke-2
Praktikum V
Selasa, 10 April 2018

(Metode Ketiga)

(Metode keempat : cocok untuk bayi CPAP dan bayi yang cukup besar atau cukup bulan)

You might also like