You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kestabilan lereng tambang terbuka pada industri pertambangan batubara
merupakan salah satu isu penting saat ini mengingat sebagian besar perusahaan
tambang di Indonesia meningkatkan produksinya, termasuk PT Anugrah Bara Kaltim
(ABK). Akibatnya PT ABK melakukan pelebaran dan pendalaman penggalian.
Semakin lebar dan dalam tambang terbuka tersebut dilakukan penggalian, maka
tentunya akan semakin besar risiko yang akan muncul, atau semakin meningkatkan
ketidakpastian pada faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng tambang
terbuka tersebut. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya risiko kelongsoran
lereng yang mencakup sifat fisik dan mekanik batuan, kondisi air tanah, karakterisasi
massa batuan, serta struktur yang ada pada batuan.

Banyaknya faktor yang mempengaruhi dalam analisis kestabilan suatu lereng serta
terdapatnya sejumlah ketidakpastian terhadap faktor tersebut membuat indikator
kestabilan lereng yang digunakan saat ini yaitu faktor keamanan (FK) tidak mampu
memberikan desain teoritis yang aman dalam desain praktek suatu lereng. Hal ini terlihat
dari beberapa lereng yang diteliti oleh Hoek & Bray 1974 dimana masih terjadi longsor
pada lereng yang memiliki kriteria faktor keamanan yang dapat diterima serta didapatkan
beberapa lereng yang masih stabil pada kriteria faktor keamanan yang tidak dapat
diterima. Hal ini dikarenakan faktor keamanan hanya menganggap nilai rata-rata
parameter masukan sudah mewakili karakteristik masing-masing parameter masukan
tersebut. Padahal secara alamiah seluruh parameter tersebut memiliki variasi nilai yang
memiliki peluang sama untuk mewakili karakteristik masing-masing parameter. Oleh
sebab itu diperlukan suatu cara yang dapat menjadi solusi kondisi tersebut.

Suatu alternatif selain pendekatan FK untuk disain lereng adalah metode


probabilistik yang didasarkan pada perhitungan probabilitas stabilitas lereng. Pada
metode ini, nilai faktor keamanan digambarkan sebagai variabel acak yang
mempunyai fungsi distribusi dengan parameter yang diperlakukan seperti nilai rata-
rata dan standar deviasi. Dengan mengkombinasikan distribusi ini dalam model
deterministik yang digunakan dalam menghitung nilai FK, maka Probabilistik
Stabilitas lereng dapat diestimasi. Hal menarik dari metode probabilistik adalah
representasi yang eksplisit dari ketidakpastian dalam kajian stabilitas lereng. Nilai
faktor keamanan disain lereng dapat dioptimasi dengan nilai probabilitas Stabilitas
lereng terhadap tinggi muka air tanah sehingga dapat memberikan tingkat keyakinan
terhadap disain lereng tersebut

1.2. Permasalahan
Kestabilan lereng tambang terbuka pada industri pertambangan batubara
merupakan salah satu isu penting saat ini mengingat sebagian besar perusahaan
tambang batubara di Indonesia meningkatkan produksinya, tidak terkecuali di PT
anugrah Bara Kaltim (ABK). Akibatnya banyak perusahaan tambang tersebut
melakukan pelebaran dan pendalaman penggalian. Semakin lebar dan dalam tambang
terbuka tersebut dilakukan penggalian, maka tentunya akan semakin besar risiko yang
akan muncul, atau semakin meningkatkan ketidakpastian pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kestabilan lereng tambang terbuka tersebut. Sehingga diperlukan
analisis sensitivitas dengan metode probabilistik stabilitas lereng untuk mendapatkan
hasil yang lebih representative dan mengakomodasi secara eksplisit dari
ketidakpastian kekuatan batuan.

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1. Mengetahui variable yang mempengaruhi kestabilan suatu lereng serta
menentukan distribusi fungsi dari variabel untuk mendapatkan maksimum, mean,
minimum, standar deviasi dan koefisien variasi dari variable tersebut yang akan
digunakan untuk analisis kestabilan lereng.
2. Mengetahui desain lereng dengan berbagai alternatif dimensi dengan pendekatan
analisis sensitivitas metode probabilitas.

1.4. Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Lokasi dimana Pit apa? HW atau LW?
2. Metode analisis statisti apa yang digunakan
3. Bagaimana asumsi terhadap sifat fisik, apakah ada yang dianggap sebagai
variable?
4. Asumsi kelongsoran dianggap longsoran busur circular.
5. Tidak mempertimbangkan beban dari alat mekanis.
6. Metode perhitungan analisis lereng dengan metode kesetimbangan batas
menggunakan metode Janbu, metode bishop, dan metode Modified Janbu.
7. Kriteria keruntuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Generalized
Hoek Brown.
8. Lapisan tanah secara horizontal dianggap homogen.
9. Analisa dilakukan dengan metode kesetimbangan batas, metode sampling
Monte Carlo.

1.5. Diagram Alir Penelitian


Melalui diagram alir berikut dijelaskan tahapan-tahapan yang akan ditempuh
dalam melakukan penelitian (lihat Gambar1.1).

1.6. Manfaat Penelitian


Dari penelitian diharapkan dapat :
1. Mendapatkan variable yang mempengaruhi kestabilan suatu lereng serta
menentukan distribusi fungsi dari variabel untuk mendapatkan maksimum, mean,
minimum, standar deviasi dan koefisien variasi dari variable tersebut yang akan
digunakan untuk analisis kestabilan lereng

2. Mendapatkan desain lereng dengan berbagai alternatif dimensi dengan pendekatan


analisis sensitivitas metode probabilitas.

You might also like