Professional Documents
Culture Documents
Pembangunan, selain memberikan dampak positip juga dapat berdampak negatip berupa
terjadinya perubahan lingkungan atau terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini
dapat mengakibatkan daya dukung, daya tampung, dan produktivitas lingkungan hidup menurun
yang pada akhirnya menjadi beban sosial.
Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia harus dilindungi dan dikelola dengan baik
berdasarkan asas tanggung jawab bersama, asas keberlanjutan, dan asas keadilan. Selain itu,
pengelolaan lingkungan hidup harus dapat memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, dan
budaya yang dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi lingkungan, desentralisasi,
serta pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan lokal dan kearifan lingkungan. Penggunaan
Pendahuluan I -1
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi Iingkungan hidup. Sebagai
konsekuensi dari kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan harus dijiwai oleh
kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan
berkelanjutan.
Demikian halnya dengan rencana pembangunan Pelabuhan Umum yang diberi nama Pelabuhan
Swarangan, maka penyelenggaraan jasa pelabuhan tersebut akan memiliki peran strategis dalam
upaya mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Dalam konteks ekonomi,
pelabuhan merupakan modal bagi pertumbuhan perekonomian, dan sebagai katalisator antara
proses produksi, pasar dan konsumsi akhir yang dibatasi oleh kondisi alam suatu daerah/wilayah.
Keberadaan pelabuhan memberikan gambaran tentang kemampuan daerah, dan kemampuan
berproduksi masyarakat. Keberadaan pelabuhan laut juga berperan sebagai instrumen bagi
pembuka daerah terisolasi, dan memperkecil kesenjangan antara wilayah. Ketersediaan sarana
dan prasarana (infrastruktur) kepelabuhan juga dapat mendorong terciptanya kesempatan kerja
dan berusaha. Dengan kata lain, pelabuhan laut merupakan basic determinant atau kata kunci
bagi perkembangan ekonomi daerah atau nasional.
Perkembangan pemanfaatan ruang yang ada di wilayah Kabupaten Tanah Laut menuntut adanya
‘percepatan’ terhadap pemanfaatan beragam sumber daya dan ruang yang lebih akomodatif,
dengan memiliki kepastian hukum sebagai dasar penetapan lokasi kegiatan pembangunan, yang
disesuaikan dengan kebutuhan lahan pada masa yang akan datang. Untuk itu, pemerintah
Kabupaten Tanah Laut berencana akan memiliki dan mengoperasikan Pelabuhan Laut sebagai
wujud keterpaduan pemanfaatan ruang wilayah berdasarkan sub-sub sistem ruang wilayah
dengan memperhatikan keterbatasan alam dan potensi perkembangan kegiatan sosial ekonomi
yang ada.
Pembangunan pelabuhan swarangan ini dalam hal peruntukan lahan berdasarkan SK Bupati
Tanah Laut Nomor 958 Tahun 2010 Tanggal 15 Oktober 2010 Tentang Penetapan Lokasi
Pelabuhan Umum Dan Fasilitas Penunjang dengan penetapan lahan seluas 1.037 Ha dengan titik
koordinat, titik 1 (286651,007-9557073,011), titik 2 (277470,001-9555576,003), titik 3
(275942,999-9558258,011) dan titik 4 (279160,998-9559544,019).
Pelabuhan Swarangan nantinya akan melayani Hinterland Pelaihari. Hiterland adalah area sekitar
pelabuhan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kegiatan pelabuhan. Hinterland Pelabuhan
Swarangan terdiri atas lima kabupaten /kota yang berada di sekitar Kabupaten Tanah Laut yang
merupakan daerah lokasi Pelaihari. Hinterland tersebut yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten
Pendahuluan I -2
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin, dan Kota Banjarbaru. Pembangunan Pelabuhan
Swarangan di Kabupaten Tanah Laut ini secara ketata ruangan telah diamanatkan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Kalimantan Selatan No 9 Tahun 2000. Oleh sebab
itu oleh Pemrakarsa dalam hal ini Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tanah Laut telah menyiapkan suatu rencana Pembangunan Pelabuhan Swarangan. Pelabuhan
Swarangan ini akan dibangun menjadi Pelabuhan Umum.
Oleh karena itu pembangunan pelabuhan sebagai prasarana dalam kegiatan transportasi laut
akan terus dilakukan guna memperlancar arus lalu lintas kapal laut baik untuk kapal barang (peti-
kemas, general-cargo), serta perahu motor untuk pelayaran lokal. Pembangunan pelabuhan yang
dimaksud, berupa pembangunan pelabuhan baru atau peningkatan fasilitas yang telah ada.
Pembangunan Pelabuhan sebagai titik simpul dari berbagai kegiatan yang meliputi berbagai
sektor memungkinkan terjadinya ketidakseimbangan dalam berbagai segi kehidupan dalam
lingkungan pelabuhan tersebut. Teknologi yang diterapkan dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan sebagai akibat distorsi terhadap keadaan semula. Adanya pembangunan suatu
pelabuhan akan berdampak kepada perubahan kehidupan laut, arus, temperatur, polusi maupun
sedimentasi, sehingga diperlukan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan.
Kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup secara umum juga telah diatur dalam UU No. 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang menyatakan bahwa
setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
Pendahuluan I -3
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Sesuai dengan peraturan yang ada yaitu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006
tentang Jenis Rencana Usaha dan / atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, maka kegiatan pembangunan pelabuhan yang mencakup
pelayanan dalam skala regional di wilayah Kalimantan Selatan dan mempunyai panjang dermaga
> 200 meter, menjadi bagian kegiatan yang wajib menyusun Dokumen AMDAL. Sistematika
penyusunan studi AMDAL mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 Tahun
2006.
Studi AMDAL ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dengan pasti dampak lingkungan
yang akan terjadi, mempersiapkan langkah-langkah pengelolaan untuk memperkecil dampak
negatif dan menyiapkan langkah-langkah pemantauannya. Dilakukannya Studi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), merupakan salah satu usaha Pemerintah dalam upaya
penanggulangan dampak negative yang timbul serta memperluas dampak positif sebagai akibat
adanya rencana pembangunan proyek tersebut.
Pendahuluan I -4
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
b. Manfaat Proyek
Keberadaan rencana pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten Tanah Laut memberikan
beberapa kegunaan dan keperluan kepada Pemrakarsa adalah :
1. Mampu memberikan kontribusi yang baik terhadap perkembangan Kabupaten Tanah
Laut, misalnya peningkatan nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Sebagai tolok ukur peningkatan pembangunan di bidang penyediaan prasarana dan
sarana kepelabuhanan yang dapat dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Tanah Laut
dan masyarakat sekitarnya.
3. Untuk lebih dapat mengembangkan potensi pelabuhan Swarangan dalam ikut serta
meningkatkan pendapatan lokal maupun pendapatan dan kegiatan perekonomian
secara regional bahkan nasional.
4. Sebagai suatu upaya memberikan kontribusi yang baik terhadap perkembangan
perekonomian di Kabupaten Tanah Laut, maupun untuk Propinsi Kalimantan Selatan
5. Sebagai wujud nyata dalam rangka pemanfaatan ruang dan upaya peningkatan
pembangunan sektor transportasi laut.
Pendahuluan I -5
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
berkualitas dan representatif, namun dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat dan
nelayan lokal.
1.2.2. Kebutuhan Khusus Yang Dapat Menutupi Kekurangan Yang Ada Sebelumnya
a. Keinginan dari pihak pemrakarsa untuk dapat memenuhi kebutuhan sektor transportasi
laut melalui pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten Tanah Laut beserta sarana
prasarananya sebagai salah satu pilihan bagi masyarakat, di wilayah Swarangan dan
sekitarnya.
b. Kebutuhan akan fasilitas Pelabuhan dengan mengembangkan lahan daratan yang belum
termanfaatkan secara optimal.
c. Pelabuhan Swarangan ini adalah sebagai feeder untuk mengatasi overload yang terjadi di
Pelabuhan Trisakti maupun pelabuhan lainnya yang melayani kebutuhan yang ada di
Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin, dan Kota
Banjarbaru.
d. Memberikan kesempatan kepada masyarakat Kabupaten Tanah Laut untuk memiliki
fasilitas Pelabuhan yang memadai dan terjangkau dengan sarana dan prasarananya yang
cukup baik.
Pendahuluan I -6
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Untuk melakukan studi AMDAL maka telah ditetapkan peraturan perundang-undangan yang
pada prinsipnya mengatur pemanfaatan sumber daya alam secara berkesinambungan baik
untuk generasi saat ini maupun yang akan datang. Beberapa bentuk peraturan perundangan
yang mendasari pelaksanaan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten Tanah Laut dan keterkaitannya dengan kegiatan
penyusunan Dokumen ANDAL adalah sebagai berikut.
Pendahuluan I -7
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Pendahuluan I -8
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Perikanan Pelabuhan
Peraturan Pemerintah
27 Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1993 Sebagai acuan dalam pengaturan lalu lintas
tentang Angkutan Jalan kapal saat kegiatan operasional pelabuhan
28 Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 1993 Sebagai acuan tentang prasarana yang harus
Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan disediakan untuk kelancaran lalu-lintas
operasional pelabuhan
29 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1999, Sebagai dasar pengendalian adanya
Tentang Pengendalian Pencemaran dan pencemaran laut
atau Perusakan Laut
30 Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 Sebagai pedoman dalam penanganan limbah
tentang : Perubahan atas Peraturan B3 yang dihasilkan dari kegiatan operasional
Pemerintah No 18 Tahun 1999 Tentang pelabuhan melalui kegiatan kapal
Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan
Berbahaya
31 Peraturan Pemerintah RI No 41 tahun 1999 Sebagai dasar pedoman untuk pengelolaan
tentang Pengendalian Pencemaran Udara dampak kualitas udara
32 Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 1999 Sebagai acuan dalam pengaturan lalu lintas
tentang Angkutan di Perairan RI kapal saat kegiatan operasional pelabuhan
33 Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 2000 sebagai acuan dalam penyusunan Peta Tata
Tentang tingkat ketelitian peta untuk Ruang Wilayah yang digunakan dalam
penataan ruang wilayah pembangunan Pelabuhan Swarangan
34 Peraturan Pemerintah No 150 Tahun 2000 Sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam
Tentang Pengendalian Kerusakan Tanah melakukan pengendalian tanah dala kegiatan
operasionalnya.
35 Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 Berkaitan dengan tata cara pengelolaan B3
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun
36 Peraturan Pemerintah RI No 82 tahun 2001 Sebagai dasar dalam penentuan golongan
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan peruntukan air dan pengelolaan kualitas air
Pengendalian Pencemaran Air
37 Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2002 Berkaitan dengan pengaturan kapal di
tentang Perkapalan Pelabuhan
38 Peraturan Pemerintah RI No 16 Tahun 2004 Sebagai dasar untuk pengaturan tata guna
tentang Penatagunaan Tanah tanah atas lahan yang dimiliki
39 Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006 Berkaitan dengan tata cara pemanfaatan
Tentang Jalan jalan
40 Peraturan Pemerintah RI No 38 Tahun 2007 Sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan
tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan pembangunan oleh Pemerintah Propinsi
Kewenangan Pemerintahan Daerah Sebagai Kalimantan Selatan sebagai pemrakarsa
Daerah Otonom proyek
41 Peraturan Pemerintah RI No 42 Tahun 2008 sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam
Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air mengelola sumber daya air dalam
operasional pelabuhan
42 Peraturan Pemerintah RI No. 61 tahun 2009 Sebagai acuan dalam identifikasi kegiatan di
tentang Kepelabuhanan pelabuhan
43 Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2010 Sebagai acuan dalam merencanakan sistem
Pendahuluan I -9
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Pendahuluan I -10
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Pendahuluan I -11
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Pendahuluan I -12
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Pelabuhan Laut
85 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM Berkaitan dengan Tatanan pelabuhan
53 Tahun 2002 tentang Tatanan Swarangan
Kepelabuhanan Nasional
86 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM Berkaitan dengan penyelenggaraan
54 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan pelabuhan Swarangan
Pelabuhan Laut
87 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM Berkaitan dengan tata cara penyelenggaraan
56 Tahun 2002 tentang Pelimpahan/ pelabuhan Swarangan oleh Pemerintah
Penyerahan Penyelenggaraan Pelabuhan Kabupaten Tanah Laut
Laut (Unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja)
Kepada Pemerintah Propinsi Pemerintah
Kabupaten/ Kota
88 Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 51 Berkaitan dengan penyelenggaraan
Tahun 2011 Tentang Terminal Khusus dan Pelabuhan Swarangan
Terminal untuk Kepentingan Sendiri
89 Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 25 Berkaitan dengan penyelenggaraan
Tahun 2011 Tentang Sarana Bantu Navigasi Pelabuhan Swarangan
Pelayaran
90 Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 26 Berkaitan dengan penyelenggaraan
Tahun 2011 Tentang Telekomunikasi Pelabuhan Swarangan
Pelayaran
91 Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 68 Berkaitan dengan penyelenggaraan
Tahun 2011 Tentang Alur Pelayaran di Laut Pelabuhan Swarangan
92 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai dasar untuk memberi batasan hasil
Hidup No.112 Tahun 2003 tentang Baku pengolahan limbah domestic yang aman
Mutu Limbah Cair Domestik dibuang ke perairan
93 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai dasar dalam penilaian kondisi
Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang Baku kualitas air laut
Mutu Air Laut
94 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai dasar dalam penilaian kondisi
Hidup No. 179 Tahun 2004 tentang Ralat kualitas air laut
Atas KepMen. Lingkungan Hidup No. 51
Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut
95 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Berkaitan dengan acuan kondisi mangrove di
Hidup No. 200 tahun 2004, tentang Baku sekitar lokasi rencana kegiatan Pelabuhan
kerusakan mangrove Swarangan
96 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai panduan dalam pelaporan RKL dan
Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Panduan RPL
Pelaporan RKL dan RPL
97 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Sebagai dasar dalam pengelolaan wilayah
No. 16 tahun 2008 tentang perencanaan pesisir dan perairan laut di sekitar pelabuhan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil.
98 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Berkaitan dengan bahan pendukung
Hidup No. 05 tahun 2008 Tentang Pedoman penyusunan dokumen AMDAL
Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
Pendahuluan I -13
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Pendahuluan I -14
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
119 Peraturan Daerah Prov. Kalimantan Selatan sebagai acuan dalam penetuan posisi
No 17 Tahun 2009 tentang Pembangunan Pembangunan Pelabuhan Swarangan dalam
Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalsel RPIJM
Tahun 2006-2025
120 Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. sebagai dasar untuk pemantauan effluen IPAL
4 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Limbah Pelabuhan Swarangan
Cair Bagi Kegiatan Industri,Hotel,Rumah
Sakit,Domestik Dan Pertambangan
121 Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No Sebagai dasar perencanaan IPAL untuk
043 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Laut Pelabuhan Swarangan
Daerah.
122 Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No Sebagai dasar dalam menetapkan apakah
053 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara terdapat pencemaran udara atau tidak akibat
Amien dan Tingkat Kebisingan. kegiatan yang akan dilakukan
123 Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No Sebagai dasar dalam menetapkan apakah
070 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi terdapat pencemaran udara atau tidak akibat
Sumber Tidak Bergerak dan Batas Ambang kegiatan yang akan dilakukan
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
124 Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No Sebagai dasar dalam melakukan pengelolaan
05 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air pencemaran air
Sungai.
125 Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Sebagai dasar apakah pembangunan sudah
Selatan No 17 Tahun 2009 tentang Rencana sesuai dengan RPJP yang ada.
Pembangunan jangka Panjang (RPJP)
126 Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut No Sebagai dasar penentuan kesesuaian
13 Tahun 1993 tentang Rencana Tata Ruang penggunaan lahan untuk pembangunan
Wilayah Dati II Tanah Laut; Pelabuhan Swarangan
127 Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut No Sebagai dasar bagi pemrakarsa untuk
12 Tahun 2008 tentang Urusan pembangunan pelabuhan Swarangan
pemerintahan yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Tanah Laut.
128 Peraturan Daerah Prov. Kalimantan Selatan Sebagai dasar dalam pengaturan lalu-lintas
No 3 Tahun 2012 Tentang Perubahan kendaraan yang menggunakan fasilitas
Peraturan Daerah Prov. Kalimantan Selatan Pelabuhan Swarangan
No 3 Tahun 2008 tentang Pengaturan
Penggunaan Jalan Umum dan Jalan Khusus
untuk Angkutan Hasil Tambang dan Hasil
Perusahaan Perkebunan
129 Keputusan Bupati Tanah Laut No 958 Tahun Sebagai dasar penetapan lokasi
2010 Tentang penetapan Lokasi Pelabuhan Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Umum dan Fasilitas Penunjang
130 Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No Sebagai dasar penetapan lokasi
552.3/00103/Eko pada tanggal 24 Januari Pembangunan Pelabuhan Swarangan
2011 tentang Kesesuaian Rencana Induk
Pelabuhan Pelaihari di Desa Swarangan Kec.
Jorong Kabupaten Tanah Laut dengan RTRW
Provinsi Kalimantan Selatan
131 Rekomendasi Bupati/ c/q Bappeda Sebagai dasar penetapan lokasi
Pendahuluan I -15
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Faktor lingkungan hidup tidak saja penting sebagai tujuan pembangunan, tetapi juga penting
sebagai dimensi pembangunan. Di dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup, dengan jelas
dicantumkan bahwa kita harus mengembangkan pembangunan berwawasan lingkungan.
Tersimpulkan di sini keharusan cara menggunakan sumber-sumber daya alam yang bijaksana
agar dapat menunjang proses pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, baik sekarang maupun yang akan datang.
Pembangunan juga merupakan upaya sadar untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya
alam guna meningkatkan mutu kehidupan rakyat. Sumber daya alam mempunyai keterbatasan,
baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Sementara kebutuhan manusia terhadap sumber daya
alam semakin meningkat sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk serta meningkatnya
kebutuhan. Sejalan dengan itu, daya dukung lingkungan dapat terganggu dan kualitas lingkungan
hidup dapat menurun.
Pendahuluan I -16
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Beberapa kebijakan regional maupun lokal yang mendasari penyusunan studi AMDAL beserta
alasannya adalah :
Pendahuluan I -17
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Kalimantan Selatan No 9 Tahun 2000.
Dimana daerah dibangunnya Pelabuhan Swarangan merupaka daerah Kawasan Ekonomi
khusus
2. Peraturan Pemerintah No 61 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan.
3. Keputusan Menteri Perhubungan No KM.53 Tahun 2002 Tentang Kepelabuhan Nasional
4. Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Republik Indonesia,
No: PC.01/1/2/DP-10, Tanggal 3 Maret 201Perihal Lahan Pelabuhan dan Akses Jalan di
Pelabuhan Pelaihari Kalsel
5. Surat Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanah Laut No:
550/104/Dishubkominfo, tangal 3 Maret 2010, perihal Permohonan Ijin penetapan Lokasi
Tata Ruang Lahan pelabuhan di Desa Swarangan Kecamatan Jorong
6. Surat Camat Jorong abupaten Tanah Laut No. 500/04/Kesmay, Tanggal 5 Maret 2010, perihal
rekomendasi;
7. Rekomendasi Kepala Desa Swarangan Kecamatan Jorong: No 550/07/pem-Sw. Tangal 2
Maret 2010;
8. Surat Keterangan Tata Ruang No: 050.13/252/VI Bappeda/2010 Tanggal 01 Juni Tahun 2010,
Tentang Keterangan Tata Ruang Rencana Pelabuhan Umum dan Akses Jalan.
9. Rekomendasi Bupati Tanah Laut, No: 300/22/Tapem/2010, Tanggal 28 September 2010.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanah Laut sebagai pemrakarsa
dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pada dasarnya akan mematuhi segala
peraturan perundangan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hudup. Adapun upaya–
upaya yang harus dilakukan oleh pemrakarsa pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten
Tanah Laut ini yaitu :
1. Setiap kegiatan yang menyangkut kepentingan orang banyak atau masyarakat luas maka
dalam penggunaan sumber daya alam harus diikuti dengan usaha/langkah yang
mendukung kegiatan dan kepentingan masyarakat di sekitar proyek.
2. Setiap kegiatan yang menyangkut eksploitasi sumber daya alam atau penurunan tingkat
produktivitas SDA harus diikuti/diimbangi dengan tindakan pembinaan, peremajaan, dan
pembinaan secara fisik.
3. Selalu memperhatikan kelestarian ekologi dan kepentingan ekonomi secara seimbang.
4. Senantiasa melakukan evaluasi dan peninjauan terhadap kegiatan yang telah dilakukan
demi terlaksananya kebijakan-kebijakan pembangunan yang baik dan berwawasan
lingkungan.
Pendahuluan I -18