You are on page 1of 18

Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

1.1. LATAR BELAKANG


Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan sekarang dengan tetap memperhatikan agar generasi mendatang juga dapat
memenuhi kebutuhannya. Mewujudkan pembangunan yang mengutamakan alam dan
membangun lingkungan secara compatible dengan cara keharusan untuk melindungi stok
sumberdaya alam, sedapat mungkin mengganti setiap pengurangan yang tak dapat dicegah
dengan kompensasi peningkatan agar total yang tersisa di alam tidak berubah ; kebutuhan untuk
mencegah rusaknya kemampuan regenerasi (regenerative capacity) ekosistem alam dunia ;
kebutuhan untuk mencapai kesetaraan sosial; mencegah resiko dan biaya tambahan untuk
kerusakan yang harus ditanggung oleh generasi mendatang.

Dengan melihat pembangunan sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan kesejahteraan


manusia, maka pembangunan harus dilakukan dengan memadukan aspek lingkungan hidup,
sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan
hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan.

Pembangunan, selain memberikan dampak positip juga dapat berdampak negatip berupa
terjadinya perubahan lingkungan atau terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini
dapat mengakibatkan daya dukung, daya tampung, dan produktivitas lingkungan hidup menurun
yang pada akhirnya menjadi beban sosial.

Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia harus dilindungi dan dikelola dengan baik
berdasarkan asas tanggung jawab bersama, asas keberlanjutan, dan asas keadilan. Selain itu,
pengelolaan lingkungan hidup harus dapat memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, dan
budaya yang dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi lingkungan, desentralisasi,
serta pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan lokal dan kearifan lingkungan. Penggunaan

Pendahuluan I -1
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi Iingkungan hidup. Sebagai
konsekuensi dari kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan harus dijiwai oleh
kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan
berkelanjutan.

Demikian halnya dengan rencana pembangunan Pelabuhan Umum yang diberi nama Pelabuhan
Swarangan, maka penyelenggaraan jasa pelabuhan tersebut akan memiliki peran strategis dalam
upaya mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Dalam konteks ekonomi,
pelabuhan merupakan modal bagi pertumbuhan perekonomian, dan sebagai katalisator antara
proses produksi, pasar dan konsumsi akhir yang dibatasi oleh kondisi alam suatu daerah/wilayah.
Keberadaan pelabuhan memberikan gambaran tentang kemampuan daerah, dan kemampuan
berproduksi masyarakat. Keberadaan pelabuhan laut juga berperan sebagai instrumen bagi
pembuka daerah terisolasi, dan memperkecil kesenjangan antara wilayah. Ketersediaan sarana
dan prasarana (infrastruktur) kepelabuhan juga dapat mendorong terciptanya kesempatan kerja
dan berusaha. Dengan kata lain, pelabuhan laut merupakan basic determinant atau kata kunci
bagi perkembangan ekonomi daerah atau nasional.

Perkembangan pemanfaatan ruang yang ada di wilayah Kabupaten Tanah Laut menuntut adanya
‘percepatan’ terhadap pemanfaatan beragam sumber daya dan ruang yang lebih akomodatif,
dengan memiliki kepastian hukum sebagai dasar penetapan lokasi kegiatan pembangunan, yang
disesuaikan dengan kebutuhan lahan pada masa yang akan datang. Untuk itu, pemerintah
Kabupaten Tanah Laut berencana akan memiliki dan mengoperasikan Pelabuhan Laut sebagai
wujud keterpaduan pemanfaatan ruang wilayah berdasarkan sub-sub sistem ruang wilayah
dengan memperhatikan keterbatasan alam dan potensi perkembangan kegiatan sosial ekonomi
yang ada.

Pembangunan pelabuhan swarangan ini dalam hal peruntukan lahan berdasarkan SK Bupati
Tanah Laut Nomor 958 Tahun 2010 Tanggal 15 Oktober 2010 Tentang Penetapan Lokasi
Pelabuhan Umum Dan Fasilitas Penunjang dengan penetapan lahan seluas 1.037 Ha dengan titik
koordinat, titik 1 (286651,007-9557073,011), titik 2 (277470,001-9555576,003), titik 3
(275942,999-9558258,011) dan titik 4 (279160,998-9559544,019).

Pelabuhan Swarangan nantinya akan melayani Hinterland Pelaihari. Hiterland adalah area sekitar
pelabuhan yang dipengaruhi dan mempengaruhi kegiatan pelabuhan. Hinterland Pelabuhan
Swarangan terdiri atas lima kabupaten /kota yang berada di sekitar Kabupaten Tanah Laut yang
merupakan daerah lokasi Pelaihari. Hinterland tersebut yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten

Pendahuluan I -2
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin, dan Kota Banjarbaru. Pembangunan Pelabuhan
Swarangan di Kabupaten Tanah Laut ini secara ketata ruangan telah diamanatkan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Kalimantan Selatan No 9 Tahun 2000. Oleh sebab
itu oleh Pemrakarsa dalam hal ini Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Tanah Laut telah menyiapkan suatu rencana Pembangunan Pelabuhan Swarangan. Pelabuhan
Swarangan ini akan dibangun menjadi Pelabuhan Umum.

Oleh karena itu pembangunan pelabuhan sebagai prasarana dalam kegiatan transportasi laut
akan terus dilakukan guna memperlancar arus lalu lintas kapal laut baik untuk kapal barang (peti-
kemas, general-cargo), serta perahu motor untuk pelayaran lokal. Pembangunan pelabuhan yang
dimaksud, berupa pembangunan pelabuhan baru atau peningkatan fasilitas yang telah ada.

Pembangunan Pelabuhan sebagai titik simpul dari berbagai kegiatan yang meliputi berbagai
sektor memungkinkan terjadinya ketidakseimbangan dalam berbagai segi kehidupan dalam
lingkungan pelabuhan tersebut. Teknologi yang diterapkan dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan sebagai akibat distorsi terhadap keadaan semula. Adanya pembangunan suatu
pelabuhan akan berdampak kepada perubahan kehidupan laut, arus, temperatur, polusi maupun
sedimentasi, sehingga diperlukan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan.

Adanya rencana pembangunan Pelabuhan Umum di wilayah Desa Swarangan, Kecamatan


Jorong, Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Tanah Laut, mempunyai tujuan untuk meningkatkan pelayanan di
bidang transportasi laut, tentunya dalam setiap tahapan kegiatannya baik dari tahap pra
konstruksi, konstruksi maupun operasionalnya akan menimbulkan dampak positif dan negatif
bagi lingkungan hidup. Untuk itu perlu kajian lingkungan terlebih dahulu yang mencermati
tentang dampak yang akan terjadi beserta rekomendasi – rekomendasi pengelolaan dan
pemantauan lingkungan yang harus dilakukan terhadap dampak yang terjadi. Kajian tersebut
dapat diwujudkan dalam bentuk penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) sesuai dengan PP No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL).

Kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup secara umum juga telah diatur dalam UU No. 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang menyatakan bahwa
setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Pendahuluan I -3
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

Sesuai dengan peraturan yang ada yaitu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006
tentang Jenis Rencana Usaha dan / atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, maka kegiatan pembangunan pelabuhan yang mencakup
pelayanan dalam skala regional di wilayah Kalimantan Selatan dan mempunyai panjang dermaga
> 200 meter, menjadi bagian kegiatan yang wajib menyusun Dokumen AMDAL. Sistematika
penyusunan studi AMDAL mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 Tahun
2006.

Studi AMDAL ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dengan pasti dampak lingkungan
yang akan terjadi, mempersiapkan langkah-langkah pengelolaan untuk memperkecil dampak
negatif dan menyiapkan langkah-langkah pemantauannya. Dilakukannya Studi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), merupakan salah satu usaha Pemerintah dalam upaya
penanggulangan dampak negative yang timbul serta memperluas dampak positif sebagai akibat
adanya rencana pembangunan proyek tersebut.

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK


a. Tujuan Proyek
Tujuan secara rinci dari kegiatan pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten Tanah Laut.
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pengiriman barang antara wilayah terutama untuk
barang-barang hasil perkebunan, pertanian dan pertambangan baik untuk akses keluar
maupun dari luar menuju ke wilayah Tanah Laut.
2. Terciptanya tempat kegiatan bisnis yang mampu menggerakkan roda perekonomian
Kabupaten Tanah Laut dengan kondisi yang tertib, aman, dan lancar serta dampak
negatif yang ditimbulkan seminimal mungkin, dan dampak positif seoptimal mungkin.
3. Pembangunan secara teknis ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pelabuhan
dalam mengatasi meningkatnya kebutuhan bongkar muat barang di wilayah kabupaten
Tanah Laut dan sekitarnya
4. Untuk mewujudkan ketersediaan fasilitas infrastruktur wilayah dan mendorong
perkembangan perekonomian khususnya di wilayah Swarangan, Kecamatan Jorong
Kabupaten Tanah Laut.
5. Untuk memperlancar mobilisasi dan distribusi barang antara wilayah.

Pendahuluan I -4
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

b. Manfaat Proyek
Keberadaan rencana pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten Tanah Laut memberikan
beberapa kegunaan dan keperluan kepada Pemrakarsa adalah :
1. Mampu memberikan kontribusi yang baik terhadap perkembangan Kabupaten Tanah
Laut, misalnya peningkatan nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Sebagai tolok ukur peningkatan pembangunan di bidang penyediaan prasarana dan
sarana kepelabuhanan yang dapat dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Tanah Laut
dan masyarakat sekitarnya.
3. Untuk lebih dapat mengembangkan potensi pelabuhan Swarangan dalam ikut serta
meningkatkan pendapatan lokal maupun pendapatan dan kegiatan perekonomian
secara regional bahkan nasional.
4. Sebagai suatu upaya memberikan kontribusi yang baik terhadap perkembangan
perekonomian di Kabupaten Tanah Laut, maupun untuk Propinsi Kalimantan Selatan
5. Sebagai wujud nyata dalam rangka pemanfaatan ruang dan upaya peningkatan
pembangunan sektor transportasi laut.

1.2.1. Kebutuhan Yang Melatarbelakangi Pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten


Tanah Laut
Beberapa kebutuhan yang melandasi pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten Tanah
Laut adalah sebagai berikut :
1. Kondisi muatan yang memerlukan aksesbilitas melalui perairan/laut menunjukkan
kecenderungan pertumbuhan yang cukup tinggi. Pertumbuhan ini terjadi karena faktor lokasi
yang strategis, areal perairan dan daratan yang masih lapang dan kondisi sosial masyarakat
yang kooperatif.
2. Pemikiran untuk membangun dan mengembangkan fasilitas Pelabuhan Swarangan sebagai
sarana prasarana berlabuh dalam skala regional, yang bersifat komersial dan jasa secara
terpadu di dalam kawasan Pelabuhan Swarangan.
3. Pelabuhan Swarangan direncanakan akan menampung muatan berupa bulk kering yang
merupakan produksi wilayah Hinterland yang sangat potensial. Untuk mendukung
kelancaran kegiatan usaha pengangkutan bahan baku dan distribusi produk hasil Peleburan,
diperlukan pelabuhan yang dilengkapi fasilitas khusus
4. Perkembangan teknologi, kebutuhan nelayan dan lalu lintas laut yang semakin meningkat,
menuntut adanya perimbangan penyediaan kebutuhan fasilitas Pelabuhan Swarangan yang

Pendahuluan I -5
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

berkualitas dan representatif, namun dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat dan
nelayan lokal.

1.2.2. Kebutuhan Khusus Yang Dapat Menutupi Kekurangan Yang Ada Sebelumnya
a. Keinginan dari pihak pemrakarsa untuk dapat memenuhi kebutuhan sektor transportasi
laut melalui pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten Tanah Laut beserta sarana
prasarananya sebagai salah satu pilihan bagi masyarakat, di wilayah Swarangan dan
sekitarnya.
b. Kebutuhan akan fasilitas Pelabuhan dengan mengembangkan lahan daratan yang belum
termanfaatkan secara optimal.
c. Pelabuhan Swarangan ini adalah sebagai feeder untuk mengatasi overload yang terjadi di
Pelabuhan Trisakti maupun pelabuhan lainnya yang melayani kebutuhan yang ada di
Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin, dan Kota
Banjarbaru.
d. Memberikan kesempatan kepada masyarakat Kabupaten Tanah Laut untuk memiliki
fasilitas Pelabuhan yang memadai dan terjangkau dengan sarana dan prasarananya yang
cukup baik.

1.2.3. Sasaran yang Dicapai Dalam Memenuhi Kebutuhan


Sehubungan dengan rencana kegiatan Pelabuhan Swarangan Kabupaten Tanah Laut, maka
terdapat dua sasaran utama pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilakukan, yaitu :
1. Mengantisipasi perubahan kualitas lingkungan dengan melestarikan fungsi dari komponen-
komponen lingkungan sumberdaya perairan alami laut; kualitas udara, sumber daya lahan,
dan potensi SDM melalui pencegahan timbulnya dampak negatif serta mengembangkan
dampak positif, terutama terhadap komponen kegiatan, seperti :
Pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia di sekitar proyek dengan konsep
penggunaan daya dukung lingkungan yang optimal (sesuai kebutuhan).
Ketersediaan lapangan kerja dan peningkatan taraf hidup masyarakat dan
perekonomian masyarakat.
2. Meningkatkan kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui kegiatan
pengelolaan lingkungan yang terpadu dan berkelanjutan seperti pencegahan pencemaran
laut, pemeliharaan biota laut, penyediaan air bersih, penanganan air limbah, integralisasi
saluran drainase dan penataan landscape sehingga tetap tercapai keseimbangan ekosistem
(homeostatik).

Pendahuluan I -6
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

3. Dalam melakukan kegiatan Pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten Tanah Laut,


maka pihak pemrakarsa berupaya melakukan kegiatan pembangunan dan pengoperasian
kegiatan Pelabuhan Swarangan Kabupaten Tanah Laut dengan konsep berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan.

1.3. DASAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Untuk melakukan studi AMDAL maka telah ditetapkan peraturan perundang-undangan yang
pada prinsipnya mengatur pemanfaatan sumber daya alam secara berkesinambungan baik
untuk generasi saat ini maupun yang akan datang. Beberapa bentuk peraturan perundangan
yang mendasari pelaksanaan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kegiatan
Pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten Tanah Laut dan keterkaitannya dengan kegiatan
penyusunan Dokumen ANDAL adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1. Peraturan Peraturan Perundangan – Undangan


No. Peraturan Alasan Digunakan Sebagai Acuan

1 Undang-undang No. 5 tahun 1960 tentang Berkaitan dengan Kebijakan Pembangunan


Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Pertanahan dan Alih Guna Lahan
2 Undang–Undang RI No.1 Tahun 1970 Sebagai dasar untuk melakukan pengelolaan
tentang Keselamatan Kerja lingkungan pada tahap konstruksi
Pembangunan Pelabuhan Swarangan
3 Undang-Undang No. 17 tahun 1985 tentang Sebagai pedoman untuk pengelolaan air laut
Pengesahan Konvensi Internasional Untuk yang berkaitan dengan pembangunan dan
Hukum Kelautan dan Peraturan operasional kegiatan proyek
Pencemaran Laut
4 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 Sebagai dasar dalam melakukan upaya-upaya
tentang Konservasi Sumber Daya Alam pengelolaan lingkungan yang terkait dengan
Hayati Dan Ekosistemnya sumber daya air, udara, maupun sumber
daya alam yang lain
5 Undang-Undang No 3 Tahun 1992 Tentang sebagai dasar untuk jaminan sosial bagi
Jaminan Sosial Tenaga Kerja pekerja yang terlibat dalam pembangunan
Pelabuhan Swarangan
6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Sebagai dasar dalam operasional pelabuhan
6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia swarangan
7 Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 Sebagai dasar hukum di bidang Penataan
Tentang Penataan Ruang Ruang

8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Sebagai dasar dalam perencanaan bangunan


28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung gedung pelabuhan
9 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Sebagai dasar hukum di bidang
tentang Ketenagakerjaan ketenagakerjaan

Pendahuluan I -7
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

No. Peraturan Alasan Digunakan Sebagai Acuan

10 Undang-Undang No. 31 tahun 2004 Sebagai referensi pengelolaan dampak


tentang Perikanan terhadap kegiatan perikanan di sekitar
Pelabuhan
11 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Sebagai dasar dalam penentuan tatanan
Pemerintahan Daerah organisasi yang terkait dengan institusi
pemerintah yang terlibat dalam proses
AMDAL maupun kebijakan-kebijakan yang
dibuat masing-masing daerah/wilayah
12 UU No 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya sebagai dasar untuk penyediaan air
Air
13 UU No 33 Tahun 2004 Tentang sebagai dasar dalam pembagian keuangan
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dalam Pembangunan Swarangan
Pusat dan Pemerintah Daerah
14 Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 Sebagai dasar dalam menganalisa aspek
tentang Jalan transportasi yang dikaji dalam AMDAL
15 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Sebagai dasar dalam pelaksanaan kriteria
Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan gedung Pelabuhan Swarangan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
16 Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Sebagai dasar dalam pengelolaan wilayah
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- pesisir di wilayah dan sekitarnya
pulau Kecil
17 Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 Sebagai dasar dalam menganalisa aspek tata
Tentang Penataan Ruang ruang yang dikaji dalam AMDAL
18 Undang-Undang No. 17 tahun 2008 tentang Sebagai referensi dalam pengelolaan system
Pelayaran pelayaran di sekitar pelabuhan
19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Sebagai dasar dalam penyusunan RTRT
Nomor 26 Tahun 2008 tanggal 10 Maret Provinsi Kalimantan Selatan dimana lokasi
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pelabuhan Swarangan dibangun
Nasional
20 Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Sebagai dasar pengelolaan persampahan di
Pengelolaan Sampah wilayah studi
21 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Sebagai pedoman dalam kegiatan pengaturan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan lalu lintas di lokasi proyek pelabuhan
22 Undang-Undang No 25 Tahun 2009 Tentang sebagai pedoman dalam pelayanan
Pelayanan Publik Pelabuhan Swarangan sebagai Pelabuhan
Umum
23 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Sebagai dasar dalam penetapan retribusi
28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan dalam operasional Pelabuhan Swarangan
Retribusi Daerah
24 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Sebagai dasar dalam kegiatan pengelolaan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan lingkungan hidup yang dituangkan dalam
Hidup Dokumen RKL dan RPL
25 Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Sebagai dasar untuk proses analisis prakiraan
Kesehatan dampak dan pengelolaannya terkait dengan
aspek kesehatan masyarakat
26 Undang-Undang No. 45 tahun 2009 tentang Sebagai referensi pengelolaan dampak
Perubahan UU No. 31 Tahun 2004 tentang terhadap kegiatan perikanan di sekitar

Pendahuluan I -8
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

No. Peraturan Alasan Digunakan Sebagai Acuan

Perikanan Pelabuhan
Peraturan Pemerintah
27 Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1993 Sebagai acuan dalam pengaturan lalu lintas
tentang Angkutan Jalan kapal saat kegiatan operasional pelabuhan
28 Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 1993 Sebagai acuan tentang prasarana yang harus
Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan disediakan untuk kelancaran lalu-lintas
operasional pelabuhan
29 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1999, Sebagai dasar pengendalian adanya
Tentang Pengendalian Pencemaran dan pencemaran laut
atau Perusakan Laut
30 Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 Sebagai pedoman dalam penanganan limbah
tentang : Perubahan atas Peraturan B3 yang dihasilkan dari kegiatan operasional
Pemerintah No 18 Tahun 1999 Tentang pelabuhan melalui kegiatan kapal
Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan
Berbahaya
31 Peraturan Pemerintah RI No 41 tahun 1999 Sebagai dasar pedoman untuk pengelolaan
tentang Pengendalian Pencemaran Udara dampak kualitas udara
32 Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 1999 Sebagai acuan dalam pengaturan lalu lintas
tentang Angkutan di Perairan RI kapal saat kegiatan operasional pelabuhan
33 Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 2000 sebagai acuan dalam penyusunan Peta Tata
Tentang tingkat ketelitian peta untuk Ruang Wilayah yang digunakan dalam
penataan ruang wilayah pembangunan Pelabuhan Swarangan

34 Peraturan Pemerintah No 150 Tahun 2000 Sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam
Tentang Pengendalian Kerusakan Tanah melakukan pengendalian tanah dala kegiatan
operasionalnya.
35 Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 Berkaitan dengan tata cara pengelolaan B3
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun
36 Peraturan Pemerintah RI No 82 tahun 2001 Sebagai dasar dalam penentuan golongan
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan peruntukan air dan pengelolaan kualitas air
Pengendalian Pencemaran Air
37 Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2002 Berkaitan dengan pengaturan kapal di
tentang Perkapalan Pelabuhan
38 Peraturan Pemerintah RI No 16 Tahun 2004 Sebagai dasar untuk pengaturan tata guna
tentang Penatagunaan Tanah tanah atas lahan yang dimiliki
39 Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006 Berkaitan dengan tata cara pemanfaatan
Tentang Jalan jalan
40 Peraturan Pemerintah RI No 38 Tahun 2007 Sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan
tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan pembangunan oleh Pemerintah Propinsi
Kewenangan Pemerintahan Daerah Sebagai Kalimantan Selatan sebagai pemrakarsa
Daerah Otonom proyek
41 Peraturan Pemerintah RI No 42 Tahun 2008 sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam
Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air mengelola sumber daya air dalam
operasional pelabuhan
42 Peraturan Pemerintah RI No. 61 tahun 2009 Sebagai acuan dalam identifikasi kegiatan di
tentang Kepelabuhanan pelabuhan
43 Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2010 Sebagai acuan dalam merencanakan sistem

Pendahuluan I -9
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

No. Peraturan Alasan Digunakan Sebagai Acuan

tentang Kenavigasian navigasi pelabuhan


44 Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 2010 Sebagai acuan dalam pengaturan angkutan
tentang Angkutan di Perairan perairan di pelabuhan
45 Peraturan Pemerintah RI No 21 Tahun 2010 sebagai acuan bagi pemrakarsa dalam
Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim melindungi lingkungan maritim dalam
operasional Pelabuhan Swarangan
46 Peraturan Pemerintah No 68 Tahun 2010 Sebagai acuan dalam peran pemrakarsa
Tentang Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban dalam Penataan Ruang
Serta Bentuk Dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat Dalam Penataan Ruang
47 Peraturan Pemerintah RI No 38 Tahun 2011 sebagai dasar bagi pemrakarsa dalam
Tentang sungai pengelolaan sungai sekitar akibat adanya
operasional pelabuhan swarangan
48 Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 Berkaitan dengan Kewajiban penyusunan
tentang Ijin Lingkungan AMDAL terhadap rencana Kegiatan
Keputusan /Peraturan Presiden
49 Keputusan Presiden No. 65 Tahun 1980, Berkaitan dengan standar keamanan di laut
tentang “Pengesahan International
Convention for the Safety of Life at Sea
1974” (SOLAS 74)
50 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. Sebagai pedoman dalam tindakan
46/1986 Tentang Pengesahan pencegahan pencemaran air laut akibat
"International Convention for the kegiatan proyek, baik dalam pembangunan
Prevention of Pollution from Ship and The maupun operasionalnya
Protocol International for The Prevention of
Pollution from Ships", 1973
51 Keputusan Presiden No. 34 Tahun 2003, Berkaitan dengan jenis lahan yang dipakai
tentang Kebijakan Nasional di Bidang untuk proyek
Pertanahan
52 Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006, Berkaitan dengan pengadaan tanah untuk
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden umum
No.36 tahun 2005 tentang Pengadaan
Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan
untuk Kepentingan Umum
53 Peraturan Presiden No. 109 Tahun 2006, Berkaitan dengan acuan penangulangan
tentang Penanggulangan Keadaan Darurat tumpahan minyak di lingkungan laut
Tumpahan Minyak di Laut
Peraturan /Keputusan Menteri
54 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor Sebagai dasar dalam menilai kelayakan
528/MENKES/PER/XII/-1982 tentang Syarat- kualitas air tanah jika kegiatan tersebut
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Tanah menggunakan air tanah
yang berhubungan dengan kesehatan
55 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. Sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat- kualitas air bersih/minum yang dapat
Syarat Pengawasan Kualitas Air dikonsumsi oleh masyarakat
56 Peraturan Menteri Agraria/Ka BPN No.2 Berkaitan dengan ijin lokasi
tahun 1999 tentang ijin lokasi
57 Peraturan Menteri Agraria/Ka BPN No.3 Berkaitan dengan Pelimpahan kewenangan

Pendahuluan I -10
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

No. Peraturan Alasan Digunakan Sebagai Acuan

tahun 1999 tentang Pelimpahan Hak Atas Tanah


Kewenangan Pemberian dan Pembatalan
Keputusan Hak Atas Tanah
58 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Sebagai dasar untuk mengkaji dampak–
876/MENKES/PER/2001 tentang Pedoman dampak yang terjadi pada aspek kesehatan
Teknis Analisis Dampak Kesehatan masyarakat
Lingkungan
59 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. Sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan
1405/MenKes/SK/XI/2002 tentang Baku kualitas udara ambient di dalam gedung
Mutu Kualitas Udara Ambien di Dalam fasilitas sisi darat
Ruang
60 Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 4 Berkaitan dengan acuan pencegahan
Tahun 2005 tentang Pencegahan pencemaran dan pemantauan lingkungan
Pencemaran Limbah dari Kapal laut
61 Peraturan Menteri Perhubungan No KB 49
Tahun 2005 tentang Sistem Transforasi
Nasional (SISTRANAS)
62 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Sebagai dasar untuk menyusun Dokumen
Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang AMDAL (ANDAL, RKL, RPL)
Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
63 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Sebagai dasar untuk menapis atau melingkup
Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis proyek atau kegiatan yang wajib AMDAL
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan Yang ataupun tidak wajib AMDAL
Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
64 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. Sebagai dasar dalam perencanaan teknis
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman pembangunan fasilitas sisi darat
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
65 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 12 Sebagai dasar dalam perencanaan
Tahun 2006 tentang Perijinan Pembuangan pembuangan effluent IPAL Pelabuhan
Limbah Ke Laut
66 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 40 Sebagai acuan kegiatan reklamasi kawasan
/PRT/ M / 2007 tentang Pedoman pelabuhan laut
perencanaan tata ruang kawasan reklamasi
pantai
67 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Sebagai dasar acuan pengelolaan konservasi
RI Nomor : PER.16/MEN/2008 tentang daerah pesisir Pantai Swarangan Kabupaten
Perencanaan pengelolaan Wilayah Pesisir Tanah Laut.
dan pulau-pulau kecil.
68 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Sebagai pedoman dalam merencanakan
Hidup Nomor 05 Tahun 2009 tentang pengelolaan limbah di lokasi kegiatan proyek
Pengelolaan Limbah di Pelabuhan pelabuhan
69 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 24 Sebagai dasar penilaian setiap substansi yang
Tahun 2009 Tentang Panduan Penilaian harus dipenuhi dalam penyusunan AMDAL
Dokumen AMDAL

Pendahuluan I -11
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

No. Peraturan Alasan Digunakan Sebagai Acuan

70 Peraturan Menteri Kesehatan No Sebagai dasar dalam penilaian dan


492/Per/MENKES/IV/2010 Tentang Syarat- penentuan kualitas air minum bagi usaha
Syarat Kualitas Air Minum pelabuhan
71 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor sebagai acuan dalam penelaahan khusus
876/Menkes/SK/VII/2001 tentang Pedoman untuk aspek kesehatan masyarakat
Teknis Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan
72 Peraturan Menteri Kesehatan No Sebagai dasar dalam proses pengawasan
736/Per/MENKES/VI/2010 Tentang Syarat- kelayakan kualitas air minum untuk
Syarat Pengawasan Kualitas Air Minum keperluan pelabuhan
73 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Negara sebagai dasar dalam penetapan dasar
Republik Indonesia No. 2 Tahun 2011 penggunaan lahan untuk Pembangunan
tentang Pedoman Pertimbangan Teknis pelabuhan Swarangan.
Pertahanan dalam Penerbitan Izin Lokasi,
Penetapan lokasi dan izin perubahan
penggunaan tanah.
74 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM Berkaitan dengan tata cara pembuatan
215 Tahun 1987 tentang Pengadaan fasilitas penampungan limbah kapal
Fasilitas Penampungan Limbah Kapal
75 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Sebagai dasar menentukan tingkat kebisingan
718/MENKES/PER/IV-/1987 tentang yang dapat diterima oleh masyarakat
Kebisingan Yang Berhubungan Dengan
Kesehatan
76 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM Sebagai dasar referensi dalam merencanakan
22/1990 Tentang Penentuan Pedoman kebutuhan air pelabuhan
Golongan Badan Air yang Dibutuhkan
77 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM Sebagai dasar referensi terhadap penyusunan
75/1994 Tentang Pedoman Teknis Amdal dampak lingkungan kegiatan pembangunan
Kepelabuhanan pelabuhan
79 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Berkaitan dengan tata cara pengukuran
Hidup No. Kep-13/MENLH/3/1995, tentang tingkat emisi sumber tidak bergerak terkait
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak evaluasi dampak
80 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Berkaitan dengan tata cara pengukuran
Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996, tingkat kebisingan terkait evaluasi dampak
tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
81 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Sebagai dasar tolok ukur dari getaran yang
49/ MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat dapat dioperasikan dan aman bagi
Getaran masyarakat sekitar
82 Keputusan Menteri Perhubungan No. 61 Berkaitan dengan tata cara pembuatan
Tahun 1993 tentang Rambu-rambu Lalu- fasilitas penampungan limbah kapal
lintas di Jalan
83 Keputusan Menteri Perhubungan No. 69 Berkaitan dengan peraturan angkutan barang
Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Angkutan Barang di Jalan
84 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. Sebagai dasar dalam mekanisme kegiatan
54 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan bongkar muat

Pendahuluan I -12
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

No. Peraturan Alasan Digunakan Sebagai Acuan

Pelabuhan Laut
85 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM Berkaitan dengan Tatanan pelabuhan
53 Tahun 2002 tentang Tatanan Swarangan
Kepelabuhanan Nasional
86 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM Berkaitan dengan penyelenggaraan
54 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan pelabuhan Swarangan
Pelabuhan Laut
87 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM Berkaitan dengan tata cara penyelenggaraan
56 Tahun 2002 tentang Pelimpahan/ pelabuhan Swarangan oleh Pemerintah
Penyerahan Penyelenggaraan Pelabuhan Kabupaten Tanah Laut
Laut (Unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja)
Kepada Pemerintah Propinsi Pemerintah
Kabupaten/ Kota
88 Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 51 Berkaitan dengan penyelenggaraan
Tahun 2011 Tentang Terminal Khusus dan Pelabuhan Swarangan
Terminal untuk Kepentingan Sendiri
89 Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 25 Berkaitan dengan penyelenggaraan
Tahun 2011 Tentang Sarana Bantu Navigasi Pelabuhan Swarangan
Pelayaran
90 Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 26 Berkaitan dengan penyelenggaraan
Tahun 2011 Tentang Telekomunikasi Pelabuhan Swarangan
Pelayaran
91 Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 68 Berkaitan dengan penyelenggaraan
Tahun 2011 Tentang Alur Pelayaran di Laut Pelabuhan Swarangan
92 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai dasar untuk memberi batasan hasil
Hidup No.112 Tahun 2003 tentang Baku pengolahan limbah domestic yang aman
Mutu Limbah Cair Domestik dibuang ke perairan
93 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai dasar dalam penilaian kondisi
Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang Baku kualitas air laut
Mutu Air Laut
94 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai dasar dalam penilaian kondisi
Hidup No. 179 Tahun 2004 tentang Ralat kualitas air laut
Atas KepMen. Lingkungan Hidup No. 51
Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut
95 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Berkaitan dengan acuan kondisi mangrove di
Hidup No. 200 tahun 2004, tentang Baku sekitar lokasi rencana kegiatan Pelabuhan
kerusakan mangrove Swarangan
96 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Sebagai panduan dalam pelaporan RKL dan
Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Panduan RPL
Pelaporan RKL dan RPL
97 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Sebagai dasar dalam pengelolaan wilayah
No. 16 tahun 2008 tentang perencanaan pesisir dan perairan laut di sekitar pelabuhan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil.
98 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Berkaitan dengan bahan pendukung
Hidup No. 05 tahun 2008 Tentang Pedoman penyusunan dokumen AMDAL
Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup

Pendahuluan I -13
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

No. Peraturan Alasan Digunakan Sebagai Acuan

99 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Berkaitan dengan Pengaturan dan


Hidup No. 05 tahun 2009 Tentang Pengelolaan Limbah di Pelabuhan Swarangan
Pengelolaan Limbah di Pelabuhan
100 Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Berkaitan dengan tata cara pengangkutan B3
Darat No.725 Tahun 2004 tentang,
Pengangkutan B3 di Jalan
101 Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Berkaitan dengan pedoman teknis
Darat No.726 Tahun 2004 tentang, pengangkutan alat berat
Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Pengangkutan Alat Berat di Jalan
Keputusan Kepala Bapedal
102 Keputusan Ka. BAPEDAL Nomor KEP. 056 Sebagai dasar untuk menetapkan kriteria
Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai dampak penting suatu kegiatan
Ukuran Dampak Penting
103 Keputusan Ka. BAPEDAL Nomor 01 Tahun Sebagai pedoman dalam penyimpanan dan
1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan pengumpulan limbah B3 yang dihasilkan dari
Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan operasional pelabuhan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
104 Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep- Sebagai dasar dalam pengelolaan
205/1996 tentang Pedoman Teknis pencemaran udara
Pengendalian Pencemaran Udara dari
Sumber Tidak Bergerak
112 Keputusan Ka. BAPEDAL Nomor KEP. Sebagai dasar dalam menelaah dampak yang
299/11/1996 tentang Pedoman Teknis terkait dengan aspek sosial masyarakat
Untuk Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya
dalam Penyusunan AMDAL
113 Keputusan Ka. BAPEDAL Nomor KEP. Sebagai dasar dalam menelaah dampak yang
124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek terkait dengan aspek kesehatan masyarakat
Kesehatan Masyarakat Dalam Penyusunan
AMDAL
114 Keputusan Ka. BAPEDAL Nomor 08 Tahun Sebagai dasar dalam melakukan kegiatan
2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan sosialisasi media cetak, maupun sosialisasi
Keterbukaan Informasi Dalam Proses Amdal langsung ke masyarakat
Peraturan Daerah /Keputusan Gubenur
115 Peraturan Daerah Prov. Kalimantan Selatan sebagai pedoman bagi pemrakarsa untuk
No 5 Tahun 1992 Tentang Pengelolaan melakukan pengelolaan lingkungan akibat
Lingkungan Hidup Prov. Dati I Kalsel operasional Pelabuhan Swarangan.
116 Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Sebagai dasar penentuan kesesuaian
Selatan No 9 Tahun 2000 tentang Tata penggunaan lahan untuk pembangunan
Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Pelabuhan Swarangan
117 Peraturan Daerah Prov. Kalimantan Selatan sebagai pedoman bagi pemrakarsa untuk
No 2 Tahun 2006 tentang pengelolaan mengelola dan pengendalian pencemaan air
kualitas air dan pengendalian pencemaran akibat operasional Pelabuhan Swarangan
air
118 Peraturan Daerah Prov. Kalimantan Selatan sebagai acuan bagi pemrakarsa dalam
No 24 Tahun 2008 tentang pengawasan dan melindunmgi sumber daya ikan yang ada
perlindungan sumber daya ikan terutama akibat adanya operasional
pelabuhan Swarangan.

Pendahuluan I -14
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

No. Peraturan Alasan Digunakan Sebagai Acuan

119 Peraturan Daerah Prov. Kalimantan Selatan sebagai acuan dalam penetuan posisi
No 17 Tahun 2009 tentang Pembangunan Pembangunan Pelabuhan Swarangan dalam
Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalsel RPIJM
Tahun 2006-2025
120 Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. sebagai dasar untuk pemantauan effluen IPAL
4 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Limbah Pelabuhan Swarangan
Cair Bagi Kegiatan Industri,Hotel,Rumah
Sakit,Domestik Dan Pertambangan
121 Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No Sebagai dasar perencanaan IPAL untuk
043 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Laut Pelabuhan Swarangan
Daerah.
122 Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No Sebagai dasar dalam menetapkan apakah
053 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara terdapat pencemaran udara atau tidak akibat
Amien dan Tingkat Kebisingan. kegiatan yang akan dilakukan
123 Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No Sebagai dasar dalam menetapkan apakah
070 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi terdapat pencemaran udara atau tidak akibat
Sumber Tidak Bergerak dan Batas Ambang kegiatan yang akan dilakukan
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
124 Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No Sebagai dasar dalam melakukan pengelolaan
05 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air pencemaran air
Sungai.
125 Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Sebagai dasar apakah pembangunan sudah
Selatan No 17 Tahun 2009 tentang Rencana sesuai dengan RPJP yang ada.
Pembangunan jangka Panjang (RPJP)
126 Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut No Sebagai dasar penentuan kesesuaian
13 Tahun 1993 tentang Rencana Tata Ruang penggunaan lahan untuk pembangunan
Wilayah Dati II Tanah Laut; Pelabuhan Swarangan
127 Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut No Sebagai dasar bagi pemrakarsa untuk
12 Tahun 2008 tentang Urusan pembangunan pelabuhan Swarangan
pemerintahan yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Tanah Laut.
128 Peraturan Daerah Prov. Kalimantan Selatan Sebagai dasar dalam pengaturan lalu-lintas
No 3 Tahun 2012 Tentang Perubahan kendaraan yang menggunakan fasilitas
Peraturan Daerah Prov. Kalimantan Selatan Pelabuhan Swarangan
No 3 Tahun 2008 tentang Pengaturan
Penggunaan Jalan Umum dan Jalan Khusus
untuk Angkutan Hasil Tambang dan Hasil
Perusahaan Perkebunan
129 Keputusan Bupati Tanah Laut No 958 Tahun Sebagai dasar penetapan lokasi
2010 Tentang penetapan Lokasi Pelabuhan Pembangunan Pelabuhan Swarangan
Umum dan Fasilitas Penunjang
130 Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No Sebagai dasar penetapan lokasi
552.3/00103/Eko pada tanggal 24 Januari Pembangunan Pelabuhan Swarangan
2011 tentang Kesesuaian Rencana Induk
Pelabuhan Pelaihari di Desa Swarangan Kec.
Jorong Kabupaten Tanah Laut dengan RTRW
Provinsi Kalimantan Selatan
131 Rekomendasi Bupati/ c/q Bappeda Sebagai dasar penetapan lokasi

Pendahuluan I -15
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

No. Peraturan Alasan Digunakan Sebagai Acuan

Kabupaten Tanah Laut No. 050.13/252- Pembangunan Pelabuhan Swarangan


VI/Bappeda/2010 Perihal Keterangan Tata
Ruang untuk Rencana Pelabuhan untuk
Akses Jalan (Pelabuhan Swarangan)
132 Rekomendasi Bupati/ c/q Bappeda Sebagai dasar penetapan lokasi
Kabupaten Tanah Laut No. 050.13/462- Pembangunan Pelabuhan Swarangan
/wyus/E/2010 Perihal Surat Keterangan
Tata Ruang untuk Rencana Pembangunan
Pelabuhan di Kec. Jorong
133 Surat Kepala Kantor Perhubungan Kintap No Rencana Induk Pelabuhan Umum berupa Executi
PU.607/1/16/Kpl-Ktp-2010 yang merupakan Summary dan Album peta Tahun 2009 oleh
lampiran surat dari Sekretaris Daerah Departemen Perhubungan yang digunakan
sebagai dasar penetapan lokasipembangunan
Pelabuhan Swarangan.
Sumber : Analisis Konsultan, 2011

1.3.1. Kebijakan dalam Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan


Hakekat pembangunan Indonesia adalah pembangunan untuk manusia seutuhnya, dengan ciri-
ciri pokok-pokok keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhan Maha Pencipta, antara
manusia dengan masyarakat dan antara manusia dengan lingkungan alam. Apapun yang kita
bangun, arah pembangunan kita tidak boleh melepaskan diri kita dari tujuan membentuk
manusia seutuhnya. Di dalam konteks ini keselarasan hubungan antara manusia dengan
lingkungan merupakan salah satu ciri pokoknya. Oleh karena itu, faktor lingkungan dalam suatu
pembangunan harus selalu diperhitungkan dalam segala arah tujuan kegiatan pembangunan.

Faktor lingkungan hidup tidak saja penting sebagai tujuan pembangunan, tetapi juga penting
sebagai dimensi pembangunan. Di dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup, dengan jelas
dicantumkan bahwa kita harus mengembangkan pembangunan berwawasan lingkungan.
Tersimpulkan di sini keharusan cara menggunakan sumber-sumber daya alam yang bijaksana
agar dapat menunjang proses pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, baik sekarang maupun yang akan datang.

Pembangunan juga merupakan upaya sadar untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya
alam guna meningkatkan mutu kehidupan rakyat. Sumber daya alam mempunyai keterbatasan,
baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Sementara kebutuhan manusia terhadap sumber daya
alam semakin meningkat sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk serta meningkatnya
kebutuhan. Sejalan dengan itu, daya dukung lingkungan dapat terganggu dan kualitas lingkungan
hidup dapat menurun.

Pendahuluan I -16
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

Pelaksanaan pembangunan merupakan kegiatan yang mengandung resiko terjadinya perubahan


kualitas lingkungan yang dapat mengganggu fungsi ekosistem dan sosial. Karena itu
pembangunan yang bijaksana harus dilandasi dengan suatu prinsip wawasan lingkungan sebagai
sarana untuk mencapai kesinambungan dan menjadi jaminan bagi generasi sekarang dan yang
akan datang.

Menurut UU No 32 Tahun 2009, kegiatan yang diprakirakan berpotensi memberikan dampak


terhadap lingkungan meliputi :

Perubahan bentuk alam dan bentang alam.


Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui.
Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
pencemaran, kerusakan lingkungan hidup serta kemerosotan sumber daya alam dalam
pemanfaatannya.
Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi alam, lingkungan buatan serta
lingkungan sosial budaya.
Proses dan kegiatan hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya.
Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik.
Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.
Penerapan teknologi yang diprakirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi
lingkungan.
Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan/atau mempengaruhi pertahanan negara.
Secara bertahap pula, Pemerintah Pusat telah mendelegasikan wewenangnya kepada
Pemerintah Daerah, yang dalam hal ini regional (Propinsi Kalimantan Selatan) dan lokal
(Kabupaten Tanah Laut) dalam pemeliharaan lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya
alam secara selektif sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan
hidup, pembangunan berkelanjutan, kepentingan sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal
serta penataan ruang.

Beberapa kebijakan regional maupun lokal yang mendasari penyusunan studi AMDAL beserta
alasannya adalah :

Pendahuluan I -17
Kerangka Acuan (KA-Andal) Pembangunan Pelabuhan Swarangan

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Kalimantan Selatan No 9 Tahun 2000.
Dimana daerah dibangunnya Pelabuhan Swarangan merupaka daerah Kawasan Ekonomi
khusus
2. Peraturan Pemerintah No 61 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan.
3. Keputusan Menteri Perhubungan No KM.53 Tahun 2002 Tentang Kepelabuhan Nasional
4. Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan Republik Indonesia,
No: PC.01/1/2/DP-10, Tanggal 3 Maret 201Perihal Lahan Pelabuhan dan Akses Jalan di
Pelabuhan Pelaihari Kalsel
5. Surat Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanah Laut No:
550/104/Dishubkominfo, tangal 3 Maret 2010, perihal Permohonan Ijin penetapan Lokasi
Tata Ruang Lahan pelabuhan di Desa Swarangan Kecamatan Jorong
6. Surat Camat Jorong abupaten Tanah Laut No. 500/04/Kesmay, Tanggal 5 Maret 2010, perihal
rekomendasi;
7. Rekomendasi Kepala Desa Swarangan Kecamatan Jorong: No 550/07/pem-Sw. Tangal 2
Maret 2010;
8. Surat Keterangan Tata Ruang No: 050.13/252/VI Bappeda/2010 Tanggal 01 Juni Tahun 2010,
Tentang Keterangan Tata Ruang Rencana Pelabuhan Umum dan Akses Jalan.
9. Rekomendasi Bupati Tanah Laut, No: 300/22/Tapem/2010, Tanggal 28 September 2010.

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanah Laut sebagai pemrakarsa
dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pada dasarnya akan mematuhi segala
peraturan perundangan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hudup. Adapun upaya–
upaya yang harus dilakukan oleh pemrakarsa pembangunan Pelabuhan Swarangan Kabupaten
Tanah Laut ini yaitu :
1. Setiap kegiatan yang menyangkut kepentingan orang banyak atau masyarakat luas maka
dalam penggunaan sumber daya alam harus diikuti dengan usaha/langkah yang
mendukung kegiatan dan kepentingan masyarakat di sekitar proyek.
2. Setiap kegiatan yang menyangkut eksploitasi sumber daya alam atau penurunan tingkat
produktivitas SDA harus diikuti/diimbangi dengan tindakan pembinaan, peremajaan, dan
pembinaan secara fisik.
3. Selalu memperhatikan kelestarian ekologi dan kepentingan ekonomi secara seimbang.
4. Senantiasa melakukan evaluasi dan peninjauan terhadap kegiatan yang telah dilakukan
demi terlaksananya kebijakan-kebijakan pembangunan yang baik dan berwawasan
lingkungan.

Pendahuluan I -18

You might also like