You are on page 1of 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ruang Terbuka


Ruang terbuka merupakan suatu tempat atau area yang dapat menampung
aktivitas tertentu manusia, baik secara individu atau secara kelompok
(Hakim,1993). Contoh ruang terbuka meliputi jalan, taman, pedestrian, plaza,
pemakaman, lapangan olahraga. Secara teoritis pengertian ruang terbuka (Open
Space) adalah:
a. Merupakan ruang yang terdiri dari ruang keras (hard space) dibatasi oleh
dinding arsitektural serta digunakan untuk aktfitas sosial dan ruang lunak
(soft space) didominasi oleh lingkungan alam seperti kebun, jalur hijau, dan
taman (Trancik,1986).
b. Merupakan ruang 3 dimensi yang dibatasi oleh berbagai elevasi ketinggian
seperti bangunan dan pohon (Krier,1979).
Dari beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa ruang
terbuka adalah sebuah ruang yang terdiri dari perkerasan ataupun penghijauan
yang dapat menampung berbagai aktivitas manusia didalamnya.
Secara umum, ruang terbuka di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau
dan ruang terbuka non-hijau. Pengertian ruang terbuka hampir sama dengan ruang
terbuka hijau (RTH). Beberapa fungsi sosial ruang terbuka (Open Space) adalah :
a. Tempat bermain terutama bagi anak-anak.
b. Tempat berolahraga.
c. Tempat Berinteraksi sosial masyarakat
d. Ruang untuk mendapatkan udara segar atau bersantai
e. Sebagai pembatas di antara massa bangunan
Beberapa fungsi ekologis ruang terbuka (Open Space) adalah :
a. Menyerap air hujan
b. Memperbaiki, mempengaruhi kualitas udara
c. Menambah nilai arsitektur bangunan
d. Memelihara ekosistem tertentu

Universitas Sumatera Utara


2.2 Ruang Terbuka Hijau
2.2.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau
Pada dasarnya semua aktivitas manusia tidak terlepas dari ruang terbuka
hijau, baik itu anak-anak hingga lanjut usia. Sebagaimana kita ketahui, bahwa
ruang terbuka hijau itu sangat penting salah satunya untuk berinteraksi sosial
manusia. Namun, keberadaan ruang terbuka hijau yang baik sulit di temukan.
Berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
menyatakan bahwa RTH merupakan tempat tumbuh tanaman baik disengaja atau
tidak pada area berbentuk memanjang atau mengelompok. Ruang terbuka hijau
kota merupakan bagian dari ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan
yang diisi oleh tumbuhan dan vegetasi. Manfaat yang di hasilkan RTH kota yaitu
keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut
(Dep. Pekerjaan Umum, 2008).
Keberadaan RTH sangat berperan dalam memperbaiki kualitas hidup
masyarakat. Jika dipandang dari fungsinya, maka ruang terbuka hijau dapat
dimanfaatkan sebagai ruang publik atau ruang tempat berinteraksi manusia. ruang
publik berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan
bersama baik berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan budaya (Darmawan,2006).
Berdasarkan penjelasan Pasal 29 Ayat (1) UU Nomor 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang, bahwa RTH publik merupakan RTH yang dimiliki dan
dikelola oleh pemerintah daerah kota yang digunakan untuk kepentingan
masyarakat secara umum. RTH publik meliputi taman kota, taman pemakaman
umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai. Sedangkan ruang
terbuka hijau privat meliputi kebun atau halaman rumah/gedung milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.

2.2.2 Fungsi dan Peranan Ruang Terbuka Hijau


Secara umum, RTH dibangun secara merata di perkotaan untuk memenuhi
fungsi dari berbagai segi sebagai berikut:
a. Segi sosial, ekonomi, dan budaya, bahwa RTH merupakan tempat rekreasi,
pendidikan, interaksi sosial masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


b. Segi Fisik, bahwa RTH berfungsi sebagai pengatur iklim, penyerapan air
tanah, produsen oksigen, peneduh, penghalang angin, habitat satwa.
c. Segi ekosistem perkotaan, RTH merupakan bagian dari usaha pangan,
produsen oksigen, tanaman berbunga, dan lain-lain.
d. Segi estetis, bahwa RTH berperan untuk meningkatkan nilai keindahan dan
kenyamanan kota. Dapat menciptakan keseimbangan dan keserasian antara
berbagai bangunan, taman kota, jalur hijau jalan, jalur biru kali dan bantaran
rel kereta api (Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan
Umum, 2006).

2.2.3 Manfaat Ruang Terbuka Hijau


Menurut Hakim dan Utomo (2004) bahwa manfaat RTH di wilayah
perkotaan antara lain sebagai berikut :
a. Memciptakan kenyamanan, kesehatan dan keindahan lingkungan sebagai
paru-paru kota.
b. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat kota
c. Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga, dan buah
d. Sebagai tempat tumbuh tumbuhan dan hidup satwa.
e. Berfungsi sebagai area resapan air untuk mengurangi aliran air, menangkap
dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah untuk menjamin kesuburan
tanah serta sebagai area sirkulasi udara perkotaan.
f. Sebagai tempat sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi perkotaan
Dari pernyataan para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa dengan
adanya RTH di perkotaan dapat dikatakan sangat penting karena manusia
memerlukan tempat-tempat yang nyaman, aman, dan indah. Pentingnya RTH
terhadap manusia yaitu agar manusia memiliki tempat untuk berkumpul atau
bersosialisasi.

Universitas Sumatera Utara


2.2.4 Jenis-Jenis Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan tabel 2.1, dapat dilihat bahwa jenis-jenis RTH berdasarkan
fungsi dan aktivitas sebagai berikut:

Tabel 2.1 Jenis-Jenis RTH

No Jenis RTH Fungsi Aktivitas


1. Taman Kota - Paru-Paru Kota - Rekreasi
- Konservasi air tanah
2. Taman Wisata Alam - Pelestarian tumbuhan - Rekreasi
dan hewan
3. Taman Rekreasi - Sarana rekreasi tanpa - Olahraga
di batasi oleh - Bermain
bangunan - Bersantai
4. Taman Lingkungan - Peredam kebisingan - Bersosialisasi
Perumahan/ - Area interaksi sosial masyarakat
Permukiman - Area bermain dan - Berkumpul, Bersantai
olahraga - Bermain, Olahraga
5. Taman Lingkungan - Taman untuk - Upacara
Perkantoran Beristirahat - Olahraga
- Sirkulasi udara - Area parkir
6. Taman Hutan Raya - Pelestarian tumbuhan - Rekreasi
dan hewan - Penelitian
- Untuk kepentingan
penelitian
- Area Pariwisata
7. Hutan Kota - Habitat satwa liar - Kehidupan satwa liar
- Menciptakan
lingkungan sehat,
nyaman, sejuk
8. Hutan Lindung - Mencegah banjir - Kawasan dijaga ketat.
- Mengatur kualitas air
- Keseburan tanah
9. Bentang Alam - Pengaman kawasan - Tempat rekreasi, tempat
lindung perkotaan, mendaki
pengendali air
10. Cagar Alam - Kawasan penelitian - Meneliti
dan pengembangan
ilmu

Universitas Sumatera Utara


11. Kebun Raya - Kawasan hijau untuk - Meneliti
penelitian

12. Kebun Binatang - Tempat rekreasi - Atraksi hewan pelihara


- Sebagai area - Rekreasi
Penelitian - Meneliti

13. Pemakaman Umum - Area pemakaman - Pemakaman


- Area penghijauan - Berziarah
14. Lapangan Olahraga - Tempat bermain - bersosialisasi
- Area olahraga - berolahraga
- Meningkatkan kualitas - berkumpul
lingkungan
15. Lapangan Upacara - Area upacara - Kegiatan upacara
16. Parkir Terbuka - Sirkulasi Kota - Parkir
17. Lahan Pertanian - Sebagai Area Pangan - Penanaman
Perkotaan - Pengolahan
- Distribusi Pangan
18. Jalur Tegangan - Jalur pengaman - Penghijauan
Tinggi tegangan tinggi
19. Sempadan - Area Penyerapan - Penghijauan
- Area Penghijauan
- Area perlindungan
dari bencana
20. Jalur Pengaman - Pengaman ruang - Pedestrian
Jalan disamping lalu lintas
21. Jalur Hijau - Budidaya tanaman - Penghijauan
22. Daerah Penyangga - Peredam kebisingan - Penghijauan
- melindungi area
sekitar apabila terjadi
bencana
23. Taman Atap - Atap bangunan - penghijauan
- Peneduh - taman di atap bangunan
- mengurangi
kebisingan

(Sumber: Peraturan Menteri No1 Tahun 2007)

10

Universitas Sumatera Utara


2.3 Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kepemilikan
Berdasarkan tabel 2.2, dapat dilihat bahwa klasifikasi jenis RTH
berdasarkan kepemilikan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kepemilikan RTH


RTH RTH
No. Jenis
Publik Privat
RTH Pekarangan
a. Pekarangan rumah tinggal 
1
b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha 
c. Taman atap bangunan 
RTH Taman dan Hutan Kota
a. Taman RT  
b. Taman RW  
c. Taman Kelurahan  
2
d. Taman Kecamatan  
e. Taman Kota 
f. Hutan Kota 
g. Sabuk hijau (green belt) 
RTH Jalur Hijau Jalan
a. Pulau Jalan dan Median Jalan  
3
b. Jalur Pejalan Kaki  
c. Ruang dibawah jalan layang 
RTH Fungsi Tertentu
a. RTH sempadan rel kereta api 
b. Jalaur hijau jaringan listrik tegangan tinggi 
4 c. RTH sempadan sungai 
d. RTH sempadan pantai 
e. RTH pengamanan sumber air baku/ mata air 
f. Pemakaman 

(Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008)

2.3.1 Ruang Terbuka Hijau Publik


Ruang terbuka hijau (RTH) Publik adalah RTH yang lokasi lahannya
merupakan milik pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum serta
dikelola oleh pemerintah. Yang termasuk RTH Publik adalah taman kota, taman
lingkungan, taman pemakaman, pedestrian, jalur hijau sepanjang jalan, pantai,
sungai, kereta api.

11

Universitas Sumatera Utara


2.3.2 Ruang Terbuka Hijau Privat
Ruang terbuka hijau (RTH) Privat adalah RTH yang lokasi lahannya
merupakan milik individual atau pribadi serta dikelola oleh pihak swasta/
perseorangan yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang oleh pemerintah
daerah. Yang termasuk RTH Privat adalah halaman rumah milik swasta/
masyarakat yang ditanami tumbuhan.

2.4 Nilai-Nilai Ruang Terbuka Hijau


Wijanarko (2006) mengungkapkan bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam RTH meliputi nilai ekologis dan alam, nilai psikologis, nilai sosial-budaya
serta nilai estetika. Nilai ekologis dari RTH adalah sebagai tempat yang
menyediakan udara segar, menyerap gas karbondioksida(CO2), menahan angin
dan dapat mengurangi tingkat kebisingan yang disebabkan oleh kendaraan
ataupun sumber lainnya.
Nilai psikologis dari RTH adalah sebagai tempat berkumpul keluarga,
tempat bermain anak-anak, serta dapat dijadikan sebagai tempat untuk
melepaskan lelah atau stress. Nilai sosial-budaya yang terkandung dalam RTH
adalah sebagai tempat atau ruang untuk interaksi sosial antar masyarakat sehingga
nilai sosial dapat tumbuh dan berkembang pada RTH.
Nilai estetika dari ruang terbuka hijau adalah dengan adanya berbagai jenis
vegetasi yang ditata dengan rapi dapat menciptakan kenyamanan visual. Adanya
variasi tanaman mulai dari rumput-rumputan hingga pohon tinggi dapat
menambah nilai estetika pada RTH.

2.5 Fasilitas Pendukung Ruang Terbuka Hijau


Menurt Rubenstein (1992), mengemukakan bahwa fasilitas/ elemen
pendukung RTH sebagai berikut:
a. Ground Cover, adalah elemen utama sebagai penutup tanah berupa tekstur,
material. Adapun dari segi material dibedakan atas 2 (dua),yakni:
 Material Keras : batu-bata, paving, aspal
 Material Lunak : rumput dan tanah liat

12

Universitas Sumatera Utara


b. Bangku (tempat duduk), diperlukan untuk beristirahat atau bersantai
menikmati suasana taman. Bangku dapat dibuat dari besi, kayu, batu atau
beton dan memiliki sandaran. Umumnya bangku yang baik memiliki
ketinggian 37,5 - 45cm.
c. Tanaman peneduh, berfungsi sebagai peneduh terhadap sinar matahari dan
hujan, mengurangi kebisingan, polusi kendaraan bermotor, dan memperindah
kawasan.
d. Tempat sampah, merupakan prasarana dalam menjaga kebersihan lingkungan
taman.
e. Jam, apabila ditempatkan pada posisi yang tepat dapat menjadi landmark di
taman.
f. Lampu, dimana berfungsi sebagai penerangan bagi pengguna ruang terutama
pada malam hari.
g. Sculpture, berfungsi sebagai penambah estetika dan vocal point (menarik
perhatian mata). Contohnya: patung, air mancur.

2.6 Kebijakan Dan Standar Ruang Terbuka Hijau


Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengharuskan
proporsi ruang terbuka hijau sebanyak 30% dengan rincian sebesar 20% ruang
terbuka hijau publik, dan 10% ruang terbuka hijau privat dari luas wilayahnya.
Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin ekosistem kota.
Standar kebutuhan RTH menurut peraturan menteri pekerjaan umum
No.05/PRT/M/2008 berdasarkan jumlah penduduk dapat dibagi kedalam beberapa
unit lingkungan. Penyediaan RTH berdasarkan jumlah penduduk dapat dilihat
pada Tabel 2.3.

13

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.3 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Luas Luas
Unit
No. Tipe RTH Min/Unit Min/Ka Lokasi
Lingkungan
(m2) pita (m2)
Di tengah lingkungan
1 250 jiwa Taman RT 250 1,0
RT
Di pusat kegiatan
2 2500 jiwa Taman RW 1250 0,5
RW
Dikelompokkan
Taman
3 30.000 jiwa 9000 0,3 dengan sekolah/pusat
Kelurahan
kelurahan
Dikelompokkan
Taman
24.000 0,2 dengan sekolah/pusat
4 120.000 jiwa kecamatan
kecamatan
Pemakaman Disesuaikan 1,2 Tersebar
Di pusat
Taman Kota 144.000 0,3
wilayah/kota
Di dalam/kawasan
5 480.000 jiwa Hutan Kota Disesuaikan 4,0
pinggiran
Untuk fungsi Disesuaikan dengan
Disesuaikan 12,5
tertentu kebutuhan

(Sumber: Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2008)

2.7 Kebijakan Pada Rumah Susun


Dalam UU Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun, menetapkan
bahwa persyaratan keandalan bangunan rumah susun meliputi:
a. Persyaratan kenyamanan, meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan
antarruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta terhadap tingkat
getaran dan tingkat kebisingan.
b. Persyaratan keselamatan, merupakan kemampuan bangunan rumah susun
untuk mendukung beban muatan serta untuk mencegah dan menanggulangi
bahaya kebakaran dan bahaya petir.
c. Persyaratan kesehatan, meliputi sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi,
dan penggunaan bahan bangunan.

14

Universitas Sumatera Utara


d. Persyaratan kemudahan. Meliputi kemudahan hubungan ke, dari, dan di
dalam bangunan rumah susun serta sarana dan prasarana dalam pemanfaatan
bangunan rumah susun.
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun, menetapkan
tentang prasarana, sarana, dan utilitas di lingkungan rumah susun sebagai berikut:
a. Prasarana merupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian rumah
susun yang memnuhi standar tertentu untuk kebutuhan tempat tinggal yang
layak, sehat, aman, dan nyaman meliputi drainase, jaringan jalan, sanitasi, air
bersih, dan tempat sampah.
b. Sarana merupakan fasilitas dalam lingkungan hunian rumah susun yang
berfungsi sebagai pendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan
sosial, ekonomi, dan budaya meliputi sarana umum (ruang terbuka hijau,
tempat rekreasi, sarana olahraga, tempat pemakaman umum, sarana
pemerintahan, dan lain-lain) dan sarana ekonomi (kesehatan, pendidikan,
peribadatan, dan perniagaan).
c. Utilitas Umum merupakan kelengkapan penunjang untuk pelayanan
lingkungan hunian rumah susun yang mencakup jaringan listrik, jaringan gas,
dan jaringan telepon.

2.8 Kenyamanan
2.8.1 Definisi Kenyamanan
Hakim (1993) menyatakan bahwa kenyamanan adalah segala sesuatu yang
memperlihatkan dirinya sesuai dan harmonis dengan penggunaan suatu ruang,
baik ruang itu sendiri maupun dengan berbagai bentuk, tekstur, warna, simbol
maupun tanda, suara dan bunyi kesan, intensitas dan warna cahaya maupun bau,
atau apapun juga. Dengan kata lain kenyamanan merupakan kepuasan manusia
dalam melaksanakan suatu aktivitas di suatu ruang.
Kenyamanan merupakan salah satu bentuk kepuasan manusia dalam
menyikapi sesuatu. Apabila manusia merasa nyaman dalam suatu ruang baik itu
ruang terbuka hijau, maka manusia akan senantiasa berada di ruang tersebut
dalam kurun waktu yang lama dan terus-menerus. Dengan adanya manusia yang

15

Universitas Sumatera Utara


berada pada suatu ruang dalam jumlah yang banyak, maka fungsi dari ruangan
tersebut dapat tercipta salah satunya yaitu interaksi sosial.

2.8.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan


Menurut Hakim (1993), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kenyamanan adalah:
a. Sirkulasi
Sirkulasi sangat berpengaruh terhadap pola pergerakan dari ruang yang
satu ke ruang yang lain. Sirkulasi yang kurang baik berpengaruh terhadap
kenyamanan manusia. Pembagian sirkulasi menurut fasilitasnya adalah sebagai
berikut :
- Sirkulasi Manusia, yaitu meliputi jalur pedestrian yang saling berhubungan
dengan aktivitas di dalamnya. Hal ini perlu di perhatikan dalam perencanaan
sirkulasi manusia adalah lebar jalan, fasilitas penyeberangan, penambahan
nilai estetika, dan lain-lain.
- Sirkulasi Kendaraan, meliputi jalur distribusi (jalur cepat) dan jalur akses
(jalur lambat). Hubungan kedua jalur ini yang harus diperhatikan adalah
rambu lalu lintas dan ruang parkir yang disesuaikan dengan keadaan site.

b. Daya alam atau iklim


Salah satu hal yang mempengaruhi kenyamanan secara thermal adalah
radiasi matahari, angin, curah hujan
- Sinar Matahari berpengaruh pada daerah tropika terutama pada siang hari
maka perlu adanya peneduh. Dengan adanya peneduh, diharapkan sinar
matahari langsung dapat berkurang. Terutama pada area olahraga terbuka
seperti lapangan basket perlu disesuaikan letak orientasi lapangan terhadap
matahari. (Lihat pada Gambar 2.1).

16

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 Ilustrasi Pengaruh Sinar Matahari
(Sumber: Hakim,1993)

- Angin pada suatu daerah perlu diperhatikan agar tercipta ruang yang nyaman
dan sejuk. Pada area terbuka perlu adanya penghalang angin (pohon) agar
kecepatan angin dapat dikurangi sehingga suasana nyaman dapat tercipta.

Gambar 2.2 Ilustrasi Pengaruh Angin


(Sumber: Hakim,1993)

b. Kebisingan
Pada daerah yang padat penduduk dan industri, maka kebisingan
merupakan salah satu masalah yang mengganggu kenyamanan penduduk sekitar.
Hal ini dapat dikurangi dengan menanam tanaman-tanaman tertentu sebagai
elemen penyaring kebisingan. (Lihat Gambar 2.3).

17

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.3 Ilustrasi Pengaruh Kebisingan
(Sumber: Hakim,1993)

c. Bau-bauan
Pada daerah pembuangan sampah, maka bau yang tidak sedap dapat
tercium oleh orang yang berada atau melalui daerah tersebut. Hal ini dapat
dikurangi dengan ditanami pohon atau semak yang dapat mengurangi bau. (Lihat
Gambar 2.4)

Gambar 2.4 Ilustrasi Pengaruh Bau-Bauan


(Sumber: Hakim,1993)

d. Bentuk
Faktor kenyamanan bentuk yang dimaksud yaitu dari segi perencanaan
konstruksinya seperti bentuk bangku/ kursi, lampu taman, susunan bentuk tempat
duduk. Perencanaan bentuk yang kurang baik juga berpengaruh terhadap
kenyamanan penggunanya seperti posisi duduk yang tidak nyaman. (Lihat
Gambar 2.5).

18

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.5 Ilustrasi Bentuk Tempat Duduk
(Sumber: Rutledge,1986)

Pemilihan bentuk tempat duduk perlu diperhatikan untuk tercapai


kenyamanan pengguna dalam berinteraksi sosial. Menurut Rutledge (1981),
bentuk tempat duduk dibagi beberapa tipe sebagai berikut:
- Circle (lingkaran), cocok untuk individu (privasi) dan berpasangan, tetapi
memiliki kekurangan apabila duduk lebih dari 2 (dua) orang. (Lihat
Gambar 2.6).

Gambar 2.6 Bentuk Circle


(Sumber: Rutledge,1981)

- Curve (kurva), pada bentuk ini hanya satu sisi yang bisa dipergunakan. Sisi
yang baik digunakan untuk duduk kelompok yaitu sisi cekung. (Lihat
Gambar 2.7).

19

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.7 Bentuk Curve
(Sumber: Rutledge,1981)

- Straight Slab (Memanjang), bentuk ini baik digunakan untuk duduk sendiri
maupun berpasangan, tetapi kurang baik jika duduk berkelompok. (Lihat
Gambar 2.8).

Gambar 2.8 Bentuk Straight Slab


(Sumber: Rutledge,1981)

- Single Pod (Tunggal), bentuk ini baik untuk 2-4 orang secara individual.
Tetapi sulit untuk interaksi berpasangan. (Lihat Gambar 2.9).

Gambar 2.9 Bentuk Single Pod


(Sumber: Rutledge,1981)

20

Universitas Sumatera Utara


- Single Jogs (siku tunggal), bentuk ini baik di gunakan untuk berpasangan,
tetapi untuk berkelompok kurang baik karena jarak orang 1 dan 4 cukup jauh.
(Lihat Gambar 2.10).

Gambar 2.10 Bentuk Single Jogs


(Sumber: Rutledge,1981)

- Multi Jogs (berliku-liku), bentuk ini merupakan bentuk yang paling baik
diantara yang lain. karena bentuk ini dapat menampung pengguna individu,
berpasangan, maupun berkelompok secara bersamaan. (Lihat Gambar 2.11).

Gambar 2.11 Bentuk Multi Jogs


(Sumber: Rutledge,1981)

e. Keamanan
Faktor keamanan merupakan salah satu masalah yang penting karena
masalah ini dapat menghambat aktivitas yang akan dilakukan. Faktor keamanan
yang dimaksud tidak sebatas kejahatan saja tetapi juga terhadap hal-hal lain

21

Universitas Sumatera Utara


misalnya keamanan bermain anak-anak maupun terhadap pengguna ruang lainnya.
(Lihat Gambar 2.11).

Gambar 2.12 Ilustrasi Keamanan Area Bermain


(Sumber: Rutledge,1986)

f. Kebersihan
Faktor kebersihan merupakan sesuatu yang dapat menambah nilai
ketertarikan suatu tempat serta menambah nilai kenyamanan daerah tersebut,
karena bebas dari sampah dan bau-bauan yang tidak menyenangkan. Untuk
memenuhi hal tersebut perlu disediakan tempat pembuangan sampah di tempat-
tempat tertentu.

h. Keindahan (estetis)
Faktor Keindahan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam hal
penciptaan kenyamanan karena keindahan dapat mencakup masalah kepuasan
batin dan panca indera sehingga rasa nyaman dapat di peroleh. Salah satu hal agar
keindahan dapat dicapai adalah dengan mempergunakan variasi bentuk tanaman.

Selain itu, berdasarkan Project For Public Space bahwa faktor


kenyamanan meliputi persepsi tentang keselamatan, kebersihan, ketersediaan
tempat duduk. Adapun faktor kenyamanan yang dimaksud dalam mengevaluasi
faktor kenyamanan pada suatu tempat (taman lingkungan) sebagai berikut:
a. Aman, segi keamanan yang dimaksud adalah terbebas dari kriminalitas.
b. Bersih, yaitu bahwa taman lingkungan terbebas dari sampah.

22

Universitas Sumatera Utara


c. Area hijau, yang dimaksud adalah taman lingkungan memiliki penghijauan
yang baik.
d. Tenang, bahwa pengguna ruang merasa tenang pada saat berada di taman
lingkungan.
e. Aksesibilitas, yang dimaksud adalah area taman lingkungan mudah dijangkau
bagi penggunanya.
f. Area duduk, yaitu memiliki area duduk yang tepat, kapasitas tempat duduk
yang tepat bagi penggunanya dalam melakukan aktivitas.
g. Menarik atau unik, yaitu taman lingkungan memiliki kesan yang baik bagi
pengguna ruang.

23

Universitas Sumatera Utara

You might also like