You are on page 1of 33

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Gizi sering disebut pula nutrisi diartikan sebagai sebuah proses dalam
tubuh makhluk hidup untuk memanfaatkan makanan guna pembentukkan energi,
tumbuh kembang dan pemeliharaan tubuh. Ilmu yang mempelajari proses tersebut
disebut ilmu gizi. Nutrien atau zat-zat gizi merupakan substansi biokimia yang
digunakan tubuh dan harus diperoleh dengan jumlah yang adekuat dari makanan
yang kita makan.

Dalam rumah sakit terdapat beberapa istilah lain yang berhubungan


dengan gizi seperti diet rumah sakit, perencanaan makan, status gizi, terapi diet,
nutrisi enteral dan parenteral. Diet adalah pengaturan jumlah dan jenis makanan
yang dimakan setiap hari agar seseorang tetap sehat. Status gizi merupakan
keadaan kesehatan yang ditentukan oleh nutrient yang diterima dan dimanfaatkan
oleh tubuh. Terapi diet merupakan preskripsi atau terapi yang memanfaatkan diet
yang berbeda dengan diet orang normal untuk mempercepat kesembuhan dan
memperbaiki status gizi. Berbeda dengan pemberian obat, pemberian makanan
memiliki makna emosional dan simbolik bagi banyak orang. Ilmu kedokteran
modern berpandangan bahwa nutrisi enteral dan parenteral bukan lagi pemberian
makan melainkan sudah menjadi terapi medis seperti halnya pengobatan dan
tindakan medis yang lain. Pola makan seseorang berkaitan erat dengan budaya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang memilih


makanannya. Faktor-faktor tersebut adalah kesenangan serta ketidaksenangan
(food like and dislike), kebiasaan (food habit), daya beli serta ketersediaan
makanan (purchasing power and food avaibility), kepercayaan serta ketakhayulan
(food believe and food fadism), aktualisasi diri (self-actualization), faktor agama

1
serta psikologis, dan yang paling akhir serta sering dianggap tidak penting,
pertimbangan gizi serta kesehatan.

Riset diet rendah garam meliputi :

1. Pengertian

Yang dimaksud dengan garam dalam diet garam rendah adalah garam
natrium seperti yang terdapat didalam garam dapur (NaCl), soda kue
(NaHCO₃), bakin, natrium benzoat, dan vetsin (mono natrium glutamat).

Asupan makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium


yang dibutuhkan, sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari.
WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6
gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium).

Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium


klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga
menyebabkan edema atau asites dan atau hipertensi. Penyakit-penyakit
tertentu seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, dekompensasio kordis,
toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial dapat menyebabkan gejala
edema atau asites dan atau hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan
garam natrium perlu dibatasi.

2. Tujuan Diet

Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi


garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada
hipertensi.

2
3. Syarat Diet

Syarat-syarat diet garam rendah adalah :

1. Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.


2. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau
air dan atau hipertensi

B. Pedoman Diet Rumah Sakit

Di rumah sakit terdapat pula pedoman diet tersendiri yang akan


memberikan rekomendasi yang lebih spesifik mengenai cara makan yang
bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan atau mempertahankan status gizi
pasien, tetapi juga untuk mencegah permasalahan seperti diare akibat intoleransi
terhadap jenis makanan tertentu. Dalam perkembangannya, diet dalam konteks
upaya mengatur asupan nutrisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

 Menurunkan Berat (massa) badan misalnya bagi model atau aktris yang ingin
menjaga penampilannya.
 Meningkatkan Berat (massa) badan misalnya bagi olahragawan atau atlet
binaraga yang ingin meningkatkan massa otot.
 Pantang terhadap makanan tertentu misalnya bagi penderita diabetes(rendah
karbohidrat dan gula).
Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung
unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun
kuantitas (jumlahnya). Direktorat gizi Depkes pada tahun 1995 telah
mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
Diet gizi seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi bagi ibu hamil yang terdiri dari menu yang beraneka ragam makanan
dalam jumlah dan proprosi yang sesuai.

3
C. Masalah

Masalah yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Asupan zat gizi seimbang pasien yang sesuai dengan pasien


2. Ketidasesuaian diet dengan konsumsi zat gizi seimbang pasien
3. Tingkat pengetahuan gizi seimbang yang sesuai dengan pasien

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai


kebiasaan makan dan kesesuaian diet pasien. Membantu pasien dalam membuat
kebijakan untuk memberikan pengetahuan gizi yang seimbang.

D. Ruang Lingkup telaah

Perawat merupakan profesi yang unik, profesi yang menangani respon


manusia dalam menghadapi masalah kesehatan, dan secara esensial menyangkut
kebutuhan dasar manusia.

Perawat harus dapat mengkaji kapan suati data indikasi adanya masalah,
dan perlakan seperti apa untuk mengatasi masalah kesehatannya dan memenuho
kebutuhna dasarnya. Keperawatan pada dasarnya adalah human science and
human care; dan caring menyangkut upaya memperlakukan klien secara
manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,
1985).

4
E. Peran Perawat Sebagai Pendidik

1. Peran Edukator
a. Pembelajaran yang merupakan dasar dari semua tahap kesehatan dan
tingkat pencegahan.
b. Perawat harus mampu mengajarkan tindakan peningkatan
kesehatan,pencegahan penyakit,memberikan info yang tepat tentang
kesehatan.
c. Peran Pengamat Kesehatan

Mengkoordinir monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada


individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menyangkut masalah
kesehatan melalui kunjungan rumah,pertemuan, observasi, dan
pengumpulan data.

2. Peran Koordinator Pelayanan Kesehatan

Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya


pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai
tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lain sehingga
pelayanan yang diberikan merupakan kegiatan yang menyeluruh.

3. Peran Koordinator

Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan


kesehatan yang diterima oleh keluarga dan bekerja sama dengan keluarga
dalam perencanaan pelayanan keperawatan sebagai penghubung dengan
institusi pelayanan kesehatan lainnya,supervise terhadap asuhan
keperawatan yang dilaksanakan anggota tim

5
4. Peran Pembaru

Perawat dapat berperan sebagai inavator terhadap individu


keluarga dan masyarakat dalam merubah perilaku dan pola hidup yang
berkaitan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

5. Peran Fasilitator

Perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk


memecahkan masalah kesehatan,diharapkan perawat dapat memberikan
solusi mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

F. Standar makanan untuk pemenuhan gizi pada pasien

1. Makanan Biasa

Makanan biasa diberikan kepada penderita yang tidak memerlukan


makanan khusus berhubung dengan penyakitnya. Susunan makanan sama
dengan makanan orang yang sehat hanya tidak diperbolehkan makanan
yang merangsang atau yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
Makanan ini cukup kalori, protein dan zat-zat gizi lain.
Bahan makanan yang diberikan sehari-hari:

Jenis makanan Berat (gram) Ukuran

Beras 350 5 gelas nasi

Daging 100 2 potong sedang

Telur 50 1 butir

Tempe 100 4 potong sedang

Kacang hijau 25 2 1/2 sdm

6
Sayuran 200 2 gelas

Buah 150 2 buah pisang sedang

Minyak 25 2 ½ sdm

Gula pasir 25 2 ½ sdm

Nilai Gizi
Kalori 2230 (wanita = 2050)

Protein 75 g

Lemak 53 g

Hidrat arang 365 g

Kalsium 0,45 g

Besi 24 mg

Vitamin A 6139 SI

Thiamin 1,2 mg

Vitamin C 87 g

2. Makanan Lunak

Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi


tertentu pada penyakit infeksi dengan kenaikan suhu badan tidak terlalu
tinggi. Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan
langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari makanan
7
saring ke makanan biasa. Makanan ini mudah dicerna, rendah serat dan
tidak mengandung bumbu yang merangsang. Makanan ini cukup kalori,
protein dan zat-zat gizi lainnya.

Bahan makanan yang diberikan sehari-hari

Jenis makanan Berat (gram) Ukuran


Beras 250 5 gelas nasi tim

Daging 100 2 potong sedang

Telur 50 1 butir

Tempe 100 4potong sedang

Kacang hijau 25 2 ½ sendok makan

Sayuran 200 2 gelas

Buah 150 2 buah pisang sedang

Minyak 25 2 ½ sdm

Gula pasir 40 4 sdm

Susu 400 2 gelas

Nilai gizi

Kalori 2180

Protein 81 g

Lemak 66 g

8
Hidrat arang 318 mg

Kalsium 1g

Besi

Vitamin A 29,3 mg

Thiamin 6659 SI

Vitamin C 1,4 mg

97 g

3. Makanan Saring

Makanan saring diberikan kepada penderita sesudah mengalami


operasi pada infeksi akut, termasuk infeksi saluran pencernaan seperti
gastro enteritis dan pada kesukaran menelan. Menurut keadaan penyakit,
keadaan saring dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan
perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Makanan ini diberikan
untuk jangka waktu pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi,
terutama kalori dan thiamin.Bahan makanan yang diberikan sehari-hari

9
Jenis makanan Berat (gram) Ukuran
Beras 90 3 gelas bubur saring

Maizena 15 3 sdm

Daging 100 ½ gelas saring

Telur 100 2 butir

Tahu 75 ½ buah besar

Sayuran 100 1 gelas saring

Buah 200 1 gelas pepaya saring

Margarine 30 3 sdm

Gula pasir 60 6 sdm

Susu 800 4 gelas

Nilai Gizi

Kalori 1900

Protein 72 g

Lemak 83 g

Hidrat arang 223 g

Kalsium 1,3 g

Besi 25,6 mg

10
Vitamin A 9700 SI

Thiamin 0,8 mg

Vitamin C 176

4. Makanan Cair
Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu,
dalam keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun dengan suhu
badan sangat tinggi atau infeksi akut.
Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang tidak merangsang dan
tidak meninggalkan sisa. Nilai gizi sangat rendah, sehingga pemberiannya
dibatasi selama 1-2 hari saja.
Makanan yang boleh diberikan : teh, kopi, kaldu jernih, air bubur
kacang hijau, sari buah, sirup dan gula pasir.

11
G. Standar Makanan Khusus

1. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)

a. Tujuan : Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi


kebutuhan kalori dan protein yang bertambah gubna mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat
badan hingga mencapai normal.
b. Syarat - Syarat :

a.) Tinggi kalori


b.) Tinggi protein
c.) Cukup mineral dan vitamin
d.) Mudah dicerna
c. Macam - Macam Diet Dan Indikasi Pemberian
Diet tinggi kalori dan tinggi protein diberikan kepada penderita :
a.) Gizi kurang : defisiensi kalori protein dan anemia.
b.) Hyperthyroid
c.) Sebelum dn sesudah operasi tertentu : bila dapat menerima
makanan lengkap.
d.) Baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi atau penyakit
berlangsung lama dan setelah dapat menerima makanan
lengkap.
e.) Trauma, combustion atau mengalami pendarahan banyak.
f.) Hamil dan postpartum.
Menurut keadaan penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam
diit tinggi kalori tinggi protein (TKTP) dibawah ini:
TKTP 1 : Kalori = 2600, protein = 100g (2g/kg berat badan)
TKTP 2 : Kalori = 3000, protein = 125 g (2 ½ g/kg berat badan).

12
2. Diet Rendah Kalori
a. Tujuan : Memberikan makan rendah kalori guna menurunkan berat
badan hingga normal.
b. Syarat - Syarat :
a.) Kalori dikurangi sebanyak 500-1000 dibawah kebutuhan
normal. Ini akan menyebabkan penurunan berat badan ½-1 kg
perminggu. Pengurangan kalori dilakukan dengan pengurangan
hidrat arang dan lemak.
b.) Protein normal atau sedikit diatas kebutuhan normal yaitu 1-1
½ g/kg berat badan.
c.) Cukup mineral dan vitamin.
d.) Tinggi serat atau memberi rasa kenyang.
c. Macam Diet Dan Indikasi Pemberian :
Diet rendah kalori diberikan pada kegemukan atau bila
kebutuhan kalori menurun, seperti pada hypothyroid, istirahat ditempat
tidur pada jangka waktu yang lama dan pada usia lanjut.
Makanan ini cukup mengandung zat gizi (kecuali diit 1200
kalori kebawah yang kurang dalam vitamin B kompleks)

Diit rendah kalori 1 : 1200 kalori.

Diit rendah kalori 2 : 1500 kalori.

Diit rendah kalori 3 : 1700 kalori.

3. Diet Rendah Garam

a. Tujuan : Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam


jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi.
b. Syarat - Syarat :

a.) Cukup kalori, protein, mineral dan vitamin.


b.) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit.
13
c.) Jumlah natrium yang diperoleh disesuaikan dengan berat
tidaknya retensi garam atau air dan hipertensi.

c. Macam Diit Dan Indikasi Pemberian :

Diit rendah garam diberikan pada penderita eodema atau


hipertensi sebagai mana ada penyakit decompensation cordis, cirrhosis
hepatitis, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan dan
hypertensi esensiil.

Diit ini mengandung zat gizi sesuai dengan keadaan dan


penyakit, dapat diberikan berbagai tingkat diit rendah garam.

a.) Diit rendah garam 1 (200-400 mg Na) : dalam pemasakan tidak


ditambah garam dapur. Bahan makanan tinggi natrium
dihindarkan. Makanan ini diberikan kepada penderita dengan
eodema, ascites dan atau hypertensi berat.
b.) Diit rendah garam 2 (600-800 mg Na) : pemberian makanan
sehari sama dengan diet rendah garam 1. Dalam pemasakan
dibolehkan menggunakan ¼ sdt garam dapur (1g). Bahan
makanan tinggi natrium dihindarkan makanan ini diberikan
kepada penderita eodema ascites dan atau hypertensi tidak
terlalu berat.
c.) Diit rendah garam 3 (1000-1200 mg Na) : pemberian makanan
sehari sama dengan rendah garam 1. Dalam pemasakan
dibolehkan menggunakan 1 sdt (2g) garam dapur. Makanan ini
diberikan kepada penderita eodema ascites dan atau hypertensi
ringan.

Cara memilih bahan makanan : makanan biasa rata-rata


mengandung 2800-6000 mg natrium sehari, yang ekivalen dengan
7-15 gram natrium chloride. Sebagian besar natrium berasal dari

14
garam dapur, selebihnya dari bahan makanan asli. Diit rendah
rendah garam membatasi konsumsi garam dapur dan bahan
makanan yang mengandung natrium tinggi.

4. Diit Makanan Pra-Bedah

Pemberian diit sebelum oprasi tergantung dari keadaan umum


penderita, macam operasi yang akan dilakukan dan segera tidaknya
operasi dilakukan.

Operasi mendadak tidak membutuhkan diit tertentu sebelumnya.


Sebaliknya bila operasi tidak dilakukan seecara mendadak, penderita perlu
disiapkan agar tubuh dalam keadaan gizi sebaik mungkin untuk
mengahdapi operasi tersebut, terutama pada operai besar.

a. Tujuan : Menyiapkan tubuh penderita agar berada dalam keadaan gizi


sebaik mungkin.
b. Syarat - Syarat :

a.) Penderita dengan berat badan kurang dari normal, penderita


dengan hypoproteinemia, anemia, hyperthyroidea diberikan diit
TKTP.
b.) Penderita dengan penyakit lain diberikan makanan sesuai
dengan penyakitnya (penyakit hati, ginjal, jantung,
diabetes melitus, dsb).
c.) Untuk operasi besar seperti operasi colon diberikan diit rendah
sisa4-5 hari Sebelumnya, sedangkan untuk operasi sedang,
seperti appendictomi, hernia, haemorrrhoidectomi dsb sehari
sebelum operasi. Operasi kecil seperti tonsillectomi, tidak
dibutuhkan makanan khusus sebelumnya.
d.) Kapan makanan terakhir diberikan tergantung dari macam
operasi. Pada operasi besar, pada umumnya makanan dan

15
minuman terakhir diberikan 8 jam sebelum operasi, sedangkan
pada operasi edang dan kecil 4-6 jam sebelumnya.

5. Makanan Pasca Bedah

a. Tujuan : Mengusahakan agar keadaan penderita segera kembali seperti


normal.
b. Prinsip Pemberian Makan :

Diberikan secara bertahap dimuali dari cair, saring lunak dan


biasa. Perpindahan makanan dari tahap ke tahap tergantung dari
macam operasi dan keadana penderita.

a.) Pasca bedah kecil : makanan diusahakan secepat mungkin


kembali seperti biasa.
b.) Pasca bedah besar : makanan diberikan secara berhati-hati
disesuaikan dengan kemampuan penderita untuk menerimanya.

c. Macam - Macam Indikasi Pemberian

Diberikan kepada semua pasca bedah.

a.) Makanan Pasca Bedah 1

1) Pasca bedah kecil : Setelah sadar atau rasa mual hilang.


2) Pasca bedah besar : Setelah sadar dan rasa mual hilang
dan ada tanda-tanda usus mulai bekerja.

Cara memberikan : Diberikan berupa air atau teh manis seperti


pada makanan cair, rata-rata 15x/hari, selama penderita tidak
tidur. Makanan ini diberikan dalam jangka waktu sependek
mungkin karena semua zat gizi.

16
b.) Makanan Pasca Bedah 2

Indikasi pemberian : Merupakan perpindahan dari makanan


pasca bedah 1 pada pasca bedah besar saluran pencernaan.
Pada pasca bedah kecil dan bedah besar diluar saluran
pencernaan dapat langsung diberikan makanan pasca bedah 3.

Cara memberikan : Diberikan berupa makanan manis, kaldu


jernih, sirup, sari buah, dan susu telur, rata-rata 16x/hari,
selama penderita tidak tidur. Jumlah cairan yang diberikan tiap
jam tergantung keadaan penderita. Makanan ini diberikn dalam
jangka waktu sesingkat mungkin karena tidak cukup
mengandung zat gizi.

Makanan yang dilarang : Air jeruk dan minuman yang


mengandung CO2.

c.) Makanan Pasca Bedah 3

Indikasi pemberian : merupakan perpindahan dari makanan


pasca bedah 1 (pasca bedah kecil dan pasca bedah besar diluar
saluran pencernaan) atau makanan pasca bedah 3 (pasca bedah
besar saluran pencernaan).

Cara memberikan : Diberikan sebagai air, sirup, susu, sari


buah, biskuit, sup atau bubur saring tanpa bumbu merangsang.
Cairan tidak melebihi 2000 ml sehari.

d. Makanan yang dilarang : Minuman yang mengandung CO2.

17
6. Diet Tinggi Serat

a. Tujuan : Merangsang peristaltik khusus agar defekasi dapat normal


kembali.
b. Syarat - Syarat :

a.) Cukup kalori dan protein.


b.) Tinggi vitamin terutama thiamin dll vitamin B kompleks dan
mineral untuk memelihara kekuatan otot saluran pencernaan.
c.) Banyak cairan 2-2 1/2 L sehari untuk melancarkan defekasi.
Minum sebelum makan dapat merangsang peristaltik.
d.) Tinggi serat bahan makanan yang dapat merangsang peristaltik
usus.

c. Indikasi Pemberian : Diit tinggi serat diberikan kepada penderita


obtipasi dan penyakit divertikular.
d. Bahan Makanan Yang Dianjurkan

1.) Bahan makanan yang dapat merangsang peristaltik usus:

a.) Beras tumbuk, beras ketan hitam, havermout, bulgur, cantel,


sorghum, jagung, ubi, singkong, wijen, katul.
b.) Kacang - kacangan: kacang hijau, kacang merah, kacang tolo,
kacang kedelai, dan sebagainya.
c.) Sayuran sebagian dalam bentuk mentah, terutama sayuran yang
dapat menimbulkan gas seperti: kol, sawi, dan sebagainya.
d.) Buah-buahan terutama yang dimakan dengan kulitnya seperti;
jambu biji, apel, anggur, pir, dan sebagainya.
e.) Minyak, dalam bentuk makanan yang digoreng atau diberi
santan, atau makanan lain yang meggunakan minyak.
f.) Gula
g.) Susu

18
h.) Agar-agar
i.) Bumbu-bumbu yang merangsang seperti: Lombok, merica, dan
sebagainya.

2.) Bahan makanan yang harus dihindarkan

a.) Bahan makanan yang tidak memberi sisa seperti aci.

7. Diet Pada Penyakit Hati Dan Kantong Empedu

a. Diet pada penyakit hati

a.) Tujuan: memberikan makanan secukupnya guna mempercepat


perbaikan faal hati tanpa memberatkan pekerjaannya.
b.) Syarat-syarat:

1.) Kalori tinggi, hidrat arang tinggi, lemak sedang dan protein
disesuaikan dengan tingkat keadaan klinik penderita. Diit
diberikan secara berangsur-angsur, disesuaikan dengan nafsu
makan dan toleransi penderita terhadap protein.
2.) Cukup mineral dan vitamin
3.) Garam rendah bila ada retensi garam/air; cairan dibatasi bila
ada ascites hebat.
4.) Mudah cerna dan tidak merangsang.
5.) Bahan makanan yang menimbulkan gas dihindarkan.

c.) Macam – Macam Diit Hati


1.) Diit hati I

Diberikan kepada penderitan cirrhosis hepatis berat dan


hepatitis infeksiosa akut dalam keadaan prekoma atau segera
sesudah penderita dapat makan kembali. Pemberian sumber protein
sedapat mungkin dihindarkan.

19
Makanan diberi berupa cairan yang mengandung hidrat
arang sederhana seperti sari buah, sirop, dan teh manis. Cairan
diperlukan kurang lebih 2 liter sehari bila tidak ada ascites. Bila
ada ascites dan diuresa belum sempurna, pemberian cairan
maksimum 1 liter sehari. Makanan ini rendah dalam kalori.
Protein, kalsium, besi dan thiamin dan sebaiknya tidak diberikan
lebih dari 3 hari. Untuk menambah kalori, selain makanan dapat
ditambahkan infus glukosa.

2.) Diit hati II

Diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah dapat


diatasi dan penderita sudah mulai mempunyai nafsu makan.
Menurut keadaan penderita, makanan diberikan dalam bentuk
cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g sehari) dan
lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna.

Makanan ini rendah kalori, kalsium, besi dan thiamin dan


sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya
retensi garam/air, makanan diberikan sebagai Diit Hati II Rendah
Garam. Bila ada ascites hebat dan tanda-tanda diuresa belum baik,
diberikan Diit Rendah Garam I.

3.) Diit Hati III

Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diit Hati II


atau kepada penderita yang nafsu makannya cukup. Menurut
keadaan penyakit makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa. Protein diberikan 1 g/kg berat badan, lemak sedang dalam
bentuk yang mudah cerna.

Makanan ini cukup mengandung kalori, besi, vitamin A dan


C, tetapi kurang kalsium dan thiamin. Menurut beratnya retensi
20
garam/air, makanan diberikan sebagai Diit Hati III Rendah Garam.
Bila ada ascites hebat dan tanda-tanda diuresa belum baik,
diberikan Diit Rendah Garam I.

4.) Diit Hati IV

Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diit Hati III


atau kepada penderita hepatitis infeksiosa dan cirrhosis hepatis
yang nafsu makannya gejala cirrhosis hepatis aktif. Menurut
kesanggupan penderita makanan diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa. Makanan ini mengandung kalori tinggi, protein tinggi,
lemak cukup, hidrat arang tinggi, vitamin dan mineral cukup.
Menurut beratnya retensi garam/air, makanan diberikan sebagai
Diit Hati IV Rendah Garam. Bila ada ascites hebat dan tanda-tanda
diuresa belum baik, diberikan Diit Rendah Garam I.

d.) Bahan makanan yang tidak boleh diberikan


1.) Sumber lemak : semua makanan dan daging yang banyak
mengandung lemak, seperti daging kambing dan daging babi.
2.) Bahan makanan yang menimbulkan gas : ubi, kacang merah,
kol, sawi, lobak, ketimun, durian, nangka.

b. Diit pada penyakit kantong empedu

a.) Tujuan:
1.) Memberikan istirahat pada kantong empedu dan mengurangi
rasa sakit.
2.) Memberi makanan dan minuman secukupnya untuk
memelihara berat badan normal dan keseimbangan cairan
tubuh.

21
b.) Syarat-syarat:

1.) Lemak rendah untuk mengurangi kontraksi kantong empedu.


Lemak diberikan dalam bentuk mudah cerna.
2.) Kalori, protein dan hidrat arang cukup. Bila terlalu gemuk
jumlah kalori dikurangi.
3.) Vitamin tinggi, terutama vitamin yang larut dalam lemak.
4.) Mineral cukup.
5.) Cairan tinggi untuuk membantu pengeluaran kuman-kuman
atau sisa-sisa metabolisme dan mencegah dehidrasi.
6.) Makanan tidak merangsang dan diberikan dalam porsi kecil
tetapi sering untuk mengurangi rasa kembung.

c.) Macam – Macam Diit Rendah Lemak


1.) Diit Rendah Lemak I

Diberikan kepada penderita cholecytsitis akut dan


cholelithiasis dengan kolik akut. Makanan diberikan berupa buah-
buahan dan minuman manis.

Makanan ini rendah dalam kalori dan semua zat-zat kecuali


vitamin A dan C, dan sebaiknya hanya diberikan selama 2-3 hari
saja.

2.) Diit Rendah Lemak II

Diberikan secara berangsur bila keadaan akut sudah dapat


diatasi dan perasaan mual sudah berkurang atau kepada penderita
penyakit kantong empedu kronis yang terlalu gemuk. Menurut
keadaan penderita, makanan diberikan dalam bentuk cincang,
lunak atau biasa. Makanan ini rendah dalam kalori dan kalsium.

22
3.) Diit Rendah Lemak III

Diberikan kepada penderita penyakit kantong empedu yang


tidak gemuk dan cukup mempunyai nafsu makan. Menurut
keadaan penderita, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa. Makanan ini cukup dalam kalori dan semua zat-zat gizi.

d.) Bahan makanan yang tidak boleh diberikan;


1.) Sumber lemak; semua makanan yang digoreng; semua
makanandan daging yang mengandung lemak tinggi seperti
mayonais, daging kambing, dan babi.
2.) Bahan makanan yang menimbulkan gas; ubi, kacang merah,
kol, sawi, lobak, durian, nangka,ketimun.
3.) Bumbu-bumbu merangsang: cabe, bawang, merica, asam, cuka,
jahe.
4.) Minuman yang mengandung soda dan alcohol.
e.) Bahan makanan yang baik diberikan:

Bahan makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah


cerna seperti: gula-gula, selai (jam), sirop, manisan, madu.

8. Diet Diabetes Mellitus

a. Tujuan : Menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk


menggunakannya, agar penderita mencapai keadaan kembali normal
dan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa.
b. Syarat - Syarat:

1.) Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat


badan dan tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh, kelainan
metabolic.
2.) Jumlah hidrat arang disesuaikan dengan kesanggupan tubuh
untuk menggunakannya; gula murni tidak diperbolehkan.
23
3.) Makanan cukup protein, mineral dan vitamin.
4.) Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang
diberikan. Jika diberi tablet atau suntikan RI 3 x sehari,
makanan diberikan 3 x sehari; bila diberikan PZI, makanan
diberikan 4 x sehari dalam jumlah yang kurang lebih sama.
Makanan selingan pukul 10.00 dan pukul 21.00 diambil dari
porsi makanan pagi dan sore.

Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.

Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita yang mempunyai


berat badan normal.

Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus, diabetes


remaja (juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi.

c. Bahan makanan yang baik diberikan: Semua bahan makanan boleh


diberikan dalam jumlah yang telah ditentukan kecuali gula murni
seperti terdapat pada:

1.) Gula pasir, gula jawa dan sebagainya


2.) Sirop, jam, jelly,buah-buahan yang diawet dengan gula, susu
kental manis, minuman botol ringan, es krim dan sebagainya.
3.) Kue-kue manis, dodol, cake, tarcis dan sebagainya.
4.) Abon, dendeng, sarden dan sebagainya.

9. Diet Pada Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

a. Diit pada penyakit jantung

a.) Tujuan:

1.) Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan


pekerjaan jantung.
24
2.) Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk.
3.) Mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air.

b.) Syarat-syarat:

1.) Kalori rendah, terutama bagi penderita yang terlalu gemuk.


2.) Protein dan lemak sedang.
3.) Cukup vitamin dan mineral.
4.) Rendah garam bila ada tekanan darah tinggi dan/odema.
5.) Mudah cerna, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas.
6.) Porsi kecil dan diberikan sering.

c.) Macam – Macam Diit Jantung

1.) Diet Jantung I

Diberikan kepada penderita dengan myocard infarct (MCI)


akut atau congestive cardiac failure berat. Diberikan berupa 1-1 ½
L cairan sehari selama 1-2 hari pertama bila penderita dapat
menerimanya. Makanan ini sangat rendah kalori dan semua zat-zat
gizi.

2.) Diet Jantung II

Diberikan secara berangsur-angsur dalam bentuk lunak,


setelah fase akut MCI dapat diatasi. Menurut beratnya hypertensi
atau oedema yang menyertai penyakit, makanan diberikan sebagai
Diit Jantung II Rendah Garam. Makanan ini rendah kalori, protein
dan thiamin.

25
3.) Diet Jantung III

Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diit Jantung


II atau kepada penderita penyakit jantung tidak terlalu berat.
Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna berbentuk lunak
atau biasa.

Makanan ini rendah kalori, tetapi cukup zat-zat gizi lain.


Menurut beratnya hypertensi atau oedema yang mentertai penyakit,
diberikan sebagai Diit Jantung III Rendah Garam.

b. Diet Pada Hyperlipoproteinemia

Pada penyakit jantung iskemia pada umumnya terdapat


kenaikan kadar lipid darah, seperti kolestrol dan tryglyserida. Kedua
lipid ini berada dalam plasma sebagai bagian dari 4 golongan
lipoprotein: α, pre β, β, dan chylomicron. Manajemen klinik tepat
diperoleh bila hyperlipidemia dinyatakan sebagai
hyperlipoproteinemia. Untuk ini sering diperlukan penentuan pola
lipoprotein darah.

a.) Tujuan;
1.) Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk dan
mempertahankannya pada batas normal.
2.) Menurunkan kadar lipida darah dan mempertahankannya pada
batas normal.
b.) Syarat-syarat:

1.) Lemak terbatas: perbandingan LTJG/LJ (PS ratio) tinggi (1,8-


2,8). Ini dapat dicapai bila lemak tak jenuh ganda lebih dari
10% sedangkan lemak jenuh kurang dari 10% kalori total.
2.) Kolestrol rendah: < 300 mg sehari
3.) Hidrat arang tidak dibatasi.
26
4.) Protein tidak dibatasi.
5.) Kalori sesuai dengan kebutuhan.
6.) Serat tinggi

10. Diit Pada Penyakit Ginjal Dan Saluran Kemih

Diit pada penderita penyakit ginjal dan saluran kemih digolongkan


menurut macam penyakit ginjal yaitu :

1.) Hypertensi
2.) Kegagalan faal ginjal (renal failure).
3.) Penyakit ginjal dengan proteinuri (nephrothic syndrome).
4.) Batu ginjal.

a. Diit Pada Hypertensi

Hypertensi dapat dikendalikan dengan diit rendah garam. Menurut


beratnya hipertensi dan kemampuan penderita untuk menjalankan diit,
diberikan diit rendah garam. Adanya obat-obat diuretik memungkinkan
penggunaan natrium makanan yang lebih liberal.

b. Diit pada kegaagalan faal ginjal (renal failure)

a.) Tujuan :

1.) Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan faal


ginjal.
2.) Menurunkan kadar ureum dan creatinine darah.
3.) Mencegah/mengurangi retensi garam/air di dalam tubuh.

b.) Syarat-syarat :

1.) Banyak protein yang disesuaikan dengan keadaan faal ginjal.


Ini dapat diketahui dari nilai uji penjernihan creatine.

27
2.) Lemak terbatas, diutamakan penggunaan lemak tak jenuh
ganda.
3.) Natrium dibatasi pada kegagalan faal ginjal dengan hipertensi
berat, hiperkalemia, oedema, oliguria, atau anuria.
4.) Kalsium dibatasi pada kegagalan faal ginjal glomerulus, bila
jumlah urine kurang dari 400 ml/hari. Pada kegagalan faal
ginjal tubular pembatasan kalsium tidak diperlukan.
5.) Kalori adekuat, agar protein tubuh tidak dipecah untuk enersi.
6.) Banyak cairan adalah banyak urine maksimal sehari ditambah
banyak cairan yang keluar melalui keringat dan pernafasan (yaitu +
500 ml/hari).

c. Macam diet dan indikasi pemberian : Menurut keadaan penderita dan


berat penyakit dapat diberikan

1.) Diet rendah protein 1 : 20 gram protein


2.) Diet rendah protein 2 : 40 gram protein
3.) Diet rendah protein 3 : 60 gram protein

Karena kebutuhan protein penderita kegagalan faal ginjal


sangat tergantung pada keadaan perorangan, disamping ktiga macam
diit tersebut diatas, dapat pula diberikan diit rendah protein dengan 30
gram protein dan diit protein sedang dengan 50 gram protein.

11. Diet Rendah Purin

a. Tujuan :

1) Mengurangi pembentukan asam urat


2) Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk dan
mempertahankannya dalam batas normal.

28
a. Syarat - Syarat :

1.) Rendah purin, kadar purin makanan normal sehari dapat mencapai
600-1000 mg, sedangkan diit rendah purin mengandung 120-150
mg purin.
2.) Cukup kalori, protein, mineral dan vitamin.
3.) Hidrat arang tinggi ; hidrat arang membantu pengeluaran asam urat.
4.) Lemak sedang ; lemak cenderung menghambat pengeluaran asam
urat.
5.) Banyak cairan ; membantu mengeluarkan kelebihan asam urat.

c. Indikasi pemberian : Diberikan kepada penderita batu ginjal asam urat


dan penderita gout.

12. Diet Pada Komplikasi Kehamilan

a. Diit Pada Hipermesis Garvidarum

a.) Tujuan :
1.) Mengganti persediaan glikogen dan mengontrol acidosis.
2.) Secara berangsur memberikan makanan yang cukup kalori dan
zat-zat gizi.
b.) Syarat-syarat :

1.) Tinggi hidrat arang, rendah lemak.


2.) Cukup cairan.
3.) Makanan dibentukan dalam bentuk kering ; pemberian cairan
disesuaikan dengan keadaan penderita.
4.) Makanan mudah dicerna, tidak merangsang dan diberikan
dalam porsi kecil tetapi sering.
5.) Menurut keadaan penderita, secara berangsur diberikan
makanan yang memenuhi syarat gizi.

29
b. Diet Preeklamsi
a.) Tujuan :
1.) Mengganti protein yang hilang karena proteinuria.
2.) Mencegah atau mengurangi retnsi garam atau air.
3.) Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal.
4.) Memberikan zat gizi secukupnya sesuai dengan kemampuan
pendertita.
b.) Syarat-syarat :
1.) Cukup kalori dan semua zat-zat gizi. Dalam keadaan berat
makanan diberikan secara berangsur, sesuai dengan keadaan
penderita.
2.) Rendah garam menurut beratnya retensi garam/air.
Penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau
dibawah 1 kg/minggu.
3.) Tinggi protein.
4.) Cairan diberikan + 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria,
cairan harus dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yang
keluar melalui urine, muntah, keringat, dan pernafasan.

30
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Untuk mengetahui gizi & diet pada pasien, Gizi sering disebut pula
nutrisi diartikan sebagai sebuah proses dalam tubuh makhluk hidup
untuk memanfaatkan makanan guna pembentukkan energi, tumbuh
kembang dan pemeliharaan tubuh sedangkan Diet adalah pengaturan
jumlah dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar seseorang
tetap sehat.
2. Untuk mengetahui peran perawat dalam pemberian gizi & diet pada
pasien :
a. Peran Edukator
b. Peran Koordinator Pelayanan Kesehatan
c. Peran Koordinator
d. Peran Pembaru
e. Peran Fasilitator

3. Untuk mengetahui jenis gizi & diet yang cocok dengan penyakit yang
dialami oleh pasien

a. Makanan Biasa

Makanan biasa diberikan kepada penderita yang tidak memerlukan


makanan khusus berhubung dengan penyakitnya.

b. Makanan Lunak

Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi


tertentu pada penyakit infeksi dengan kenaikan suhu badan tidak
terlalu tinggi.

31
c. Makanan Saring

Makanan saring diberikan kepada penderita sesudah mengalami


operasi pada infeksi akut, termasuk infeksi saluran pencernaan
seperti gastro enteritis dan pada kesukaran menelan.

d. Makanan Cair
Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu,
dalam keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun
dengan suhu badan sangat tinggi atau infeksi akut.

B. Saran

Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui/menguasai model, konsep,


dan teori gizi & diet berkaitan dengan peran perawat dalam pelaksanaan diet
pasien dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
lingkungan masyarakat maupun saat praktek di klinik dan rumah sakit.
Diharapkan para pembaca dapat memberikan kritik atau pun saran atas
makalah yang telah di buat agar makalah ini dapat lebih baik kedepannya.
Demikian saran yang dapat kami sampaikan semoga dapat membawa manfaat
bagi kita semua.

32
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita . 2001 . Prinsip Dasar Ilmu Gizi . Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama

Doenges, Marilyn E. 1999 . Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman


Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien /
Marilyn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler ;
alih bahasa, I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati ; editor edisi
bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin Asih, -Ed.3. Jakarta :
EGC

Hartono, Andry . 2006 . Terapi Gizi Dan Diet Di Rumah Sakit / Andy
Hartono ; editor, Monica Ester. –Ed.2 – Jakarta : EGC

Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo. 1986 . Bagian Gizi . Penuntun


Diet / Bagian Gizi Rs Dr.Cipto Mnagunkusumo, Persatuan Ahli
Gizi Indonesia. Ed. 2, Cet. 6 . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

33

You might also like