You are on page 1of 6

RESUME JURNAL

BUDIDAYA TANAMAN PANGAN


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Budidaya Tanaman
Pangan

Disusun oleh:
Nama : Arief Septiawan
NIM : 4442160067
Kelas : IV A

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
Nama :Arief Septiawan
NIM : 4442160067

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


2018
Pengaruh Pupuk Nitrogen dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Talas Belitung (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott)
Tyas Arumsari dan Suwarto
Jurnal Bul. Agrohorti. VOL. 6(1): 122 – 133 Tahun 2018

Talas belitung (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) merupakan umbi


penghasil karbohidrat yang belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan.
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan akan tetapi sudah dikenal masyarakat
Indonesia secara turun temurun sebagai pangan lokal, talas belitung memiliki
potensi untuk dikembangkan sebagai sumber karbohidrat selain beras karena umbi
ini mengandung karbohidratyang cukup tinggi yaitu berkisar 17-26%; air 70-77%;
protein 1.33.7%; lemak 0.2-0.4%; dan serat 0,6-1,9%.
Peningkatan produktivitas talas belitung memerlukan sarana tumbuh yang
optimal diantaranya ketersediaan hara, air, intensitas cahaya, serta ruang tumbuh.
Penelitian mengenai ketersediaan hara, air serta intensitas cahaya terhadap
tanaman talas belitung pada awal masa pertumbuhan telah banyak dilakukan
misalnya penelitian yang telah telah dilakukan oleh Anggarwulan et al. (2008)
menyatakan bahwa naungan dan ketersediaan air mempengaruhi tinggi tanaman
dan kandungan klorofil daun talas belitung secara signifikan sedangkan penelitian
Latifa dan Anggarwulan (2009) menyatakan bahwa perlakuan pupuk ZA secara
tunggal berpengaruh terhadap kandungan nitrogen jaringan, aktivitas nitrat
reduktase, berat basah dan berat kering tanaman, serta rasio pucuk/akar tanaman
talas belitung.
Akan tetapi penelitian mengenai respon tanaman talas belitung terhadap
ruang tumbuh belum banyak dilakukan. Jarak tanam menentukan ruang tumbuh
antar tanaman. Pengaturan jarak tanam perlu dilakukan karena mempengaruhi
kompetisi penggunaan air, hara, dan cahaya antar tanaman sedangkan salah satu
unsur hara yang penting untuk pertumbuhan tanaman adalah nitrogen. Oleh
karena itu peneliti dalam jurnal ini melakukan penelitian mengenai dosis pupuk
Nama :Arief Septiawan
NIM : 4442160067

nitrogen dan jarak tanam terhadap tanaman talas belitung hingga awal masa
inisiasi pembentukan umbi untuk mendapatkan teknik budidaya terbaik.
Penelitian yang dilakukan pada jurnal ini bertujuan untuk mengetahui
dosis pupuk nitrogen dan jarak tanam terbaik untuk budidaya talas belitung.
Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah Rancangan
Split Plot Kelompok Lengkap Teracak (Split Plot-RKLT) dengan petak utama
perlakuan jarak tanam dan anak petak perlakuan dosis pupuk nitrogen. Terdapat
dua perlakuan jarak tanam yaitu 1 m x 1 m dan 1 m x 0,5 m serta dua perlakuan
dosis pupuk nitrogen yaitu 100 kg urea ha-1 dan 200 kg urea ha-1 sehingga tedapat
empat kombinasi perlakuan dengan tiga kali pengulangan sehingga menjadi 12
satuan percobaan.
Kondisi umum pertanaman talas belitung memiliki Jenis tanah Inseptisol
yang termasuk golongan tanah mineral masam dengan nilai C-organik tanah
rendah, nilai KTK termasuk kriteria rendah hingga sedang. Persentase N total
dalam tanah sebelum pemupukan termasuk kriteria sedang dan setelah panen
termasuk kriteria rendah hingga sedang. Hal ini diduga pupuk nitrogen yang
diaplikasikan mengalami leaching karena air hujan serta terbawa saat panen. Nilai
P2O5 tersedia sebelum pemupukan termasuk kriteria sangat rendah namun setelah
panen menjadi beragam dari kriteria tinggi, sangat tinggi, dan rendah. Nilai P2O5
tersedia yang rendah (sebelum pemupukan) dapat diduga karena pH masam dan
kandungan bahan organik rendah (P terikat Al dan Fe) sedangkan setelah panen
nilai P2O5 tersedia meningkat tajam diduga karena penambahan pupuk SP-36.
Nilai K2O tersedia sebelum pemupukan dan setelah panen termasuk kriteria
sangat rendah. Rendahnya nilaiK2O dapat disebabkan oleh pencucian air hujan,
tanah tererosi, pH masam serta rendahnya nilai KTK.
Jenis OPT yang ditemukan pada pertanaman talas belitung antara lain
serangga, cendawan, dan gulma. Serangga yang ditemukan antara lain kepik dan
kutu daun sedangkan gulma yang ditemukan antara lain Borreria alata, Mimosa
pudica, Axonopus compressus, dan Emilia sonchifolia.
Hasil penelitian dalam jurnal ini menunjukkan bahwa Jarak tanam 1 m x 1
m menunjukkan hasil yang lebih baik daripada jarak tanam 1 m x 0,5 m terhadap
Nama :Arief Septiawan
NIM : 4442160067

pertumbuhan dan produksi talas belitung pada peubah daya tumbuh, jumlah daun
hijau, jumlah umbi per tanaman serta bobot basah umbi per tanaman.
Daya tumbuh talas belitung hanya berbeda nyata oleh pengaruh jarak
tanam setelah 20 MST peneliti menduga karena tanaman tidak membutuhkan
ruang tumbuh yang luas pada masa awal pertumbuhan sehingga pengaruh jarak
tanam tidak nyata sebelum 20 MST. Jumlah daun hijau talas belitung dipengaruhi
secara nyata oleh jarak tanam pada umur 10-12 MST, 14 MST, serta 17-20MST.
Tanaman dengan perlakuan jarak tanam 1 m x 1 m menghasilkan jumlah daun
hijau 72.72% lebih banyak daripada jarak tanam 1 m x 0.5 m pada umur 10 MST,
peneliti menduga jarak tanam 1 m x 1 m menyebabkan rendahnya kompetisi
penguasaan sarana tumbuh antar tanaman.
Perlakuan pupuk nitrogen 100 kg urea ha-1 menunjukkan hasil lebih baik
daripada 200 kg urea ha-1 terhadap pertumbuhan talas belitung pada peubah
jumlah daun hijau, tinggi tanaman, dan diameter batang. Interaksi perlakuan jarak
tanam dan pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan produksi talas belitung.
Tanaman dengan perlakuan pupuk nitrogen 100 kg urea ha-1 menghasilkan
jumlah daun kuning 90.91% lebih banyak daripada perlakuan 200 kg urea ha -1
pada 11 MST, akan tetapi pada 12 MST perlakuan pupuk nitrogen 200 kg urea ha-
1
menghasilkan jumlah daun kuning 60.61% lebih banyak daripada perlakuan 100
kg urea ha-1, peneliti menduga karena nitrogen yang terlalu tinggi akan
menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit.
Perlakuan jarak tanam tidak mempengaruhi tinggi tanaman talas belitung
pada semua umur tanaman, peneliti menduga karena tidak ada persaingan
penggunaan cahaya matahari antar tanaman. Perlakuan pupuk nitrogen 100 kg
urea ha-1 menghasilkan tinggi tanaman 39.27% lebih baik daripada pupuk
nitrogen 200 kg urea ha-1 pada 8 MST, diduga nitrogen yang berlebihan tidak
akan dimanfaatkan oleh tanaman. Diameter batang talas belitung tidak
dipengaruhi oleh jarak tanam pada semua umur tanaman, peneliti menduga akibat
tidak adanya persaingan penggunaan hara, air, dan cahaya antar tanaman.
Tanaman dengan perlakuan pupuk nitrogen 100 kg urea ha-1 menghasilkan
diameter batang talas belitung lebih baik 31.32% daripada perlakuan pupuk
Nama :Arief Septiawan
NIM : 4442160067

nitrogen 200 kg urea ha-1 pada 5 MST . Hal ini diduga karena nitrogen yang
berlebih tidak akan dimanfaatkanoleh tanaman.
Jarak tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi per tanaman dengan
jumlah umbi pada jarak tanam 1 m x 1 m lebih banyak 2.7 umbi daripada jarak
tanam 1 m x 0.5 m. Bobot basah umbi per tanaman dipengaruhi secara nyata oleh
jarak tanam namun bobot kering umbi per tanaman tidak dipengaruhi secara nyata
oleh jarak tanam. Bobot basah umbi per tanaman pada jarak tanam 1 m x 1 m
lebih banyak 157.28 g daripada jarak tanam 1 m x 0.5 m. Diameter umbi per
tanaman tidak dipengaruhi secara nyata oleh jarak tanam.
Jarak tanam 1 m x 1 m lebih baik untuk produksi umbi talas belitung
diduga karena rendahnya kompetisi antar tanaman dalam menggunakan hara, air,
dan cahaya. jarak tanam 1m x 0,5 m menghasilkan panjang umbi 1.78 cm lebih
baik daripada jarak tanam 1 m x 1 m. Hal ini diduga karena adanya kompetisi
antar tanaman dalam penggunaan air, hara, dan cahaya pada jarak tanam yang
lebih rapat sehingga menyebabkan perpanjangan akar. Sedangkan pemberian
pupuk nitrogen 100 kg urea ha-1 dan 200 kg urea ha-1 tidak berpengaruh nyata
terhadap semua peubah produksi talas belitung, peneliti menduga disebabkan
unsur penyusun klorofil yang biasanya dibutuhkan oleh sayuran hijau serta lebih
dibutuhkan untuk perkembangan vegetatif tanaman daripada pembentukan umbi.
Indeks Panen tanaman talas belitung hanya berkisar 23-31 dengan Indeks
Panen pada jarak tanam 1 m x 1 m lebih 26.48% daripada jarak tanam 1 m x 0.5
m sedangkan perlakuan pupuk nitrogen 100 kg urea ha-1 lebih baik 34.02% lebih
baik daripada perlakuan 200 kg urea ha-1. Rendahnya nilai Indeks Panen diduga
karena pengisian umbi belum optimal dan waktu panen terlalu muda (5 bulan
setelah tanam) sedangkan secara umum tanaman ini dipanen pada 10-12 bulan
setelah tanam.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pupuk nitrogen dan jarak tanam
terhadap pertumbuhan dan produksi talas belitung maka dapat disimpulkan
bahwasannya perlakuan pupuk nitrogen 100 kg urea ha-1 menunjukkan hasil lebih
baik daripada 200 kg urea ha-1 terhadap pertumbuhan talas belitung pada peubah
jumlah daun hijau, tinggi tanaman, dan diameter batang. Jarak tanam 1 m x 1 m
menunjukkan hasil yang lebih baik daripada jarak tanam 1 m x 0,5 m terhadap
Nama :Arief Septiawan
NIM : 4442160067

pertumbuhan dan produksi talas belitung pada peubah daya tumbuh, jumlah daun
hijau, jumlah umbi per tanaman serta bobot basah umbi per tanaman. Interaksi
perlakuan jarak tanam dan pupuk nitrogen tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan produksi talas belitung.
Menurut saya jurnal ini sangat baik karena peneliti telah melakukan
analisis dan penjelasan sangat ringkas namun mendetail dari mulai analisis tanah
tempat penanaman, parameter pengamatan yang lengkap seperti daya tumbuh,
tinggi tanaman, jumlah daun hijau, jumlah daun kuning, diameter batang, jumlah
umbi per tanaman dan bobot basah umbi per tanaman bahkan indeks panen.
Selain itu peneliti juga memperkuat dan membandingkan hasil penelitiannya
dengan sumber atau hasil penelitian-penelitian sebelumnya.

You might also like