You are on page 1of 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batubara merupakan suatu sumber daya mineral di Indonesia yang
termasuk dalam golongan bahan tambang mineral organik yang dieksploitasi
untuk kebutuhan sumber energi dalam negeri dan ekspor (Mindasari, 2007).
Komposisi utama batubara adalah karbon, hidrogen, oksigen yang terdiri dari
sulfur dan nitrogen dalam jumlah kecil, air dan abu mineral impirities. Salah
satu pemanfaatan batubara adalah sebagai purifiying dan filtering agent
(Billah, mu’tasim. 2010). Provinsi Jambi merupakan provinsi penghasil batubara
yang tersebar di beberapa kabupaten seperti Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari,
Bungo dan Sarolangun. Salah satunya di Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro
Jambi. Karakteristik lahan pasca tambang batubara memiliki beberapa hasil,
seperti kesuburan tanah rendah (sangat rendah), reklamasi bervariasi (menurut
aturan urutan topsoil dan ada yang tidak), belum ada penanganan air asam
tambang yang bagus, dan mengandung logam berat Pb, Cd, Mn, Cr, Al, Ca, Fe
dan Mg (Litbang, 2010).
Logam yang mempunyai kontribusi toksisitas di dalam air adalah Pb,
Cd, Hg, dan Al. Sumber dari logam berat timbal, kadmium, dan merkuri dalam
air, baik yang berupa larutan atau pun padatan sering ditemukan di balik batu,
ditemukan dalam bentuk sulfida yang berasal dari limbah/buangan industri yang
terkontaminasi, lindi dari secure landfill yang tidak terkendali, kegiatan
pertambangan yang buruk, dan kebocoran pada kolam penampungan limbah
(Bunce, 1994). Kadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat yang
berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah, Kadmium
berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat
terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal sehingga dapat menyebabkan
kanker (Palar, 2004).
Biochar merupakan arang yang diberikan ke sistem tanah dan tanaman
sebagai bahan pembenah tanah. Proses pembuatan biochar hampir sama dengan
arang yang umumnya digunakan sebagai bahan bakar. Biochar dihasilkan dari
2

proses pirolisis atau pembakaran bahan organik dalam kondisi oksigen yang
terbatas. Berbeda dengan bahan organik, biochar tersusun dari cincin karbon
aromatis sehingga lebih stabil dan tahan lama di dalam tanah (Maguire dan
Aglevor, 2010).
Sebagai bahan pembenah tanah, biochar banyak digunakan untuk
mengatasi permasalahan pada tanah. Aplikasi biochar dapat meningkatkan
pH pada tanah masam (Solaiman dan Anawar,2015), meningkatkan unsur
hara tanah (Tambunan, dkk, 2014), menyediakan unsur hara N, P dan K
(Schnell, dkk. 2011). Biochar menjaga kelembaban tanah sehingga kapasitas
menahan air tinggi (Endriani, dkk, 2013) dan meremediasi tanah yang
tercemar logam berat seperti (Pb, Cu, Cd dan Ni) (Ippolito, dkk. 2012).
Karakteristik batubara lignit yakni memiliki warna hitam sangat rapuh,
nilai kalor rendah, kandugan karbon sedikit, kandungan air tinggi
,kandungan abu banyak, dan kandungan sulfur banyak. Hal ini yang
menyebabkan batubara jenis ini tidak layak digunakan sebagai bahan bakar,
dan hal ini membuat dasar penelitian untuk mengembangkanya sebagai
biochar. Dari hasil penelitian (Billah. 2010) menyebutkan bahwa semakin
tinggi unggun pada kolom, maka akan semakin lama waktu kontak
antara.logam pada larutan dengan batubara sehingga batubara sebagai

adsorben mampu mengikat ion krom dengan baik. Hal ini yang menjadikan
dasar penelitian yang berjudul “Pengaruh Penambahan Biochar dari Batubara
Lignite pada Tanah Bekas Penambangan Batubara Terhadap Konsentrasi
Logam Cd (Kadmium) Terlarut Menggunakan Kolom Ekstraksi”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah pada
penelitian ini adalah adanya kandungan logam berat Pb, Cd, Mn, Cr, Al, Ca, Fe
dan Mg pada lahan bekas penambangan batu bara di Kecamatan Mestong
Kabupaten Muaro Jambi. Kadmium(Cd) merupakan salah satu satu logam berat
berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah manusia dan
dapat terakumulasi pada tubung sehingga menyebabkan kanker. Pengurangan
konsentrasi Cd (Kadmium) pada tanah merupakan langkah yang harus dilakukan,
3

penambahan komponen biochar berpotensi mengurangi konsentrasi logam


tersebut. Biochar mampu meremediasi tanah yang tercemar logam berat seperti
(Pb, Cu, Cd dan Ni), dimana biochar dari batubara mengurangi konsentrasi logam
Zn dan Cd pada tanah yang pH-nya rendah secara efektif.
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik biochar yang dihasilkan dari batubara jenis lignite?
2. Bagaimana pengaruh variasi jumlah penambahan biochar terhadap tanah
tercemar logam Cd (Kadmium)
3. Bagaimana pengaruh variasi waktu ekstrasi pada kolom terhadap penurunan
konsentrasi logam Cd (Kadmium)?

1.3 Hipotesis
Penambahan biochar dari batubara jenis lignite pada tanah bekas tambang
batu bara dapat menurunkan konsentrasi logam Cd (Kadmium). Variasi jumlah
biochar dan waktu ektraksi akan menghasilkan hasil yang berbeda.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui karakteristik biochar yang dihasilkan dari batubara jenis lignite.
2. Mengetahui pengaruh variasi jumlah biochar terhadap penurunan konsentrasi
logam Cd (Kadmium).
3. Mengetahui pengaruh variasi waktu ekstraksi terhadap penurunan konsentrasi
logam Cd (Kadmium).

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini yaitu dapat mengolah batubara jenis lignite
menjadi biochar yang dapat di gunakan untuk menurunkan konsentrasi logam Cd
(Kadmium) pada lahan bekas tambang batubara di kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi.

You might also like