You are on page 1of 7

Asma' Atika (142150116)

Dyah Choria Nuryana (142150117)

Dhimas Amitis W (142150118)

Asrifaturisqi (142150119)

CONTOH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH


KONSOLIDASIAN PEMERINTAH DAERAH KOTA XYZ

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan dan Peraturan Pemerintahan Dalam Negeri No 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.
Pemerintah kota XYZ telah melaksanakan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang terdiri
atas SKPD dan PPKD. Sistem akuntansi SKPD dilaksanakan oleh (Dinas, Badan, dan
Kantor). SKPD bertanggung jawab untuk menyusun Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan

Dalam contoh ini, sistem akuntansi SKPD dilaksanakan oleh fungsi Akuntansi
Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD A. Sistem Akuntansi PPKD dilaksanakan
oleh Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) yang bertugas
melakukan konsolidasian laporan keuangan seluruh SKPD dalam rangka menyusun laporan
keuangan Pemerintah Daerah XYZ sebagai entitas pelaporan keuangan.
Untuk dapat menyusun laporan keuangan SKPD A ke dalam jurnal langkah-langkahnya :

1. Mencatat transaksi yang terkait dengan SKPD A ke dalam jurnal dengan


diklasifikasikan dalam akuntansi belanja/beban, akuntansi pendapatan dan akuntansi
aset.
2. Melakukan posting ke buku besar sesuai Bagan Akun Standar (BAS) dalam
Permendagri 64/2013.
3. Menyusun neraca saldo sebelum penyesuaian.
4. Membuat jurnal penyesuaian sesuai informasi penyesuaian SKPD A.
5. Menyusun neraca saldo setelah penyesuaian.
6. Menyusun Laporan Keuangan SKPD A yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan

Untuk dapat menyusun laporan keuangan PPKD maka langkah-langkah yang perlu dilakukan
adalah :

1. Mencatat transaksi yang terkait dengan PPKD ke dalam jurnal dengan


diklasifikasikan dalam akuntansi belanja/beban, akuntansi pendapatan, akuntansi
konsolidator, akuntansi pembiayaan, dan akuntansi kewajiban.
2. Melakukan posting ke buku besar sesuai Bagan Akun Standar (BAS) dalam
Permendagri 64/2013.
3. Menyusun neraca saldo sebelum penyesuaian.
4. Membuat jurnal penyesuaian sesuai informasi penyesuaian PPKD.
5. Menyusun neraca saldo setelah penyesuaian.
6. Menyusun Laporan Keuangan PPKD yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan

Untuk dapat menyusun laporan keuangan Pemda konsolidasian maka langkah-langkah yang
perlu dilakukan adalah :

1. Membuat kertas kerja konsolidasi untuk menggabungkan laporan keuangan SKPD A


dan PPKD menjadi laporan keuangan Pemkot XYZ.
2. Dalam kertas kerja tersebut harus diisi neraca saldo SKPD A dan PPKD.
3. Membuat jurnal eliminasi untuk menghapus rekening timbal balik yaitu R/K SKPD A
dan R/K PPKD
4. Menyusun Laporan Keuangan Pemkot XYZ yang meliputi Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan

A. Komponen Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah untuk masing-masing entitas pelaporan


dan entitas akuntansi setidak-tidaknya terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran lebih (LPSAL)

3. Laporan Operasional (LO)

4. Neraca

5. Laporan Perubahan Ekuitas

6. Laporan Arus Kas (LAK), dan

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).


B. Prosedur Konsolidasi

Konsolidasian yang dilakukan oleh entitas pelaporan pada instansi pemerintah


pusat/daerah berbeda dengan konsolidasian yang dilakukan oleh perusahaan swasta,
karena konsoliasian pada instansi pemerintah bukan merupakan konsolidasi antara
induk dan cabang. Konsolidasi sebagaimana dimaksud oleh PSAP 11 paragrap 17
”dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang
diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau
tanpa mengeliminasi akun timbal balik”.

Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang mengelola anggaran adalah
entitas akuntansi yang harus menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan,
aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada
dalam tanggung jawabnya. Penyelenggaran akuntansi bertujuan untuk menghasilkan
laporan keuangan yang akan disampaikan kepada entitas pelaporan. Penyelenggaran
akuntansi mengacu kepada Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah.
Kepala SKPD selaku pengguna anggaran menyusun laporan keuangan gabungan dari
satuan kerja yang berada dilingkup SKPD dan menyampaikannya kepada
gubernur/bupati/walikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku entitas
pelporan untuk dilakukan proses konsolidasian.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku BUD menyusun laporan keuangan sebagai
pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah yang selanjutnya akan
digabungkan dengan laporan keuangan yang berasal dari SKPD.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku entitas pelaporan melakukan proses


konsolidasian dan menyusun laporan keuangan PEMDA berdasarkan laporan
keuangan SKPD serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan
daerah dan disampaikan kepada gubernur/bupati/walikota untuk selanjutnya
disampaikan ke BPK dan DPRD.

Proses Konsolidasi diatas dapat dilaksanakan baik dengan mengeliminasi akun-akun


yang timbal balik (reciprocal) maupun tanpa mengeliminasinya. Dalam hal konsolidasi
dilakukan tanpa mengeliminasi akun-akun yang timbal-balik, maka nama-nama akun
yang timbal balik, dan estimasi besaran jumlah dalam akun yang timbal balik
dicantumkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Selanjutnya perlu diketahui bahwa menurut PSAP 11 paragrap 21 dikatakan bahwa


”Laporan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) digabungkan pada kementerian
negara/lembaga teknis pemerintah pusat/daerah yang secara organisatoris
membawahinya dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Laporan Realisasi Anggaran BLU digabungkan secara bruto kepada Laporan


Realisasi Anggaran kementerian negara/ lembaga teknis pemerintah pusat/daerah
yang secara organisatoris membawahinya.
2. Neraca BLU digabungkan kepada neraca kementerian negara/ lembaga teknis
pemerintah pusat/daerah yang secara organisatoris membawahinya.

Dengan kata lain bahwa laporan keuangan BLU merupakan laporan keuangan yang
sudah tergabungkan didalam laporan keuangan kosolidasian Kementerian
Negara/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang membawahi BLU dimaksud.
Disamping BLU Pemerintah Pusat/Daerah juga memiliki Badan Usaha Milik
Negara/Daerah (BUMN/BUMD) dimana laporan keuangannya tidak dikonsolidasikan
dalam laporan keuangan Pemerintah Pusat/Daerah. Laporan Keuangan BUMN/BUMD
hanya dilampirkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasin Pemerintah Pusat dan
Daerah.

C. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Pemerintah pusat/daerah menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari


gabungan semua laporan entitas pelaporan kepada lembaga legislatif. Laporan
keuangan konsolidasian tersebut disusun sesuai dengan periode pelaporan masing-
masing entitas pelaporan sebagaimana disebutkan dalam PSAP 11 paragrap 7 bahwa
”Laporan keuangan konsolidasian disajikan untuk periode pelaporan yang sama
dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah komparatif
dengan periode sebelumnya”.

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan anggaran yang telah


ditetapkan dan dirinci menurut organisasi, fungsi, subfungsi, program dan jenis belanja
sehingga dapat diperbandingkan dengan anggaran dan realisasi tahun sebelumnya.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan secara komparatif sehingga
dapat dilakukan analisis trend perubahan kenaikan dan penurunan penggunaan
anggaran.
Disamping itu dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian harus diikuti dengan
proses eliminasi akun-akun yang saling timbal balik atau saling menghapus (resiprocal
accounts) sebagaimana disebutkan dalam PSAP 11 paragrap 8 yang berbunyi ”Proses
konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal balik (reciprocal accounts).
Namun demikian, apabila eliminasi dimaksud belum dimungkinkan, maka hal tersebut
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan”. Contoh akun timbal balik
(reciprocal accounts) antara lain sisa Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan yang
belum dipertanggungjawabkan oleh Bendaharawan Pembayar sampai dengan akhir
periode akuntansi. Perkiraan ini harus dieliminasi dengan perkiraan yang sama di
entitas pelaporan yang menyelengggarakan fungsi perbendaharaan.

You might also like