You are on page 1of 12

10.

1 PROSES PENYUSUNAN RENCANA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN


NEGARA/ LEMBAGA

Hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan rencana dan anggaran kementrian
negara/ lembaga adalah sebagai berikut: Kementerian negara/lembaga menyusun rencana dan
anggaran kementrian negara/ lembaga untuk tahun anggaran yang sedang disusun mengacu
pada prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif yang ditetapkan dalam surat edaran
bersama menteri perencanaan pembangunan nasional dan menteri keuangan. Kementerian
perencanaan menelaah rencana kerja yang disampaikan kementerian negara/lembaga melalui
koordinasi dengan kementerian keuangan. Perubahan terhadap program kementerian
negara/lembaga diusulkan oleh menteri/pimpinan lembaga terkait dan disetujui oleh
kementerian perencanaan melalui koordinasi dengan kementerian keuangan.

Proses rinci penyusunan Rencana dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga


adalah sebagai berikut:

Menteri/pimpinan lembaga setelah menerima surat edaran menteri keuangan tentang


pagu sementara bagi masing-masing program pada pertengahan bulan Juni, menyesuaikan
Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja–KL) menjadi rencana dan anggaran kementrian
negara/ lembaga yang dirinci menurut unit organisasi dan kegiatan.

Kementerian negara/lembaga membahas rencana dan anggaran kementrian negara/


lembaga tersebut bersama-sama dengan komisi terkait di DPR. Hasil pembahasan rencana dan
anggaran kementrian negara/ lembaga tersebut disampaikan kepada Kementerian Keuangan
dan Kementerian Perencanaan selambat-lambatnya pada pertengahan bulan Juli.

Kementerian Perencanaan menelaah kesesuaian antara rencana dan anggaran


kementrian negara/ lembaga hasil pembahasan bersama DPR dengan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). Kementerian Keuangan menelaah kesesuaian antara rencana dan anggaran
kementrian negara/ lembaga hasil pembahasan bersama DPR dengan surat edaran menteri
keuangan tentang pagu sementara, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran
sebelumnya dan standar biaya yang telah ditetapkan.

Menteri keuangan menghimpun semua rencana dan anggaran kementrian negara/


lembaga yang telah ditelaah, selanjutnya dituangkan dalam Rancangan APBN dan dibuatkan
Nota Keuangan untuk dibahas dalam sidang kabinet. Nota Keuangan dan Rancangan APBN
beserta himpunan rencana dan anggaran kementrian negara/ lembaga yang telah dibahas

1
disampaikan pemerintah kepada DPR selambat-lambatnya pertengahan bulan Agustus untuk
dibahas bersama dan ditetapkan menjadi Undang-Undang APBN selambatlambatnya pada
akhir bulan Oktober.

Rencana dan anggaran kementrian negara/ lembaga yang telah disepakati DPR
ditetapkan dalam keputusan presiden tentang rincian APBN selambat-lambatnya akhir bulan
November. Keputusan presiden tentang rincian APBN tersebut menjadi dasar bagi masing-
masing kementerian negara/lembaga untuk menyusun konsep dokumen pelaksanaan anggaran.
Konsep dokumen pelaksanaan anggaran disampaikan kepada menteri keuangan selaku
Bendahara Umum Negara selambatlambatnya minggu kedua bulan Desember. Dokumen
pelaksanaan anggaran disahkan oleh menteri keuangan selambat-lambatnya tanggal 31
Desember.

2
10.2 SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA (APBN)

Perencanaan &
Penganggaran
APBN

PIC:
Pemeriksaan & Kementerian
Kementerian Bappenas Penetapan
Pertanggungjawaban Negara/Lembaga Keuangan

APBN menyusun Renja dan RKA/KL APBN

PIC: PIC:
Kementerian Badan Pemeriksa Dewan Perwakilan Rakyat
Negara/Lembaga Keuangan
menyusun Laporan Keuangan K/L
Kementerian Keuangan

Pencatatan &
Pelaksanaan
Pelaporan
APBN
APBN

PIC: PIC:
Kementerian Kementerian Kementerian
Keuangan
Negara/Lembaga selaku Bendahara Umum Negara Negara/Lembaga

3
10.3 KLASIFIKASI DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
PUSAT

Klasifikasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (disingkat LKPP) adalah laporan pertanggung-


jawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri dari Laporan
realisasi anggaran, Neraca, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. LKPP diterbitkan setiap tahun. LKPP disusun
oleh Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian Keuangan Indonesia. Saat ini
laporan keuangan pemerintah pusat disusun berdasarkan penerapan akuntansi basis kas menuju
akrual.

Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:

1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan Realisasi


Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional (LO) disusun untuk
melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO,
Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
1) Laporan Realisasi AnggaranSunting
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan
keuangan pemerintah yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian
sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode
tertentu.
2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran LebihSunting
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) menyajikan informasi
kenaikan atau penurunan SAL tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dan hanya disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan
yang menyusun laporan keuangan konsolidasi.

4
3) NeracaSunting
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan
suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
4) Laporan OperasionalSunting
Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus
akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan
yang dapat dipertanggungjawabkan. LO menyediakan informasi mengenai seluruh
kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam
pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan
yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
5) Laporan Arus Kas Sunting
Laporan Arus Kas (LAK) adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Tujuan LAK untuk memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan
kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada
tanggal pelaporan. LAK wajib disusun dan disajikan hanya oleh unit organisasi yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
6) Laporan Perubahan EkuitasSunting
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LPE
menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.
7) Catatan Atas Laporan KeuanganSunting
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Laporan Keuangan dan oleh karenanya setiap entitas pelaporan
diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan. CaLK meliputi
penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca,
Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk
pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang
diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta
5
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar
atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen
lainnya. CaLK bertujuan untuk meningkatkan transparansi laporan keuangan dan
penyediaan pemahaman yang lebih baik atas informasi keuangan pemerintah

Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan analisis yang dilakukan terhadap berbagai


macam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Dalam melakukan analisis, setiap pengguna laporan harus mengidentifikasi informasi


yang harus dipilih untuk dianalisis, teknik analisis yang tepat, ruang lingkup, kedalaman
analisis dengan menggunakan pertimbangan yang cermat agar dapat memperoleh informasi
yang diinginkan untuk mendukung keputusan-keputusan yang diambilnya.

 Tujuan Analisis
1. Meyakini bahwa pemerintah telah melaksanakan
anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2. Mengukur dan mengevalusasi kinerja pemerintah
3. Mengukur potensi pendapatan atau sumber ekonomi
4. Mengetahui kondisi keuangan
5. Mengetahui kemampuan pemerintah dalam memenuhi kewajibannya
 Tingkat Kedalaman Analisis
Semakin besar permasalahan yang dihadapi dan semakin panjang waktu yang menjadi
kepentingan pengguna akan diperlukan analisis yang semakin mendalam dengan
menggunakan berbagai teknik dan metode analisis.
 Prasyarat analisis
Prasysarat analisis yang harus dipahami oleh pengguna, antara lain:
1. Laporan keuangan disusun berdasarkan SAP dan kebijakan akuntansi yang
ditetapkan oleh pemerintah
2. Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan mungkin dipengaruhi
oleh suatu kondisi atau masalah tertentu yang spesifik
3. Pengaruh transaksi, peristiwa dan kejadian yang ekstrim atau luar biasa juga
harus dieliminasi supaya tidak meyesatkan.

6
4. Pemilihan angka-angka yang menjadi tolok ukur harus dilaksanakan secara
hati-hati, terlebih lagi jika yang digunakan sebagai pembanding adalah laporan
keuangan

 Metode Analisis
1. Analisis horisontal: dilaksanakan dengan membandingkan angka-angka dalam suatu
laporan keuangan kementerian negara/lembaga dengan kementerian negara/lembaga
lainnya, antara pemerintah dengan pemerintah lainnya.
2. Analisis vertikal: dilakukan dengan membandingkan antara pos yang satu dengan
pos yang lain dalam laporan keuangan yang sama.

 Teknik Analisis
Teknik analisa laporan keuangan meliputi:
1. Analisis Perubahan Laporan Keuangan
2. Analisis Persentase Perkomponen
3. Analisis Trend
4. Analisis Rasio
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
6. Analisis Ketaatan Terhadap Peraturan

11.1 PROSES PENYUSUNAN RENCANA dan ANGGARAN PEMERINTAH


DAERAH ( APBD )
Penganggaran adalah proses penyusunan anggaran. Penganggaran merupakan satu
aspek penting bagi keuangan daerah. Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan
dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang
diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk
satu periode.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan bahan APBD yang diajukan oleh
Pemerintah Daerah untuk dibahas dalam sidang DPRD untuk disetujui sebagai APBD. APBD
merupakan anggaran tahunan yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari hingga 31 Desember.
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan
pendapatan daerah. Azas ini mengharuskan pemerintah daerah merencanakan kegiatan daerah

7
yang dibutuhkan masing-masing dengan memperhatikan kemampuan daerah dalam
memperoleh pendapatan. Daerah
Proses perencanaan dan penyusunan APBD, mengacu pada PP Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, secara garis besar sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana kerja pemerintah daerah
2. Penyusunan rancangan kebijakan umum anggaran
3. Penetapan prioritas dan plafon anggaran sementara
4. Penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD
5. Penyusunan rancangan perda APBD
6. Penetapan APBD.

11.2 SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ( APBD )

8
11.3 KLASIFIKASI DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
PUSAT
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP), Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan berbasis akrual
terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, yang jika
diuraikan adalah sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyediakan informasi mengenai anggaran
dan realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan
dari suatu entitas pelaporan. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas
dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran karena menyediakan informasi-
informasi sebagai berikut:
1. Informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi;
2. Informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan
anggaran.

LRA menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya


ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam
periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif. Selain itu, LRA
juga dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan keuangan pemerintah
tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi dalam penyelenggaraan
fungsi pemerintahan, sehingga dapat menilai apakah suatu kegiatan/program telah
dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat, sesuai dengan anggarannya
(APBN/APBD), dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Penyusunan dan penyajian LRA didasarkan pada akuntansi anggaran, akuntansi


pendapatan-LRA, akuntansi belanja, akuntansi surplus/ defisit, akuntansi pembiayaan
dan akuntansi sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA), yang mana
berdasar pada basis kas.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) menyajikan pos-pos berikut,
yaitu: saldo anggaran lebih awal (saldo tahun sebelumnya), penggunaan saldo anggaran
9
lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA/SIKPA) tahun berjalan, koreksi
kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, lain-lain dan Saldo anggaran lebih akhir untuk
periode berjalan. Pos-pos tersebut disajikan secara komparatif dengan periode
sebelumnya.
LP-SAL dimaksudkan untuk memberikan ringkasan atas pemanfaatan saldo
anggaran dan pembiayaan pemerintah, sehingga suatu entitas pelaporan harus
menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam LP-SAL dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.

3. Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan
operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban,
dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya. Pengguna laporan membutuhkan Laporan
Operasional dalam mengevaluasi pendapatan-LO dan beban untuk menjalankan suatu
unit atau seluruh entitas pemerintahan. Berkaitan dengan kebutuhan pengguna tersebut,
Laporan Operasional menyediakan informasi sebagai berikut:
1. Mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah untuk
menjalankan pelayanan;
2. Mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan
kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi;
3. Yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima
untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode
mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif;
4. Mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan
ekuitas (bila surplus operasional).

Sama halnya dengan LRA, struktur Laporan Operasional Pemerintah Pusat,


Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki perbedaan. Perbedaan
struktur tersebut juga diakibatkan karena perbedaan sumber pendapatan pada
pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

10
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos Ekuitas awal
atau ekuitas tahun sebelumnya, Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan dan
koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal
dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan mendasar, misalnya:
1. Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya;
2. Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
Di samping itu, suatu entitas pelaporan juga perlu menyajikan rincian lebih lanjut
dari unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan Ekuitas yang dijelaskan pada
Catatan atas Laporan Keuangan. Struktur Laporan Perubahan Ekuitas baik pada
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki
perbedaan.

5. Neraca
Dalam neraca, setiap entitas mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan
nonlancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan
jangka panjang. Konsekuensi dari penggunaan sistem berbasis akrual pada penyusunan
neraca menyebabkan setiap entitas pelaporan harus mengungkapkan setiap pos aset dan
kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar
dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan jumlah-jumlah yang
diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Informasi tentang tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan bermanfaat
untuk menilai likuiditas dan solvabilitas suatu entitas pelaporan. Sedangkan informasi
tentang tanggal penyelesaian aset nonkeuangan dan kewajiban seperti persediaan dan
cadangan juga bermanfaat untuk mengetahui apakah aset diklasifikasikan sebagai aset
lancar dan nonlancar dan kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek
dan jangka panjang. Struktur Neraca Pemerintah Pusat memiliki beberapa perbedaan
dibandingkan dengan struktur Neraca Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/ Kota).
Perbedaan tersebut diakibatkan karena kepemilikan aset negara berbeda dengan
kepemilikan aset di daerah. Dalam neraca kadang-kadang memiliki dasar pengukuran
yang berbeda, tergantung dari sifat dan fungsinya masing-masing.

11
6. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi serta saldo kas
dan setara kas pada tanggal pelaporan. Kas adalah uang baik yang dipegang secara tunai
oleh bendahara maupun yang disimpan pada bank dalam bentuk tabungan/giro.
Sedangkan setara kas pemerintah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka
pendek atau untuk tujuan lainnya.

7. Catatan Atas Pelaporan Keuangan


Agar informasi dalam laporan keuangan pemerintah dapat dipahami dan
digunakan oleh pengguna dalam melakukan evaluasi dan menilai pertanggungjawaban
keuangan negara diperlukan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK). CaLK
memberikan informasi kualitatif dan mengungkapkan kebijakan serta menjelaskan
kinerja pemerintah dalam tahapan pengelolaan keuangan negara. Selain itu, dalam CaLK
memberikan penjelasan atas segala informasi yang ada dalam laporan keuangan lainnya
dengan bahasa yang lebih mudah dicerna oleh lebih banyak pengguna laporan keuangan
pemerintah, sehingga masyarakat dapat lebih berpartisipasi dalam menyikapi kondisi
keunagan neagra yang dilaporkan secara lebih pragmatis.

12

You might also like