You are on page 1of 10

2.2.

GAS LIFT (GL)


2.2.1. Pengertian Gas Lift (GL)

Gas Lift System merupakan suatu metode untuk mengangkat minyak dari dalam sumur dengan
menggunakan gas yang diinjeksikan dalam bertekanan oleh gas compressor ke annulus. Gas Lift pada
prinsipnya mencampurkan gas kedalam system agar didapat densitas system yang lebih ringan,
sehingga memberikan Pwf yang kecil agar didapat drawdown yang besar. Gas yang digunakan bisa
berasal dari sumur minyak itu sendiri atau dari gas well. Tubing yang digunakan pada gas lift system
dilengkapi dengan beberapa mandrel tempat duduknya Gas Lift Valve.
Adapun dasar operasi gas lift untuk mengangkat minyak dari dasar sumur ke permukaan, adalah
sebagai berikut :
 Pengurangan atau penurunan gradien fluida di dalam tubing.
 Pengembangan gas yang diijeksikan ke dalam sumur.
 Pendorongan fluida reservoir ke permukaan oleh gas injeksi bertekanan tinggi.
Ditinjau dari cara penginjeksian gas, maka gas lift dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Continuous gas lift, yaitu gas diinjeksikan secara terus menerus ke dalam annulus melalui valve
yang dipasang pada tubing, maka gas akan masuk ke dalam tubing.
 Intermittent gas lift, yaitu gas diinjeksikan secara terputus-putus pada selang waktu tertentu,
sehingga dengan demikian injeksi gas merupakan suatu siklus dan diatur sesuai dengan laju fluida
yang mengalir dari formasi ke lubang sumur.
Beberapa kelebihan gas lift dibandingkan dengan metode sembur buatan lain, yaitu:
a. Biaya peralatan awal untuk instalasi gas-lift biasanya lebih rendah, terutama sekali untuk
pengangkatan sumur dalam (deep lift).
b. Pasir (bahan abrasif) yang ikut terproduksi tidak merusak kebanyakan instalasi gas-lift.
c. Gas-lift tidak tergantung/dipengaruhi oleh design sumur.
d. Umur peralatan lebih lama.
e. Biaya operasi biasanya lebih kecil,terutama sekali untuk deeplift.
f. Ideal untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi atau yang memproduksikan buih gas (gas-cut
foam).
Gas-lift dapat diterapkan hamper pada setiap lapangan asalkan ada cukup gas dan bukan
minyak-berat.
Ada dua metode gas-lift yang dapat diterapkan, yaitu continuous gas lift, dan intermittent gas lift.
Peralatan gas lift dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :

a. Peralatan di Atas Permukaan

Peralatan di atas permukaan adalah semua peralatan yang diperlukan untuk proses injeksi gas ke
dalam sumur yang terletak di permukaan. Peralatan-peralatan tersebut meliputi :

1. Wellhead dengan Christmas tree.


Rangkaian peralatan di atas permukaan untuk gas lift sama seperti peralatan wellhead dan
christmas tree pada sumur sembur alam. Untuk gas lift, christmas tree ini ditambah dengan peralatan
khusus untuk mengatur jumlah gas yang masuk ke dalam sumur serta tekanannya.

2. Stasiun kompresor.
Kompresor digunakan untuk menaikkan tekanan gas yang diijeksikan. Di dalam stasiun
kompresor terdapat beberapa buah kompresor yang dihubungkan dengan manifold. Dari stasiun
kompresor ini gas bertekanan tinggi dikirimkan ke sumur-sumur melalui stasiun distribusi.

3. Stasiun distribusi.
Adalah fasilitas penyaluran gas injeksi dari stasiun kompresor ke sumur-sumur dengan sistem
manifold-nya. Dalam menyalurkan gas injeksi dari kompresor ke sumur terdapat beberapa macam
cara, yaitu :
- Stasiun distribusi langsung. Pada sistem ini gas dari kompresor disalurkan langsung ke sumur
produksi. Sistem ini mempunyai kelemahan yaitu bila kebutuhan gas untuk masing-masing sumur
tidak sama sehingga injeksi tidak efisien.
- Stasiun distribusi dengan pipa induk. Sistem ini lebih ekonomis karena panjang pipa dapat
diperpendek. Tetapi karena sumur yang satu berhubungan dengan sumur yang lain, maka bila salah
satu sumur sedang dilakukan injeksi gas, sumur lain bisa terpengaruh.
- Stasiun distribusi dengan stasiun distribusi. Stasiun ini sangat efektif sehingga sering digunakan.
Gas dikirim dari stasiun pusat kompresor ke stasiun distribusi kemudian dibagi ke sumur-sumur
dengan menggunakan pipa.

4. Alat-alat kontrol
Alat-alat ini meliputi choke, regulator, time cycle control, pressure control. Choke yang dirangkai
dengan regulator berfungsi untuk mengatur (membatasi) jumlah gas yang diinjeksikan sesuai dengan
tekanan yang dibutuhkan. Sedangkan time cycle control dipergunakan untuk mengontrol laju injeksi
aliran gas dengan interval waktu yang dikehendaki. Alat ini dipakai pada intermittent flow.
Penggunaan gas lift pada sumur-sumur minyak mempunyai keuntungan tersendiri bila dibandingkan
dengan metoda pengangkatan lainnya, keuntungan itu antara lain adalah :
- Dapat dilakukan pada sumur-sumur yang mempunyai tekanan sampai 4000 psi, dan dapat
menghasilkan rate produksi sebesar 5000 BBL/hari.
- Dapat dilakukan untuk sistem komplesi dengan menggunkan tubing yang kecil (macaroni),
dengan berbagai jenis valve-valve dan dioperasikan dengan wire line. Dapat digunakan untuk operasi
kick-off ataupun untuk proses pengosongan (unloading).
- Digunakan pada sumur-sumur yang mempunyai problem kepasiran.
- Masih mungkin digunakan pada sumur-sumur yang memilki GOR tinggi.
- Umur peralatan relatif lebih lama.
- Mempunyai biaya awal dan biaya operasi lebih murah untuk kondisi-kondisi seperti diatas.

b. Peralatan di Bawah Permukaan


Peralatan bawah permukaan dari gas lift tidak berbeda jauh dengan peralatan pada sembur alam,
hanya disini ditambah dengan valve-valve gas lift. Yang paling umum dipakai pada saat ini adalah
jenis pressure charge bellow valve. Dalam keadaan normal valve ini tertutup (karena adanya tekanan
di dalam bellow) dan akan bekerja berdasarkan tekanan injeksi.
Valve-valve ini dipasang pada tubing dan berfungsi untuk :
- Mengosongkan sumur dari fluida workover atau kill fluid supaya injeksi gas dapat mencapai titik
optimum di dalam tubing.
- Mengatur aliran injeksi gas ke dalam tubing, baik pada proses unloading (pengosongan sumur)
maupun pada proses pengangkatan fluida.
Gambar 2.2. peralatan dibawah dan diatas permukaan

a. Continuous gas lift.

Dalam cara ini gas dengan tekanan dan volume tertentu diinjeksikan ke dalam sumur secara terus-
menerus (kontinyu) selama proses pengangkatan minyak. Cara ini sesuai untuk sumur-sumur yang
mempunyai PI tinggi dan tekanan dasar-sumur tinggi.
Ada enam katup (valve) didalam sumur. Empat katup bagian atas digunakan sebagai katup
pengosongan sumur (unloading valve) dari fluida workover , untuk mencapai katup operasi kelima
(operating valve). Satu katup tambahan dibawah “titik injeksi” (point of injection) ditambahkan untuk
kondisi keamanan atau kondisi sumur yang berubah. Karena terdapat satu katup dibawah katup
operasi, permukaan fluida pemati sumur (kill fluid) mencapai “titik keseimbangan” (point of balance)
antara tekanan casing dan tekanan didalam tubing. Tanpa katup ini didalam sumur , permukaan cairan
didalam casing akan tetap pada kedalaman katup-lima (operating valve). Empat katup pengosongan
fluida tetap tidak beroperasi sampai katup ini diperlukan untuk mengosongkan sumur lagi pada kasus
lain,seperti setelah penutupan sumur (shut-in).
Continuous gas-lift ini sering digunakan pada sumur-sumur yang mempunyai kondisi :
a) Produktifitas tinggi dan tekanan static tinggi (permukaan fluida dalam sumur pada saat
static dapat mencapai 70% dari kedalaman sumur).
b) Productivity index (PI) rendah,tetapi tekanan dasar sumur tinggi

b. Intermittent gas lift.

Dalam cara ini gas diinjeksikan secara periodik. Waktu dari injeksi diatur oleh suatu alat di
permukaan yang disebut sebagai “intermitter”, atau oleh katup (valve) yang dipasang pada tubing dan
sensitive terhadap perbedaan tekanan antara casing dan tubing. Metode ini lebih cocok untuk sumur-
sumur dengan tekanan dasar-sumur rendah.
Pada metode ini gas diinjeksikan secara terputus yaitu gas diinjeksikan selama beberapa saat ,
kemudian injeksi dihentikan selama selang waktu tertentu , dan kemudian diinjeksikan lagi,dan
seterusnya. Pengaturan frekuensi atau siklus injeksi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan:
a. Surface-controller dengan menggunakan “jam” (clock)
b. Choke, yang bekerja atas perubahan tekanan casing atau tubing.
c. Penghentian injeksi gas diperlukan untuk member kesempatan terhadap cairan masuk dan
terkumpul didalam tubing diatas titik-injeksi. Setelah terkumpul baru diinjeksikan gas dan gas
akan mendorong fluida kepermukaan dalam bentuk kolom cairan (slug). Lamanya penghentian
tergantung pada produktifitas formasi. Jika produktifitas farmasi besar, maka lamanya
penghentian injeksi kecil (singkat). Sedangkan bila produktifitas sumur kecil , maka pernghentian
injeksi memerlukan waktu yang lama
d. Intermittent gas-lift dapat digunakan pada dua kondisi sumur , yaitu :
a) PI tinggi ( ≥ 0,5) dengan tekanan dasar-sumur rendah , atau
b) Pi rendah dengan tekanan dasar sumur rendah
2.3 SUCKER ROD PUMP (SRP)
2.3.1. Pengertian Sucker Rod Pump (SRP)
Metoda pemakaian Sucker Rod Pump (SRP) digunakan apabila suatu sumur minyak sudah tidak
dapat lagi mengangkat fluida dari dasar sumur ke atas permukaan secara sembur alam, atau dengan
menggunakan metoda yang lain misalnya gas lift tidak memenuhi persyaratan.
Dalam hal ini yang demikian energi dari reservoir hanyalah digunakan untuk mengalirkan fluida
dari reservoir ke lubang sumur dan permukaan cairan naik dalam lubang sumur tidak sampai permukaan,
sehingga perlu dilakukan pengangkatan buatan (artificial lift). Maka dengan demikian perlu dipikirkan
untuk mengeluarkan fluida sumur tersebut dengan menggunakan tenaga pengangkatan buatan ( artificial
lift methods).
Prinsip kerja Pumping Unit yaitu mengubah gerak rotasi dari Prime Mover menjadi gerak naik
turun oleh sistem Pitman Crank Assembly, kemudian gerak naik turun ini melalui walking beam di
teruskan ke Horse Head di jadikan gerak lurus naik turun (Up Stroke dan Down Stroke)
untuk menggerakan plunger pompa melalui rangkaian rod (rod string).
Dengan demikian minyak terpompa dari dasar sumur ke permukaan.
Peralatan sucker rod pumping terdiri dari :

a) Peralatan diatas permukaan yang ( Pumping Unit ) secara garis besar terdiri:
a. Prime Mover (mesin penggerak)
b. Gear Reducer
c. Counter Weight
b) Peralatan bawah permukaan, terdiri:

a. Pipa tubing
b. Rod string (rangkaian rod)
c. Pompa (Sub surface pump)

gambar 2.3.1. komponen SRP

a) Peralatan diatas permukaan

a. Prime Mover (Motor Penggerak )


Suatu motor listrik atau gas engine dengan putaran 800 – 1200 RPM dipakai untuk menggerakkan
Pumping Unit. Untuk motor listrik pada umumnya 3-phase, 440 volt, 60 cycle. Untuk gas engine
menggunakan bahan bakar gas alam. Ada juga yang menggunakan motor dengan bahan bakar solar atau
diesel.

b. Gear Reducer
Gear reducer berfungsi untuk menurunkan RPM motor menjadi RPM sesuai SPM pompa. Didalam
terdapat roda gigi (gear) penurun RPM.
Untuk memindahakan tenaga atau energi dari prime mover ke gear reducer digunakan V belt yang
dilindungi oleh belt cover untuk pengaman.

c. Counter Weight
Pada crank balance pumping unit, counter weight dipasang pada crank, sedangkan pada beam
balance pumping unit, counter wight dipasang pada ujung belakang walking beam. Counter weight
berfungsi untuk memberikan balancing beban pada pumping unit sehingga beban pada upstroke sada
dengan beban pada down stroke. Dengan demikian beam pumping unit tidak cepat rusak.

2.3.2. Prinsip Kerja

Prinsip kerja di bawah permukaan adalah sebagai berikut : ketika gerakan plunger kebawah,
standing valve akan tertutup karena ditekan fluida di atasnya, travelling valve terbuka karena mendapat
dorongan dari fluida di working barrel, fluida bergerak masuk dari barrel ke plungernya. Pada gerakan ke
atas, travelling valve tertutup, standing valve terbuka karena efek penghisapan, fluida masuk dari sumur
ke working barrel karena effek penghisapan tersebut. working barrel digunakan untuk tempat naik dan
turunnya plunger dan sebagai tempat pengumpul cairan.

Gambar 2.3.2. prinsip kerja SRP


2.3.2. Kelebihan dan Kelemahan
2.4. PROGRESSING CAVITY PUMP (PCP)

2.4.1 Pengertian

PCP merupakan suatu metode dari artificial lift system yang digunakan untuk memompa minyak
kepermukaan dengan memanfaatkan ulir dari pompa.

PCP terdiri dari dua komponen utama, yaitu rotor dan stator yang bergerak secara rotary dan
dalam keadaan normal akan memompa fluida dan mendorongnya ke permukaan secara positif. Arti
positif disini adalah bahwa fluida yang telah masuk ke dalam pompa seluruhnya akan didorong ke
permukaan tanpa adanya fluida yang mengalir balik seperti yang terjadi pada pompa ESP. Dengan
demikian PCP ini juga disebut dengan pompa pemindahan positif atau positive displacement pump.

Mesin penggeraknya walau dapat menggunakan dengan berbagai mesin tetapi umumnya
menggunakan motor listrik yang dipasang dipermukaan didekat wellhead yang dihubungkan dengan
perantaraan V-Belt drive ke drive assembly nya. Drive head assembly yang dipasang diatas wellhead
terdiri dari beberapa bagian, diantaranya roda gigi bevel penurunan kecepatan dan pengubah arah
putarannya, break assembly sebagai alat pengaman, drive shaft yang memutar rotor pompa melalui
rods string yang ujung paling bawahnya dihubungkan dengan rotor pompa.Stator pompanya
dihubungkan dengan tubing produksi di permukaan.

 Progressing Cavity Pump (PCP) dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

 Rangkaian dalam sumur (Subsurface Equipment)

 Rangkaian dipermukaan (Surface Equipment)

 Rangkaian dalam sumur (Subsurface Equipment)


a) Rotor
b) Stator
c) Gas Anchor
d) Sucker Rods

 Rangkaian dipermukaan (Surface Equipment)


a) Motor penggerak (Prime mover)
b) Roda Gigi Penggerak
c) Alat penahan putaran balik dari pompa

Gas Anchor Komponen ini merupakan tambahan yang dipasang pada bagian bawah dengan fungsi
memisahkan gas dari minyak agar tidak ikut masuk ke dalam pompa. Tubing Anchor Komponen ini
merupakan tambahan yang dipasang pada bagian bawah dengan fungsi untuk meredam getaran pada
tubing saat pompa dioperasionalkan / dijalankan pada putaran (RPM) tertentu.

Centralizer Komponen ini merupakan alat tambahan yang dipasang pada tubing yang berfungsi untuk
menjaga tubing tetap berada di tengah-tengah lubang bor dan mencegah gesekan langsung antara tubing
dengan dinding casing. Biasanya centralizer ini diaplikasikan pada deviated well dengan kemiringan yang
kecil.
Rotor ini bentuknya seperti ulir dan merupakan salah satu bagian PCP yang berputar yang fungsinya
mengangkat fluida yang akan diproduks Sucker Rod Merupakan penghubung antara rotor dengan
peralatan penggerak yang ada dipermukaan.Fungsinya adalah melanjutkan gerak berputar dari drive head
ke rotor. Panjang sucker rod berkisar antara 25 – 30 ft. Pony Rod Merupakan sucker rod yang mempunyai
ukuran lebih pendek. Fungsinya adalah melengkapi panjang dari sucker rod apabila panjang sucker rod
tidak memenuhi panjang yang dibutuhkan. Panjang ponyrod adalah 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 ft.

2.4.2. Prinsip Kerja Progressive Cavity Pump


Pompa ini memiliki gesekan yang renah selama proses operasinya sehingga menghasilkan
efesiensi mekanik yang tinggi. Keseragaman kompresi dan stator hanya menghasilkan slip yang rendah,
sehingga menjamin efesiensi volumetrik tetap terjaga. Pompa ini memiliki belt atau kontrol hidrolik yang
dapat memudahkan saat akan dilakukan perubahan kecepatan pompa untuk berbagai jenis laju produksi
suatu sumur.Tenaga yang digunakan oleh pompa hanya untuk mengangkat minyak bumi ke atas
permukaan.

2.4.3. Keuntungan dan Kelemahan penggunaan PCP

a. Keuntungannya yaitu:

1. PCP hanya memerlukan daya sebesar 30 % daya yang diperlukan oleh ESP untuk sumur yang
sama.
2. Biaya perawatan sumur yang murah. Karena pekerjaan ulang(service) cukup menggunakan crane
yang berkapasitas 15 ton untuk mengangkat peralatan bawah permukaan jika terjadi kerusakan
atau untuk penggantian. Sedangkan peralatan dipermukaan kecil kemungkinan untuk rusak.
3. Efisiensi volumetris pompa ulir dapat mencapai 90 % dan kapasitas pemompaan tersebut dapat
bervariasi dengan mengubah kecepatan laju putaran pompa sesuai kemampuan produksi
reservoir.
4. Laju aliran dari pompa ulir tersebut tidak terpengaruh oleh tekanan pipa alir
5. Dapat mengangkat fluida yang berpasir
6. Bagian penggerak utama, termasuk motor terdapat di permukaan, sehingga kemungkinan rusak
karena kondisi sumur sangat kecil. Untuk perbaikan pada rangkaian ini, perangkat perawat
sumur tidak diperlukan.
7. Dapat melakukan sirkulasi melalui pipa produksi setelah rotor diangkat keluar dari stator.
8. Jumlah suku cadang lebih sedikit

b. Kelemahannya yaitu :

1. Sumur produksi sebaiknya vertical well


2. Kedalaman sumur maksimal 4000 ft
3. Kapasitas Produksi maksimum 2000 BFPD
4. Usia stator dapat mencapai 2 tahun
5. Tidak dapat dipergunakan untuk sumur yang aromatic dan mengandung H2S yang tinggi.

You might also like