Professional Documents
Culture Documents
c. Penebahan (Stripping)
Tandan buah kelapa sawit yang disterilisasi dituang sedikit demi sedikit
secara teratur ke dalam mesin penebah (striper/pemipih) untuk memisahkan antara
buah dan tandannya.Hal ini dilakukan dengan cara membanting tandan sehingga
kadang-kadang proses ini disebut sebagai tahap bantingan). Hasil dari stripping
tidak selalu 100%, artinya masih terdapat berondolan yang melekat pada tangkai
tandan, hal ini disebut dengan Unstripped Bunch (USB) sehingga sering
dilakukan “Double Thressing”. Janjang yang telah kosong selanjutnya di bawa ke
incinerator dan dimanfaatkan sebagai pupuk.
d. Pelumatan (Digesting)
Buah lepas (brondolan buah) yang dibawa oleh fruit conveyor di
masukkan ke dalam digester atau peralatan pengaduk dimana padanya terdapat
pisau-pisau atau batang-batang yang terhubung dengan poros utama, yang
berfungsi menghancurkan buah yang telah lepas dari tandannya. Pengadukan ini
dimaksudkan untuk melepaskan daging buah dengan biji. Selama pengadukan
berlangsung, temperature dan digester dijaga agar tetap stabil antara 95 – 105℃.
Pemanasan ini di lakukan dengan menggunakan uap panas (steam).
e. Pengempaan (Dressing)
Massa buah yang tercacah dan telah berbentuk bubur di masukkan ke
dalam screw press (alat kempa). Mesin pres yang biasa digunakan adalah model
screw press. Alat ini terdiri dari dua buah worm screw yang duduk dalam press
cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju mundur. Disebabkan putaran
kedua worm screw tersebut dan penekanan cone, minyak pangan dalam mesocarp
itu akan diperas dan keluar melalui lubang – lubang kecil pada press cake.
Sedangkan ampas press atau campuran fibred an nut akan keluar melalui worm
screw. Hal–hal yang diperhatikan dalam proses yaitu press harus kering.
Maksudnya minyak pangan yang melekat pada ampas press diusahakan sedikit
mungkin dan cukup rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekan cone,
tetapi akibatnya akan menaikkan nut / kernel yang pecah.
f. Penjernihan (Clarifier)
Penjernihan pada statisun klarifikasi, kadang disebut dengan pemurnian
minyak, dalam pengolahan kelapa sawit bertujuan untuk menjernihkan sehingga
diperoleh minyak dengan mutu sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan
harga baik. Tahapan klarifikasi dalam industri pengolahan tersebut adalah
penyaringan, pengendapan, sentrifugasi dan pemurnian.
Minyak kasar campuran dari digesti dan pengempaan dialirkan menuju
kesaringan getar (vibrating screen) untuk disaring agar kotoran berupa serabut
kasar dapat dipisahkan. Minyak kasar lalu ditampung dalam tanki penampung
minyak kasar (crude oil tank), selanjutnya dipanaskan hingga suhu 95-100℃,
dengan tujuan untuk memperbesar perbedaan berat jenis antara minyak, air, dan
sludge sehingga sangat membantu dalam proses pengendapan.
Minyak dari crude oil tank selanjutnya dialirkan ke tanki pengendap.
Didalam tanki tersebut crude oil terpisah menjadi minyak dan sludge atau Lumpur
akibat pengolahan dengan teknik pengendapan. Sludge masih dapat diambil
minyaknya dengan teknik pengolahan minyak kelapa sawit tertentu misalnya
sentrifugasi atau pemusingan.
g. Pemecahan Nut
Nut yang telah kering (dinyatakan oleh tes laboratorium) masuk ke dalam
Nut Cracher. Dalam Nut Cracher ini nut akan dipecah menjadi inti yang masih
basah dan cangkang (kernel). Inti dikirim untuk bahan baker broiler dan diolah
lebih lanjut menjadi palm kernel oil.
h. Proses Pengolahan Minyak
Proses Pengolahan Palm Oil Seluruh Crude Oil dan lemak yang
diguanakan sebagai bahan makanan termasuk palm oil mengandung kadar
Impurities (kadar kotoran). Impurities yang terkandung antara lain seperti kadar
Free Fatty Acid atau yang lebih dikenal dengan Asam Lemak Bebas (ALB),
senyawa – senyawa phospat, bahan pewarna berbagai bentuk aroma, kadar air
(moisture), kandungan logam serta adanya benda – benda asing di dalamnya.
Kandungan impurities ini haruslah dihilangkan terlebih dahulu dengan satu
pengolahan agar minyak pangan tersebut stabil dan layak untuk dikonsumsi
masyarakat.
Proses pemurnian palm oil yang sering digunakan meliputi :
1. Proses Penetralan (Alkaline Refining Process)
Proses penetralan ini meliputi :
a) Degumming
Crude Palm Oil sebagaimana yang telah di jelaskan diatas tadi,
hasil akhirnya mengandung senyawa – senyawa phospat yang nantinya
akan sangat membahayakan tubuh bila tidak di hilangkan dan juga
mengandung gum (lender). Oleh karena itu, penambahan 0,1% asam
phospat (H3PO4) atau Asam Sitrat ke dalam palm oil ini. Hal ini
dimaksudkan untuk menghilangkan senyawa phospat dan berbagai logam
yang ada sehingga tidak mengganggu pada proses netralisasi. Degumming
dilakukan pada suatu pencampur sentrifugal. Dari proses ini akan
dihasilkan RBPO (Refinery Bleaching Palm Oil) dan PFAD (Palm Fatty
Acid N-Hexaneete) yang dapat digunakan sebagai bahan baku sabun.
b) Netralizing (Netralisasi)
Pada proses ini, minyak pangan telah di hilangkan lendirnya yang
dicampur dengan larutan NaOH. Hal ini dimaksudkan untuk
menghilangkan kandungan Free Fatty Acid (FFA) di dalam minyak
pangan tersebut. Konsentrasi alkali pada proses ini harus seimbang dengan
jumlah Free Fatty Acid yang ada pada minyak pangan tersebut. Biasanya
dalam proses ini di gunakan larutan Natrium Hidroksida Excess. Larutan
ini dicampurkan pada minyak pangan dalam pencampur sentrifugal.
Kemudian setelah minyak pangan tadi bereaksi, minyak pangan di alirkan
menuju separator berkecepatan tinggi untuk memisahkan minyak pangan
dari kandungan Soap Stock (kandungan detergent), senyawa phospat dan
endapan lainnya dari minyak netral yang telah di dapat.