Professional Documents
Culture Documents
OLEH
RINDY HERFIONITA
FERINA KHAIRUNISA
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah mamberikan rahmat
dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Kesehatan
Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja Tentang “ Penyakit Muskuloskletal Akibat Kerja “
Adapun tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
tim dosen, selain itu untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan penulis. Tak lupa pula
penulis ucapkan terimakasih kepada tim dosen yang telah membimbing dan membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik
dan saran dari para pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah kecil ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.
Kelompok
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
2. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
1. Kesimpulan ............................................................................................. 19
2. Saran ....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cumulative Trauma Disorders (CTDs) adalah sekumpulan gangguan atau kekacauan
pada sistem muskuloskeletal berupa cedera syaraf , otot, tendon, ligamen, tulang dan
persendian pada titik-titik ekstrim tubuh bagian atas (tangan, pergelangan, siku dan bahu),
tubuh bagian bawah (kaki, lutut dan pinggul) dan tulang belakang (punggung dan leher).
Biasanya CTDs mempengaruhi bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan. Tubuh bagian atas terutama punggung dan lengan adalah bagian yang
paling rentan terhadap resiko CTDs. Jenis pekerjaan seperti perakitan, pengolahan data
menggunakan keyboard komputer, pengepakan makanan dan penyolderan adalah
pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai siklus pengulangan pendek dan cepat sehingga
menyebabkan timbulnya CTDs.
Pekerjaan-pekerjaan dan sikap kerja yang statis sangat berpotensi mempercepat
timbulnya kelelahan dan nyeri pada otot-otot yang terlibat. Jika kondisi seperti ini
berlangsung setiap hari dan dalam waktu yang lama bisa menimbulkan sakit permanen dan
kerusakan pada otot, sendi, tendon, ligamen dan jaringan-jaringan lain.
Oleh karena itu perlu diketahui bahwa gangguan sistem muskuloskeletal pada saat
bekerja sangat berbahaya bagi para pekerja, apalagi bila kegiatan tersebut berulang secara
terus menerus. Maka perlu dilakukan metode atau identifikasi dalam penanganan
gangguan tersebut, agar dapat meminimalkan angka cedera, gangguan, atau sakit terhadap
pekerjaannya.
B. Tujuan
1. Umum
2. Tujuan Khusus
a. dapat mengetahui gangguan Musculoskeletal disorders (MSDs) ?
b. dapat mengetahui Faktor apa saja yang dapat menyebabkan gangguan
Musculoskeletal disorders (MSDs)?
c. Dapat mengetahui Bagaimana Gelaja Musculoskeletal disorders (MSDs)
d. Dapat mengetahui Apa saja Jenis penyakit Musculoskeletal disorders (MSDs) ?
e. Dapat mengetahui bagaimana pengendalian Musculoskeletal disorders (MSDs)
?
f. Dapat mengetahui bagaimana pencegahan Musculoskeletal disorders (MSDs) ?
g. Pembahasan jurnal yang berkaitan dengan penyakit Musculoskeletal
disorders (MSDs) akibat kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
e. Tindakan pencegahan
Memperbaiki lingkungan kerja, perlatan, dan organisasi tugas kerja
menurut prinsip-prinsip ergonomi, seperti perubahan tinggi meja kerja =,
tempat duduk, desain mesin dan perlatan kerja, banyaknya frekuensi dan
variasi gerakan yang dilakukan agar sesuai dengan kapasitas fisik dan
mentalmpara pekerja.
Memberikan variasi untuk tugas-tugas yang berisiko menimbulkan
penyakit ini, sedapat mungkin, dalam setiap pekerjaan harus terdapat
kombinasi abtara pekerjaan dengan gerakan berulang/posisi tugas yang
kurang nyaman dengan pekrjaan yang lain yang dapat memberikan
istirahat bagi otot-otot yang mengalami kelelahan.
3. Hand Arm Vibration Syndrome
Hand arm vibration syndrome adalah gangguan kesehatan akibat kerja karena
penggunaan alat bantu genggam yang menimbulkan vibratsi dalam jangka waktu yang
lam, seprti gergaji listrik, gerinda, bor tenaga listrik atau tekanan udara, palu pemecah
batu, dll. Hand arm vibration syndrome merupan fenomena yang komlek dan
patofisologinya masih belum banyak diketahui secar pasti, umumnya disuga terjadi
kerusakan saraf tepi dan lapisa otot-otot halus pembuluh darah tangan.
Bebarapa faktor yang mempengaruhi terjadinya/bertambah beratnya HAVS
perlu diperhatikan pada pelaksanaan tindakan pencegahan yaitu :
4. tingkatkan vibrasi atau intensitas dan frekuensinya. Frekuensi yang berhabaya
adalah 30-300 Hz.
5. Lamanya pajanan
6. Vibrasi yang terus menerus akan mempercepat timbulnya HAVS. Perlu
diberikan waktu istirajat 10menit setiap pajanan vibrasi yang terus menerus
7. Bertambah kerasnya kekuatan untuk menggenggam alat, maka semakin banyak
energi yang ditransfer ketangan dengan risisko kerusakan pada artei, nervus,
persendian, dan otot
8. Penguranagn berat dari alat-alat yang menimbulkan vibrasi, akan mengurangi
kerja yang berlebihan pada persendian (siku dan bahu), tetapi energi yang
ditransfer ketangan akan bertambah
9. Sarung tangan berguna sebagai pelindung terhadap bahaya kerja vibrasi, tetapi
kurang kuat untuk memegang peralatan
10. Kerentetan individu
Pengendalian dan pengobatan terhadap HVAS dititikberatkan pada desain alat
bantu genggam dan eleminasi vibrasi. Sampai saat ini, belum ditemukan metode
pengbatan HVAS yang tepat. Pengobatan terutama bersifat paliatif fisiterapi dalam
bentuk termoterapi, “paraffin bath“ , inframerah, dan terapi frekuensi rendah sering
digunakan dijepang. Tindakan pembedahan dalam bentuk simpatektomi blokade
ganglion cervical dan pembebasan saraf tepi terjepit. Medikamentosa dengan
menggunakan preparat kalsium antagonis sebagai vasodilatator, kemotrapi untuk
mengurangi adhesi dan agregasi sel-sel pembeku (trombosit) serta dengan preparat
untuk mengurangi viskositas darah dan pembentukan emboli.
Pada kasus HVAS stadium 1 dan awal stadium 2 sebaiknya dilakukan tindakan
palidatif, yaitu disarankan menghindari tempat0tempat yang dingin dan pajanan rasa
dingin secara langsung ditanga yang sakit, berolah raga untuk menimbulkan aliran
darah, serta mengurangi pajanan vibrasi yang memenuhi standar NBL. Pada HVAS
stadium 2 pajanan vibrasi harus benar-benar dihindarkan. Jika penderita terpaksa tidak
dapat menghindari pajanan vibrasi, perlu pertimbangan lagi untuk memberikan
vasolidator secara terbatas, seprti Nifedipine. Oleh karena stadium awal dari HVAS
bersifat sementar, maka pemantaun medis yang rutin terhadap populasi yang terpajan
vibrasi suatu tempat kerja harus senantiasa dilaksanakan, sehingga tanda-tanda dini dari
kelainan ini dapat didetekso.
E. Pengendalian Musculoskeletal disorders (MSDs)
Controlling atau pengendalian terhadap MSDs dapat dilakukan dengan melakukan
evaluasi terhadap faktor-faktor yang telah ditemukan. Selain itu juga dapat dilakukan
perubahan metode kerja, menata ulang peralatan dan area kerja untuk mengurangi resiko
MSDs, libatkan karyawan untuk memberikan ide-ide agar sistem kerja menjadi lebih baik
sehingga produktivitas kerja dapat meningkat.
Mengendalian pada umumnya terbagi menjadi tiga (Cohen et al,1997) :
1. Mengurangi atau mengeliminasi kondisi yang berpotensi bahayamenggunakan
pengendalian teknik
2. Mengubah dalam praktek kerja dan kebijakan manajemen yang seringdisebut
pengendalian administratif
3. Menggunakan alat pelindung diri agar tidak mengalami risiko MSDspada saat
melakukan pekerjaan, maka ada beberapa hal yang harus dihindari. Hal tersebut
adalah:
Jangan memutar atau membungkukkan badan ke samping
Jangan menggerakkan, mendorong atau menarik secara sembarangan,karena
dapat meningkatkan risiko cidera
Jangan ragu meminta tolong pada orang
Apabila jangkauan tidak cukup, jangan memindahkan barang.
1. Rekayasa Teknik
Rekayasa Teknik pada umumnya dilakukan melalui pemilihan beberapa alteralitf,
meliputi :
a. Eliminasi,yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya yang ada. Hal ini jarang
dilakukan mengingat kondisi dan tuntutan pekerja yang mengharuskan untuk
menggunakan peralatan yang ada
b. Substitusi, yaitu mengganti alat atau bahan lama dengan alat atau bahan baru
yang aman, menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur
penggunaan peralatan
c. Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan pekerja
d. Ventilasi, menamah ventilasi untk mengurangi risiko sakit.
2. Rekayasa Menejemen
Rekayasa Menejemen dapat dilakukan melalui tindakan berikut :
a. Pendidikan dan pelatihan agar pekerja lebih memahami lingkungan dan alat
kerja sehingga diharapkan dapat melakukan penyesuaian dan inovatif dalam
melakukan upaya pencegahan terhadap risiko sakit akibat kerja
b. Pengaruh waktu kerja dan istirahat yang seimbang, dalam arti disesuaikan
dengan kondisi lingkungan kerja dan karakterisktik pekerjaan, sehingga dapat
mencegah paparan yang berlebihan terhadap sumber bahaya
c. Pengawasan yang intensif, agar dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini
terhadap kemungkinan terjadinya risiko sakit akibat kerja
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluhan pada sistem muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot rangka
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Faktor
Penyebab Keluhan Pada Gangguan Muskuloskeletal: peregangan otot yang berlebihan,
aktivitas berulang, sikap kerja tidak alamiah, faktor penyebab sekunder
(tekanan,getaran,mikroklimat) dan penyebab kombinasi (umur, jenis kelamin, kebiasaan
merokok, kesegaran jasmani, kekuatan fisik, ukuran tubuh (antropometri)). Langkah
Mengatasi Keluhan Sistem Muskuloskeletal adalah dengan Rekayasa Teknik dan Rekayasa
Manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Riyadina Woro, dkk, Januari 2008, “Keluhan Nyeri Muskuloskeletal pada Pekerja
Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta”. Jurnal Maj Kedokt Indon, Volum: 58.
file:///I:/normarinda_%20PENCEGAHAN%20DAN%20PENGENDALIAN%20GAN
GGUAN%20OTOT%20RANGKA%20%28%20Musculoskeletal%20Discorders_MSDs%29.
html, diakses 27 Januari 2016
file:///I:/normarinda_%20PENCEGAHAN%20DAN%20PENGENDALIAN%20GAN
GGUAN%20OTOT%20RANGKA%20%28%20Musculoskeletal%20Discorders_MSDs%29.
html, diakses 27 Januari 2016
file:///I:/sang%20penyamun_%20KELAINAN%20MUSKULOSKELETAL%20AKIB
AT%20KERJA%20%28WMSD%29.html, diakses 27 Januari 2016