Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca dan juga Ikatan Fisioterapi Indonesia.
Penulis
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR........................................................................................ 1
DAFTAR ISI..................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 3
A. A. LATAR BELAKANG................................................................................... 3
B. B. RUMUSAN MASALAH................................................................................ 5
C. C. TUJUAN...................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 7
A. PENGERTIAN............................................................................................. 7
B. METODE...................................................................................................... 9
C. HASIL.......................................................................................................... 10
D. PEMBAHASAN........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 14
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
suatu keadaan dimana seseorang dalam keadaan yang baik secara fisik,
mental, maupun sosialnya serta bebas dari dari segala penyakit maupun
fungsi tubuh. Salah satunya yang terjadi gangguan adalah pada area kaki.
Karena kaki dan pergelangan kaki menjadi pusat tumpuan badan pada saat
lebih rentan mengalami gangguan akibat trauma mekanik atau cidera saat
tulang. Cidera yang paling sering terjadi adalah sprain (cidera ligamen).
Salah satu cidera yang terjadi pada daerah pergelangan kaki adalah
adalah cidera pada ligamen di sekitar persendian tulang yang dibentuk oleh
pada saat inflamasi terjadi penumpukan jaringan kolagen yang apabila tidak
ankle, cidera tersebut dikarenakan gaya inversi dan plantar fleksi ankle yang
tiba-tiba. Dimana posisi ini sering kali terjadi ketika beban berat tubuh yang
diterima oleh kaki pada saat menumpu diatas permukaan yang tidak rata
tidak begitu sempurna, sehingga hal ini akan menyebabkan tapak kaki dalam
keadaan posisi inversi. Apabila tidak diberi penanganan fisioterapi maka akan
dapat digunakan dalam penanganan sprain ankle antara lain ultrasound (US),
seperti nyeri, cidera jaringan, dan kontraktur sendi. Sedangkan, Terapi latihan
tubuh baik secara aktif maupun pasif untuk memelihara, memperbaiki kekuatan,
penting yang berpengaruh pada terapi latihan adalah edukasi dan keterlibatan
Pemberian terapi latihan baik secara aktif maupun pasif, baik menggunakan alat
sendi, manfaat terapi latihan yang lain adalah untuk membantu pemulihan cidera
seperti kontraksi otot, kesleo, pergeseran sendi, putus tendon dan patah tulang,
supaya dapat beraktifitas kembali tanpa mengalami kesakitan dan kekakuan otot
B. RUMUSAN MASALAH
ankle?
ankle?
C. TUJUAN
5
Tujuan dibuatkannya karya ilmiah ini antara lain untuk:
BAB II
6
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
kerobekan pada ligamen lateral komplek, hal ini disebakan karena gerakan
inversi dan plantar fleksi yang tiba–tiba pada saat kaki menumpu di lantai
ataupun tanah yang tidak rata sehingga menyebabkan telapak kaki dalam
posisi inversi dengan penanganan pada sprain ankle awal tidak tertangani
secara optimal.
disebabkan oleh gerakan inversi dan plantar fleksi ankle yang tiba-tiba.
Pada sprain ankle juga di jumpai kerobekan pada ligamen atau tendon yang
kestabilan terganggu. Selain pada ligamen dan saraf, otot pun juga terjadi
masalah. Masalah yang timbul saat Sprain Ankle Kronis adalah pada otot
pada otot, dan berakibat timbulnya jaringan fibrous sehingga tonus otot
7
menurun dan menyebabkan kekuatan otot pun menurun.
Keadaan ini yang menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan terjadi
latihan secara mandiri. Theraband yang murah, sangat ringan, dan sebagai
alat untuk meningkatkan stabilisasi ankle pada kasus Sprain Ankle Kronis.
Sedangkan latihan isotonik itu sendiri adalah suatu bentuk latihan melawan
B. METODE
8
Hasil anamnesis yang berkaitan dengan kasus yang di alami oleh pasien
adalah sebagai berikut : Nama Tn H.P, umur 40 tahun, jenis kelamin laki-laki,
penyakit sekarang yang di alami oleh pasien yakni pada hari Sabtu tanggal 5
Juni 2022 sore, saat pasien berjalan di tangga rumah tiba-tiba pasien jatuh ke
kanan kemudian kaki kanan pasien terbentur anak tangga, setelah terjatuh
pasien diberi kompres es batu di kaki bagian kanan kemudian pada selasa sore
pada tanggal 7 Juni 2022 pasien datang ke tukang urut untuk mengobati kaki
nya, namun belum ada perubahan selama 1 minggu sehingga pada hari selasa
ankle bagian kanan diarea luar berupa nyeri tekan, gerak dan diam. Adanya
keterbatasan LGS (Lingkup Gerak Sendi) pada pergelangan kaki bagian kanan.
Adanya penurunan kekuatan otot pada bagian kaki kanan karena terdapat nyeri.
tersebut.
problematika fisioterapi maka tujuan yang akan dicapai ada dua yaitu tujuan
Theraband.
9
Pasien bernama Tn.H.P berusia 40 tahun dengan keluhan nyeri pada
pergelangan kaki kanan sisi luar, setelah dilakukan terapi latihan dengan ankle
C. HASIL
(Visual Analog Scale), didapatkan hasil penurunan nyeri. Pada saat diam
gerak T0 = 7 menjadi T3 = 3.
10
3. Kekuatan Otot Dengan MMT (Manual Muscle Testing)
kanan.
Grup Otot T0 T1 T2 T3
Fleksor 3 3 4 5
Ekstensor 3 3 3 4
Inversor 3 3 4 4
Eversor 3 3 3 4
D. PEMBAHASAN
1. Nyeri
Pada kasus ini ultrasound bermanfaat untuk mengurangi nyeri melalui efek
nyeri akan terhenti dan tidak diteruskan oleh bagian pusat. US (ultrasound)
merupakan terapi yang dapat mengurangi nyeri akut maupun kronis (Arofah
2010: 42).
membatasi gerak pasien. Oleh karena itu pasien diberikan terapi latihan
11
Pemberian terapi latihan baik menggunakan alat maupan tanpa
sehingga akan memperbaiki stabilitas pada sendi dan menambah luas gerak
cedera seperti kesleo, kontraksi otot, pergeseran sendi, dan patah tulang,
Dari uraian terapi latihan diatas dapat disimpulkan bahwa terapi latihan
maupun tanpa menggunakan beban. Pada kasus ini untuk terapi latihan yang
menekuk kaki dan kemudian meluruskannya selain itu pasien juga diminta untuk
memutar sendi ankle senyaman mungkin tanpa ada nyeri, ini dilakukan beberapa kali
sampai pasien lebih leluasa dan nyeri berkurang saat melakukan latihan. (Harsanti
Susi, 2013)
3. Kekutan otot
Pada kasus ini kekuatan otot pasien menurun karena adanya nyeri yang berlebihan
pada pergelangan kaki sisi luar. Terapi latihan artinya usaha untuk mengerakan
anggota gerak baik secara aktif maupun pasif dengan tujuan untuk perbaikan
fungsionl. (Al Gifari Irfan, 2017). Ankle Exercise Theraband merupakan salah satu
bentuk terapi latihan yang digunakan untuk membantu proses penyembuhan serta
12
BAB III
PENUTUP
Setelah dilakukan terapi sebanyak 3 kali pada pasien bapak Hadi Purnomo
yang berusuia 40 tahun dengan kasus sprain ankle si istra grade 1 didapatkan hasil
bahwa Ultrasound dan Ankle Theraband Exercise dapat mengurangi nyeri pada
penderita sprain ankle dekstra grade 1. Ultrasound dan Ankle theraband Exercise
dapat meningkatkan LGS pada penderita sprain ankle grade 1. Ultrasound dan
Untuk pasien Pasien diharapkan untuk memiliki keinginan yang tinggi untuk
sembuh selain itu pasien juga diharapkan untuk menjalani serangakian program
dukungan dari keluarga merupakan salah satu faktor penting yang dapat
13
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, B. S., Laksmi, R., Jurusan, A., Keshatan, P., Fik, R., Abstrak, U. N. Y.
Priyonoadi, B. (2009). Tingkat Pengetahuan Atlet Tentang Cedera Ankle Dan.
23–38.
Pemain, P., Basket, B., Sma, D. I., & Serang, N. (2017). No Title.
Rahayu, Sustiwi. (2018). Efektifitas Program Terapi Rehabilitasi Cedera Terhadap
Peningkatan Rom Dan Penurunan Bengkak Pasca Rekontruksi Acl Di Jogja
Sport KlinikStates, U. (2014). Ankle Sprains : Assessment Background.
Sumartiningsih, S. (2012). Cedera Keseleo pada Pergelangan Kaki (Ankle Sprains).
Susi Harsanti dan Ali Satya Graha. (2014). Pembebanan Dalam Meningkatkan
Range Of Movement Pasca Cedera Ankle Ringan. XIII(1).
14