You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya

ilmiah tentang "Penggunaan ultrasound diathermy dan theraband exercise pada

kasus sprain ankle".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,

tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari

penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena

itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami

dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat

dan juga inspirasi untuk pembaca dan juga Ikatan Fisioterapi Indonesia.

Ende, 30 Juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR........................................................................................ 1

DAFTAR ISI..................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 3

A. A. LATAR BELAKANG................................................................................... 3

B. B. RUMUSAN MASALAH................................................................................ 5

C. C. TUJUAN...................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 7

A. PENGERTIAN............................................................................................. 7

B. METODE...................................................................................................... 9

C. HASIL.......................................................................................................... 10

D. PEMBAHASAN........................................................................................... 11

BAB III PENUTUP............................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 14

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk hidup dan untuk

melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

suatu keadaan dimana seseorang dalam keadaan yang baik secara fisik,

mental, maupun sosialnya serta bebas dari dari segala penyakit maupun

kelemahan. Manusia dikatakan sehat apabila seseorang tersebut dapat

menjalankan segala aktifitas tanpa adanya gangguan yang berarti dalam

tubuhnya. Dalam pandangan fisioterapi orang dikatakan tidak sehat itu

apabila adanya suatu gangguan yang dirasakan terhadap gerak dan

fungsi tubuh. Salah satunya yang terjadi gangguan adalah pada area kaki.

Karena kaki dan pergelangan kaki menjadi pusat tumpuan badan pada saat

berdiri, berjalan, berlari ataupun melompat, maka pergelangan kaki akan

lebih rentan mengalami gangguan akibat trauma mekanik atau cidera saat

melakukan aktifitas berolahraga. Cidera ini biasanya dikarenakan oleh tidak

melakukan pemanasan, beban olahraga yang berlebih atau tidak melakukan

gerakan dengan benar. Cidera dapat mengenai otot, ligamen, maupun

tulang. Cidera yang paling sering terjadi adalah sprain (cidera ligamen).

Salah satu cidera yang terjadi pada daerah pergelangan kaki adalah

sprain ankle, yang merupakan cidera pada daerah ligamentum-ligamentum sisi

lateral ankle seperti ; Calcaneo fibulare ligament, Talo fibulare ligament,

Calcaneo cuboideum ligament, dan Talo calcaneo ligament. Cidera sprain

adalah cidera pada ligamen di sekitar persendian tulang yang dibentuk oleh

permukaan tulang rawan sendi yang membungkus tulang- tulang yang


3
berdampingan. Kerusakan serat ligamen sering dibarengi oleh perdarahan

yang menyebar disekeliling jaringan dan terlihat sebagai memar, karena

pada saat inflamasi terjadi penumpukan jaringan kolagen yang apabila tidak

tertangani dengan baik akan menimbulkan jaringan fibrous. Jaringan fibrous

yang timbul akan menyebabkan pergelangan kaki menjadi hipomobile pada

pergelangan kaki sehingga menyebabkan penurunan stabilitas. Cidera

tersebut dapat menyebabkan overstretch pada ligamentum lateral complex

ankle, cidera tersebut dikarenakan gaya inversi dan plantar fleksi ankle yang

tiba-tiba. Dimana posisi ini sering kali terjadi ketika beban berat tubuh yang

diterima oleh kaki pada saat menumpu diatas permukaan yang tidak rata

tidak begitu sempurna, sehingga hal ini akan menyebabkan tapak kaki dalam

keadaan posisi inversi. Apabila tidak diberi penanganan fisioterapi maka akan

menurunkan fungsional sendi, menambah kekakuan otot-otot sekitar ankle dan

memperlambat proses penyembuhan. Modalitas atau intervensi fisioterapi yang

dapat digunakan dalam penanganan sprain ankle antara lain ultrasound (US),

TENS, infra red, dan terapi latihan.

Ultrasound adalah salah satu modalitas fisik yang paling banyak

digunakan dalam pelayanan fisioterapi, ultrasound dapat menghasilkan efek

thermal dan non thermal, penggunaan ultrasound dalam proses rehabilitasi

memiliki sejumlah kegunaan termasuk pengobatan gangguan muskuloskletal

seperti nyeri, cidera jaringan, dan kontraktur sendi. Sedangkan, Terapi latihan

adalah salah satu metode fisioterapi dengan menggunakan gerakan fungsi

tubuh baik secara aktif maupun pasif untuk memelihara, memperbaiki kekuatan,

ketahanan, dan kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan kemampuan

fungsional. Terapi latihan merupakan suatu teknik fisioterapi untuk memulihkan


4
dan meningkatkan kondisi otot dan tulang agar menjadi lebih baik, faktor

penting yang berpengaruh pada terapi latihan adalah edukasi dan keterlibatan

pasien secara aktif dalam rencana pengobatan yang telah terprogram.

Pemberian terapi latihan baik secara aktif maupun pasif, baik menggunakan alat

maupun tanpa menggunakan alat, dapat memberikan efek naiknya adaptasi

pemulihan kekuatan tendon, ligament, serta dapat menambah kekuatan otot,

sehingga dapat mempertahankan stabilitas sendi dan menambah luas gerak

sendi, manfaat terapi latihan yang lain adalah untuk membantu pemulihan cidera

seperti kontraksi otot, kesleo, pergeseran sendi, putus tendon dan patah tulang,

supaya dapat beraktifitas kembali tanpa mengalami kesakitan dan kekakuan otot

(Nugroho et al., 2009)

Berdasarkan keunggulan-keunggulan dari modalitas dan intervensi

tersebut, penulis memilih intervensi menggunakan ultrasound dan terapi latihan

dengan metode Ankle Exercise Theraband.

B. RUMUSAN MASALAH

Pada karya ilmiah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu sprain ankle?

2. Apakah ultrasound diathermy dapat memberikan manfaat pada kasus sprain

ankle?

3. Apakah theraband exercise dapat memberikan manfaat pada kasus sprain

ankle?

C. TUJUAN
5
Tujuan dibuatkannya karya ilmiah ini antara lain untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana sprain ankle dapat mempengaruhi gangguan

aktifitas sehari – hari

2. Untuk mengetahui manfaat dari pemberian terapi dengan ultrasound

diathermy dan theraband exercise pada kasus sprain ankle

3. dapat dijadikan bahan kajian atau menjadi referensi tambahan bagi

fisioterapis dan mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan lebih lanjut

mengenai penanganan pada kasus Sprain Ankle

BAB II

6
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Sprain ankle adalah cidera yang terjadi akibat penguluran atau

kerobekan pada ligamen lateral komplek, hal ini disebakan karena gerakan

inversi dan plantar fleksi yang tiba–tiba pada saat kaki menumpu di lantai

ataupun tanah yang tidak rata sehingga menyebabkan telapak kaki dalam

posisi inversi dengan penanganan pada sprain ankle awal tidak tertangani

secara optimal.

Ligamen yang terkena itu adalah ligamentum talofibular posterior,

ligamentum calcaneocuboideum, ligamentum talocalcaneus, dan

ligamentum calcaneofibular. Sprain pada ligamentum lateral komplek

disebabkan oleh gerakan inversi dan plantar fleksi ankle yang tiba-tiba.

Pada sprain ankle juga di jumpai kerobekan pada ligamen atau tendon yang

menyebabkan terjadinya radang atau inflamasi sehingga menimbulkan

gangguan gerak pada pergelangan kaki.

Cidera pada ligamen akan menyebabkan gangguan pada saraf

sehingga keseimbangan dan kestabilan pada pergelangan kaki pun

terganggu, dikarenakan adanya inflamasi jaringan sehingga menyebabkan

peningkatan nocisensorik mengakibatkan penurunan propioseptif sehingga

reflek pada ankle menurun sehingga mengakibatkan keseimbangan dan

kestabilan terganggu. Selain pada ligamen dan saraf, otot pun juga terjadi

masalah. Masalah yang timbul saat Sprain Ankle Kronis adalah pada otot

yaitu terjadi overstretch yang berlebihan sehingga bisa terjadi kerobekan

pada otot, dan berakibat timbulnya jaringan fibrous sehingga tonus otot

7
menurun dan menyebabkan kekuatan otot pun menurun.

Keadaan ini yang menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan terjadi

penurunan fleksibilitas dan stabilisasi, kekuatan otot menurun sehingga

efektifitas dan efisiensi gerak menurun sehingga terjadi gangguan

stabilisasi. Dengan beberapa masalah yang terjadi, maka diperlukan

pemilihan intervensi yang tepat terhadap penanganan sprain ankle kronik

untuk mencapai hasil terapi yang efektif dan efisien.

Theraband merupakan suatu produk bermerek terkemuka di dunia.

Secara Progresif Theraband memiliki ketahanan elastisitas yang cukup

tinggi untuk rehabilitasi secara profesional, pelatihan atlet dan senam

kebugaran dirumah. Hal ini dikarenakan Theraband dapat digunakan untuk

latihan secara mandiri. Theraband yang murah, sangat ringan, dan sebagai

alat untuk meningkatkan stabilisasi ankle pada kasus Sprain Ankle Kronis.

Theraband membuat band dengan berbagai tingkat resentensi yang ditujukan

oleh warna “ Theraband ” ( Welch, 2012). Latihan Theraband digunakan

sebagai alat untuk merehabilitasi, memulihkan otot dan fungsi tubuh,

meningkatkan keseimbangan dan kekuatan. Theraband Exercise bertujuan

untuk meningkatkan kekuatan dinamik, endurance, dan power otot dengan

menggunakan tahanan yang berasal dari external force.Theraband Exercise

adalah latihan isotonik dengan menggunakan Theraband atau suatu alat

berupa karet berwarna yang mempunyai fleksibilitas yang cukup tinggi.

Sedangkan latihan isotonik itu sendiri adalah suatu bentuk latihan melawan

tahanan atau beban yang konstan dan terjadi pemanjangan atau

pemendekan otot dalam range of motion gerakan.

B. METODE
8
Hasil anamnesis yang berkaitan dengan kasus yang di alami oleh pasien

adalah sebagai berikut : Nama Tn H.P, umur 40 tahun, jenis kelamin laki-laki,

agama katolik, pekerjaan wiraswasta, alamat jalan Gatot Soebroto. Riwayat

penyakit sekarang yang di alami oleh pasien yakni pada hari Sabtu tanggal 5

Juni 2022 sore, saat pasien berjalan di tangga rumah tiba-tiba pasien jatuh ke

kanan kemudian kaki kanan pasien terbentur anak tangga, setelah terjatuh

pasien diberi kompres es batu di kaki bagian kanan kemudian pada selasa sore

pada tanggal 7 Juni 2022 pasien datang ke tukang urut untuk mengobati kaki

nya, namun belum ada perubahan selama 1 minggu sehingga pada hari selasa

tanggal 14 juni 2022 pasien periksa ke dokter dan kemudian dirujuk ke

fisioterapi. Pemeriksaan fisioterapi dalam penelitian ini meliputi; pemeriksaan

tanda vital, inspeksi, palspasi, pekursi, dan pemeriksaan fungsi gerak.

Hasil diagnosa fisioterapi menunjukkan impairment adanya nyeri pada

ankle bagian kanan diarea luar berupa nyeri tekan, gerak dan diam. Adanya

keterbatasan LGS (Lingkup Gerak Sendi) pada pergelangan kaki bagian kanan.

Adanya penurunan kekuatan otot pada bagian kaki kanan karena terdapat nyeri.

Functional limitation pada kasus ini ditemukan gangguan fungsional. Pasien

tidak aktif mengikuti kegiatan sosial di kampung selama mengalami kondisi

tersebut.

Berdasarkan dari hasil anamnesis dan ditemukan diagnosa serta

problematika fisioterapi maka tujuan yang akan dicapai ada dua yaitu tujuan

jangka pendek dan jangka panjang. Berdasarkan problematika fisioterapi yang

telah didapat, penulis kemudian mengambil terapi latihan Ankle Exercise

Theraband.

9
Pasien bernama Tn.H.P berusia 40 tahun dengan keluhan nyeri pada

pergelangan kaki kanan sisi luar, setelah dilakukan terapi latihan dengan ankle

theraband exercise sebanyak 3 kali agar dapat mengurangi nyeri, meningkatkan

LGS, serta menambah kekuatan otot.

C. HASIL

1. Nyeri dengan VAS (visual analog scale)

Setelah dilakukan terapi sebanyak 3 kali dan evaluasi dengan VAS

(Visual Analog Scale), didapatkan hasil penurunan nyeri. Pada saat diam

nyeri pada ankle kanan

T0 = 4 menjadi T3 = 1, nyeri tekan T0 = 4 menjadi T3 = 2 dan nyeri

gerak T0 = 7 menjadi T3 = 3.

Tabel 1. Hasil Evaluasi Nyeri


Nyeri T0 T1 T2 T3
Nyeri diam 4 3 1 1
Nyeri tekan 6 4 3 2
Nyeri gerak 7 5 4 3

2. Evaluasi Lingkup Gerak Sendi dengan LGS


Setelah dilakukan terapi sebanyak 3 kali dan evaluasi menggunakan
goneometer didapat peningkatan hasil LGS pada ankle kanan
Tabel 2. Hasil Evaluasi
Terapi Tanggal Bidang LGS
gerak
Terapi 0 14 Juni 2022 Sagital S 15O-0O-15O
Frontal F 10O-0O-5O
Terapi 1 14 Juni 2022 Sagital S 15o-0o-15o
Frontal F 10o-0o-100
Terapi 2 16 Juni 2022 Sagital S 15o-0o-20o
Frontal F 15o-0o-10o
Terapi 3 18 Juni 2022 Sagital S 20o-0o-25o
Frontal F 20o-0o-15o

10
3. Kekuatan Otot Dengan MMT (Manual Muscle Testing)

Setelah dilakukan terapi sebanyak 3 kali dan evaluasi menggunakan MMT

(Manual Muscle Testing) didapatkan hasil peningkatan otot pada ankle

kanan.

Tabel 3. Hasil evaluasi kekuatan otot

Grup Otot T0 T1 T2 T3
Fleksor 3 3 4 5
Ekstensor 3 3 3 4
Inversor 3 3 4 4
Eversor 3 3 3 4

D. PEMBAHASAN

1. Nyeri

Pada kasus ini ultrasound bermanfaat untuk mengurangi nyeri melalui efek

thermal. Adanya stimulus thermal dapat merangsang serabut saraf offeren

berdiameter besar akan mengaktifkan substansia gelatinosa, apabila

substansia gelatinosa sudah aktif gerbang akan menutup sehingga rangsang

nyeri akan terhenti dan tidak diteruskan oleh bagian pusat. US (ultrasound)

merupakan terapi yang dapat mengurangi nyeri akut maupun kronis (Arofah

2010: 42).

2. Lingkup Gerak Sendi (LGS)

Penurunan LGS terjadi karena adanya nyeri pada ankle, sehingga

membatasi gerak pasien. Oleh karena itu pasien diberikan terapi latihan

tujuannya agar menambah LGS. Terapi latihan merupakan suatu teknik

fisioterapi untuk memulihkan serta meningkatkan kondisi otot, faktor penting

yang berpengaruh pada program terapi latihan adalah edukasi dan

keterlibatan pasien dengan program yang telah diberikan oleh fisioterapi.

11
Pemberian terapi latihan baik menggunakan alat maupan tanpa

menggunakan alat, dapat memberikan efek yang cukup baik terhadap

pemulihan ligamen, tendon, serta dapat menambah kekuatan pada otot

sehingga akan memperbaiki stabilitas pada sendi dan menambah luas gerak

sendi, manfaat terapi lainnya adalah untuk membantu proses pemulihan

cedera seperti kesleo, kontraksi otot, pergeseran sendi, dan patah tulang,

supaya daapat beraktifitas kembali tanpa mengalami kesakitan.

Dari uraian terapi latihan diatas dapat disimpulkan bahwa terapi latihan

merupakan salah satu cara utuk memulihkan kesehatan seseorang apabila

dilakukan sesuai program dan bisa dilakukan dengan menggunakan beban

maupun tanpa menggunakan beban. Pada kasus ini untuk terapi latihan yang

diberikan kepada pasien adalah dengan cara menginstruksikan pasien unntuk

menekuk kaki dan kemudian meluruskannya selain itu pasien juga diminta untuk

memutar sendi ankle senyaman mungkin tanpa ada nyeri, ini dilakukan beberapa kali

sampai pasien lebih leluasa dan nyeri berkurang saat melakukan latihan. (Harsanti

Susi, 2013)

3. Kekutan otot

Pada kasus ini kekuatan otot pasien menurun karena adanya nyeri yang berlebihan

pada pergelangan kaki sisi luar. Terapi latihan artinya usaha untuk mengerakan

anggota gerak baik secara aktif maupun pasif dengan tujuan untuk perbaikan

kekuatan, ketahanan, kestabilan, mobilitas, keseimbangan dan kemampuan

fungsionl. (Al Gifari Irfan, 2017). Ankle Exercise Theraband merupakan salah satu

bentuk terapi latihan yang digunakan untuk membantu proses penyembuhan serta

berfungsi untuk memperkuat fungsi kerja otot.

12
BAB III

PENUTUP

Setelah dilakukan terapi sebanyak 3 kali pada pasien bapak Hadi Purnomo

yang berusuia 40 tahun dengan kasus sprain ankle si istra grade 1 didapatkan hasil

bahwa Ultrasound dan Ankle Theraband Exercise dapat mengurangi nyeri pada

penderita sprain ankle dekstra grade 1. Ultrasound dan Ankle theraband Exercise

dapat meningkatkan LGS pada penderita sprain ankle grade 1. Ultrasound dan

Ankle Theraband Exercise mampu membantu meningkatkan kekuatan otot dan

memperbaiki mobilitas pada sendi.

Untuk pasien Pasien diharapkan untuk memiliki keinginan yang tinggi untuk

sembuh selain itu pasien juga diharapkan untuk menjalani serangakian program

yang diberikan oleh fisioterapi.

Untuk keluarga pasien diharapkan untu selalu mendukung pasien, karena

dukungan dari keluarga merupakan salah satu faktor penting yang dapat

menumbuhkan semangat pasien, sehingga pasien memiliki dorongan yang cukup

baik untuk terus melanjutkan pengobatannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, B. S., Laksmi, R., Jurusan, A., Keshatan, P., Fik, R., Abstrak, U. N. Y.
Priyonoadi, B. (2009). Tingkat Pengetahuan Atlet Tentang Cedera Ankle Dan.
23–38.

Pemain, P., Basket, B., Sma, D. I., & Serang, N. (2017). No Title.
Rahayu, Sustiwi. (2018). Efektifitas Program Terapi Rehabilitasi Cedera Terhadap
Peningkatan Rom Dan Penurunan Bengkak Pasca Rekontruksi Acl Di Jogja
Sport KlinikStates, U. (2014). Ankle Sprains : Assessment Background.
Sumartiningsih, S. (2012). Cedera Keseleo pada Pergelangan Kaki (Ankle Sprains).
Susi Harsanti dan Ali Satya Graha. (2014). Pembebanan Dalam Meningkatkan
Range Of Movement Pasca Cedera Ankle Ringan. XIII(1).

14

You might also like