You are on page 1of 7

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS

PADA PENJAHIT DI PUSAT INDUSTRI KECIL MENTENG MEDAN 2015

(CORRELATION OF WORKING POSTURE WITH MUSCULOSKELETAL


DISORDERS THE TAILORS AT PUSAT INDUSTRI KECIL MENTENG MEDAN IN
2015)

Oleh :
Agnestry putri sihombing , Kalsum2, Mhd. Makmur Sinaga2
1

1
Mahasiswa Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU
2
Dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU
Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
Email: agnestry.putri@gmail.com

ABSTRACT

Musculoskeletal Disorders (MSDs) is a medical disorder of muscle tissue and bone


structure. This research was aimed to find out the correlation of working posture with
Musculoskeletal Disorders (MSDs) the tailors at Pusat Industri Kecil Menteng Medan in
2015.
This research is an observational analytical with Cross Sectional design. The
sample of 31 research tailors obtained by used was Total Sampling technique. The data
collection was done using by RULA Assessment Worksheet and Nordic Body Map (NBM).
The data analysis used Exact Fisher test.
Based on the working posture with RULA assessment method , the unnatural posture was
found in the body of the neck is 200 by 100% of tailors and the trunk is 200 by 64.5% of
tailors with at a high level 67.7% and a very high level 32.3% . The tailors (100%) are
MSDs with complaints in the neck, trunk, right shoulder and right calf with a medium
level of 71.0% and a high level of 29.0% .
Results of bivariate analysis , known correlation the working posture with
Musculoskeletal Disorders with P value=0.015, which means there is a significant
correlation between working posture with Musculoskeletal Disorders the tailors at Pusat
Industri Kecil Menteng Medan in 2015.
Suggested that tailors shall perform stretching while working and doing back exercises
before going to bed at night .

Keywords : Working Posture, MSDs, RULA, Tailor.

Pendahuluan Menengah (UKM). Salah satu strategi


Dalam upaya mendukung yang ditempuh adalah membangun lokasi
perkembangan perekonomian kota Medan, khusus industri kecil menengah yang
pemerintah menyediakan kawasan- diberi nama Pusat Industri Kecil (PIK) di
kawasan industri dengan manajemen Kelurahan Medan Tenggara Kecamatan
terpadu. Kebijakan pengembangan sektor Medan Denai (Profil Kabupaten/Kota,
industri juga mencakup kebijakan Kota Medan Sumatera Utara, 2004).
pengembangan sub-sektor Usaha Kecil
Tersedianya kawasan perindustrian Hasil Studi Departemen Kesehatan
ini maka dituntut kemampuan sumber dalam profil masalah kesehatan di
daya manusia yang berkualitas dan Indonesia tahun 2005 menunjukkan
memiliki kondisi kesehatan yang prima bahwa sekitar 40.5% penyakit yang
untuk meningkatkan produktivitas kerja diderita pekerja berhubungan dengan
guna memperoleh keluaran yang pekerjaannya. Gangguan kesehatan
maksimal, sehingga mampu bersaing tersebut dijelaskan dalam penelitian oleh
dalam menghasilkan barang dan jasa yang Sumiati (2007) terhadap 9482 pekerja di
bermutu tinggi. Namun, menurut 12 kabupaten/kota di Indonesia ditemukan
Notoadmodjo (2003) bahwa umumnya yang paling banyak adalah gangguan
usaha sektor informal belum Musculoskeletal Disorders (16%),
memperhatikan dengan serius masalah selanjutnya penyakit kardiovaskuler (8%),
yang berkenaan dengan ergonomi, mulai gangguan pernafasan (3%), dan gangguan
dari posisi kerja, peralatan kerja dan THT (1.5%).
penyesuaian antara peralatan kerja dengan Penelitian yang dilakukan oleh
kondisi tenaga kerja yang menggunakan Mutia Osni (2012) yaitu MSDs pada
peralatan. Dengan kurangnya perhatian penjahit diketahui bahwa bagian tubuh
akan penyesuaian tempat kerja, posisi, yang paling banyak mengalami keluhan
serta peralatan terhadap tenaga kerja, sakit ada pada bagian leher bagian atas,
tentunya akan menimbulkan beberapa leher bagian bawah, punggung, pinggang
permasalahan berupa penyakit akibat dan betis kanan. Penelitian oleh
kerja. Nurhikmah (2011) ditemukan hasil uji
Menurut Tarwaka (2004), Penyakit statistik Pvalue = 0.013 yang berarti ada
akibat kerja yang disebabkan oleh karena hubungan bermakna antara tingkat risiko
kurang atau tidak diterapkannya prinsip- pekerjaan dengan MSDs.
prinsip ergonomi adalah keluhan pada Hasil survey pendahuluan yang
bagian musculoskeletal. Musculoskeletal dilakukan oleh peneliti di konveksi Pusat
Disorders (MSDs) adalah keluhan pada Industri Kecil (PIK) Menteng VII
bagian otot skeletal yang dirasakan oleh Lingkungan X Kecamatan Medan Denai,
seseorang mulai dari keluhan sangat diketahui terdapat sebanyak 10 konveksi
ringan sampai sangat sakit apabila otot yang masih aktif beroperasi dengan
menerima beban statis secara berulang jumlah seluruh pekerja sebagai penjahit
dalam waktu yang lama, akan dapat pakaian sebanyak 31 orang. Pekerjaan
menyebabkan keluhan berupa kerusakan dimulai dari pukul 08.30-17.30 WIB
pada sendi, ligamen dan tendon. dengan istirahat selama 1 jam yaitu pada
Musculoskeletal Disorders pukul 12.00-13.00 WIB (dikondisikan).
(MSDs) merupakan keluhan yang Hasil wawancara ditemukan
mempunyai gejala yang menyerang otot, bahwa gangguan kesehatan yang dialami
syaraf, tendon, ligamen, tulang sendi, pekerja khusus tahap menjahit potongan
tulang rawan dan syaraf tulang belakang. kain di konveksi ini berupa keluhan nyeri
Gejala penyakit tersebut bukanlah hasil pada leher, punggung, pinggang, dan
dari pekerjaan yang instant atau bukanlah betis. Keluhan tersebut merupakan
peristiwa akut seperti terjatuh, terpeleset, gangguan kesehatan yang berhubungan
tergelincir, atau tertimpa, tetapi dengan otot dan rangka atau yang dikenal
diakibatkan oleh pekerjaan yang dengan sebutan Musculoskeletal
dilakukan secara terus menerus dan Disorders (MSDs).
bersifat kronis yang dipengaruhi oleh Tahap menjahit potongan kain
faktor risiko seperti beban, postur, merupakan pekerjaan yang berpotensi
frekuensi, dan durasi (Bridger, 2003). mempercepat timbulnya kelelahan dan
nyeri pada otot-otot yang terlibat. Jika
berlangsung setiap hari dan dalam waktu pedal mesin dan secara otomatis akan
yang tertentu bisa menimbulkan sakit berkerja dengan kecepatan tinggi.
permanen dan kerusakan pada otot, sendi, Musculoskeletal Disorders
tendon, ligamen dan jaringan- jaringan (MSDs) merupakan penyakit akibat kerja
lainnya. Namun bagi pekerja, keluhan- yang paling banyak terjadi pada proses
keluhan tersebut dianggap bukan suatu penjahitan pakaian. Besarnya kasus dan
masalah serius karena mereka masih tetap dampak yang ditimbulkan oleh gangguan
dapat melakukan pekerjaannya. Padahal kesehatan Musculoskeletal Disorders
dalam Pulat & Alexander (1991), (MSDs) pada pekerja di sektor ini perlu
Musculoskeletal Disorders (MSDs) dikendalikan, dimana kepedulian akan
merupakan salah satu faktor yang dapat keselamatan dan kesehatan kerja masih
menyebabkan turunnya hasil produksi, banyak yang diabaikan baik oleh pemilik
hilangnya jam kerja, tingginya biaya usaha maupun pekerjanya sendiri.
pengobatan dan material, meningkatnya Metode Penelitian
absensi, rendahnya kualitas kerja, injuri Penelitian ini merupakan
dan ketegangan otot, meningkatnya penelitian analitik observasional dengan
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja desain studi Cross Sectional. Penelitian ini
dan error, meningkatnya biaya pergantian dilakukan pada bulan Maret sampai Juli
tenaga kerja, dan berkurangnya cadangan 2015 pada penjahit di Pusat Industri Kecil
yang berhubungan dengan kondisi darurat. Menteng VII Lingkungan X, Kecamatan
Salah satu tahapan dalam proses Medan Denai, Kota Medan.
produksi pakaian yang menjadi fokus Teknik pengambilan sampel yang
peneliti adalah tahap menjahit potongan digunakan adalah total sampling,
kain menggunakan mesin jahit listrik diperoleh sampel sebanyak 31 orang.
(Speed). Tahap ini dikerjakan dengan cara Data yang digunakan dalam
duduk di bangku kerja tanpa diselingi penelitian ini adalah data primer. Metode
dengan berdiri dan mengoperasikan mesin pengumpulan data diperoleh dengan
dengan menginjak pedal mesin jahit listrik menggunakan kuesioner Nordic Body
(Speed) menggunakan kaki kanan. Map (NBM) dan lembar observasi RULA
Kemudian pekerja mengatur posisi kain (Rapid Upper Limb Assessment).
sesuai pola jahitan ke mesin jahit listrik Variabel penelitian terdiri dari
(Speed) dengan gerakan mendorong kain variabel independen yaitu sikap kerja dan
ke arah depan menggunakan tangan. variabel dependen yaitu Musculoskeletal
Tahap penjahitan ini cukup monoton Disorders.
sehingga pekerja melakukan pekerjaannya Analisis data yang digunakan
dengan posisi postur tubuh yang mereka adalah analisis univariat dan analisis
rasa nyaman tanpa mengacu pada sikap bivariat Chi Square dengan melihat tabel
kerja yang baik dan benar, contoh pekerja Exact Fisher.
cenderung menekuk leher, menundukkan Hasil dan Pembahasan
kepala, membungkukkan badan condong Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis
kearah depan dan kaki kiri bertumpu di Kelamin, Umur, dan Masa Kerja
sembarang tempat. Responden
Mesin jahit listrik (Speed) Variabel Kategori N %
berfungsi untuk menjahit pakaian dengan Jenis Laki-laki 9 29
berkecepatan tinggi yang biasa dipakai Kelamin Perempuan 22 71
pada industri pakaian jadi yang diproduksi Umur 49 tahun 16 51,6
dalam jumlah besar. Cara kerja mesin > 49 tahun 15 48,4
jahit listrik (Speed) yaitu dengan Masa 6 tahun 16 51,6
menggunakan aliran listrik kemudian kerja > 6 tahun 15 48,4
mesin dioperasikan dengan menginjak
Jumlah sampel sebanyak 31 orang Berdasarkan hasil penilaian
dengan sebaran data yaitu jenis kelamin terhadap sikap kerja dengan level tinggi
laki-laki (29%) dan perempuan (71%). dan sangat tinggi maka dapat diambil
Umur 49 tahun (51,6%) dan > 49 tahun langkah perbaikan yaitu penyelidikan dan
(48,4%). Masa kerja 6 tahun (51,6%) perubahan dibutuhkan sesegera mungkin.
dan > 6 tahun (48,4%) (tabel 1.). Artinya, kebiasaan pekerja bekerja dengan
postur tidak normal harus segera
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penilaian diperbaiki dan dirubah menjadi postur
Sikap Kerja normal.
Sikap Kerja N %
Tinggi (Skor 5-6) 21 67,7
Sangat Tinggi (Skor 7) 10 32,3 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penilaian
Dari hasil penilaian RULA Musculoskeletal Disorders
didapatkan skor sikap kerja yaitu pada Musculoskeletal N %
level tinggi dengan skor 5-6 (67,7%) dan Disorders
level sangat tinggi dengan skor 7 (32,3%) Sedang (Skor 50-70) 22 71,0
(tabel 2). Nilai RULA untuk setiap postur Tinggi (Skor 71-91) 9 29,0
pada sikap kerja duduk ditemukan bahwa Hasil penilaian menggunakan
penjahit di Pusat Industri Kecil Menteng kuesioner Nordic Body Map didapatkan
Medan khusus pengerjaan tahap menjahit Musculoskeletal Disorders pada level
potongan kain adalah 100% termasuk sedang dengan total skor 50-70 (71,0%)
kategori sikap kerja tidak alamiah. dan level tinggi dengan total skor 71-91
Penilaian tersebut diatas menunjukkan (29,0%) (tabel 3.). Dengan didapatkan
bahwa sudut yang dibentuk oleh postur yang merasakan keluhan ditingkat sakit
lengan atas (Upper Arm) dan lengan pada leher bawah terdapat 20 orang
bawah (Lower Arm) adalah postur normal (64,5%), leher atas 15 orang (48,4%),
yaitu < 1350, namun pada saat bekerja bahu kanan 15 orang (48,4%) dan betis
semua pekerja meninggikan bahu dan kanan 18 orang (58,1%), kategori sangat
lengan bawah melintasi garis tengah sakit yaitu keluhan di pinggang 14 orang
badan. Sudut yang dibentuk oleh (45,2%), punggung 13 orang (41,9%).
pergelangan tangan (Wrist) merupakan Berdasarkan hasil tersebut bahwa
postur normal yaitu < 450, namun ketika pekerja mengeluh sakit bahkan sangat
bekerja semua pekerja melakukan sakit pada bagian tubuh tertentu, hal ini
perputaran pada pergelangan tangan disebabkan sikap kerja tidak alamiah,
putaran yaitu ketika memutar tuas seperti yang pertama pekerja cenderung
lingkaran pada mesin. Sudut yang menundukkan kepala condong kearah
dibentuk oleh leher (Neck) pada seluruh jahitan, lalu secara otomatis punggung
pekerja berada pada postur tidak normal akan membungkuk ke arah depan. Sikap
yaitu 200 (100%). Sudut yang dibentuk kerja ini berpotensi menyebabkan nyeri
oleh punggung (Trunk) yaitu postur punggung (Low Back Pain), sakit pada
normal (< 200) ada 11 orang (35,5%), dan pinggang, dan sakit pada leher. Kemudian
postur tidak normal ( 200) ada 20 orang yang kedua pekerja cenderung
(64,5%), semua pekerja sering mengangkat bahu ketika bekerja dengan
memiringkan badan ke kiri dan atau ke alasan merasa kurang nyaman dengan
kanan. Untuk postur pada kaki cukup ketidaksesuaian antara postur tubuh
dilihat tertopang atau tidak pada saat pekerja dengan tinggi meja dan tinggi
bekerja dan pada penjahit ditemukan kursi yang digunakan. Hal ini dapat
bahwa semua pekerja menopangkan menimbulkan pegal atau sakit pada tubuh
kakinya. bagian bahu dan lengan atas. Ketiga,
pekerjaan menjahit dilakukan dengan
postur tubuh yang statis atau tetap yaitu tidak dapat dipisahkan, yaitu mengatur
dalam keadaan duduk dan bagian tubuh posisi jahitan dengan mesin sesuai pola
yang sering melakukan pergerakan adalah yang sudah dibentuk sebelumnya
bagian tangan, pergelangan tangan dan kemudian menginjak pedal mesin Speed
kaki kanan yaitu ketika mengatur posisi agar mesin berjalan dan tahap menjahit
jahitan dan ketika menginjak pedal potongan kain dapat berlangsung. Tahap
dinamo mesin jahit. Pergerakan berulang ini melibatkan seluruh tubuh, maka sikap
yang dikerjakan oleh tangan ketika kerja sangat memengaruhi kondisi
mengatur posisi jahitan akan kesehatan tubuh pekerja.
menimbulkan pegal atau sakit pada lengan Pada tahap mengatur posisi jahitan
atas, lengan bawah, dan pergelangan dengan mesin melibatkan bagian tubuh
tangan. Pergerakan kaki kanan yang seperti leher, punggung, lengan atas,
berulang untuk menginjak pedal mesin lengan bawah, dan pergelangan tangan.
akan menimbulkan pegal pada Pada tahap ini faktor risiko yang dapat
pergelangan kaki kanan, ditambah dengan menyebabkan MSDs adalah sikap kerja
kebiasaan buruk pekerja yaitu menopang tidak alamiah , posisi statis > 1 menit dan
kaki kiri pada penyangga besi meja yang gerakan berulang dengan frekuensi > 4x
tempatnya lebih tinggi dari pedal mesin permenit (Stanton,2005). Sikap kerja pada
dengan alasan perasaan nyaman untuk proses ini sesuai dengan hasil analisis
melakukannya, tanpa disadari hal tesebut RULA adalah :
menyebabkan ketidakstabilan peredaran 1) Pada leher , hasil RULA menunjukkan
darah antara kaki kiri dan kaki kanan sikap kerja dominan berada pada skor 3
sehingga mengakibatkan kaki terasa kebas yaitu > 200 flexion. Hal ini terlihat dari
atau mati rasa. Hal ini dapat menyebabkan kebiasaan pekerja menekuk leher ke arah
pegal atau sakit pada pergelangan kaki, depan dengan alasan agar dapat melihat
betis, dan paha. Kondisi ini juga didukung jahitan secara optimal sehingga
oleh dinamo mesin yang menghasilkan meminimalisir kesalahan pada jahitan.
getaran yang akan meneruskan getarannya Posisi normal yaitu posisi miring pada
tersebut dari pergelangan kaki, betis, lutut, leher tidak melebihi 20.
paha, hingga seluruh tubuh. 2) Pada punggung, hasil RULA
menunjukkan sikap kerja dominan berada
Tabel 4. Hasil Uji Exact Fisher Sikap pada skor 2 dan 3 dengan membentuk
Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal sudut 150 s/d < 600 flexion dengan
Disorders pada Penjahit di Pusat penambahan skor +1 karena punggung
Industri Kecil Menteng 2015 cenderung miring ke kiri dan atau ke
kanan. Hal ini terlihat dari postur
Sikap Musculoskeletal Disorders punggung pekerja yang jauh dari sikap
Kerja kerja alamiah menurut Humantech (1995)
50-70 71-91 Jumlah yaitu postur tubuh membungkuk tidak
(Sedang) (Tinggi) Sig.
(p)
boleh lebih dari 20.
N % N % N % 3) Pada lengan atas, hasil RULA
menunjukkan sikap kerja dominan berada
5-6 18 58,1 3 9,7 21 67,7
(Tinggi) pada skor 2 yaitu 20 - 450 flexion dengan
penambahan skor +1 karena bobot lengan
7(Sangat 4 12,9 6 19,4 10 32,3 0,015 ditopang. Hal ini terlihat postur pada bahu
Tinggi) terangkat dan posisi normalnya siku
berada dekat dengan tubuh sehingga bahu
Jumlah 22 71,0 9 29,0 31 100
kiri dan kanan dalam keadaan lurus dan
proporsional.
Tahap menjahit potongan kain
merupakan satu kesatuan tahapan yang
4) Pada lengan bawah, hasil RULA dengan total skor 71-91 sebanyak 9
menunjukkan sikap kerja dominan berada orang (29,0%).
pada skor 1 yaitu 600-1000 flexion 2 Sikap kerja berdasarkan perhitungan
dengan penambahan skor +1 karena dengan metode RULA, yaitu pada
lengan bekerja melintasi garis tengah level tinggi dengan skor 5-6 sebanyak
badan. 21 orang (67,7%) dan level sangat
5) Pada pergelangan tangan, hasil RULA tinggi dengan skor 7 sebanyak 10
menunjukkan sikap kerja dominan berada orang (32,3%).
pada skor 2 dan 3 yaitu 0 150 dan > 150 3 Ada hubungan bermakna antara sikap
flexion maupun extension dengan kerja dengan Musculoskeletal
penambahan skor +1 karena pergelangan Disorders (MSDs).
tangan berada pada radial maupunulnar.
Dan perputaran pergelangan tangan Saran
dominan pada putaran yaitu skor 1. Berdasarkan hasil penilaian RULA
Menurut Humantech (1995) sikap kerja terhadap sikap kerja pada penjahit di Pusat
alamiah pergelangan tangan adalah berada Industri Kecil Menterng Medan 2015
dalam keadaan garis lurus dengan jari yaitu terdapat level tinggi dan level sangat
tengah, tidak miring ataupun mengalami tinggi maka dibutuhkan perbaikan berupa
fleksi/ekstensi. penyelidikan atau perubahan sesegera
Pada tahap menjalankan mesin mungkin (mendesak), maka disarankan :
jahit Speed, yaitu dengan cara menginjak 1 Pekerja wajib melakukan peregangan
pedal mesin melibatkan tubuh bagian (Stretching) saat bekerja.
kaki. Postur pada kaki yaitu kaki 2 Dengan ditemukan sudut yang
tertopang maka diberi skor 1 (supported dominan dibentuk oleh punggung
posture). adalah postur tidak normal ( 200),
Hasil uji exact fisher antara sikap maka agar pekerja terhindar dari Low
kerja dengan Musculoskeletal Disorders, Back Pain atau pekerja yang sudah
diketahui nilai p = 0,015 dimana p < 0,05 mengalami sakit punggung (Low
artinya ada hubungan yang signifikan Back Pain), disarankan agar secara
antara sikap kerja dengan Musculoskeletal mandiri dan rutin melakukan senam
Disorders pada penjahit di Pusat Industri punggung pada malam hari sebelum
Kecil Menteng Tahun 2015. Sudut yang tidur.
dominan berada pada postur tidak normal 3 Sebaiknya pekerja rutin minum air
yaitu sudut yang dibentuk oleh leher 2L/hari agar melancarkan peredaran
(Neck) 200 (100%), punggung (Trunk) darah.
( 200) (64,5%), maka ditemukan banyak 4 Jika nyeri berkelanjutan hingga
pekerja mengalami keluhan menyebabkan gangguan tidur, maka
Musculoskeletal dominan pada leher dan sebaiknya memeriksakan diri ke
punggung. dokter atau instansi kesehatan untuk
diberikan terapi khusus.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah Daftar Pustaka
dilakukan terhadap penjahit di Pusat Bridger, R.S., 2003. Introduction to
Industri Kecil Menteng 2015, maka dapat ergonomics. 2nd Edition, London:
ditarik kesimpulan sebagai berikut : Taylor & Fancis.Inc.
1 Dari 31 pekerja di PIK Menteng, Bukhori, Endang, 2010. Hubungan Faktor
ditemukan bahwa 100% mengeluh Risiko Pekerjaan dengan
MSDs yaitu MSDs pada level sedang Terjadinya Keluhan MSDs pada
dengan total skor 50-70 sebanyak 22 Tukang Angkut Beban Penambang
orang (71,0%) dan level tinggi Emas di Kecamatan Cilograng
Kabupaten Lebak Tahun 2010, Wignjosoebroto, Sritomo, 2003.
Jakarta : skripsi FKM UIN Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu,
Humantech, 1995. Aplied Ergonomics Surabaya:PT Guna Widya.
Training Manual 2nd Edition,
Australia:Berkeley Vale
Notoadmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan, Rineka
Cipta: Jakarta.
Nurhikmah, 2011. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Pada Pekerja Furnitur Di
Kecamatan Benda Kota Tangerang
Tahun 2011. Jakarta : skripsi FKM
UIN
Nurmianto, Eko, 2004. Ergonomi Konsep
Dasar dan Aplikasinya, Edisi ke 2,
Guna Widya :Surabaya.
Osni, Mutia, 2012. Gambaran Faktor
Risiko Ergonomi dan Keluhan
Subjektif Terhadap Gangguan
MSDs Pada Penjahit Sektor
Informal di Kawasan Home
Industry RW 6, Kelurahan Cipadu
Tahun 2012, Depok : skripsi FKM
UI
Santoso, Gempur, 2004. Ergonomi :
Manusia, Peralatan dan
Lingkungan, Jakarta :Prestasi
Pustaka.
Stanton, Neville et.al., 2005. Handbook of
Human Factors and Ergonomics
Methods, Florida: CRC Press.

Sumiati, 2007. Analisis Risiko Low Back


Pain (LBP) pada Perawat Unit
Darurat dan Ruang Operasi di RS.
Prikasih Jakarta Selatan, Depok :
skripsi FKM UI

Tarwaka, et al., 2004. Ergonomi untuk


Kesehatan, Keselamatan kerja &
Produktivitas, Edisi I, Cetakan I,
Surakarta : UNIBA Press.

______________., 2010. Ergonomi Industri,


Solo: Harapan Press

You might also like