Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Musculoskeletal Disorders (MSDs) are diseases that have symptoms that affect the muscles,
nerves, tendons, joint ligaments, cartilage, and spinal nerves. This study aims to find out the
analysis of musculoskeletal disorders (MSDS) in woven weaving workers in the village of Tuan
KentangPalembang City in 2019. The research was conducted in May. The study was an
observational analytic with design cross-sectional. The samples of this study were a total
sampling of 44 workers, Data was collected with a questionnaire and Nordic Body Map. Data
were analyzed using univariate and bivariate analysis with a significance level (α = 0.05). The
results of this study indicate that there is a relationship between age, length of work, length of
service, repetitive activity and physical fitness and no sex relations with musculoskeletal
disorders (MSDS) in tie weaving workers in the village of Tuan Kentang Palembang 2019. The
results of this study indicate that there is a relationship between age, length of work, length of
service, repetitive activity and physical fitness and no sex relations with musculoskeletal
disorders (MSDS) in tie weaving workers in the village of Tuan Potat Palembang City in 2019
Keywords : Analysis, Musculoskeletal Disorders, Workers, Weaving
ABSTRAK
Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah penyakit yang mempunyai gejala yang menyerang
otot, syaraf, tendon, ligamen tulang sendi, tulang rawan, dan syaraf tulang belakang. Penelitian
ini bertujuan diketahuinyaanalisis Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja tenun ikat di
kelurahan tuan kentang kota palembang tahun 2019. Desain penelitian ini adalah
observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Sampel penelitian ini pekerja tenun
ikat di Kelurahan Tuan Kentang Kota Palembang yang berjumlah berjumlah 44 orang.
Instrumen penelitian menggunakan lembar Nordic Body Map. Analisis hubungan menggunakan
Uji statistik chi square (α=0,05). Penelitian ini dilaksanakan pada 23 April 2019. Hasil analisis
hubungan didapatkan nilai masing-masing variabel terhadap MSDs adalah umur (p=0,012),
lama kerja(p=0,027), masa kerja (p=0,027), aktivitas berulang (p=0,012), kesegaran fisik
(p=0,027), jenis kelamin (p=0,702). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
umur, lama kerja, masa kerja, aktivitas berulang dan kesegaran fisik serta tidak ada hubungan
jenis kelamin dengan MSDs. Disarankan untuk lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan
kerja pada pekerja terutama pada gangguan musculoskeletal disorders yang disebabkan karena
kondisi lingkungan kerja dan beban kerja yang kurang sesuai sehingga dapat mengakibatkan
menurunnya produktivitas kerja.
PENDAHULUAN
Tubuh manusia dirancang untuk dapat informal yang terdiri dari penyakit
melakukan aktifitas pekerjaan sehari-hari, gangguan sendi dan musculoskeletal, serta
adanya masa otot yang bobotnya hampir di posisi kedua dengan jumlah kasus 30 dari
lebih dari separuh berat tubuh 146 kasus penyakit yang ada. Hal tersebut
memungkinkan kita untuk dapat dapat menyebabkan masalah kecacatan
menggerakan tubuh. Bekerja berarti tubuh seperti dislokasi tulang dan sendi.(5)
akan menerima beban dari luar tubuhnya, Muskuloskeletal disorders (MSDs)
beban tersebut dapat berupa beban fisik merupakan gangguan pada sistem
(1)
maupun beban mental. muskuloskeletal yang disebabkan oleh
Keluhan Musculoskeletal Disorders pekerjaan dan performansi kerja seperti
adalah keluhan pada bagian-bagian otot postur tubuh tidak alamiah, beban, durasi
skeletal yang dirasakan oleh seseorang dan frekuensi serta faktor individu (usia,
mulai dari keluhan sangat ringan sampai masa kerja, kebiasaan merokok, IMT dan
sangat sakit. Apabila otot menerima beban jenis kelamin). (6)
statis secara berulang dan dalam waktu Tenun merupakan salah satu seni
yang lama, akan dapat menyebabkan budaya kain tradisional Indonesia yang
keluhan berupa kerusakan pada sendi, diproduksi di berbagai wilayah seluruh
ligamen dan tendon. (2) Nusantara termasuk Kota Palembang.
Satu pekerja di dunia meninggal Tenun memiliki makna, nilai sejarah, dan
setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan teknik yang tinggi dari segi warna, motif,
160 pekerja mengalami sakit akibat kerja dan jenis bahan serta benang yang
dan angka kematian dikarenakan digunakan dan tiap daerah memiliki ciri
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) khas masing-masing. Tenun sebagai salah
sebanyak 2 juta kasus setiap tahun.(3) satu warisan budaya tinggi (heritage)
Masalah kesehatan di Indonesia merupakan kebanggan bangsa Indonesia,
menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit dan mencerminkan jati diri bangsa.(7)
yang diderita pekerja berhubungan dengan Berdasarkan pengambilan data awal,
pekerjaannya diantaranya penyakit MSDs pekerja tenun ikat di Kelurahan Tuan
sebanyak 16% (4). Kentang Kota Palembang terdapat 7 rumah
Data dari Puskesmas Rumbio Jaya produksi tenun ikat, dimana dalam satu
(2011), dalam pencatatannya menyebutkan rumah produksi terdiri dari 5-8 pekerja.
terdapat 10 kasus penyakit pada pekerja Kelurahan tuan kentang kota Palembang
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 115
adalah wilayah industri tenun ikat, dari hasil berjumlah 44 orang. Instrumen penelitian
pengamatan pada survey pendahuluan menggunakan lembar Nordic Body Map
dikelurahan tuan kentang kota Palembang (NBM). Analisis hubungan menggunakan
pekerja tenun ikat berkerja dengan kursi Uji statistik chi square (α=0,05). Penelitian
tanpa sandaran dengan gerakan kaki dan ini dilaksanakan pada April – Mei 2019.
tangan yang berulang-ulang. Alat tenun dan
tempat duduk dirancang dengan tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
memperhitungkan antropometri pekerja,
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden
sehingga pekerja harus menyesuaikan diri
Berdasarkan Musculoskeletal Disorders
dan berkerja dengan punggung
(MSDs) pada Pekerja Tenun Ikat di
membungkuk. Kondisi seperti ini memaksa
Kelurahan Tuan Kentang Kota
pekerja selalu berada pada sikap dan posisi
Palembang
kerja yang tidak ergonomis yang
Tahun 2019.
berlangsung lama dan menetap atau statis.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan
Musculoskeletal Jumlah Persentase
terjadinya gangguan kesehatan, sikap kerja
Disorders (%)
yang statis dalam jangka waktu yang lama (MSDs)
Berat 35 79,5
lebih cepat menimbulkan keluhan pada
Ringan 9 20,5
sistem Musculoskeletal. Total 44 100
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor risiko yang Tabel 2. Hubungan antara Umur dengan
Disorders (MSDs) pada pekerja tenun ikat Pekerja Tenun Ikat di Kelurahan Tuan
Palembang.
Variabel Musculoskelet Jumlah p O
al Disorders valu R
METODE (MSDs) e
Desain penelitian ini adalah Berat Ringa
n
observasional analitik dengan pendekatan n % n % n %
potong lintang. Sampel penelitian ini Umur
≥ 35 28 90,3 3 9,7 31 100 0,012 8,0
pekerja tenun ikat di Kelurahan Tuan Tahun
Kentang Kota Palembang yang berjumlah < 35 7 10,3 6 2,7 13 100
Tahun
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 116
daya tahan otot pria pun lebih keluhan. Pada wanita keluhan ini lebih
tinggidibandingkan dengan wanita. Hasil sering terjadi misalnya pada saat mengalami
penelitian Betti’e at al. (1989) siklus menstruasi, selain itu proses
menunjukkanbahwa rata-rata kekuatan otot menopause juga dapat menyebabkan
wanita kurang lebih hanya 60 % dari kepadatan tulang berkurang.
kekuatanotot pria, khususnya untuk otot Menurut hasil penelitian, teori dan
lengan, punggung dan kaki. Hal ini penelitian terkait, peneliti berpendapat
diperkuatoleh hasil penelitian Chiang et al. bahwa tidak ada hubungan antara jenis
(1993), Bernard et al. (1994), Hales et kelamin dengan MSDs karena tidak ada
al.(1994) dan Johanson (1994) yang perbedaan antara jenis kelamin laki-laki dan
menyatakan bahwa perbandingan perempuan untuk mengalami gangguan
keluhanotot antara pria dan wanita adalah MSDs, tergantung dari aktivitas kerja dan
1:3.Dari uraian tersebut di atas, makajenis beban kerja yang dikerjakannya.
kelamin perlu dipertimbangkan dalam Berdasarkan tabel 3.3 didapatkan
mendesain beban tugas. hasil uji statistik p value = 0,027, ini berarti
Hasil penelitian ini sejalan dengan ada hubungan yang bermakna antara lama
penelitian yang dilakukan oleh kerja dengan musculoskeletal disorders
Nuryaningtyas dan Tri (2014) jenis kelamin (MSDs) pada pekerja Tenun Ikat di
responden dalam penelitian ini mayoritas Kelurahan tuan Kentang Kota Palembang
berjenis kelamin perempuan yang Tahun 2019. Dari hasil analisis diperoleh
berjumlah 28 responden sedangkan pula nilai OR = 6,708, artinya pekerja yang
responden yang berjenis laki-laki berjumlah lama kerjanya ≥8 Jam mempunyai risiko
5 orang. Berdasarkan uji statistik tidak 6,708 kali lebih besar untuk mengalami
terdapat hubungan antara jenis kelamin musculoskeletal disorders dibandingkan
dengan keluhan muskuloskeletal. Menurut pekerja yang lama kerjanya <8 Jam.
Nusdwinuringtyas dalam jurnal Lama kerja adalah jumlah waktu
Keperawatan (2009), menyatakan bahwa terpajan faktor risiko. Lama kerja dapat
laki-laki dan perempuan memiliki risiko dilihat sebagai menit-menit dari jam
yang sama terhadap keluhan kerja/hari pekerja terpajan risiko. Lama
muskuloskeletal hingga usia 60 tahun, kerja juga dapat dilihat sebagai pajanan
namun pada kenyataannya jenis kelamin tahun faktor risiko atau karakteristik
seseorang dapat mempengaruhi timbulnya
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 118
yang akan diterima dan semakin lama Hasil penelitian ini sejalan penelitian
waktu yang diperlukan untuk pemulihan yang dilaporakan bahwa terdapat hubungan
tenaga, sehingga kesesuaian antara waktu masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal
bekerja dengan waktu istirahat harus sesuai disorders.(6) Gangguan pada otot muncul 2
agar mengurangi risiko MSDs. tahun setelah bekerja dengan jenis
Berdasarkan tabel 3.10 didapatkan pekerjaan yang sama. Pekerjaan yang sama
hasil uji statistik p value = 0,027, ini berarti merupakan pekerjaan yang menggunakan
ada hubungan yang bermakna antara masa otot yang sama dalam waktu yang lama atau
kerja dengan musculoskeletal disorders lebih dari 2 jam. Selain itu masa kerja
(MSDs) pada pekerja Tenun Ikat di berpengaruh terhadap keluhan
Kelurahan tuan Kentang Kota Palembang musculoskeletal disorder’s (MSDs) ini juga
Tahun 2019. Dari hasil analisis diperoleh terjadi pada supir angkutan umum Gajah
pula nilai OR = 6,708, artinya pekerja yang Mada Kota Medan.(10) Begitu juga pada
masa kerjanya ≥5 Tahun mempunyai risiko pekerja tenun ikat ditemukan pekerja yang
6,708 kali lebih besar untuk mengalami mengalami keluhan MSDs yaitu pada
musculoskeletal disorders dibandingkan pekerja yang lebih dari 5 tahun. Ini berarti
pekerja yang masa kerjanya <5 Tahun. bahwa semakin lama seseorang pekerja
Masa kerja adalah faktor yang dengan aktivitas yang sama maka
berkaitan dengan lamanya seseorang berpengaruh terhadap keluhan MSDs.
berkerja disuatu perusahaan. Terkait dengan Berdasarkan Tabel 2 didapatkan hasil
hal tersebut, MSDs merupakan penyakot uji statistik p value = 0,012, ini berarti ada
kronis yang membutuhkan waktu lama hubungan yang bermakna antara aktifitas
untuk berkembang dan bermanifestasi. Jadi berulang dengan Musculoskeletal Disorders
semakun lama waktu kerja atau semakin (MSDs) pada pekerja Tenun Ikat di
lama seseorang melakukan pekerjaan yang Kelurahan tuan Kentang Kota Palembang
menonton maka makin besar tingkat risiko Tahun 2019. Dari hasil analisis diperoleh
MSDs pada pekerja. Masa kerja memiliki pula nilai OR = 8,000, artinya pekerja yang
hubungan yang kuat dengan keluhan otot sering melakukan aktivitas
dan meningkatkan risiko MSDs, terutama berulang mempunyai isiko 8,000 kali lebih
untuk pekerjaamn yang menggunakan besar untuk mengalami musculoskeletal
kekuatan kerja yang tinggi. (2) disorders dibandingkan pekerja yang jarang
melakukan aktivitas berulang.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 120
demikian diungkapkan dalam istilah sehat diakhiri dengan pendinginan. Hal ini dapat
dinamis, dimana sehat dinamis merupakan memperkuat otot dan mencegah
tuntutan mutlak dalam kehidupan sehari- muskuloskeletal disorders, sedangkan jika
hari. Sehat dinamis merupakan pondasi bagi terjadi muskuloskeletal disorders maka
kebugaran yang memadai. Kerja sebaiknya dilakukan peregangan 1–2 kali
menimbulkan kelelahan dan seterusnya sehari dan dilakukan secara rutin.
terjadi pemulihan sehingga seseorang
merasa bugar kembali dan siap untuk SIMPULAN
menjalankan tugas berikutnya. Gangguan muskuloskletal pada pekerja
Hasil penelitian ini sejalan dengan Tenun Ikat di Kelurahan Tuan Kentang
penelitian yang dilakukan oleh dipengaruhi oleh umur, lama kerja, masa
Nuryaningtyas dan Tri (2014) hubungan kerja, latihan fisik dan aktivitas berulang.
kebiasaan olahraga dengan keluhan Sebagai rekomendasi penting dilakukan
muskuloskeletal disorders berdasarkan uji latihan peregangan otot bagi pekerja untuk
chi square, menyatakan bahwa tidak ada relaksasi otot, dan juga program gizi pekerja
hubungan yang signifikan. Bila seseorang sangat diperlukan untuk meningkatkan
kurang berolahraga maka pada otot terjadi sistem imun pekerja.
kelemahan dan kehilangan kelenturan dan
bila olahraga dilakukan secara baik dan DAFTAR RUJUKAN
benar sesuai dengan anjuran dapat 1. Tarwaka, Solichul H.A Bakri dan Lilik
membantu meningkatkan kesegaran jasmani Sudiajeng, 2004. Ergonomi Untuk
yang pada akhirnya akan meningkatkan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
ketahanan fisik (Soeparman, 2001, Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.
Moeloek, 1998 dalam Viyaya 2008). Oleh 2. Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri
karena itu untuk mencegah muskuloskeletal Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan
disorders penting dilakukan olahraga. Aplikasi di Tempat Kerja, Badan
Olahraga yang dianjurkan untuk mencegah Penerbit Harapan Press: Surakarta.
muskuloskeletal disorders adalah low 3. Kemenkes RI, 2014. Data Kecelakaan
impact aerobic (seperti: jalan kaki, Kerja. Kemenkes RI : Jakarta. (online)
bersepeda dan berenang). Sebaiknya di 4. Depkes, 2005. Profil Masalah Kesehatan
lakukan 30-45 menit 3–5 kali seminggu di Indonesia.
yang diawali dengan pemanasan dan 5. Evadariato, Nurdian &Endang Dwiyanti.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 122