Professional Documents
Culture Documents
http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Dwi Indica Danida1, Rahmah Hida Nurrizka2, Agustina3, Acim Heri Iswanto4
1,2,3,4Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta
indicadnd@gmail.com
79
Danida, et al. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 79-87
Muskuloskeletal Pada Pekerja Hotel di Jakarta http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
80
Danida, et al. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 79-87
Muskuloskeletal Pada Pekerja Hotel di Jakarta http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Hotel termasuk ke dalam salah satu dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
bidang usaha dalam kelompok industri hubungan postur kerja dengan keluhan
penyedia jasa atau lebih dikenal dengan muskuloskeletal pada pekerja room attendant
Hospitality Industry dimana salah satu dan public area attendant di Hotel Kartika
karakteristiknya yaitu bekerja dalam waktu Chandra tahun 2019.
yang lama dan pekerja diharuskan bekerja
secara cepat dan bekerja dibawah tekanan METODE
(ASEAN, 2012). Sebuah survei di India bahwa Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif
sebesar 45% dari 1183 pekerja hotel dengan studi cross sectional. Penelitian ini
mengalami gangguan otot rangka antara lain dilaksanakan di Hotel Kartika Chandra
sakit punggung, nyeri pada tungkai, nyeri beralamat di Jl. Jendral Gatot Subroto Kav.18-
sendi dan nyeri leher (Gawde, 2018). Dalam 20 DKI Jakarta pada bulan Mei-Juni di Tahun
terselenggaranya pelayanan di hotel didukung 2019. Penelitian ini telah memperoleh izin
oleh berbagai departemen, salah satunya penelitian dengan nomor etik
adalah Departemen Housekeeping. B/1881/5/2019/KEPK.
Departemen Housekeeping mempunyai Populasi pada penelitian ini adalah
tanggung jawab mengatur atau menata seluruh pekerja housekeeping yang meliputi
peralatan baik dikamar atau di area hotel room attendant dan public area attendant di
lainnya, menjaga kebersihan seluruh area Hotel Kartika Chandra. Teknik pengambilan
hotel, dan memberi dekorasi dengan tujuan sampel pada penelitian ini menggunakan total
agar hotel tampak rapi, bersih, menarik dan sampling dengan jumlah sampel sama dengan
menyenangkan bagi penghuni atau tamu yang jumlah populasi yaitu berjumlah 42 pekerja.
datang serta siap menanggapi permintaan tamu Rapid Entire Body Assessment (REBA)
kapanpun selama 24 jam sehingga digunakan untuk mengukur tingkat risiko
membutuhkan banyak pekerja dimana menjadi ergonomi karena dalam pekerjaan
3 shift kerja dengan 8 jam kerja dalam 1 shift housekeeping seluruh tubuh ikut bekerja,
dengan postur kerja berdiri atau berjalan Nordic Body Map untuk mengetahui tingkat
seperti dalam membersihkan lantai dan kaca; dan letak keluhan muskuloskeletal. Analisis
membungkuk, jongkok, berlutut dam memutar data menggunakan analisa univariat dan
badan dalam membersihkan tempat tidur, bivariat. Analisa univariat digunakan untuk
toilet, tempat sampah dan sebagainya; hingga menganalisis postur kerja, jenis pekerjaan,
pengangkatan yang dilakukan secara manual keluhan muskuloskeletal dan karakteristik
seperti dalam mengangkat linen dan responden terkait usia, jenis kelamin, olahraga,
mengangkat peralatan kebersihan sehingga peregangan otot, dan status gizi. Analisis
tidak dapat dipungkiri terdapat bahaya bivariat digunakan untuk mengetahui
ergonomi dalam pekerjaan yang dilakukan hubungan yang signifikan antara dua variabel
(Yuniarsih, 2016). Room attendant dan public dengan menggunakan uji statistik chi-square.
area attendant termasuk ke dalam jenis
pekerjaan di departemen housekeeping yang
mempunyai tugas utama pembersihan. Tujuan
HASIL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Keluhan Muskuloskeletal (n=42)
Keluhan Muskuloskeletal Jumlah Persentase (%)
Rendah 0 0
Sedang 18 42,9
Tinggi 24 57,1
Total 42 100
81
Danida, et al. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 79-87
Muskuloskeletal Pada Pekerja Hotel di Jakarta http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
82
Danida, et al. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 79-87
Muskuloskeletal Pada Pekerja Hotel di Jakarta http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
dewasa awal sebesar 59,5%, jenis kelamin 71,4%, mayoritas responden melakukan
responden didominasi oleh pekerja pria sebesar peregangan otot baik sebelum dan/atau saat
90,5%, mayoritas responden melakukan bekerja sebesar 66,7%.
olahraga minimal 1 kali seminggu sebesar
83
Danida, et al. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 79-87
Muskuloskeletal Pada Pekerja Hotel di Jakarta http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
value 0,003 dan OR = 9,880. Hasil uji statistik berjinjit untuk menjangkau ditambah dengan
menunjukkan bahwa ada hubungan antara kurang ergonomisnya alat yang digunakan
postur kerja membersihkan karpet dengan karena alat tersebut mempunyai gagang yang
keluhan muskuloskeletal dengan p-value 0,003 pendek. Beberapa responden juga melakukan
dan OR = 9,880. Hasil uji statistik pembengkokan sisi terhadap postur kerjanya
menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis untuk menjangkau kaca yang berada di sisi
pekerjaan dengan keluhan muskuloskeletal kanan atau kiri tubuhnya.
dengan p-value 0,029 dan OR = 5,2. Pada proses membersihkan kloset dapat
Hasil uji statistik menunjukkan menyebabkan keluhan muskuloskeletal karena
bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan postur janggal dan statis walaupun beban
keluhan muskuloskeletal dengan p-value 0,070 objek kurang dari 5 kg. Pada saat proses
dan OR = 0,242. Hasil uji statistik membersihkan toilet, hampir semua responden
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dengan posisi punggung membungkuk, selain
antara jenis kelamin dengan keluhan itu alat yang digunakan untuk membersihkan
muskuloskeletal dengan p-value 0,122 dan OR kloset hanya menggunakan lap yang tidak
= 1,9. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa memilikiipegangan sehingga dapat
tidak ada hubungan antara olahraga dengan menyebabkaniterjadinya keluhan
keluhan muskuloskeletal dengan p-value 0,657 muskuloskeletal. Dalam membersihkan kloset
dan OR = 1,75. Hasil uji statistik menunjukkan secara keseluruhan dari bagian luar kloset
bahwa ada hubungan antara peregangan otot hingga bagian dalam kloset dibutuhkan waktu
dengan keluhan muskuloskeletal dengan p- lebih dari 1 menit. Posisi punggung yang
value 0,012 dan OR = 14,38. Hasil uji statistik membungkuk sehingga posisi kaki pun
menunjukkan bahwa ada hubungan antara cenderung menekuk.
status gizi dengan keluhan muskuloskeletal Pada proses membersihkan lantai
dengan p-value 0,001 dan OR = 16,00. dimana pada penelitian ini berfokus pada
membersihkan karpet dengan menggunakan
PEMBAHASAN alat vacuum cleaner . Vacuum cleaner tersebut
Pada penelitian ini, untuk mengetahui memiliki berat 9 kg dan mempunyai pegangan
tingkatan risiko ergonomi dari suatu postur yang nyaman. Namun pada beberapa
kerja menggunakan metode REBA (Rapid responden, ketinggian vakum tersebut tidak
Entire Body Assessment) karena room sesuai dengan tinggi responden dan tidak
attendant dan public area attendant dalam melakukan pergantian tangan dalam
pekerjaannya menggunakan seluruh bagian memegang vakum tersebut. Penggunaan
tubuh untuk bekerja dimana hanya terbagi vacuum cleaner dalam membersihkan karpet
menjadi kategori risiko sedang dan tinggi disarankan untuk melakukannya dengan
(tinggi dan sangat tinggi) dikarenakan hasil gerakan mundur ke belakang agar tidak
akhir skor REBA hanya berada pada kategori mengotori karpet yang sudah dibersihkan atau
tersebut. menyejajarkan tubuh dengan jalur vakum.
Pekerjaan housekeeping (room attendant Namun pada kenyataannya, responden
dan public area attendant) masih melakukannya dengan gerakan yang tidak
menggunakan prinsip manual handling seharusnya sehingga menimbulkan postur
sehingga mempunyai risiko terjadinya keluhan pembengkokan sisi tubuh dan leher.
muskuloskeletal. Pekerjaan tersebut khususnya Hasil uji statistik menunjukaniterdapat
membersihkan toilet, karpet dan kaca hubungan antara postur kerja membersihkan
melibatkan gerakan berulang dan postur yang kaca dengan keluhan muskuloskeletal;
canggung sehingga dapat menyebabkan hubungan antara postur kerja membersihkan
ketidaknyamanan situasi ergonomis dimana kloset dengan keluhan muskuloskeletal; dan
dapat berkontribusi pada gangguan hubungan antara postur kerja membersihkan
musculoskeletal. lantai dengan keluhan muskuloskeletal. Hal ini
Pada proses membersihkan kaca, postur kemungkinan besar dikarenakan postur kerja
kerja juga dapat menyebabkan keluhan responden memiliki risiko ergonomi sedang
muskuloskeletal seperti postur janggal karena dan tinggi (berdasarkan metode REBA).
sulitnya untuk menjangkau bagian kaca yang Sehingga dapat disimpulkan bahwa keluhan
paling atas oleh pekerja sehingga muskuloskeletal dipengaruhi oleh postur tubuh
menyebabkan posisi kaki pekerja perlu seseorang saat bekerja.
84
Danida, et al. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 79-87
Muskuloskeletal Pada Pekerja Hotel di Jakarta http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
Secara umum, jenis pekerjaan room belum cukup sehingga diperlukan sampel
attendant dan public area attendant tambahan untuk mendapatkan hasil uji yang
mempunyai tanggung jawab yang sama yaitu berhubungan.
menciptakan suasana hotel yang bersih, Dari hasil penelitian diketahui bahwa
menarik, nyaman dan amandengan sebaik- jumlah pekerja didominasi oleh pria sebanyak
baiknya kepada tamu sehingga tamu merasa 38 pekerja. Seluruh pekerja wanita dan 20
puas saat berkunjung maupun menginap di pekerja pria mengalami keluhan
hotel (Fadhli, 2017). Hal yang membedakan muskuloskeletal tinggi dan 18 pekerja pria
antara jenis pekerjaan room attendant dan lainnya mengalami keluhan muskuloskeletal
public area attendant yaitu ruang lingkup area rendah. Penelitian di Kantor Bank X yang
kerja. Ruang lingkup area kerja room attendant dilakukan oleh Hardianto menunjukan bahwa
hanya pada kamar tamu sedangkan public area terdapat hubungan yang bermakna antara jenis
attendant mempunyai ruang lingkup kerja kelamin dengan kejadian MSDs disebabkan
yang lebih luas selain kamar tamu. Hasil uji oleh kelamin perempuan cenderung mengalami
statistik menunjukan adanya hubungan antara keluhan musculoskeletal disorders dengan
jenis pekerjaan dengan keluhan nyeri beratlebih besar daripada responden
muskuloskeletal dimana nilai p-value dengan jenis kelamin laki-laki (Hardianto,
< 0,05 sehingga menunjukkan bahwa Ho Trisnawati and Rossa, 2015).
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa jenis Namun hasil uji statistik menunjukkan
pekerjaan public area attendant memiliki bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin
kecenderungan lebih tinggi mengalami keluhan dengan keluhan muskuloskeletal dengan nilai
muskuloskeletal. p-value >0,050. Data penelitian yang diperoleh
Teori yang dijelaskan Bridger bahwa dapat diketahui bahwa baik jenis kelamin
sesuai dengan meningkatnya usia seseorang wanita dan pria memiliki risiko yang sama
maka akan terjadi degenerasi tulang mulai untuk mengalami keluhan muskuloskeletal.
pada usia 30 tahun. Degenerasi tulang tersebut Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dapat berupa kerusakan jaringan, pergantian dilakukan oleh Made Tahun 2017 yaitu
jaringan menjadiijaringan parut, hingga “Faktor Yang Berhubungan Terhadap Keluhan
pengurangan cairan sehingga dapat Muskuloskeletal Pada Mahasiswa Universitas
menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot Udayana Tahun 2016” berdasarkan hasil
menjadi berkurang. Oleh karena itu, semakin analisis bivariat diketahui bahwa tidak ada
tua seseorang maka semakin tinggi risikonya hubungan bermakna antara jenis kelamin
untuk mengalami penurunan elastisitas pada dengan keluhan muskuloskeletal (Prawira et
tulang sebagai pemicu timbulnya gejala al., 2017), sehingga dapat disimpulkan dari
gangguan muskuloskeletal (Bridger, 2003). penelitian ini bahwa keluhan muskuloskeletal
Namun pada penelitian ini, responden yang tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin seseorang
belum berusia 30 tahun sudah merasakan dan diduga karena jumlah sampel penelitian
keluhan muskuloskeletal walaupun belum yang belum cukup sehingga diperlukan sampel
terjadi degenerasi tulang pada dirinya. tambahan untuk mendapatkan hasil uji yang
Sehingga dimungkinkan terdapat faktor berhubungan.
lainnya yang menyebabkan terjadinya keluhan Teori Tarwaka menjelaskan bahwa
pada usia dibawah 30 tahun baik dalam umumnya keluhan muskuloskeletal lebih
kategori remaja akhir dan dewasa awal. jarang ditemukan pada seseorang yang
Data yang didapatkan oleh peneliti mempunyai cukup waktu untuk beristirahat
diketahui bahwa tidak ada hubungan antara dalam aktivitasnya. Namun sebaliknya, jika
usia dengan keluhan muskuloskeletal dengan seseorang yangi dalam kesehariannya
nilai p-value > 0,050. Hal ini kemungkinan melakukan pekerjaan dengan pengerahan
besar disebabkan karena proporsi kategori usia tenaga yang besar dan tidak mempunyai waktu
remaja akhir dengan keluhan muskuloskeletal yang cukup untuk beristirahat maka sudah
tinggi lebih banyak dibandingkan dengan dipastikan orang tersebut akan mengalami
kategori usia dewasa awal dengan keluhan keluhan muskuloskeletal. Tingkat kebiasaan
muskuloskeletal tinggi. Sehingga dapat berolahraga juga sangat mempengaruhi tingkat
disimpulkan bahwa keluhan muskuloskeletal keluhan muskuloskeletal sehingga dapat
tidak dipengaruhi oleh usia seseorang dan dikatakan bahwa jika kebiasaan berolahraga
diduga karena jumlah sampel penelitian yang rendah maka akan mempertinggi risiko
85
Danida, et al. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 79-87
Muskuloskeletal Pada Pekerja Hotel di Jakarta http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
86
Danida, et al. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 79-87
Muskuloskeletal Pada Pekerja Hotel di Jakarta http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE
87