You are on page 1of 7

DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA INDUSTRI


GENTENG DI KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

DETERMINANTS RELATEDTOMUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs)


COMPLAINT AT INDUSTRY WORKERS TILES IN PETANAHAN
DISTRICT KEBUMEN REGENCY

Azhar Anas1, Nur Ulfah2, Siti Harwanti3


Alumni1, Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jendral Soedirman2-3
ABSTRAK
Musculoskeletal disorders (MSDs) are the complaints on the parts of
skeletal muscle is felt by anyone ranging from very mild to very sick
complaints. MSDs case data is still high, as many as 141,000 in United
Kingdom in the year 2011/2012. The purpose of this study is to determine
the determinant related to the complaint Musculoskeletal disorders (MSDs)
in the tile industry workers in the District Petanahan Kebumen in 2013.
Type and method of this study is observational with cross sectional
approach. The total sample of 50 respondents the data obtained through
interviews using questionnaires and direct observation. Data analysis is
performed using univariate and bivariate (chi square). Results of this study
showed that the variables significantly associated with MSDs complaints is
workplace risk (p = 0.000), age (p = 0.000), gender (p = 0.000), years (p =
0.000). While the variables are not significantly associated smoking habits
(p = 0.392). Suggested workers should do rest for 5 minutes when start to
fatigue or stiffness in the muscles of the body.

Keywords: Complaints MSDs


Kesmasindo, Volume 6, Nomor 2, Juli 2013, Hal 110-115

PENDAHULUAN pekerja. Selama lebih dari 50 tahun,


Latar Belakang dalam studi ditemukan bahwa 50%
Penyakit akibat kerja yang populasi mendapatkan nyeri dibagian
banyak ditimbulkan akibat pekerjaan leher, pundak maupun lengan.
yang tidak ergonomi salah satunya Gangguan muskuloskeletal yang
adalah penyakit otot rangka atau MSDs. muncul dapat merupakan akibat dari
Kejadian gangguan musculoskeletal pekerjaan yang dilakukan (Bridger,
sepertilow back pain, cervicspindolisis, 1995)
carpal tunnel syndrome, dan tennis Istilah Musculoskeletal
elbow, sangat sering dirasakan oleh Disorders digunakan pakar ergonomi

110
111
untuk Jurnal Kesmasindo,
menggambarkan Volume
berbagai 6, Nomor 2, syaraf
bentuk Juli 2013, Hal 110-115
(6 %), gangguan pernapasan(3
cedera, nyeri atau kelainan pada sistem %), dan gangguan THT (1,5 %)
otot rangka yang terdiri dari jaringan (Depkes, 2005).
saraf, otot, tulang, ligamen, tendon dan Mengetahui Determinan yang
sendi.MSDs merupakan masalah yang berhubungan dengan keluhan
signifikan pada pekerja. MSDs pada Musculoskeletal Disorders (MSDs)
awalnya menyebabkan sakit, nyeri, pada pekerja industri genteng di
mati rasa,kesemutan, bengkak, Kecamatan Petanahan Kabupaten
kekakuan, gemetar, gangguan tidur dan Kebumen tahun 2013.
rasa terbakar(Lukman et all, 2011).
Bagian tubuh yang sering dikeluhkan METODE PENELITIAN
meliputi otot leher, bahu, lengan, Penelitian ini merupakan
tangan, punggung, pinggang dan otot- penelitian kuantitatif dengan meng-
otot bagian bawah dikemukan oleh gunakan metode analitik observasi-
Attwood et al (2004) dalam Miftah onal. Penelitian ini dilakukan dengan
(2012). menggunakan pendekatan crosssecti-
Berdasarkan data Health and onal, dimana proses pengumpulan atau
Safety Statistic jumlah kasus MSDs di pengambilan data dan pengukuran
Inggris pada tahun 2011/2012 sebesar variabel-variabelnya dilakukan pada
141 000, turun dari 158 000 pada tahun waktu yang bersamaan.
2010/11 (HSC, 2011/2012). Sedangkan Populasi adalah sekelompok
Menurut hasil studi Depkes tentang orang atau individu yang memiliki
profil masalah kesehatan di Indonesia karekteristik sama (Notoatmodjo,
tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 2003). didapat jumlah populasi
40,5 % penyakit yang diderita pekerja berjumlah 53 orang. Sampel adalah
berhubungan dengan pekerjaannya, bagian dari populasi yang akan di
gangguan kesehatan yang dialami jadikan objek penelitian. Berdasarkan
pekerja, menurut studi yang dilakukan hasil Inskusi dan eksklusi didapat
tehadap 9.482 pekerja di 12 jumlah sampel sebanyak 50 responden.
kabupaten/kota di Indonesia, umumnya
Hasil dan Pembahasan
berupa penyakit musculoskeletal
a. Hubungan antara Resiko Kerja
(16%), kardiovaskuler (8 %), gangguan
dengan Keluhan MSDs
Azhar Anas, Determinan Yang Berhubungan Dengan Keluhan MSDs 112

Hubungan antara Resiko Kerja meningkatkan kemungkinan pekerja


dengan Keluhan MSDs dapat dilihat menderita keluahan MSDs.
pada table. Berikut ini: Tidak jauh berbeda yang
Tabel 1. Hubungan Resiko Kerja dengan diungkapkan oleh Cohen et al, (1997)
Keluhan MSDs
dalam Nurhikmah (2011) yang
Keluhan MSDs P
Resik menyatakan faktor pekerjaan
Ringan Berat Valu
o
e merupakan salah satu faktor yang dapat
Kerja
N % N %
menyebabkan Musculoskeletal
Sedan 1 62,1 11 37,9 0,00
g 8 0 Disorders. Faktor pekerjaan yang dapat
Tinggi 1 4,8 20 95,2 menyebabkan Musculoskeletal
Sumber: Data Primer
Disorders diantaranya adalah postur
Hasil Uji Chi Square kerja.
menunjukan bahwa resiko kerja b. Hubungan antara Umur Dengan
Keluhan MSDs
berhubungan dengan keluhan MSDs
Tabel 2.Hubungan Umur Dengan Keluhan
dengan nilai p = 0,000 atau p < 0,05 MSDs
sehingga uji statistik dinyatakan Keluhan MSDs P
Value
bermakna dengan keeratan hubungan Umur
Ringan Berat
sedang. Hal ini berarti bahwa pekerja N % N %
(12-
yang mempunyai resiko kerja tinggi
25 8 100 - 0
maka resiko keluhan MSDs semakin tahun) 0,000
(26-
besar.
65 11 26,2 31 73,8
Resiko kerja mempunyai tahun)
hubungan yang erat dengan terjadinya Sumber: Data Primer

Keluhan MSDs. Seperti yang di Umur merupakan salah satu


ungkapkan oleh para ahli ergonomi dan variabel yang diduga berhubungan
peneliti-peneliti sebelumnya. Salah dengan keluahan Musculoskeletal
satunya adalah yang di ungkapkan oleh Disorders pada pekerja Industri
LaDao(2004) yang menyatakan bahwa genteng di Kecamatan Petanahan
Faktor risiko kerja adalah Kabupaten Kebumen tahun 2013.
sifat/karakteristik pekerja atau Chaffin (1979) dan Guo et al. (1995)
lingkungan kerja yang dapat dalam Nurhikmah (2011) menyatakan
bahwa pada umumnya keluhan otot
113 Jurnal Kesmasindo Volume 6, Nomor 2, Juli 2013, Hal 110-115

skeletal mulai dirasakan pada usia kelamin perempuan lebih beresiko


pekerja, yaitu 26-65 tahun. untuk mengalami keluhan MSDs.
Berdasarkan tabel 4.8 dapat Dalam pendesainan suatu beban
diketahui bahwa pekerja dengan umur tugas harus diperhatikan jenis kelamin
12-25 tahun dan mengalami keluhan pemakainya bahwa kekuatan otot
berat tidak ada, pekerja pada umur 26- wanita hanya 60% dari kekuatan otot
65 yang mengalami keluhan berat pria, keluhan otot juga lebih banyak
sebesar 31 (73,8%) responden. Hasil dialami wanita dibandingkan pria
Uji Chi Square menunjukan bahwa (Oborne, 1995)
usia berhubungan dengan keluhan d. Hubungan Kebiasaan Merokok
Dengan Keluhan MSDs
MSDs dengan nilai p = 0,000 atau p <
Tabel 4. Hubungan Kebiasaan Merokok
0,05, sehinggs uji statistik dinyatakan dengan Keluhan MSDs.
bermakna dengan keeratan hubungan Keluhan MSDs P
sedang. Hal ini berarti bahwa semakin Kebiasaan Value
Merokok Ringan Berat
tua pekerja maka beresiko mengalami N % N %
keluahan MSDs semakin besar. Tidak
15 41,7 21 58,3 0,392
Merokok
c. Hubungan Jenis Kelamin Dengan
Merokok 4 28,6 10 71,4
Keluhan MSDs
Sumber: Data Primer
Tabel 3. Hubungan Jenis Kelamin Dengan
Keluhan MSDs. Berdasarkan hasil uji statistik
Keluhan MSDs P
Jenis diketahui bahwa tidak ada hubuangan
Ringan Berat Value
Kelamin
N % N % bermakna antara kebiasaan merokok
Laki-Laki 17 63,0 10 37,0 0,000 dengan keluhan Musculoskeletal
Perempuan 2 8,7 21 91,3
Disorders. Hal yang membuat
Sumber: Data Primer
kebiasaan merokok tidak berhubungan
Hasil Uji Chi Square dengan MSDs adalah karena tidak
menunjukan bahwa jenis kelamin semua pekerja merokok, hanya
berhubungan dengan keluhan MSDs sejumlah 14 orang yang merokok dari
dengan nilai p = 0,000 atau p < 0,05, 50 responden, selain itu jumlah laki-
sehingga uji statistik dinyatakan laki dan perempuan hampir berimbang.
bermakna dengan keeratan hubungan Meskipun pekerja perempuan tidak
sedang. Maka menunjukan bahwa jenis merokok tapi sebagian dari responden
perempuan mengalami keluhan MSDs.
Azhar Anas, Determinan Yang Berhubungan Dengan Keluhan MSDs 114

Hal tersebut dapat disebabkan Muscoluskeltal Disorders


karena tingkat risiko ergonomi merupakan penyakit kronis yang
pekerjaan mempunyai peran yang besar membutuhkan waktu lama untuk
jadi walaupun pekerja tersebut berkembang dan bermanifestasi. Jadi
memiliki kebiasaan merokok yang semakin lama waktu bekerja atau
rendah sekalaipun atau bahkan tidak semakin lama seseorang terpajan faktor
merokok sama sekali tetap merasakan risiko MSDs ini maka semakin besar
keluhan Musculoskeletal Disorders. pula risiko untuk mengalami MSDs
e. Hubungan Masa Kerja Dengan (Bridger, 2003).
Keluhan MSDs
Tabel 5. Hubungan Masa Kerja Dengan SIMPULAN DAN SARAN
Keluhan MSDs.
SIMPULAN
Keluhan MSDs P
Masa Berdasarkan hasil penelitian
Ringan Berat Value
Kerja
N % N % yang telah dilakukan terhadap 50
Baru 16 64,0 9 36,0 0,000
pekerja Industri genteng di Kecamatan
Lama 4 12,0 22 88,0
Sumber: Data Primer Petanahan Kabupaten Kebumen tahun

Berdasarkan tabel. dapat 2013 diperoleh simpulan bahwa

diketahui bahwa pekerja dengan masa variabel yang mempunyai hubungan

kerja baru (<6,42 tahun) yang dengan MSDs adalah resiko kerja,

mengalami keluhan berat sebesar 9 umur, jenis kelamin dan masa kerja.

(36,0%) responden, pekerja dengan


masa kerja lama (≥6,42 tahun) dan Saran

mengalami keluhan berat sebesar 22 Pada saat pekerja mengangkat

(88,0%) responden. Hasil Uji Chi beban yang berat sebaiknya dibantu

Square menunjukan bahwa masa kerja oleh teman kerja lainnya untuk

berhubungan dengan keluhan MSDs menghindari adanya cedera yang dapat

dengan nilai p = 0,000 atau p < 0,05, mengakibatkan terjadinya Musculo-

sehingga uji statistik dinyatakan skeletal Disorders.

bermakna dengan keeratan hubungan Pemilik usaha sebaiknya

sedang. Maka semakin lama pekerja menyediakan peralatan yang bisa di

memiliki resiko yang lebih bersa untuk sesuaikan dengan pekerja, seperti

mengalami keluhan MSDs. menyediakan meja kerja yang


ergonomi dengan pekerja serta
115 Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 2, Juli 2013, Hal 110-115

peralatan perkakas lainya yang gunakannya dengan baik dan ergonomi


ergonomi dan dalam keadaan baik pula.
sehingga pekerja dapat meng-

Daftar Pustaka
Attwood, Dennis A. Ergonomic Solution for
Process Industries. Elsevier Inc. 2004.
Bridger, R., S. Introduction to Ergonomics.
International Editions. General
Engineering Series. McGraw-Hill, Inc.
1995.
Canadian Centers for Occupational Health &
Safety. 2005. WMSDs

Cohen, Alexander L. 1997. Elements of


Ergonomics Programs. A Primer Based
on Workplace Evaluation of
Musculoskeletal Disorders. Amerika:
U.S Department of Health and Human
Services. NIOSH

Departemen Kesehatan. 2005. Profil Masalah


Kesehatan tahun 2005. Jakarta.

Lukman, Nurma, N. Asuhan Keperawatan


Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: Selamba
Medika. 2012.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodelogi penelitian


Kesehatan. PT Rineka Cipt, Jakarta.

Nurhikmah. Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Musculoskeletal
Disorders(MSDs) Pada Pekerja Furnitur
Di Kecamatan Benda Kota
TangerangTahun 2011. Skripsi. Jakarta:
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. 2011.

Oborne, David J. 1995. Ergonomics at Work.


Human Factor in Design and
Development. 3rd edition. John Wiley
and Sons ltd : Chicester.

Susan, Stock. 2005. Work-related


Musculoskeletal Disorders, Guide and
Tools for Modified Work. National
Library of Quebec : Montréal.

You might also like