You are on page 1of 5

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. PENGKAJIAN
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 19 Mei
2014 dimana Tn.M dibawa ke RSUP Dr.M.Djamil Padang dengan diagnosa
Sirosis Hepatis + DM, klien masuk dengan keluhan perut semakin
membuncit, menyesak dan sesak nafas 1minggu yang lalu.
Penyebab Sirosis Hepatis pada Tn. M sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001 Sirosis
Hepatis desebabkan oleh Hepatitis B. Hepatitis virus terutama tipe B sering
disebut sebagai salah satu penyebab chirrosis hati, apalagi setelah penemuan
Australian Antigen oleh Blumberg pada tahun 1965 dalam darah penderita
dengan penyakit hati kronis , maka diduga mempunyai peranan yang besar
untuk terjadinya nekrosa sel hati sehingga terjadi chirrosisi. Secara klinik
telah dikenal bahwa hepatitis virus B lebih banyak mempunyai
kecenderungan untuk lebih menetap dan memberi gejala sisa serta
menunjukan perjalanan yang kronis, bila dibandingkan dengan hepatitis
virusA.
Adapun Riwayat Kesehatan Sekarang pada Tn.M adalah Klien
meuntah darah 3x dalam 6 jam sejumlah 150 cc, BAB hitam (melena) dalam
frekuensi 2x, konstipasi padat,sclera ikterik, klien terpasang NGT.

Gejala yang muncul pada Tn. M sesuai dengan teori adalah :


1. Pembesaran hati
Pada awal perjalanan sirosis, hati cenderung membesar dan sel-
selnya dipenuhi oleh lemak. Hati tersebut menjadi keras dan memiliki
tepi tajam yang dapat diketahui melalui palpasi. Nyeri abdomen dapat
terjadi sebagai akibat dari pembesaran hati yang cepat dan baru saja
terjadi sehingga mengakibatkan regangan pada selubung fibrosa hati
(kapsula Glissoni).
2. Varises Gastrointestinal
Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan
fibrofik juga mengakibatkan pembentukan pembuluh darah kolateral
sistem gastrointestinal dan pemintasan (shunting) darah dari pernbuluh
portal ke dalam pernbuluh darah dengan tekanan yang lebih rendah.
3. Obstruksi Portal dan Asites
Manifestasi lanjut sebagian disebabkan oleh kegagalan fungsi hati
yang kronis dan sebagian lagi oleh obstruksi sirkulasi portal. Semua
darah dari organ-organ digestif praktis akan berkumpul dalam vena
portal dan dibawa ke hati. Karena hati yang sirotik tidak
memungkinkan pelintasan darah yang bebas, maka aliran darah tersebut
akan kembali ke dalam limpa dan traktus gastrointestinal
4. Edema
Gejala lanjut lainnya pada sirosis hepatis ditimbulkan oleh gagal
hati yang kronis. Konsentrasi albumin plasma menurun sehingga
menjadi predisposisi untuk terjadinya edema. Produksi aldosteron yang
berlebihan akan menyebabkan retensi natrium serta air dan ekskresi
kalium.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV (110/60 mmhg, N:74X/I, R:


29X/I, S: 36,8ºC) kulit klien kering, konjugtiva anemis kiri dan kanan,
, membran mukosa bibir kering dan pecah- pecah. Pada abdomen
ditemukan asites abdomen, hepar teraba keras dan terdapat
hepatomegali, BU (14 x/i). Pada pemeriksaan ektremitas, kaki klien
terasa lemah Tidak terlihat adanya oedema pada ekstremitas, klien
terpasang IVFD aminofusin hepar pada tangan kiri dan NaCl 0,9%
pada tangan kanan
4.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada pembahasan ini kelompok menemukan perbedaan diagnosa
keperawatan, antara diagnosa keperawatan yang ditemukan pada teoritis dan
diagnose keperawatan yang ditemukan pada kasus, diantaranya yaitu :
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan cairan pada
paru-paru
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
aktif
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan ingesti (pemasukan makanan) dan absorbsi.
4.3. PERENCANAAN
Pada intervensi yang direncanakan berdasarkan pada intervensi NIC dan
NOC. Pada diagnosa pola nafas tidak efektif dilakukan manajemen jalan
nafas, diagnosa defisit volume cairan dilakukan manajemen cairan dan
elektrolit dan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi dilakukan manajemen
nutrisi. Adapun aktivitas yang dilakukan adalah :
1. Pola nafas tidak efektif aktivitas keperawatan adalah :
1. therapi oksigen sesuai order
2. memberikan posisi yang nyaman
3. pantau kecepatan irama,dan payah pernafasan
4. pantau pola nafas
2. Deficit volume cairan adapun aktivitas keperawatan adalah :
1. Memantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan
2. Memantau perdarahan
3. Memantau hasil labor yang relevan dengan keseimbangan cairan
4. Menentukan cairan yang masuk dalam 24 jam
5. Melakukan hygiene oral secara sering
6. Mengatur ketersediaan produk darah untuk transfusi bila perlu
7. Memberikan therapi IV sesuai program
3. pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
a. Menentukn kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrsi
b. Mengidentifikasi faktor yang memepengaruhi selera makan
c. Menentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
d. Menimbang BB pada interval yang tepat
e. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan
f. Menganjurkan makan sedikit tapi sering
g. Mengkaji dan mendokumentasikan derajat kesulitan mengunyah dan
menelan
h. Memberikan informasi pada pasien tentang makanan yang bergizi
i. Menghindari prosedur invasif sebelum makan
j. Menganjurkan higyene mulut sebelum makan
k. Memantau nilai laboratorium seperti albumin dan elektrolit
l. Melakukan kunsultasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan
asupan kalori

4.4. IMPLEMENTASI
Implementasi dilaksanakan pada tanggal 19 Mei – 25 Mei 2014,
implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang direncanakan. Pada
diagnosa pola nafas tidak efektif dilakukan implementasi therapi oksigen
sesuai order, memberikan posisi yang nyaman, pantau kecepatan irama,dan
payah pernafasan, pantau pola nafas. Pada pola nafas tidak efektif dengan RR
: 24X/menit dan tidak ada pergerakan dinding dada pada tanggal 21 Mei.
Deficit volume cairan dilakukan implementasi berupa Memantau warna,
jumlah dan frekuensi kehilangan cairan Memantau perdarahan, Memantau
hasil labor yang relevan dengan keseimbangan cairan, Menentukan cairan
yang masuk dalam 24 jam, Melakukan hygiene oral secara sering, Mengatur
ketersediaan produk darah untuk transfusi bila perlu, Memberikan therapi IV
sesuai program Pada diagnosa deficit volume cairan teratasi sebagian pada
tanggal 22 Mei 2014 dengan hasil evaluasi yaitu Klien mengatakan muntah
berkurang, Klien mengatakan masih BAB nya berwarna hitam , Klien
mengatakan badannya terasa lemah, Klien masih terlihat pucat.
Diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan ingesti (pemasukan makanan) dan
absorbsi dilakukan implementasi berupa menentukan kemampuan pasien
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, menciptakan lingkungan yang
menyenangkan untuk makan, menganjurkan makan sedikit tapi sering,
mengkaji perubahan BB, mengobservasi nilai laboratorium, menganjurkan
hyegene mulut sebelum makan dan memberikan informasi tentang makanan
yang bergizi. Pada hasil evaluasi hari jumat didapatkan masalah pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian dengan hasil evaluasi
Klien mengatakan tidak ada muntah lagi, Klien mengatakan masih merasa
lemah, Klien mengatakan mengatakan diet nya sudah habis setengah porsi,
Klien mengatakan tidak pusing lagi, Klien mengatakan perutnya terasa
kembung.
Dari semua implementasi yang dilakukan telah dipilah berdasarkan
aktivitas Nanda NIC NOC sesuai denagan etiologi yang muncul pada pasien
dengan sirosis hepatis.

4.5. EVALUASI
Pada evaluasi umum, untuk diagnosa pola nafas tidak efektif, deficit volume
cairan dan pemenuhan nutrisi teratasi pada hari ke 5.

You might also like