You are on page 1of 3

Parasetamol : asetaminofen, Panadol, Tylenol, Tempra, Nipe

Parasetamol atau asetaminofen adalah obat


analgesik and antipiretik yang populer dan
digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-
sengal dan sakit ringan, dan demam. Digunakan
dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma
dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena
mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau
tidak sengaja sering terjadi.
Asetaminofen (parasetamol)
Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti
N-acetyl-para-aminophenol
aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki
sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong Berat molekul 151.17
dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal, Rumus empiris C8H9NO2
parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam (Metabolisme) Hati
perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal
atau duktus arteriosus pada janin. Golongan hamil B (AS)
(farmasi) A (Aus)
Asal kata

Kata asetaminofen dan parasetamol berasal dari singkatan nama kimia bahan tersebut:

Versi Amerika N-asetil-para-aminofenol asetominofen


Versi Inggris para-asetil-amino-fenol parasetamol

Sejarah

Sebelum penemuan asetaminofen, kulit sinkona digunakan sebagai agen antipiretik, selain
digunakan untuk menghasilkan obat antimalaria, kina.

Karena pohon sinkona semakin berkurang pada 1880-an, sumber alternatif mulai dicari. Terdapat
dua agen antipiretik yang dibuat pada 1880-an; asetanilida pada 1886 dan fenasetin pada 1887.
Pada masa ini, parasetamol telah disintesis oleh Harmon Northrop Morse melalui pengurangan
p-nitrofenol bersama timah dalam asam asetat gletser. Biarpun proses ini telah dijumpai pada
tahun 1873, paraetamol tidak digunakan dalam bidang pengobatan hingga dua dekade
setelahnya. Pada 1893, parasetamol telah ditemui di dalam air kencing seseorang yang
mengambil fenasetin, yang memekat kepada hablur campuran berwarna putih dan berasa pahit.
Pada tahun 1899, parasetamol dijumpai sebagai metabolit asetanilida. Namun penemuan ini tidak
dipedulikan pada saat itu.

Pada 1946, Lembaga Studi Analgesik dan Obat-obatan Sedatif telah memberi bantuan kepada
Departemen Kesehatan New York untuk mengkaji masalah yang berkaitan dengan agen
analgesik. Bernard Brodie dan Julius Axelrod telah ditugaskan untuk mengkaji mengapa agen
bukan aspirin dikaitkan dengan adanya methemoglobinemia, sejenis keadaan darah tidak
berbahaya. Di dalam tulisan mereka pada 1948, Brodie dan Axelrod mengaitkan penggunaan
asetanilida dengan methemoglobinemia dan mendapati pengaruh analgesik asetanilida adalah
disebabkan metabolit parasetamol aktif. Mereka membela penggunaan parasetamol karena
memandang bahan kimia ini tidak menghasilkan racun asetanilida.

Derivat-asetanilida ini adalah metabolit dari fenasetin yang dahulu banyak digunakan sebagai
analgeticum, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari peredaran karena efek sanpingnya
(nefrotoksisitas dan karsinogen). Khasiatnya analgetis dan antipiretis, tetapi tidak untuk
antiradang. Dewasa ini pada umumnya dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga
untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Efek analgetisnya diperkuat oleh kodein dan kofein
dengan kira-kira 50%.

Reasorpsinya dari usus cepat dan praktis tuntas, secara rectal lebih lambat. PP (protein plasma)
1
25%, plasma t2 -nya 1-4 jam. Antara kadar plasma dan efeknya tidak ada hubungan. Dalam hati
zat ini diuraikan menjadi metabolit-metabolit toksis yang diekskresi dengan kemih sebagai
konjugat-glukoronida dan sulfat.

Efek samping tak jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah. Pada
penggunaan kronis dari 3-4 g sehari dapat terjadi kerusakan hati dan pada dosis di atas 6 g
mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversible. Pada dosis di atas 10 g persediaan peptide
tersebut habis dan metabolit-metabolit mengikat diri pada protein dengan gugusan-SH di sel-sel
hati dan terjadilah kerusakan irreversible. Dosis dari 20 g sudah berefek fatal. Overdosis dapat
menimbulkan muntah, mual dan anoreksia. Penanggulangannya dengan cuci lambung, di
samping perlu pemberian zat penawar (asam amino N-asetilsistein atau metionin).

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengeluarkan peringatan akan
banyaknya obat penghilang rasa sakit (painkiller) yang dijual bebas dan mengandung
parasetamol, bisa membahayakan karena berpotensi merusak liver.

Parasetamol merupakan obat analgesik yang populer digunakan untuk melegakan sesak napas,
demam, atau sakit ringan. Sebelumnya menurut rekomendasi FDA dosis aman mengonsumsi
parasetamol tidak lebih dari 4000 mg dalam jangka 24 jam bagi orang dewasa dan anak berusia
di atas 12 tahun.

Sayangnya karena parasetamol termasuk obat yang mudah didapat, overdosis obat baik sengaja
atau tidak sering terjadi. Misalnya saja orang yang menderita arthritis atau nyeri sendi yang
dengan mudah mengalami overdosis bila ia mengonsumsi obat arthrtitis tiap 4 atau 6 jam dan
ditambah obat penghilang nyeri lainnya yang mengandung parasetamol dan biasanya dijual
bebas. Obat nyeri sendi seperti tylenol mengandung 325 mg parasetamol dan 500 mg untuk jenis
ekstra kuat.

Selama bertahun-tahun konsumen merasa aman dalam memilih parasetamol sebagai obat pereda
sakit. Berbeda dengan painkiller jenis ibuprofen atau asetosal (asam asetilsalisilat), parasetamol
tidak menyebabkan peradangan. Karena itulah obat ini sering dianggap aman.

Tetapi faktanya, studi terbaru menunjukkan parasetamol dalam dosis tinggi bisa menyebabkan
kerusakan liver, bahkan kematian.

Untuk menghidari efek samping tersebut, FDA menurunkan dosis aman parasetamol, yakni
3.250 mg untuk orang dewasa (sebagian ahli merasa dosis ini masih terlalu tinggi) dan untuk
dosis tunggal tidak lebih dari 650 mg.

Selain itu karena kombinasi parasetamol dan alkohol bisa meracuni liver, maka orang yang
mengonsumsi lebih dari tiga gelas minuman beralkohol disarankan untuk mengurangi asupan
parasetamol dari dosis biasa.

Konsumen juga diharapkan mewaspadai kemungkinan over dosis karena mengonsumsi beberapa
jenis obat yang mengandung parasetamol secara bersamaan untuk mengurangi gejala seperti
demam, sakit kepala, nyeri menstruasi, atau influenza.

You might also like