Professional Documents
Culture Documents
2018
0
DAFTAR ISI
1
BAB 1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. N
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Mlaras- Sumobito
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Tanggal MRS : 11 Januari 2018
Tanggal pemeriksaan : 11 Januari 2018
Tanggal KRS : 15 Januari 2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Demam
Riwayat Penyakit Sekarang : ± 6 hari SMRS pasien mengeluhkan demam tinggi,
muncul mendadak, terus menerus dan naik turun,
tidak menggigil, keringat dingin (+), otot dan
persendian pegal-pegal (+) tetapi tidak hebat, nyeri
dibelakang mata (-), badan terasa lemas,sakit kepala
(+), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (+), nyeri
tidak berkurang setelah makan, batuk berdahak (-),
sesak napas (-), nafsu makan berkurang, tidak ada
sakit tenggorokan, perdarahan dari gusi (-),
sariawan (-) bintik-bintik kemerahan pada
tubuh. Pasien mengeluh sering bersendawa. 5 hari
terakhir ini pasien mengeluh BAB berwarna hitam
seperti petis. Konsistensi lembek, jumlah banyak,
sehari BAB 1 kali. BAK tidak ada keluhan.
2
Riwavat Penyakit Dahulu : Pasien baru pertama kali menderita sakit seperti
ini. Riwayat perdarahan lama, mudah berdarah, dan
mudah memar tidak ada. Riwayat malaria dan
tifus tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang lain dan
tetangga sekitar yang menderita keluhan yang sama.
Riwayat gangguan pembuluh dan pembekuan darah
disangkal.
Riwayat Sosial & Kebiasaan : Riwayat pekerjaan yaitu sebagai ibu rumah tangga,
tinggal di lingkungan rumah cukup padat namun
bersih, parit rumah pernah sesekali mampet.
Riwayat berpergian jauh tidak ada dalam 1 bulan
terakhir.
3
PEMERIKSAAN FISIK
Kamis, 11 Januari 2018
KU : Tampak sakit sedang Kesadaran: Composmentis
VS : TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit
N : 76 x/menit tº : 36,7ºC
Status generalis:
Kepala:
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada secret/bau/perdarahan
Telinga : tidak ada secret/bau/perdarahan
Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi, mukosa tidak pucat.
Leher:
KGB tidak membesar, JVP 5-2 cmH2O
Thoraks:
Cor:
I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis teraba di ICS IV MCLS
P: batas jantung ICS IV PSL dekstra sampai ICS V MCL sinistra
A: S1S2 tunggal
Pulmo:
I: Simetris, tidak ada retraksi
P: Fremitus raba normal
P: Sonor
A: Vesikuler +/+, Ronkhi -/- Wheezing -/-
Abdomen:
I: flat
A: bising usus (+) normal
P: tympani
P: soepel, H/L tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
4
Ekstremitas:
Akral hangat - - Oedem - -
- - - -
Ptekie (+), akral hangat, capiler refilling time <2 detik, sianosis(-),turgor kulit
normal, uji tourniket : rumpleed (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan hematologi (10/01/2018) saat di PKU Muhammadiyah Mojoagung
Haemoglobin : 10,4 gr/dl
Hematokrit : 30,0 %
Leukosit : 2.300 /mm3
Trombosit :104.000 /mm3
DIAGNOSIS
DHF Grade II + Thypoid Fever
PLANNING
-IVFD RL : D5 500cc:1000cc
-Adona drip 3 x 1 amp
-Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
- Inj. Transamin 3 x 1 amp
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g
- Inj. Antrain p.r.n
- Inj. Dexametasone 3 x 1 amp
5
- PO :
- Lesipar 3 x tab I
- Psidi 3 x tab I
-Diit rendah serat
-Observasi trombosit,ttv,ku (jika perlu transfuse trombosit/plasma concentration)
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
6
FOLLOW UP
Tanggal Keterangan
11-1-2018 S : Demam (-), pusing (+), nyeri perut (+) , makan minum (+),
BAB (+) hitam 1x, BAK (+) seperti teh.
O : Kesadaran : CM GCS : 456
TD: 110/70mmHg N: 100x/mnt RR: 22x/mnt T: 36,4oC
Kepala/Leher: A-/I-/C-/D-
Thoraks : C : S1 S2 tunggal
P : vesikuler/vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen : BU (+) N, Soefl (+), nyeri tekan (+)
epigastrium, Hepar/Lien tidak teraba
Abdome Ekstremitas : Akral hangat kering merah (+), CRT < 2’’,
sianosis (-), edema (-)
Pemeriksaan Hematologi (11/01/2018)
Haemoglobin : 11,2 gr/dl
Hematokrit : 34,5 %
Leukosit : 2.300 /mm3
Trombosit : 71.000 /mm3
Widal Test (11/01/2018)
Salmonella O : (+) 1/80
Salmonella H : (+) 1/320
Parathypi A : Negatif
Parathypi B : Negatif
P : -IVFD RL : D5 500cc:1000cc
-Adona drip 3 x 1 amp
-Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
- Inj. Transamin 3 x 1 amp
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g
- Inj. Antrain p.r.n
- Inj. Dexametasone 3 x 1 amp
7
- PO :
- Lesipar 3 x tab I
- Psidi 3 x tab I
-Diit rendah serat
-Observasi Trombosit,TTV, KU
-Cek Urine lengkap besok pagi
S : Demam (-), pusing (-), nyeri perut (-) , makan minum (+),
12-1-2018 BAB (-), BAK (+) normal, keluhan lain (-)
O : Kesadaran : CM GCS: 456
TD: 100/60 N : 84x/menit RR : 20x/menit T : 36,2oC
Kepala/Leher: A-/I-/C-/D-
Thoraks : C : S1 S2 tunggal
P : vesikuler/vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen : BU (+) N, Soefl (+), nyeri tekan (-),
Hepar/Lien tidak teraba
Abdome Ekstremitas : Akral hangat kering merah (+), CRT < 2’’,
sianosis (-), edema (-)
Pemeriksaan laboratorium (12/01/2018)
Darah Lengkap
Haemoglobin : 11,6 gr/dl
Hematokrit : 35,1 %
Leukosit : 5.100 /mm3
Trombosit : 90.000 /mm3
Urine Lengkap
P : -IVFD RL : D5 500cc:1000cc
-Adona drip 3 x 1 amp
-Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
- Inj. Transamin 3 x 1 amp
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g
- Inj. Antrain p.r.n
- Inj. Dexametasone 3 x 1 amp
- PO :
- Lesipar 3 x tab I
- Psidi 3 x tab I
-Diit rendah serat
-Observasi trombosit
S : Demam (-), pusing (-), nyeri perut (-) , makan minum (+),
belum BAB (-), BAK (+) normal, keluhan lain (-)
13-1-2018 O : Kesadaran : CM GCS: 456
9
TD: 110/70 N : 88x/menit RR : 20x/menit T : 36,7oC
Kepala/Leher: A-/I-/C-/D-
Thoraks : C : S1 S2 tunggal
P : vesikuler/vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen : BU (+) N, Soefl (+), nyeri tekan (-),
Hepar/Lien tidak teraba
Abdome Ekstremitas : Akral hangat kering merah (+), CRT < 2’’,
sianosis (-), edema (-)
Pemeriksaan laboratorium (13/01/2018)
Darah Lengkap
Haemoglobin : 11,4 gr/dl
Hematokrit : 34,7 %
Leukosit : 11.000 /mm3
Trombosit : 122.000 /mm3
PLANNING
-IVFD RL : D5 500cc:1000cc
-Adona drip 3 x 1 amp
-Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
- Inj. Transamin 3 x 1 amp
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g
- Inj. Antrain p.r.n
- Inj. Dexametasone 3 x 1 amp
- PO :
- Lesipar 3 x tab I
- Psidi 3 x tab I
-Diit rendah serat
-Observasi Trombosit,TTV,KU
10
S : Demam (-), pusing (-), nyeri perut (-) , makan minum (+),
BAB (+), BAK (+) normal, keluhan lain (-)
O : Kesadaran : CM GCS: 456
TD: 110/70 N : 88x/menit RR : 20x/menit T : 36,2oC
14-1-2018 Kepala/Leher: A-/I-/C-/D-
Thoraks : C : S1 S2 tunggal
P : vesikuler/vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen : BU (+) N, Soefl (+), nyeri tekan (-),
Hepar/Lien tidak teraba
Abdome Ekstremitas : Akral hangat kering merah (+), CRT < 2’’,
sianosis (-), edema (-)
Pemeriksaan laboratorium (14/01/2018)
Darah Lengkap
Haemoglobin : 12,0 gr/dl
Hematokrit : 36,3 %
Leukosit : 9.700 /mm3
Trombosit : 147.000 /mm3
PLANNING
-IVFD RL : D5 500cc:1000cc
-Adona drip 3 x 1 amp
-Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
- Inj. Transamin stop
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g
- Inj. Antrain p.r.n
- Inj. Dexametasone 3 x 1 amp
- PO :
- Lesipar 3 x tab I
- Psidi 3 x tab I
-Diit rendah serat
11
S : Demam (-), pusing (-), nyeri perut (-) , makan minum (+),
BAB (+), BAK (+) normal, keluhan lain (-)
O : Kesadaran : CM GCS: 456
TD: 110/70 N : 88x/menit RR : 20x/menit T : 36,2oC
Kepala/Leher: A-/I-/C-/D-
15-1-2018 Thoraks : C : S1 S2 tunggal
P : vesikuler/vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen : BU (+) N, Soefl (+), nyeri tekan (-),
Hepar/Lien tidak teraba
Abdome Ekstremitas : Akral hangat kering merah (+), CRT < 2’’,
sianosis (-), edema (-)
Pemeriksaan laboratorium (15/01/2018)
Darah Lengkap
Haemoglobin : 12,2 gr/dl
Hematokrit : 37,6 %
Leukosit : 8.000 /mm3
Trombosit : 175.000 /mm3
PLANNING
-IVFD RL : D5 500cc:1000cc
-Adona drip 3 x 1 amp
-Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g
- Inj. Antrain p.r.n
- Inj. Dexametasone 3 x 1 amp
- PO : -Lesipar 3 x tab I
-Psidi 3 x tab I
- Pasien minta Pulang (atas permintaan sendiri)
- Kontrol Poli penyakit dalam
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
DHF adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue tipe
I-IV dengan manifestasi klinis demam 2 – 7 hari disertai gejala perdarahan dan
bila timbul renjatan, angka kematiannya cukup tinggi. Pada keadaan yang lebih
parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh dalam keadaan
syok akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut Dengue Shock Syndrome
(DSS).4
2.2 Etiologi
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (DEN). Virus ini terdiri atas 4
serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Virus ini ditularkan melalui
13
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Virus Dengue merupakan virus RNA untai tunggal. Struktur antigen ke-4
serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-
genetik yang berbeda pada ke-4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar
serotipe, tetapi juga didalam serotipe itu sendiri, tergantung waktu dan daerah
dapat mencapai 2,6 – 11,0 % pada tingkat nukleotida dan 1,3 – 7,7 % untuk
dari protein struktural dan non-struktural. Protein struktural yang terdiri dari
protein envelope (E), protein pre-membran (prM) dan protein core (C) merupakan
25% dari total protein, sedangkan protein non-struktural merupakan bagian yang
Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada manusia
(makhluk vertebrata) yang pada saat itu sedang mengandung virus dengue
didalam darahnya (viraemia). Virus yang sampai kedalam lambung nyamuk akan
14
mengalami replikasi (memecah diri/kembang biak), kemudian akan migrasi yang
akhirnya akan sampai di kelenjar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap saat
siap untuk dimasukkan ke dalam kulit tubuh manusia melalui gigitan nyamuk. 7, 8
kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih 4 hari, dimana
virus melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Apabila jumlah
virus sudah cukup, maka virus akan memasuki sirkulasi darah (viraemia), dan
pada saat ini manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas. Dengan
adanya virus dengue dalam tubuh manusia, maka tubuh akan memberi reaksi.
Bentuk reaksi tubuh terhadap virus ini antara manusia yang satu dengan manusia
yang lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi ini akan memanifestasikan
2.3 Epidemiologi
Sejak Januari sampai dengan 5 Maret 2004 total kasus DHF di seluruh
(11.534 orang) sedangkan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%)1. KLB
DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per
100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar
(tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003)1.
Tidak tertutup kemungkinan peningkatan jumlah kasus dan angka kematian yang
cepat disebabkan oleh virus dengue jenis baru karena dengue adalah virus RNA
15
(virus yang menggunakan RNA sebagai genomnya). Virus RNA bermutasi jauh
mortalitas yang sangat rendah. Dengan penanganan yang benar, angka mortalitas
DBD sebesar 5%, dan bila tidak dilakukan penangan maka angka mortalitas DHF
seratus tahun ini dapat dibagi menjadi dua teori patogenesis, yaitu: pertama, virus
dengue mempunyai sifat tertentu, dan yang ke dua, pada manusia yang terinfeksi
16
2) Hemostasis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopeni,
Demam,
anoreksia, hepatomegali trombositopenia
muntah Manifestasi
perdarahan
Permeabilitas vaskular naik
Dehidrasi
Kebocoran plasma:
hemokonsentrasi, hipoproteinemia,
efusi pleura, dan asites.
hipovolemia
syok
Perdarahan anoksia
saluran cerna
meninggal
infection hypothesis dapat dilihat pada bagan 3. Hipotesis ini menyatakan bahwa
DHF dapat terjadi apabila seseorang setelah terinfeksi dengue pertama kali
mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan. Akibat
infeksi ke-2 oleh tipe virus dengue yang berlainan pada seorang penderita dengan
17
kadar antibodi anti dengue yang rendah, respon antibodi anamnestik yang akan
Hypovolemia
SHOCK
Anoxia Acidosis
┼
18
2.5 Klasifkasi Klinis
yang cepat dan lemah , hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit lembab
Derajat 4: terjadi syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan
tahun 1997, terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. Penggunaan kriteria ini
Kriteria Klinis
19
3. Pembesaran hati (hepatomegali).
4. Manifestasi syok / renjatan
Kriteria Laboratoris :
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DHF tanpa penyulit antara lain :17, 18, 19
1. Tirah baring
2. Makanan lunak. Bila belum ada nafsu makan dianjurkan minum banyak 1,5-2
liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau sirop) atau air tawar ditambah
20
Terapi cairan DHF derajat II : 19
Membaik
Membaik :
1. Tidak gelisah
2. Nadi kuat
4. Diuresis cukup
(12 ml/kgbb/jam)
Tidak Membaik
1. Distress pernafasan
2.9 Prognosis.
faktor seperti: 20
2.10 Pencegahan
Belum ada vaksin untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue, dan
dengue ini yang paling penting adalah upaya membasmi jentik nyamuk
23
24
DAFTAR PUSTAKA
3. Sri RHH dan Hindra IS. Demam berdarah dengue. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999.h.1-64.King CA,
Anderson
4. Ditjen PP&PL. DBD terus ancam warga Banjarmasin, dua balita meninggal,
(online) (www.ppmplp.depkes.go.id, diakses 4 November 2006)
8. John GA. Dengue fever. Inf. Dis [serial online] 2004 April [cited 2004 Feb
5;11screens]. Available from:
http://www.emedicine.com/derm/dengue_fever.htm
19. Hendarwanto. Dengue. Dalam :Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 1998
20. Yunanto A, Hartoyo E, Andayani P. Standar pelayanan medis pedoman
diagnosa dan terapi bagian/smf.ilmu kesehatan anak edisi II. Banjarmasin :
Bagian/ SMF Anak FK. UNLAM/RSUD Ulin, 2006
21. Nelson, WE. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak
(Nelson Text Book of Pediatrics). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2000.h.296-8.
22. Affandi MB, Agusman S, Dahlan A, Aminullah A, Bakry F, Hassan R, dkk.
Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FKUI,1997; 593-8.
23. Samsi T K. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue di RS Sumber Waras
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanegara, Jakarta Cermin Dunia Kedokteran. 2000; 126: 5-13.
24. Brahm U (et al). Pedoman Klinis Pediatri/ M Schwartz (editor). Jakarta:
EGC, 2004; 432-4.