You are on page 1of 3

Nama : Yudha Ferdian Firmansyah

NIM : 172310101018

Demokrasi jadi penyebab korupsi dan intervensi di BUMN

Kasus: Merdeka.com - Ongkos demokrasi rupanya tidak murah. Pemilihan presiden


dan dewan melalui partai menjadi beban tersendiri untuk menciptakan demokrasi.
Alih-alih menciptakan negara yang kuat, ongkos demokrasi yang mahal malah
menyuburkan praktik korupsi dan intervensi pada BUMN.

Koordinator Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Sunaryanto


mengatakan proses politik demokrasi di Indonesia membutuhkan banyak biaya. Dia
mencontohkan, untuk menjadi calon legislatif maupun yang telah menjabat di suatu
partai, harus menyetor sejumlah uang untuk kepentingan partai.
"Sistem politik kita masih mahal. Parpol menjual nominasi untuk menjadi bakal
calon. Setelah menjadi anggota mereka harus memberikan setoran dan iuran.
Semakin besar iurannya, semakin besar mereka di partai," ungkap Sunaryanto di
seminar nasional 'BUMN dan Kampanye Anti korupsi di Gedung Antara, Jakarta,
Selasa (11/12).
Dengan adanya kewajiban untuk menyumbangkan sejumlah uang yang harus
dibayarkan ke partai tersebut, membuat seseorang mencari jalan cepat untuk
mendapatkan uang tersebut. Salah satunya adalah dengan meminta jatah dan
intervensi kepada BUMN.
"Jadi ada upaya yang seperti bekerja sama dengan BUMN atau memalak BUMN.
Kalau (iuran) dari gaji, berapa sih gaji DPR?" tambahnya
Di tempat yang sama, Anggota Komisi VI DPR dari partai Demokrat, Ferrari
Romawi mengakui kalau memang demokrasi di Indonesia sangat mahal. Namun dia
mengaku tidak pernah memberikan iuran atau setoran ke partai karena dia telah
bekerja keras untuk partainya.
"Saya orang berkeringat di partai, saya berkontribusi. Mungkin ini ada orang yang
baru tiba-tiba datang dan mencalonkan dan harus menyetor sejumlah uang,"
pungkasnya.
(mdk/rin)

Solusi Penyelesaian:
Seperti yang kita ketahui bahwa negara yang kita tinggali saat ini merupakan negara
yang menjunjung tinggi demokrasi, bahkan negara kita termasuk dalam negara
terbesar dalam penyelenggaraan demokrasi atau yang lebih kita kenal sebagai
Pemilihan Umun atau Pemilu. Sebelum kita membahasnya jauh lebih dalam kita
perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian-pengertian yang melandasi terbentuknya
sebuah demokrasi, dan apakah demokrasi pasca reformasi yang telah berjalan hampir
16 tahun telah berhasil?

Perlu kita ketahui Demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan(kratein) dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat(demos). Bentuk pemerintahan dari negara demokrasi
dapat dikatakan ada dua macam yakni: 1.) Monarki : monarki merupakan sebuah
kerajaan, terdiri dari monarki mutlak, monarki konstitusional dan monarki
parlementer. 2.) Republik :berasal dari kata latin res yang berarti pemerinthan dan
publica yang berate rakyat dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemerintahan
yang dijalankan oleh dan untuk rakyat. Lebih tepatnya demokrasi yang kita anut ialah
demokrasi kostitusional dimana dalam UUD pasal 1 ayat 2 “Kedaulatan berada
ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.” Selain itu dalam
dasar negara pancasila pun mengatakan hal yang sama khususnya pada sila keempat.
Selain itu pula demokrasi kita pun memiliki rasa humanis yang tinggi itu tercermin
dari dihargainya suatu pendapat meskipun pendapat itu berasal dari minoritas
pendapat yang diterima dan begitupun sebaliknya apabila kesepakatan telah terjalin
tidak ada lagi minoritas yang merengek kembali, karena itu musyawarah mufakatlah
yang menjadi jawaban.

Sudah sepantasnya pembatasan dan regulasi yang rasional terus ditingkatkan oleh
KPU khususnya dan Segala instansi Pemerintah umumnya sehingga sistem politik
pada pesta demokrasi yang terjadi selama lima tahun sekali tidak membentuk mata
rantai yang mebuat sebuah siklus yang membuat para calon yang lolos bertujuan
untuk melakukan segalanya untuk kesejahteraan rakyat bukan untuk sebaliknya yakni
balik modal dan menjadi boneka dari sebuah parpol. Jangan sampai terjadi kembali
sebuah aksi pemalakan dan intervensi dari seorang oknum yang merugikan BUMN
yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat luas.

Memang mudah bila kita hanya berkata, tanpa berbuat. Maka kiranya kita sebagai
rakyat yang baik dapat memilih dengan baik, dan jangan sampai kita mengorbankan
hak suara kita dengan apapun itu, maka sukseskan pemilu yang jurdil luber
(jujur,adil, langsung,bebas,rahasia) semuanya harus berdasrkan asas itu. Bila itu dapat
diimplementasikan maka bukan hanya biaya politik yang akan turun, tapi seluruh
mata rantai seperti korupsi dan lain sebagainya akan hancur leburkarena tidak adalagi
intervensi/pengaruh suatu pihak terhadap pihak lain karena adanya konflik
kepentingan. Karena tujuan mereka satu mensejahterakan Seluruh rakyatnya, semoga
cita-cita itu dapat terwujud dalam waktu dekat.
Sumber-sumber terkait :
http://www.leimena.org/en/page/v/373/republik-indonesia-adalah-negara-
kesatuan-negara-demokrasi-konstitusional-dan-negara-hukum

You might also like