Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Arief Rifa’i H, M.Si., S.Sos
Annisa Mardatillah, M.Si., S.Sos
Dosen Prodi Administrasi Niaga
Fisipol – Universitas Islam Riau
Pekanbaru
Abstract
Dengan sumber data yang sama jumlah angkatan kerja pada tahun 2009 sebesar
2.325.839 orang, angkatan kerja laki – laki 1.689.089 orang dan angkatan kerja perempuan
636.799 orang, dan diperkiran pada tahun 2013 jumlah angkatan kerja berjumlah 2.706.342
orang. Sedangkan tingkat pengangguran pada tahun 2009 sebesar 8,44% dan diperkirakan
pada tahun 2013 sebesar 9,43%. Jika pencari kerja dianggap sebagai penganggur, maka
berarti kurang dari 10% dari penduduk usia kerja Provinsi Riau belum memperoleh
kesempatan kerja.
Tabel 1.1 dibawah ini merupakan data tentang angkatan kerja menurut tingkat
pendidikan tahun 2007 – 2009 yang menggambarkan tingkat kenaikan yang cukup tinggi
setiap tahunnya.
Tabel 1.1
Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2007 – 2009
Pendidikan 2007 2008 2009
Tidak Tamat SD 218.750 279.493 279.076
SD 720.898 716.596 733.675
SLTP 488.065 469.795 501.354
SLTA 537.019 590.388 608.340
DI, DII, DIII 74.677 90.949 101.884
UNIVERSITAS 75.675 92.164 101.509
JUMLAH 2.115.084 2.239.385 2.325.839
Sumber : - BPS Prov. Riau
- Data diolah
Dilihat dari Penduduk Usia Kerja ( PUK ) tahun 2007 – 2009 cenderung mengalami
peningkatan yaitu dari 3.380.689 orang pada tahun 2007 menjadi 3.722.712 orang pada tahun
2009, yang dapat diartikan bahwa Penduduk Usia Kerja selama tahun 2007 hingga 2009
mengalami pertambahan sebanyak 342.023 orang atau 10%. Hal ini diduga akibat dari
lajunya perubahan faktor-faktor demografi seperti fertilitas, mortalitas dan migrasi (Sumber
BPS Riau). Permasalahan semakin rumit ketika bertambahnya angka Penduduk Usia Kerja
tersebut tidak diimbangi dengan pertambahan lapangan pekerjaan.
Tinjauan Teori
Konsep Strategi
Konsep strategi dapat digunakan oleh organisasi untuk menghadapi hambatan atau
tantangan dan kesempatan-kesempatan yang timbul dari setiap persoalan. Strategi dapat
digunakan untuk menentukan tujuan dan arah masa depan sebuah organisasi baik itu swasta
maupun pemerintah.
Definisi strategi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : Ansoff (dalam
Penguin Books, 94: 1982), strategi adalah aturan untuk pembuatan keputusan dan penentuan
garis pedoman. Strategi disebut jg konsep bisnis perusahaan.
perencanaan yang melihat ke depan yang dipadukan dalam konsep dasar atau misi
perusahaan.
Konsep Ketenagakerjaan
Pekerja adalah seseorang yang bekerja apabila ia melakukan pekerjaan dengan tujuan
memeroleh upah atau membantu untuk memeroleh pendapatan selama paling sedikit satu jam
secara terus menerus dalam seminggu sebelum survey dilakukan. Orang yang memiliki
pekerjaan, orang yang mempunyai pekerjaan tetapi sementara waktu sedang tidak bekerja ada
pula pekerja keluarga tanpa menerima upah yang membantu dalam suatu usaha produktif ini
semua termasuk kelompok pekerja.
Penganggur adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan orang yang sedang mencari
pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru. Bukan angkatan kerja adalah
penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak sedang
mencari pekerjaan (belajar, mahasiswa, ibu rumah tangga), serta menerima pendapatan yang
bukan imbalan langsung atas suatu kegiatan produktif (pensiunan, veteran perang, dan
penderita cacat yang mendapat santunan).
Kesempatan kerja.
Kesempatan kerja adalah tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang sedang
membutuhkan pekerjaan. Pengaturan pekerjaan di Indonesia tertera dalam pasal 27 ayat 2
UUD 1945 yang menjelaskan : "Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak". Cukup jelas dari uraian tadi bahwasanya pemerintah Indonesia
mempunyai tanggung jawab atas penciptaan lapangan pekerjaan. Upaya pemerintah untuk
menciptakan lapangan kerja bagi setiap warga Negara berhubungan dengan upaya
meningkatkan pendapatan perkapita sekaligus pendapatan nasional. Semakin banyak
lapangan pekerjaan yang tersedia di suatu Negara, semakin besar pula kesempatan kerja bagi
penduduk usia produktif, sehingga semakin kecil tingkat pengangguran. Demikian pula
semakin sedikit lapangan kerja bagi penduduk usia produktif maka akan memberikan peluang
semakin tinggi tingkat pengangguran.
Menciptakan sebuah lapangan kerja sangat tergantung pada pendapatan Negara yang
diinvestasikan. Pendapatan nasional yang tinggi memungkinkan pembentukan modal yang
lebih besar melalui tabungan. Tabungan dimungkinkan terjadinya pembentukan investasi
yang mengakibatkan perluasan dan penciptaan usaha. Perihal ini akan membuka kesempatan
kerja yang lebih besar bagi seluruh angkatan kerja. Untuk menciptakan kesempatan kerja
bagi masyarakat, pemerintah terus berupaya meningkatkan perluasan kesempatan kerja
JIS Volume 3, No 2 Oktober 2010 ISSN : 0215-2525
melalui berbagai kebijakan. Salah satu kebijakan di bidang kesempatan kerja adalah
pemerataan kesempatan kerja.
Peningkatan kualitas tenaga kerja merupakan hal yang sangat penting dan harus terus
dapat diupayakan. Sumber daya manusia yang rendah merupakan salah satu factor penyebab
lemahnya perekonomian, maka tentu saja perlu ditingkatkan kualitasnya yang tentu saja
berkesinambungan terhadap pergerakan terhadap salah satu factor produksi. Peningkatan
kualitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan hal sebagai berikut : Menyiapkan pendidikan
formal agar tercipta tenaga ahli yang terampil, Membentuk tenaga kerja yang bertipe pekerja
keras dan cekatan tidak lemah tentu saja harus didukung dengan mental yang teguh dan fisik
yang sehat (perbaikan gizi) dan Memberikan perlindungan kerja , keamanan kerja, dan
kenyamanan bekerja . Selain itu dapat mengadakan pelatihan bagi pekerja agar memiliki
kemampuan kerja yang lebih baik, Mengadakan pembinaan untuk pencari kerja untuk dapat
mengisi lowongan pekerjaan sesuai permintaan pasar tenaga kerja, Pengiriman tenaga kerja
ke luar negeri untuk dapat memperluas pengetahuan dan ketrampilan sebagai bagian bentuk
pengembangan mutu pekerja, Pemberian penghargaan bagi tenaga kerja yang berprestasi agar
semangat kerja terbentuk.
Konsep Kewirausahaan
Pengertian Kewirausahaan
Istilah entrepreneur pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom
Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of
production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama,
ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep
entrepreneur sebagai pemimpin. Say menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang
membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah organ produktif.
Jean Baptista Say (1816): Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan
berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya. Frank Knight (1921):
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika
pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan
kombinasi sumber daya.
Karakter Wirausaha
Karakter-karakter dasar seorang wirausaha menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada
tujuh karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon wirausaha yaitu :
a. Action oriented. Bukan tipe menunda, wait and see , atau membiarkan sesuatu
(kesempatan) berlalu begitu saja. Dia tidak menunggu sampai segala sesuatunya jelas
dulu atau budget-nya ada dulu. Dia juda tidak menunggu ketidapastian pergi dulu,
baru berusaha. Mereka adalah orang yang ingin segera bertindak sekalipun situasinya
tidak pasti.
b. Berpikir Simpel. Mereka adalah orang yang suka menyederhanakan persoalan yang
kompleks. Mereka melihat persolan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu
persatu dengan bertahap.
c. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru. Selalu tekun mencari alternatif-
alternatif baru seperti model, desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan
struktur biaya produksi. Mereka mencari keuntungan bukan hanya dari bisnis atau
produk baru melainkan juga dari cara-cara baru.
d. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi. Seorang wirausaha bukan hanya awas,
memiliki mata yang tajam melihat peluang atau memiliki penciuman yang kuat
JIS Volume 3, No 2 Oktober 2010 ISSN : 0215-2525
terhadap keberadaan peluang itu tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang itu
diciptakan , dibuka dan diperjelas.
e. Hanya mengambil peluang yang terbaik. Seorang wirausaha akan menjadi sangat
awas dan memiliki penciuman yang tajam pada waktunya. Berbeda dengan pemula
yang belum terlatih dan masih bingung, maka wirausaha yang terlatih akan cepat
membaca peluang. Wirausaha sejati hanya akan mengambil peluang yang terbaik.
f. Fokus pada eksekusi. Wirausaha bukan orang yang hanya bergelut dengan pikiran,
merenung atau menguji hipotesa, melainkan seorang yang fokus pada eksekusi.
Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran
penuh keragu-raguan.
g. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti. Wirausaha tidak bekerja
sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran banyak orang, baik dari dalam
maupun luar perusahaannya. Mereka membangun jaringan daripada melakukan semua
impiannya sendiri. Wirausaha harus memiliki kemmapuan mengumpulkan orang,
membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi dan berkomunikasi.
Definisi UMKM
Definisi Usaha Mikro secara tidak langsung sudah termasuk dalam definisi Usaha
Kecil berdasarkan UU No. 9 tahun 1995 namun secara spesifik didefinisikan sebagai berikut :
Usaha Mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan
informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum. Hasil
penjualan tahunan bisnis tersebut paling banyak Rp. 100.000.000,- dan milik Warga Negara
Indonesia.
Sedangkan Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
atau yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,- dan miliki
Warga Negara Indonesia.
Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia kepada semua Bank Umum di Indonesia
No. 3/9/BKr.tgl.17 Mei 2001, usaha kecil adalah usaha yang memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- .
c. Milik Warga Negara Indonesia.
d. Berdiri sendiri bukan merupakan anakan perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha menengah atau usaha besar.
e. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau
badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.
Sedangkan Usaha Menengah menurut Instruksi Presiden No.10 Tahun 1999 adalah :
JIS Volume 3, No 2 Oktober 2010 ISSN : 0215-2525
Pembahasan
Ada berbagai kendala dalam menciptakan lapangan pekerjaan yaitu kendala yang
bersifat internal maupun eksternal. Kendala yang bersifat internal diantaranya adanya
gejolak dari pekerja dengan berbagai tuntutan normatif. Oleh karena itu pembinaan terhadap
pekerja dan pengusaha harus dilakukan sehingga kondisi perusahaan selalu kondusif.
Sementara itu Kesempatan Kerja di Provinsi Riau pada tahun 2009 sebesar 2.129.441 orang
dan diperkirakan pada tahun 2013 sebesar 2.451.044 orang.
pertumbuhan yang cukup stabil dan fluktuatif. LPE Provinsi Riau tanpa migas ini lebih tinggi
dibandingkan rata-rata Nasional. Fluktuasi yang dialami LPE Provinsi Riau ini disebabkan
oleh ekonomi global yang sedang mengalami krisis pada tahun yang bersangkutan dan juga
menyangkut kebijakan Nasional. Selanjutnya dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto
Atas Harga Berlaku tanpa migas Provinsi Riau hingga tahun 2008 didominasi oleh keempat
sektor yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, sektor perdagangan dan sektor jasa.
Keempat sektor ini cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.
Pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan salah satu indikator untuk dapat
menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menambah penyerapan jumlah tenaga kerja yang
lebih besar serta mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja itu sendiri. Namun pada
kenyataannya persebaran penganggur menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Riau tidak
menunjukkan angka pengurangan yang signifikan dari setiap tahunnya, yaitu tahun 2007
sebesar 207.138, tahun 2008 sebesar 183.522 dan tahun 2009 sebesar 196.398. Bahkan
jumlah penganggur berpendidikan tinggi dari tahun ke tahun cenderung mengalami
peningkatan yaitu pengangguran dengan tingkat pendidikan DIII/Universitas selama periode
tahun 2007 sebesar 21.247, tahun 2008 sebesar 23.769 dan tahun 2009 sebesar 27.735 ( BPS.
Prov. Riau ).
Dalam perencanaan tenaga kerja penting membuat kebijakan dan program yang dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang selalu dihadapi terkait dengan persediaan
tenaga kerja, kebutuhan tenaga kerja dan keseimbangan antara persediaan dan kebutuhan
tenaga kerja. Kebijakan dan Program yang tepat merupakan usaha yang dapat dilakukan
untuk mengatasi berbagai masalah.
Pemerintah Daerah sebagai pemegang otonomi daerah dan pilar utama dalam
pembanguan kesejahteraan sebuah daerah, diharapkan mampu membuat kebijakan yang
dapat mengembangkan usaha skala mikro dan kecil, selain membuka kesempatan kepada
investor membangun usaha menengah dan besar di daerahnya. Pendirian usaha mikro dan
kecil yang padat karya akan membantu penyediaan lapangan kerja produktif bagi semua
anggota masyarakat sehingga akan mengurangi pengangguran dan kemiskinan (Merza
Gamal).
Kesimpulan
memberikan kesempatan kerja yang lebih luas bagi mereka yang masuk dalam golongan
pengangguran yaitu mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang mempersiapkan
usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin dapat pekerjaan
dan mereka yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Ada berbagai kendala
dalam menciptakan lapangan pekerjaan yaitu kendala yang bersifat internal maupun
eksternal.
Pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan salah satu indikator untuk dapat
menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menambah penyerapan jumlah tenaga kerja yang
lebih besar serta mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja itu sendiri.
Dalam perencanaan tenaga kerja penting membuat kebijakan dan program yang dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang selalu dihadapi terkait dengan persediaan
tenaga kerja, kebutuhan tenaga kerja dan keseimbangan antara persediaan dan kebutuhan
tenaga kerja. Kebijakan dan Program yang tepat merupakan usaha yang dapat dilakukan
untuk mengatasi berbagai masalah. Strategi yang tepat diperlukan dalam mengurangi angka
pengangguran terbuka melalui penciptaan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya sehingga
mampu mengentaskan angka kemiskinan.
Pemerintah Daerah sebagai pemegang otonomi daerah dan pilar utama dalam
pembanguan kesejahteraan sebuah daerah, diharapkan mampu membuat kebijakan yang
dapat mengembangkan usaha skala mikro dan kecil, selain membuka kesempatan kepada
investor membangun usaha menengah dan besar di daerahnya. Pendirian usaha mikro dan
kecil yang padat karya akan membantu penyediaan lapangan kerja produktif bagi semua
anggota masyarakat sehingga akan mengurangi pengangguran dan kemiskinan (Merza
Gamal).
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Prof. Dr. Buchari, 2007, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Hadinoto, Soetanto. 2005. Kunci Sukses Bisnis Kredit Mikro. Jakarta: PT.Elex Media
Komputindo.
Hendro & WW, Chandra. 2006. Be A Smart and Good Entrepreneur. Jakarta: CLA
Publishing. IPB, Bogor.
Kuriloff, Arthur H; John M. Hemphill. 1981. How to Start Your Own Business and Success.
Mc.Graw-Hill Book Company, New York.
Longenecker, J.G. et.al. (2001). Kewirausahaan (Manajemen Usaha Kecil) Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
M.Kwartono Adi. 2007. Analisis Usaha Kecil dan Menengah. CV Andi Offset. Yogyakarta.
JIS Volume 3, No 2 Oktober 2010 ISSN : 0215-2525
Meredith et.al, Geoffrey. (1996). Kewirausahaan (Teori dan Praktik) Seri Manajemen No. 97.
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Setyawan, Joe. (1996). Strategi Efektif Berwirausaha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Supriyono, 1996. Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis Edisi 2. BPFE Yogyakarta.
Triton PB., 2007, Entrepreneurship : Kiat Sukses Menjadi Pengusaha, Tugu Publisher,
Yogyakarta.
Z, Harmaizar dkk. 2006. Menggali Potensi Wirausaha. CV. Dian Anugrah Prakasa. Bekasi.