You are on page 1of 23

Jurnal AKP│ Vol. 7 No.

2│Agustus 2017

PENGARUH EKSPEKTASI LABA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA


(Studi Pada Mahasiswa Angkatan 2013 STIE MBI Jakarta)

Oleh :
Marwan Efendi dan Miranti Yudhati

ABSTRACT
This thesis was written by Miranti Yudhati, Nim 13010001, from May
2017 to August 2017, entitled: The Influence of Profit Expectations To Words
Doing Business (Study gradued studies years 2013 STIE MBI Jakarta).
This study aims to produce information in the form of a more in-depth
explanation of the results of data processing about how much influence of
earnings expectations on entrepreneur interest.
The research method used in this research is the causality and the
form of quantitative and qualitative research by using descriptive and verivative
type, that is by form of field study and direct survey either through interview or
observation in the form of direct observation.
Based on the calculation with simple linear regression equation
between X and Y is = 29,068 + 0,431X ...... e, this means if there is an increase
of expectation of profit 1 point then entrepreneurship interest will increase to
equal to 29,068 + 0,431 (1) = 29,499 . While the results of Hypothesis Testing,
obtained profit expression variables have a value of sig <0.05 means significant.
While tcount = 3.761 and ttable = 2,003. Then variable earnings expectations
proved there is a relationship to entrepreneurship interests, so Ho is rejected and
Ha accepted. And based on correlation coefficient analysis obtained value r =
0.449 This means there is a strong and positive relationship which indicates that
the increase in earnings expectations in general can increase interest in
entrepreneurship. While the results of KD (R ^ 2) = 20.2%. It means that 0.2% of
the independent variable is the profit expectation can be explained by the
dependent variable is entrepreneur interest. While the remaining 79.8% is
explained by other factors not examined by this study.

Keyword : profit expectatons, doing business

PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat
banyak serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah. Hal ini membuat
Indonesia pantas disebut sebagai negara kaya sumber daya, baik sumber daya
alam maupun sumber daya manusia. Setiap tahun banyak mahasiswa yang

42
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

lulus dari perguruan tinggi negeri maupun swasta (jumlah lulusan tahun
2014/2015 904.469 orang, sumber : Kemenristek Dikti) yang dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Hal ini seharusnya
dapat memberikan keuntungan besar bagi perekonomian di Indonesia.
Kenyataan menunjukan masih banyak pengangguran di Indonesia (jumlah
pengangguran 2016 : 7,03 juta orang, sumber: Badan Pusat Statistik) karena
dunia usaha tidak mampu menampung seluruh calon tenaga kerja yang ada.
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang yang mengganggur, maka semakin dirasakan pentingnya
dunia wirausaha. Pembangunan suatu negara akan lebih berhasil jika ditunjang
oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan pekerjaan, karena
kemampuan pemerintah terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap
semua aspek pembangunan karena sangat membutuhkan anggaran belanja,
personalia, dan pengawasan.
Pengangguran bukanlah suatu pilihan untuk tidak bekerja, melainkan
akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan, terutama di kota-kota
besar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2016
menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai angka 7,03 juta
orang dan mereka adalah lulusan Perguruan Tinggi 6,22% dari jumlah
pengangguran tahun 2016. Kondisi ini akan semakin diperburuk dengan
persaingan global yang akan mempertemukan lulusan perguruan tinggi,
sekarang ini Indonesia bersaing secara bebas dengan lulusan dari perguruan
tinggi asing.
Rata-rata lulusan dari perguruan tinggi lebih menyiapkan diri untuk
mencari pekerjaan ketika lulus, bukan menciptakan lapangan pekerjaan. Calon-
calon lulusan dari perguruan tinggi lebih banyak menyiapkan diri untuk mengikuti
seleksi penerimaan karyawan baru baik itu dari instansi pemerintah maupun dari
perusahaan swasta, daripada menyiapkan diri untuk membuka lapangan
pekerjaan dengan berwirausaha. Oleh karena itu, para mahasiswa perguruan
tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai
pencari kerja namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan atau
berwirausaha.

43
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

Tabel. 1.1.
Perbandingan Jumlah Wirausaha dan Pegawai di Tingkat Perguruan Tinggi
2016 Februari
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Status Pekerjaan Utama
Akademi/ Total %
Universitas
Diploma
1 Berusaha Sendiri 261.637 525.244 786.881 5,75%
2 Berusaha dibantu Buruh
206.173 399.017 605.190
Tetap/Dibayar 4,42%
3 Berusaha dibantu Buruh Tak
151.572 512.968 664.540
Tetap/Dibayar 4,86%
4 Buruh/Karyawan/Pegawai 2.430.449 8.693.361 11.123.810 81,28%
5 Pekerja bebas pertanian 1.654 9.612 11.266 0,08%
6 Pekerja bebas non pertanian 4.022 33.207 37.229 0,27%
7 Pekerja keluarga/tak dibayar 146.920 310.531 457.451 3,34%
Total 3.202.427 10.483.940 13.686.367 100%
Sumber : www.bps.go.id di unduh tanggal 20 Juli 2017 Pukul 19.00
Berwirausaha merupakan usaha seseorang untuk menciptakan lapangan
kerja sendiri baik membuka usaha atau menciptakan sesuatu yang baru guna
meningkatkan perekonomian bagi dirinya maupun bagi orang lain. Berwirausaha
menuntut kemauan untuk mengambil resiko dengan penuh perhitungan
sehingga dapat mengatasi rintangan untuk mencapai kesuksesan yang
diharapkan.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi bisa
menjadi alternatif untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena dengan
memiliki jiwa kewirausahaan diharapkan mahasiswa dapat menciptakan
pekerjaan atau berwirausaha setelah lulus dari perguruan tinggi. Seperti yang
dikemukakan oleh Buchori (2011:1) bahwa semakin maju suatu negara semakin
banyak orang yang terdidik, dan semakin dirasakan pentingnya dunia
wirausaha. Wirausaha merupakan salah satu pendukung yang menentukan
maju mundurnya perekonomian, karena bidang wirausaha mempunyai
kebebasan untuk berkarya dan mandiri. Seseorang dengan kesiapan dan
kompetensi berwirausaha, berarti mampu menciptakan lapangan pekerjaan

44
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain maupun pengusaha lain untuk
mendapatkan pekerjaan.
Minat berwirausaha dapat dilihat dari kesediaan untuk bekerja keras dan
tekun untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan menanggung macam-
macam resiko berkaitan dengan tindakan berusaha yang dilakukanya, bersedia
menempuh jalur dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan dari
belajar yang dialaminya.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah, maka dapat diidentifikasi
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Modal terhadap minat berwirausaha?
2. Apakah Pendidikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha?
3. Apakah Ekspektasi Laba berpengaruh terhadap minat berwirausaha?
4. Apakah Lingkungan Keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha?
5. Apakah informasi berpengaruh terhadap minat berwirausaha?

Rumusan Masalah
Berdasarkan Batasan Masalah dapat disusun Rumusan Masalah sebagai
berikut :
1. Apakah ekspektasi laba berpengaruh terhadap minat berwirausaha?
2. Sejauh mana dan seberapa besarkah pengaruh ekspektasi laba terhadap
minat berwirausaha ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah maka Tujuan Penelitian dapat disusun
sebagai berikut :
1. Menghasilkan informasi berupa penjelasan yang lebih mendalam tentang
pengaruh ekspektasi laba terhadap minat berwirausaha.
2. Memperoleh hasil dari olahan data tentang seberapa besar pengaruh
ekspektasi laba terhadap minat berwirausaha.

45
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

LANDASAN TEORI
Pengertian Manajemen
Menurut Sudarwan dan Yunan Danim (2010: 18) mengemukakan bahwa:
manajemen sebagai sebuah proses yang khas, yang terdiri atas tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan,
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaransasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber
lainuntuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen adalah proses untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama
yaitu merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin
(leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen
adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan.Untuk mencapai efisiensi serta
efektivitas dalam manajemen, maka segala tindakan dan kegiatan baru
sebaiknya dilaksanakan dengan pertimbangan dan perhitungan yang rasional.
Untuk itu diperlukan langkahlangkah kegiatan dengan perumusannya secara
jelas dan tegas, agar tujuan program yang dimaksudkan dapat berjalan dengan
sebaik mungkin. Pengertian manajemen menurut Handoko (2012: 8)
menjelaskan bahwa: Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat di
atas dapat diambil makna bahwa manajemen mengandung arti optimalisasi
sumber-sumber daya atau pengelolaan dan pengendalian.Sumber-sumber daya
yang dioptimalkan, dikelola, dan dikendalikan tersebut meliputi sumber daya
manusia dan sumber pendukung lainnya. Proses tersebut mencakup langkah-
langkah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
Manajemen bagi setiap organisasi atau lembaga merupakan unsur pokok yang
harus dijalankan oleh setiap pimpinan organisasi atau lembaga tersebut. Para
pimpinan organisasi bertindak sebagai manajer sehingga harus menggunakan
sumber daya organisasi, keuangan, peralatan dan informasi serta sumber daya
manusia dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting bagi
setiap organisasi. Tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan (state goals)
mengandung arti bahwa para pemimpin atau manajer organisasi apapun
berupaya untuk mencapai berbagai hasil akhir spesifik, tentu saja harus unik

46
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

bagi masing-masing organisasi. Ulber Silalahi (2002: 4) mengungkapkan


manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf,
pemimpinan dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber dan
pelaksanaan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasional secara efektif
dan secara efisien. Secara prinsip dapat dilihat bahwa pada kenyataannya
manajemen merupakan kombinasi ilmu dan seni dan tidak dalam proporsi yang
tetap, tetapi dalam proporsi yang bermacam-macam.Konsep manajemen
merupakan suatu konsep yang mencerminkan adanya kebiasaan yang
dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam organisasi. Berdasarkan dari
pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu pola
atau sistem koordinasi yang dilakukan dalam organisasi melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dengan
memberdayakan semua kekuatan yang dimiliki dalam rangka pencapaian tujuan
tertentu.
Pengertian Manajemen SDM
Dessler (2007:58) menyatakan bahwa “Manajemen Sumber Daya
Manusia merupakan kebijakan dan praktek menentukan aspek “manusia” atau
SDM dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih,
memberi penghargaan, dan penilaian. Selain itu, Manajemen SDM juga dapat
diartikan sebagai suatu proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan
kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka,
kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan.”Menurut Sadili Samsudin
(2009:117) bahwa “Manajemen SumberDaya Manusia (MSDM) adalah suatu
kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian,
pemberianbalas jasa, cara-cara mendesain sistem perencanaan, penyusunan
karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan, dan
hubungan ketenagakerjaan.”Arep dan Tanjung (2008:98), mengemukakan
bahwa: “MSDM adalah ilmu dan seni yang mengatur unsur manusia (cipta, rasa
dankarsa) sebagai aset suatu organisasi dengan cara
memperoleh,mengembangkan dan memelihara tenaga kerja secara efektif
danefisien.”Berdasarkan padabeberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu yang mendayagunakan
manusia dengan maksud mencapai tujuan individu, masyarakat, dan organisasi
sehingga dapat memenuhi kepuasan tertentu,

47
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

Fungsi Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Wahyudi


(2010:12), mengemukakan bahwa fungsi-fungsi MSDM adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Manajerial, meliputi :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah melaksanakan tugas dalam perencanaan
kebutuhan,
pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah menyususn suatu organisasi dengan
mendesain
struktur dan hubungan antara tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tenaga
kerja yang telah dipersiapkan.
c. Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah memberikan dorongan untuk menciptakan kemauan
kerja yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.
d. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah melakuakan pengukuran antar kegiatan yang
dilakukan dengan standar-standar yang telah ditetapkan khusunya dibidang
tenaga kerja.
2. Fungsi Operasional
Fungsi operasional dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
merupakan basic (dasar) pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan efektif
dalam pencapaian tujuan organisasi/perusahaan. Fungsi operasional tersebut
terbagi 5 (lima), secara singkat sebagai berikut:
a. Fungsi Pengadaan
adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan
induksiuntuk mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan. (the
right man in the right place).
b. Fungsi Pengembangan
adalah proses peningkatan ketrampilan teknis, teoritis, konseptual, dan
moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang
diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa
depan.

48
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

c. Fungsi Kompensasi
adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung berbentuk uang
atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output) yang diberikannya
kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi
dan tanggung jawab karyawan tersebut.
d. Fungsi Pengintegrasian
adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan
kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan saling
menguntungkan.Dimana Pengintegrasian adalah hal yang penting dan sulit
dalam MSDM, karena mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang bertolak
belakang antara karyawan dan perusahaan.
e. Fungsi Pemeliharaan
adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik,
mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja). Berdasarkan pemaparan di atas penulis akan fokus
membahas tentang fungsi pengadaan tepatnya membahas tentang penempatan
karyawan yang menjadi salah
satu sub dari fungsi operasional manajemen.
Minat Berwirausaha
Minat berwirausaha adalah rasa ketertarikan untuk menjadi seorang
wirausaha yang bersedia untuk bekerja keras dan tekun untuk mencapai
kemajuan usahanya. Minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tapi tumbuh
dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang
mempengaruhi tumbuhnya keputusan untuk berwirausaha merupakan hasil
interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan
lingkungannya (Bygrave dalam Budi Wahyono, 2014).
Minat berwirausaha terdiri dari dua kata, yaitu minat dan berwirausaha.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu diluar diri. Slameto
(2010:180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Sementara Syaiful Bahri Djamarah (2008:132) mendefinisikan minat sebagai
kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang

49
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan


memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.
Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk
tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang
mempelajari materi itu. Minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu
topik yang sedang dibahas atau dipelajari untuk itu kerap digunakan istilah
“perhatian”. Perhatian dalam arti “minat momentan”, perlu dibedakan dari
perhatian dalam arti “konsentrasi”, sebagaimana dijelaskan di atas. Antara minat
dan berperasaan senang terhadap hubungan timbal balik, sehingga tidak
mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang, akan kurang
berminat, dan sebaliknya (Winkel, 2004: 212). Sementara Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional (2006:656) mendefinisikan minat sebagai
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah dan keinginan. Agus
Sujanto(2004:92), minat adalah suatu pemusatan perhatian yang secara tidak
sengaja terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat dan
lingkunganya.
Minat tidak akan lepas dari perasaan senang seseorang terhadap
sesuatu, karena apabila seseorang berminat terhadap sesuatu maka akan
mencurahkan segala rasa senang kepada sesuatu tersebut. Minat berwirausaha
timbul karena adanya perasaan senang terhadap kegiatan berwirausaha,
mahasiswa yang mempunyai rasa senang dan berminat untuk berwirausaha
akan lebih bergairah dan tekun dalam mengikuti kegiatan praktik dan teori,
sehingga akan timbul rasa ingin untuk menguasainya (Muchammad, 2014: 14).
Minat berwirausaha seseorang dapat dilihat dari dua indikator utama yaitu
seberapa kuat upaya seseorang untuk berani mencoba melakukan aktivitas
kewirausahaan dan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang
untuk melakukan aktivitas kewirausahaan (seperti aktivitas dalam mengelola
waktu dan keuangan untuk tujuan berwirausaha). Yuyus (2013:26),
mendefinisikan entrepreneur sebagai seseorang yang memiliki kreativitas suatu
bisnis baru dengan berani menanggung risiko dan ketidak pastian yang
bertujuan untuk mencari laba dan pertumbuhan usaha berdasarkan identifikasi
peluang dan mampu mendaya gunakan sumber-sumber serta memodali
peluang ini. Menurut Hendro (2011:30), kewirausahaan adalah kemampuan
yang ada pada diri seseorang agar bisa dimanfaatkan secara optimal sehinga
bisa meningkatkan taraf hidup.

50
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

Menurut Kasmir (2011:19), wirausaha adalah orang yang berjiwa berani


mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa
berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha,
tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Joseph
Schhumper dalam Buchori (2011: 24), mendefinisikan wirausaha adalah orang
yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang
atau jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau
mengolah bahan baku baru. Dari segi karakteristik, wirausaha adalah
mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan
perusahaan milik sendiri. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok yaitu
peluang dan kemampuan menanggapi peluang. Dengan demikian
kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap
dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha
yang melembaga, produktif, dan inovatif (Yuyus,2013:29).
Faktor yang mendorong minat berwirausaha menurut Bygrave (Buchari,
2011: 11):
a. Faktor Personal, menyangkut aspek kepribadian diantaranya:
1. Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan seseorang
2. Adanya pemutusan hubungan kerja, tidak ada pekerjaan lain
3. Dorongan karena faktorusia
4. Keberanian menaggung resiko
5. Komitmen minat tinggi padabisnis
b. Faktor Environment, menyangkut hubungan dengan lingkungan fisik
1. Adanya persaingan dalam dunia kehidupan
2. Adanya sumber-sumber yang bias dimanfaatkan seperti modal, tabungan,
warisan, bangunan, dan lokasi strategis
3. Mengikuti latihan kursus bisnis atau inkubator bisnis
4. Kebijaksanaan pemerintah, adanya kemudahan lokasi berusaha, fasilitas
kredit dan bimbingan usaha.
c. Faktor Sosiological, menyangkut hubungan dengan keluarga dan
sebagainya
1. Adanya hubungan-hubungan atau relasi bagi oranglain
2. Adanya tim yang dapat diajak kerja sama dalam berusaha
3. Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha
4. Adanya bantuan family dalam berbagai kemudahan

51
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

5. Adanya pengalaman bisnis sebelumnya


Zimmerer, Scarboroughdan Wilson (2008:20), menyatakan bahwa salah
satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak
pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan
kewirausahaan. Leonardus Saiman (2009:26) menyatakan faktor yang
mempengaruhi seseorang untuk berwirausaha yaitu laba (laba atau pendapatan
yang tinggi sesuai harapan yang dikehendaki seseorang), kebebas (bebas
mengatur semua pekerjaan), impian personal (bebas mencapai standar hidup
yang diharapkan), dan kemandirian (memiliki rasa bangga karena dapat mandiri
dari berbagai hal).
Menurut Nurchotim (2012:25), faktor-faktor yang mempengaruhi minat
berwirausahan yaitu:
a. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsic adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh
rangsangan dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor intrinsic sebagai
pendorong minat berwirausaha antara lain karenaa danya kebutuhan akan
pendapatan, motif, harga diri, perasaan senang dan perhatian.
b. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi individu karena
pengaruh rangsangan dari luar. Faktor- faktor ekstrinsik yang mempengaruhi
minat berwirausaha antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,
peluang dan pendidikan.
Menurut Zimmerer, Scarborough dan Wilson (2008:11), menjadi
wirausaha akan memiliki kebebasan dalam menentukan nasibnya sendiri dan
berpeluang untuk berperan dalam masnyarakat. Dengan memiliki usaha sendiri,
seseorang dapat menentukan nasibnya sendiri dan tidak bergantung pada
orang lain. Berwirausaha dapat mengembangkan diri sesuai dengan minat dan
kemampuannya, sehingga membuat dirinya berarti bagi masyarakat. Menjadi
wirausaha juga dapat berperan dalam masyarakat, karena dengan
berwirausaha dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf
hidup masyarakat sekitar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat
berwirausaha tidak selalu dibawa sejak lahir, melainkan dapat ditumbuhkan
dengan pendidikan dan pelatihan. Minat merupakan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas dan merasa senang melakukanya. Rasa ketertarikan

52
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

tersebut bukan karena paksaan tetapi karena keinginan yang tinggi untuk
mencapai tujuannya. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal yang ada diluar dirinya.
Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin besar minat.
Wirausaha merupakan proses menciptakan suatu usaha yang kreatif dan
inovatif dengan memanfaatkan peluang yang ada guna meningkatkan taraf
hidup dan berguna bagimasyarakat. Minat berwirausaha adalah rasa
ketertarikan terhadap kegiatan berwirausaha yang menciptakan suatu usaha
yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Minat berwirausaha
dipengaruhi oleh adanya softskills yang tinggi karena menjadi seorang
wirausaha dibutuhkan berbagai keterampilan dan karakter pribadi yang kuat.
Berwirausaha akan membuat seseorang tidak ketergantungan pada
orang lain karena menjadi wirausaha memiliki kebebasan untuk mencapai
tujuan yang diimpikan. Kebebasan tersebut dapat berupa bebas menentukan
bisnis yang diingkinkan, bebas mengatur jadwal operasional, dan tentunya
bebas menentukan besarnya laba yang diinginkan. Kebebasan tersebutlah
yang akan membuat seseorang tertarik atau berminat menjadi wirausaha.
Selain itu, berwirausa dapat membantu pemerintah dalam mengatasi
pengangguran karenaakan terciptanya lapangan pekerjaan baru yang dapat
menampung calon tenaga kerja. Hal ini akan bermanfaat bagi masyarakat,
terutama masyarakat tempat usaha didirikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
minat berwirausaha yaitu harapan laba yang tinggi, dukungan dari lingkungan
keluarga, pendidikan kewirausahaan, modal dan informasi mengenai
kewirausahaan yang diterima. Indikator yang digunakan meliputi tidak
ketergantungan pada orang lain, membantu lingkungan sosial dan perasaan
senang menjadi wirausaha.
Indikator minat berwirausaha (Zimmerer, Scarborough dan Wilson, 2008: 11
adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada ketergantungan pada orang lain,
b. Dapat membantu lingkungan sosial,
c. Senang jika menjadi seorang wirausahawan.
Ekspektasi Laba
Menurut Paulus (2014: 27) Ekspektasi laba merupakan harapan untuk
memperoleh penghasilan lebih tinggi sehingga dengan ekspektasi laba yang
lebih tinggi maka akan semakin meningkatkan minat berwirausaha pada

53
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

mahasiswa. Laba atau keuntungan merupakan salah satu tujuan utama


perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan
akan digunakan untuk berbagai kepentingan, laba akan digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan perusahaan tersebut atas jasa yang diperolehnya.
Menurut M. Nafarin (2007: 788) “Laba (income) adalah perbedaan antara
pendapatan dengan keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran untuk periode
tertentu”. Abdul Halim & Bambang Supomo (2005;139)
“Laba merupakan pusat pertanggun gjawaban yang masukan dan keluarannya
diukur dengan menghitung selisi antara pendapatan dan
biaya”.Menurut Kuswadi (2005:135), menyatakan bahwa “Perhitungan laba
diperoleh dari pendapatan dikurangi semua biaya”.
Menurut Mahmud M. Hanafi (2010:32), menyatakan bahwa“Laba
merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai
berikut : Laba = Penjualan- Biaya”
Menurut Zimmerer, Scar borough dan Wilson (2008:12), menjadi
wirausaha akan memperoleh keuntungan yang menakjubkan. Berwirausaha
dapat memperoleh penghasilan yang tinggi dan tidak terbatas sesuai
harapanya guna memenuhi segala keinnginanya. Besar kecilnya penghasilan
yang diterima dari berwirausaha tergantung dari hasil kerja atau usaha yang
dilakukan. Keinginan untuk memperoleh pendapatan tak terbatas itulah yang
dapat menimbulkan minat berwirausaha. Orang-orang yang bekerja bagi dirinya
sendiri memiliki. Peluang empat kali lebih besar untuk menjadi kaya daripada
orang- orang yang bekerja untuk orang lain (Serian, 2009:27).
Ekspektasi laba adalah harapan seseorang atas laba yang diterimanya
baik berupa uang maupun barang guna memenuhi kehidupannya.
Ekspektasi atau harapan atas penghasilan yang lebih baik merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha. Jika
seseorang berharap untuk menghasilkan laba yang lebih tinggi dengan
menjadi seorang wirausaha, maka ia akan semakin terdorong untuk menjadi
seorang wirausaha. Dengan berwirausaha, seseorang akan memperoleh laba
dari posisinya sebagai pemilik usaha dan laba yang diperoleh dari posisinya
sebagai manajer. Peneliti menggunakan indikator ekspektasi laba meliputi
pendapatan yang tinggi dan pendapatan tidak terbatas.
Indikator ekspektasi laba (Serian, 2009: 27) adalah sebagai berikut:

54
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

a. laba yang tinggi,


b. laba tidak terbatas.
Lingkungan Keluarga
Menurut Conny Semiawan (2010:1) lingkungan keluarga adalah media
pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan
anak. Lingkungan keluarga merupakan kelompok terkecil dimasyarakat yang
terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga ainya. Lingkungan keluarga
terutama orang tua berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan
anak.Orang tua juga berperan sebagai pengarah bagi masa depanya, artinya
secara tidak langsung orang tua juga dapat mempengaruhi minat anaknya
dalam memilih pekerjaan termasuk dalam hal menjadi wirausaha. Hal ini
sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Wasty Soemanto (2008:38) bahwa
orang tua atau keluarga merupakan peletak dasar bagi persiapan anak-anak
agar di masa yang akan datang dapat menjadi pekerja yang efektif.
Menurut Syamsu Yusuf (2012:23), lingkungan adalah keseluruhan
fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik alam atau social yang
mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu. Keluarga merupakan
tempat aktivitas utama kehidupan seorang individu berlangsung, sehingga
keluarga menjadi institusi pertama dan utama dalam pembangunan sumber
daya manusia (Soerjono,2004). Interaksi social dalam keluarga memberikan
kesempatan kepada seorang anak pertama-tama belajar memperhatikan
keinginan orang lain, belajar bekerja sama, saling membantu, disini anak
belajar memegang peranan sebagai makhluk social yang mempunyai norma
dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulanya dengan oranglain
(Syamsu Yusuf, 2012: 23). Secara umum ciri khas suatu keluarga adalah
adanya hubungan berpasangan dalam ikatan pernikahan, adanya
pengakuan terhadap adanya anak yang dilahirkan, dan adanya kehidupan
ekonomis dalam kehidupan berumah tangga.
Buchari (2011:8) mengungkapkan bahwa ada pengaruh dari orang tua
yang bekerja sendiri, dan memiliki usaha sendiri memiliki kecenderung anaknya
akan menjadi pengusaha pula. Keadaan ini seringkali member inspirasi pada
anak sejak kecil. Anak yang memiliki orang tua seorang pengusaha atau hidup
dalam lingkungan keluarga wirausahawan akan menerima pengetahuan pada
masa-masa awal sehingga membentuk sikap dan persepsi mengenai
kepercayaan akan kemampuan berwirausaha.

55
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan


keluarga adalah kelompok terkecil dalam masyarakat dan merupakan
lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku
anak. Dalam lingkungan keluarga anak mendapatkan perhatian, kasih
sayang, dorongan, bimbingan dan keteladanan oleh orang tua untuk dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya demi perkembangan dimasa
mendatang. Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh sangat besarterhadap
perkembangan dan pemilihan karir/pekerjaan seorang anak dan pengaruh
orang tua dapat melalui model orangtua dan interaksi dalam keluarga.
Minat menjadi wirausaha terbentuk apabila keluarga memberikan
dukungan positif terhadap minatnya. Orangtua yang menjadi wirausaha dapat
pula menimbulkan minat anaknya untuk menjadi seorang wirausaha. Misalnya
orang tuayang memiliki usaha tertentu,maka anak akan tertarik untuk membuka
usaha yang sama karena melihat kesuksesan orang tuanya dan dorongan
orang tuanya untuk membuka usaha yang sama. Selain itu pola pikir orangtua
berpengaruh terhadap minat berwirausaha karena jika orang tua telah tertanam
semangat berwirausaha dan mengetahui pentingnya wirausaha maka akan
berpengaruh terhadap anaknya sehingga anak tersebut berkeinginan untuk
berwirausaha. Indikator yang digunakan dalam lingkungan keluarga yaitu
pekerjaan orangtua dan dukungan orang tua.
Pendidikan Kewirausahaan
Redja Mudyaharjo (2012:11), pendidikan merupakan usaha sadar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar
sekolah sepanjang hayat,untuk mempersiapkan pesertadidik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa
yang akan datang. Pendidikan yang dimiliki seseorang memiliki pengaruh
terhadap pengetahuan dan keahlian seseorang. Menurut Soekidjo
Notoatmojo (2003: 16),pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Menurut Sugihartono dkk. (2007:3), pendidikan adalah suatu usaha
yang dilakukan secara sadar untuk mengubah tingkah laku manusia baik
secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melaluiupaya
pengajaran dan pelatihan sehingga mempunyai kemampuan untuk bertanggung

56
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

jawab terhadap segala perbuatannya. Menurut Retno dan Trisnadi (2012),


pendidikan kewirausahaan adalah proses pembelajaran untuk mengubah sikap
danpola pikir mahasiswa terhadap pemilihan karir berwirausaha. Mahasiswa
yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan akan memiliki nilai-nilai
hakiki dan karakteristik kewirausahaan sehingga akan meningkatkan minat
serta kecintaan mereka terhadap dunia kewirausahaan.
Modal
Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam
Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) “modal usaha adalah uang yang dipakai
sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta
benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk
menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”. Modal dalam pengertian ini
dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang
bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun
perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang
menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya modal, karena
keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola
modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar
(Amirullah, 2005:7).
Menurut Bambang Riyanto (2010:19) pengertian modal usaha sebagai
ikhtisar neraca suatu perusahaan yang menggunakan modal konkrit dan modal
abstrak. Modal konkrit dimaksudkan sebagai modal aktif sedangkan modal
abstrak dimaksudkan sebagai modal pasif. Modal Sendiri Menurut Mardiyatmo
(2008) mengatakan bahwa modal sendiri adalah modal yang diperleh dari
pemilik usaha itu sendiri.
Informasi
Konsep informasi, istilah yang satu ini mempunyai bermacam aspek,
ciri, dan manfaat yang satu dengan yang lainnya terkadang sangat berbeda.
Informasi merupakan data yang berasal dari fakta yang tercatat dan selanjutnya
dilakukan pengolahan (proses) menjadi bentuk yang berguna atau bermanfaat
bagi pemakainya. Informasi adalah hasil dari kegiatan pengolahan data yang
memberikan bentuk yang lebih berarti dari suatu kejadian. Kemudian pengertian
lain dari informasi adalah data berupa catatan historis yang dicatat dan
diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan

57
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

keputusan. Data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan
berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam
pembuatan keputusan.
Menurut Davis yang dikutip oleh Abdul Kadir (2003: 28) Informasi adalah
data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya
dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.
Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerima (Andri Kristanto, 2003: 6).
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 1990: 8). Menurut Yusup
(2009: 11) Ditinjau dari sudut pandang dunia kepustakawan dan perpustakaan,
informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa
putusan-putusan yang dibuat seseorang. Sebuah fenomena akan menjadi
informasi jika ada yang melihatnya atau menyaksikannya atau bahkan mungkin
merekamnya. Hasil kesaksian atau rekaman dari orang yang melihat atau
menyaksikan peristiwa atau fenomena itulah yang dimaksud informasi. Jadi
dalam hal ini informasi lebih bermakna berita. Dari berbagai pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil kesaksian atau rekaman
peristiwa atau data yang berasal dari fakta yang tercatat dan selanjutnya
dilakukan pengolahan (proses) menjadi bentuk yang berguna dan berarti bagi
pemakainya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan pemakai
informasi.
Studi Empiris
Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Ayu Nuraini hanum tahun
2014 dari Universitas Muhamadaiyah Semarang Fakultas Ekonomi, dengan
judul Pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap minat mahasiswa menjadi
wirausaha. Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Semarang (Unimus), dan yang menjadi sampel adalah
seluruh mahasiswa dari program studi yang memperoleh mata kuliah
Kewirausahaan pada semester Genap 2013/2014. Teknik pengambilan
sample yang digunakan adalah Purposive Sampling Test. Pengambilan data
dilakukan selama bulan Juni 2014. Dari 75 kuesioner yang disebarkan, 55
kuesioner dikembalikan kepada peneliti.

58
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa proses pembelajaran


kewirausahaan ini melalui penanaman tentang nilai-nilai, pemahaman, jiwa,
sikap dan perilaku menumbuhkan pemikiran dan karakteristik wirausaha
dan hal ini mendukung minat mereka menjadi wirausaha. Sebanyak 91%
responden merasa memiliki potensi sebagai wirausaha. Responden yang
merasa bahwa menjadi wirausahawan adalah pilihan karir yang menjanjikan
sebanyak 87,3%. Mayoritas pilihan karir mahasiswa setelah lulus kuliah
adalah bekerja sekaligus membangun usaha adalah sebanyak 82%.

METODE PENELITIAN
MetodeYang Digunakan
Penyusunan Skripsi ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, baik dari subjek, objek penelitian maupun pihak akademisi. Penelitian
adalah pencarian atas segala sesuatu untuk menemukan kebenaran dengan
penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang
sifatnya dapat dipecahkan. Sedangkan metode penelitian menceritakan
bagaimana suatu penelitian dilakukan secara berurutan yaitu dengan alat apa
dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan. Pada penelitian ini data
yang diperoleh baik yang bersifat kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif
diteliti dengan menggunakan metode deskriptif, yakni dengan bentuk kajian
lapangan dengan menyebar kuesioner.
Teknik Analisis Data
Teknik analisan data yang digunakan yaitu diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Maka teknik
analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia atau
menggunakan SPSS. SPSS (Statistical Product and Service Solutions)
merupakan program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup
tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan
menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana
sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. Uji asumsi dasar yaitu
uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas. Sebelum menganalisis data
selayaknya dilakukan pengujian pada instrumen-instrumen data yang akan
diteliti.

59
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah menunjukkan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan daftar pernyataan yang
merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk kuesioner.
Reliabilitas variabel dikatakan baik jika memiliki Cronbach’s Alpha > rtabel.

Tabel 4.8
Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
,906 21

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil pengujian reliabilitas pada


ekspektasi laba terhadap minat berwirausaha mahasiswa dengan nilai
Cronbach’s Alpha atau ralpha sebesar 0,906. Hal ini membuktikan pernyataan
ekspektasi laba terhadap minat berwirausaha mahasiswa adalah reliable karena
ralpha positif dari rtabel. Ini menunjukkan semua butir pernyataan dari variabel
ekspektasi laba (X) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y) tersebut dapat
digunakan untuk memperoleh data penelitian.
Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisa regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
atau hubungan variabel bebas (ekspektasi laba) dengan variabel terikat (minat
berwirausaha mahasiswa).
Persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Ŷ = a + bX......e
Dimana :
Y = Minat Berwirausaha Mahasiswa
a = Y pintasan, (nilai Ŷ bila X = 0) atau konstanta
b = Mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y jika X naik satu unit
X = Ekspektasi Laba
e = Error

60
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

Tabel 4.9.
Analisis Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 29,068 4,875 5,963 ,000
X ,431 ,115 ,449 3,761 ,000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 2017

Persamaan regresi linier sederhana antara X dan Y adalah Ŷ = 29,068 +


0,431X......e, ini berarti apabila ekspektasi laba sebesar 1 poin maka minat
berwirausaha mahasiswa akan mengalami peningkatan menjadi sebesar 29,068
+ 0,431 (1) = 29,499.
Analisa Korelasi ( Uji r )
Untuk menghitung kuat atau tidaknya hubungan antara ekspektasi laba (X)
terhadap minat berwirausaha (Y) dapat dihitung dengan menggunakan analisis
koefisien korelasi. Adapun rumusnya sebagai berikut:

(n. XY )  ( X . Y )
Dimana : r
r = Korelasi
n. X    X  .n. Y    Y 
2 2 2 2

x = variabel bebas (ekspektasi laba)


y = variabel tidak bebas (minat berwirausaha mahasiswa)
n = jumlah sampel
Tabel 4.10.
Analisis Korelasi
Correlations
X Y
X Pearson Correlation 1 ,449**
Sig. (2-tailed) ,000
N 58 58
Y Pearson Correlation ,449** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 58 58
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Olahan SPSS 2017

61
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

Dari hasil perhitungan analisis korelasi Tabel 4.10, antara ekspektasi laba
(X) terhadap minat berwirausaha mahasiswa (Y) diperoleh nilai r = 0,449 ini
berarti ada hubungan kuat dan positif yang menunjukkan bahwa ekspektasi laba
dapat meningkatkan keinginan mahasiswa untuk berwirausaha.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan data yang disajikan dan analisis data dapat dikemukakan
beberapa hasil penelitian sebagai kesimpulan dan mengemukakan saran yang
berkaitan dengan masalah penelitian.
Kesimpulan
1. Berdasarkan perhitungan dengan Persamaan regresi linier sederhana antara
X dan Y adalah Ŷ = 29,068 + 0,431X......e, ini berarti apabila ekspektasi laba
ada kenaikan sebesar 1 poin maka minat berwirausaha akan mengalami
peningkatan menjadi sebesar 22,068 + 0,431 (1) = 22,499.
2. Sedangkan t tabel dalam penelitian ini untuk derajat kebebasan df = 58 - 2
dengan signifikasi 5% adalah 2,003, Nilai t hitung adalah 3,761 sedangkan
nilai t tabel adalah 2,003 yang lebih kecil dibandingkan dengan t hitung.
Artinya, hipotesis terbukti terdapat hubungan antara variabel ekspektasi laba
(X) terhadap minat berwirausaha (Y). Atau dengan kata lain Ha yang
berbunyi “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara ekspektasi
laba terhadap minat berwirausaha” tidak dapat ditolak, sehingga Ho yang
ditolak
3. Berdasarkan analisa koefisien korelasi R menunjukan bahwa terjadi
hubungan antara variabel ekspektasi laba (bebas) dengan variabel minat
berwirausaha (terikat) sebesar 44,9%, sedangkan nilai R square (R2)
menunjukan bahwa sumbangan pengaruh ekspektasi laba dengan minat
berwirausaha sebesar 20,2%, dan sisanya dari faktor lain yang tidak diteliti
sekor79,8%, seperti telah dijelaskan dalam Gambar 5.1.

Saran
a. Ada beberapa faktor yang menyebabkan minat berwirausaha mahasiswa,
salah satunya laba yang tak terbatas
a. Dalam memulai berwirausaha bukan hanya mengatur laba yang diinginkan
tetapi dapat juga mengatur waktu yang diinginkan.

62
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

b. Untuk memulai berwirausaha harus lebih percaya diri dan tidak takut untuk
gagal.
c. Mengembangkan usaha tidak hanyak cukup dengan laba yang tinggi, tetapi
juga membutuhkan rasa percaya diri, motivasi yang kuat dan bekerja keras
untuk usaha yang semakin maju dan berkembang.
d. Penelitian ini dapat dilanjutkan dimasa mendatang, dengan ditambah
variabel lain, untuk melihat apakah hanya ekspektasi laba atau ada
pengaruh lain yang menjadi minat berwirausaha mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.
Agus Sujanto, 2004, Psikologi Umum, Jakarta, Rineka Cipta.
Akhmad Subekhi, M. M & Mohammad Jauhar , S.Pd, 2012, Pengantar Sumber
Daya Manusia (MSDM), Mei, Prestasi Pustakaraya.
Arikunto, S. 2010, Prosedur penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi).
Jakarta : Rineka Cipta.
Ayu Nuraini Hanum, 2014, “Pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap
minat mahasiswa menjadi wirausaha Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadaiyah Semarang”, Skripsi, Universitas Muhamadiyah Semarang.
Buchori Alma, 2011, Kewirausahaan, Bandung, Alfabeta.
Budi Wahyono, 2014, Pengertian Minat Berwirausaha.
Dessler, Gary. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh.
Hendro, 2011, Dasar-Dasar Kewirausahaan, Jakarta: Erlangga.
Kasmir, 2011, Kewirausahaan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Leonardus Saiman. 2009, Kewirausahaan, Teori, Praktik, dan Kasus-kasus.
Jakarta: Salemba Empat.
Muchammad Arif Mustofa, 2014. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan.
Nurchotim Lukman Hidayatullah. 2012. “Minat Berwirausaha Program Studi
S1 Pendidikan Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektri Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Nana Syaodih Sukmadinata, 2009, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Paulus Patria Adhitama, 2014. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis
UNDIP, Semarang). Skripsi. UNDIP.

63
Jurnal AKP│ Vol. 8 │ No. 1│September 2017

Redja Mudyaharjo. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo


Persada.
Syaiful Bahri Djamarah. 2008, Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudarwan dan Yunan Danim, 2010, Administrasi Sekolah dan Manajemen Jilid
2, PT. Indeks: Jakarta.
Serian Wijayanto, 2009, Pengantar Entrepreneursip. Jakarta: Grasindo.
Syamsu Yusuf, 2012, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Soekidjo Notoatmodjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Sugihartono dkk. 2007, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&B. Bandung: Aflabeta.
Sujarweni, V. Wiratna, 2015, Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi, Pustaka Baru
Press, Yogyakarta
Zimmerer, Thomas W, dkk. 2008, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil. Jakarta: Salemba Empat.
Yuyus Suryana, 2013, Kewirausahaan. Jakarta: Kencana.
Wasty Soemanto, 2008, Pendidikan Wirausaha. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

64

You might also like