You are on page 1of 13

‫‪1‬‬

‫‪Perkataan yang Tidak Berguna‬‬


‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫ب إلدميِمإه‪ِ،‬‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫مت‬


‫د‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫إنن املمدد لإلنإه دنممهده وندسمتعإيِمنه وندسمتممغ إ‬
‫ف‬
‫م د ه د م د م ه ه د م د هه د ه م ه‬ ‫دم‬
‫ت أدمعدماِلإندمماِ‪ ِ،‬دمم ممن‬ ‫ل إمم من هشم مروإر أدنممهفإسم مدناِ وسم ميِيئاِ إ‬
‫دد د‬ ‫م هم‬
‫وندمعم موذه بإمماِ إ‬
‫د هم‬
‫ي لدم مهه‪ِ،‬‬ ‫ضم ملإل دفلَد ه مماِ إ‬
‫د‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫م‬‫و‬ ‫ه‬‫م‬ ‫م‬
‫د‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫ن‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫فلَ م إ‬
‫ض‬ ‫د‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫يمهم مإد إ‬
‫ه دد م ه م د د‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫دم‬
‫ك لدمهه‪ ِ،‬دوأدمشمدههد‬ ‫دوأدمشمدههد أدمن دل إلدمهد إإلن الهم دومحمددهه دل دشمإريم د‬
‫صم مإفيِههه دودخلإميِملهم مهه دوأدإمميِمنهم مهه دعلدممىَ‬ ‫أدنن همدنم ممدا دعمبم مهدهه دودرهسم ممولههه دو د‬
‫ص مدح مالأهنم مةد دودجاِده مدد‬ ‫ن‬
‫د‬‫و‬ ‫ة‬
‫د‬ ‫م‬ ‫ن‬
‫د‬ ‫ماِ‬ ‫ل‬
‫د‬ ‫ا‬ ‫دىَّ‬ ‫ن‬ ‫د‬
‫أ‬‫و‬ ‫ة‬
‫د‬ ‫ل‬
‫د‬ ‫ماِ‬ ‫م‬ ‫س‬‫ر‬‫إ‬ ‫ال‬ ‫غ‬‫د‬ ‫م‬ ‫ن‬
‫ل‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫ه‬‫وحيِإ م إ‬
‫د د د‬ ‫د د‬ ‫دم د‬
‫ي‪ ِ،‬دودماِ تد مدردك دخميا إإلدّ‬ ‫إ‬ ‫إ إإ‬ ‫إ‬
‫إف ال دحنق جدهاِده دحنت أددتاِهه اليِدق م ه‬
‫ددنل الهنمةد دعلدميِإه دولد تدمدردك دشّرا إإلن دحنذددر املهنمةد إممنهه؛ُ‬
‫صم ميل دو دسم مليمم دعلد ممىَ دسم ميِيإدناِد همدنمم مدد دو دعلم مدىَ أدلإم مإه دو‬ ‫اللنههم منم د‬
‫ص ممحبإإه دو تدمماِبإعإميِإه‪ ِ.‬أدنممماِ بدممع مهد‪ ِ،‬فدمديِاِاد ميدهاِاملمس ملإهممودن ! إتنمهق ممواال‬ ‫د‬
‫إ ه‬
‫دحنق تهمدقاِتإإه دولددتهموتهنن إلن دو أدنممتهمم هممسلهممودن‪ِ.‬‬
2
    : ‫قمماِل ال م تعمماِل‬
    
   
ِ.    
‫ت نشننجنربة‬ ‫ نماأننناففى الددنننيا إفلل نكنراكفن ب‬: ‫و قال النبى صعم‬
‫ب إفنسنتنظنلل تننحن ن‬
‫ثلم نرانح نوتنننرنكنهان‬

Jamaah Jum'ah Rahimakumullah !

Bertaqwalah kepada Allah, dengan sebenar-benar


taqwa, Karena hanya dengan taqwa itulah yang dapat
menjadikan manusia selamat di dunia dan di akhirat.
Yaitu dengan melaksanakan perintah serta
meninggalkan larangan-Nya. Keduanya dilakukan
dengan kesungguhan, ketulusan, serta dengan penuh
kesadaran dan keikhlasan. sehingga siapapun yang
mampu bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa maka
akan mendapatkan kebahagiaan yang haqiqi,
kebahagiaan yang abadi, di dunia dan di akhirat.

Jamaah Jum'ah Rahimakumullah !


3
Di bulan yang penuh berkah ini kita selalu diingatkan
bahwa puasa yang dilaksanakan harus dijaga agar tidak
sia-sia tanpa mendapatkan nilai puasa itu sendiri.
Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW.

‫ع ودمالعددط إ‬
‫ش‬ ‫صموإمهإ إنل امهلمو إ‬
‫س دل ه إممن د‬
‫صإاِئدم لدميِ د‬
‫دكمم إممن د‬
Berapa banyak orang yang beruasa, tapi mereka tidak
mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan
haus.
Rasulullah menekankan lagi dengan Sabda-Nya :
“Bukannya puasa itu hanya meninggalkan makan dan
minum. Hanyalah yang dinamakan puasa itu ialah
mereka yang meninggalkan perbuatan sia-sia dan juga
meninggalkan omongan keji. Jika ada yang mencerca
engkau atau berbuat dengan perbuatan bodoh
terhadapmu, katakanlah kepadanya, ‘Sesungguhnya aku
dalam keadaan puasa.'” (H.R. Hakim dari Abi Hurairah)
Jamaah Jum’ah Rahimakumullah..!
Dari kedua hadits di atas terdapat makna bahwa selain
mencegah makan dan minum, masih banyak lagi yang
harus dijaga agar puasa yang dikerjakan mendapatkan
nilai puasanya bukan hanya lapar dan haus yang
didapatkan. Salah satunya dengan memanfaatkan
lisan/lidah sesuai dengan tuntunan yang benar.
Dengan lisan, seseorang dapat berdzikir dan saling
mengingatkan ataupun saling menasehati kepada
4
kebenaran dan kebaikan. Namun sebaliknya, dengan
lisan juga dapat mengakibatkan dosa dan menyeret
seseorang kepada kesengsaraan, jika tidak
dimanfaatkan untuk kebaikan. Kesadaran seseorang
terhadap fungsi dan bahaya lisan ini akan mendorong
dirinya untuk menjaganya, yaitu tidak berbicara kecuali
yg bermanfaat.
Di bawah ini beberapa bencana yang dapat ditimbulkan
oleh lisan atau lidah. Di antara bencana-bencana yang
ditimbulkan dari lisan adalah :
Pertama: Berbicara yang Tidak Bermanfaat.
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda,

‫إنن إممن هحمسإن إمسلَدإم المدممرإء تدممردكهه دماِ دل يمدمعنإيِإه‬


“Sesungguhnya di antara kebaikan Islam seseorang
adalah dia meninggalkan perkara yang tidak
bermanfaat.” (HR. Tirmidzi).

Jamaah Jum'ah Rahimakumullah !


Sesuatu yg tidak bermanfaat itu, bisa berupa perkataan
atau perbuatan; perkara yg haram, atau makruh, atau
perkara mubah yg tidak bermanfaat. Oleh karena itu,
supaya terhindar dari bahaya lisan yg pertama ini,
hendaklah seseorang mampu berbicara sesuatu yg
5
mengandung kebaikan. Jika tidak dapat, hendaknya
diam. Sebagaimana sabdaNabi Muhammad ‫ ﷺ‬,

‫ت‬ ‫م‬ ‫ص‬ ‫من دكاِدن يمؤإمن إباِللنإه والميِموإم املإخإر فدممليِمهقل خيِمرا أدو لإ‬
ِ‫ي‬
‫د م دما م د م ه م‬ ‫د دم‬ ‫هم ه‬ ‫دم‬
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah dia mengucapkan sesuatu yang baik atau
diam. (HR. Bukhari dan Muslim).
Walaupun ini berat, namun seyogyanya
seorang hamba yg ingin selamat di akhirat agar selalu
berusaha untuk melakukannya. Diriwayatkan bahwa
Muwarriq al-‘Ijli rahimahullah berkata, “Ada satu perkara
yang aku sudah mencarinya semenjak duapuluh tahun
lalu. Aku belum berhasil meraihnya. Namun aku tidak
akan berhenti mencarinya”. Orang-orang bertanya, “Apa
itu wahai Abu Mu’tamir?” Dia menjawab, “Diam (tidak
membicarakan) dari sesuatu yg tidak bermanfaat
bagiku”.

Kedua: Berdebat Dengan Cara Batil Atau Tanpa Ilmu.


Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,
‫إنن دأبمغدض اليرجاِإل إدل اللنإه مالدلديد املد إ‬
‫صهم‬ ‫م د د‬
“Sesungguhnya orang yg paling dimurkai oleh Allah
adalah orang yang selalu mendebat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
6
Mendebat dalam hadits ini maksudnya adalah mendebat
dengan cara batil atau tanpa ilmu. Sedangkan orang
yang berada di pihak yg benar, sebaiknya dia juga
menghindari perdebatan. Karena debat itu akan
membangkitkan emosi, mengobarkan kemurkaan,
menyebabkan dendam, dan mencela orang lain.
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

ِ،‫ض املد من مإة لإدمم ممن تدم مدردك المإمم مدراءد‬ ‫ت إفم م دربمدم إ‬ ‫أدندمماِ دزإعيِم مم إببميِم م د‬
‫م دم‬
‫ت إفم م دودسم مإط املدنم مإة لإدمم ممن تدم مدردك‬ ‫وإمن دكمماِدن هإمقمماِ وإببميِم م د‬
‫د دم‬ ‫د‬
‫ت إفم م أدمعلدممىَ املد من مإة‬ ‫ِ وإمن دكمماِدن ماِإزحمماِ وإببميِم م د‬،‫المدكم مإذب‬
‫د ا د دم‬ ‫د د‬
‫لإدممن دحنسدن هخلهدقهه‬
“Saya memberikan jaminan rumah di pinggiran surga
bagi orang yang meningalkan perdebatan walaupun dia
orang yg benar. Saya memberikan jaminan rumah di
tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan
walaupun dia bercanda. Saya memberikan jaminan
rumah di surga yang tinggi bagi orang yang
membaguskan akhlaqnya. (HR. Abu Dawud).
Mengingkari kemungkaran dan menjelaskan kebenaran
merupakan kewajiban seorang Muslim. Jika penjelasan
itu diterima, itulah yang dikehendaki. Namun jika ditolak,
7
maka hendaklah dia meninggalkan perdebatan. Ini dalam
masalah agama, apalagi dalam urusan dunia, maka tidak
ada alasan untuk berdebat.
Ketiga: Banyak Berbicara, Suka Mengganggu, Dan Sombong
Nabi ‫ﷺ‬dengan sabda beliau ‫ ﷺ‬:

‫لم م دوأدقممدربإهكم ممم إمينم م دمملإاس مماِ يدم ممودم المإقديِاِدمم مإة‬
‫إنن إمم ممن أددحبيهكم ممم إ دن‬
‫لم م دودأبممدعم مددهكمم إمينم م‬ ‫ضم مهكمم إ دن‬ ‫غ‬
‫د مد د‬ ‫م‬ ‫د‬
‫أب‬ ‫ن‬‫ن‬ ‫إ‬ ‫و‬ ِ،ِ‫ما‬ ‫م‬ ‫م‬
‫ق‬
‫ا‬ ‫أددحاِ د م م‬
َ‫خل‬
‫د‬ ‫د‬
‫أ‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫ه‬ ‫ن‬‫م‬ ‫م‬ ‫إ‬
‫س‬
ِ،‫دمملإاساِ يدممودم المإقديِاِدمإة الثنممردثاِهرودن دوالمهمتددشميدهقودن دوالمهمتدمدفميِإههقممودن‬
ِ‫دقاِلهوا دياِ درهسودل اللنإه قدمد دعلإممدناِ الثنممردثاِهرودن دوالمهمتددشيدهقودن فددما‬
‫المهمتدمدفميِإههقودن دقاِدل المهمتددكبيمهرودن‬
“Sesungguhnya termasuk orang yang paling kucintai di
antara kamu dan paling dekat tempat duduknya
denganku pada hari kiamat adalah orang-orang yang
paling baik akhlaqnya di antara kamu. Dan
sesungguhnya orang yang paling kubenci di antara kamu
dan paling jauh tempat duduknya denganku pada hari
kiamat adalah ats-tsartsarun, al-mutasyaddiqun, dan al-
mutafaihiqun.
Para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, kami telah
mengetahui al-tsartsarun dan al-mutasyaddiqun, tetapi
8
apakah al-mutafaihiqun? Beliau menjawab: “Orang-
orang yang sombong”. (HR Tirmidzi dan Ahmad).
Imam Ibnul Atsir menjelaskan: “ats-Tsartsarun adalah
orang-orang yang banyak bicara dengan memaksakan
diri dan keluar dari kebenaran. al-Mutasyaddiqun adalah
orang-orang yang berbicara panjang lebar tanpa hati-
hati. Ada juga yang mengatakan, al-mutasyaddiq adalah
orang yang mengolok-olok orang lain dengan
mencibirkan bibir kearah mereka”.
Al-Mutasyaddiq adalah orang yang berbicara dengan
seluruh bibirnya untuk menunjukkan kefasihan dan
keagungan perkataannya. al-Mutafaihiq hampir semakna
dengan al-mutasyaddiq. karena maknanya adalah orang
yang memenuhi mulutnya dengan perkataan dan
berbicara panjang lebar untuk menunjukkan
kefasihannya, keutamaannya, dan merasa lebih tinggi
dari orang lain. Oleh karena inilah, Nabi ‫ ﷺ‬menafsirkan
al-mutafaihiq dengan orang yang sombong.
Dalam hal berbicara yang ini tidak termasuk kalimat
indah untuk memberi peringatan dengan tujuan
menggerakkan hati kepada kebaikan.
Jamaah Jum'ah Rahimakumullah !
Keempat: Mengucapkan Perkataan Keji, Jorok, Celaan,
dan Semacamnya.
Semua hal ini tercela dan terlarang. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,
9

‫ش دولد المبدإذيإء‬
‫لدميِس المهممؤإمهن إباِلطننعاِإن دولد اللننعاِإن دولد المدفاِإح إ‬
‫د‬
“Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela,
bukan orang yang banyak melaknat, bukan orang yg keji
(buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok
omongannya.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, dan lain-lain).
Keji dan jorok adalah mengungkapkan perkara-
perkara yang dianggap tabu dengan kata-kata gamblang.
Orang-orang yang sopan akan menjauhi ungkapan-
ungkapan itu dan mengunakan kata-kata kiasan saja,
sebagaimana dicontohkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Namun betapa banyak perkataan keji dan jorok tersebar
pada zaman sekarang, baik di koran-koran, majalah-
majalah, buku-buku, novel-novel, radio, HP, atau lainnya.
Bahkan ada perkara yang lebih buruk dan lebih keji dari
sekedar ucapan !! Namun yang bisa merasakan
keburukannya adalah mereka yang hatinya masih hidup.
Sedangkan orang yang hatinya sakit atau mati, maka
mereka tidak akan merasakan keburukannya, bahkan
mungkin sebaliknya, dia akan merasa nikmat.
Sebagaimana luka yang hanya dirasakan oleh orang yg
masih hidup, sedangkan orang yang mati, dia tidak akan
merasakan sakit akibat luka.

Jamaah Jum'ah Rahimakumullah !


10
Kelima: Membicarakan Suatu Yang Bathil.
Maksudnya adalah bangga menceritakan perbuatan-
perbuatan maksiatnya dan kemungkaran.
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ِ دوإنن إمممن المهمدجمماِدهدرإة أدمن‬،‫هكيل أهنمإت همدعاِاف إإلن المهمدجمماِإهإريدن‬

‫صم مبإدح دوقمدممد دسممتدمدرهه اللمن مهه‬‫ِ هثمنم يه م‬،‫يدممعدمم مدل النرهجم مهل إباِللنميِم مإل دعدملَا‬
‫ِ دوقدممد‬،‫ت المدباِإردح مةد دك مدذا دودك مدذا‬ ‫م‬ ‫ل‬
‫م‬ ‫فلَهن ع إ‬
‫م‬ ‫د‬ ‫ه‬ ِ‫ما‬ ‫م‬‫ي‬ ‫ل‬
‫د‬ ‫مو‬ ‫م‬‫ق‬‫ه‬ ‫م‬ ِ‫ي‬ ‫م‬
‫د‬ ‫ف‬ ‫علديِ م إ‬
‫ه‬
‫د ه‬ ‫دم د د‬
‫إ‬ ‫باِت يستهمره ربيه ويصبإح يمكإش إ‬
‫ف سمتمدر اللنه دعمنهه‬ ‫د د د م هه د ه د ه م ه د ه‬
“Semua umatku mu’afan (akan diampuni dosanya)
kecuali orang-orang yang melakukan dosa dengan
terang-terangan. Dan termasuk melakukan dosa dengan
terang-terangan adalah seseorang melakukan suatu
perbuatan buruk pada malam hari, kemudian di waktu
pagi dia mengatakan, ”Hai Fulan, tadi malam aku
melakukan ini dan ini”. Padahal di waktu malam Allah
‘Azza wa Jalla telah menutupi perbuatan buruknya,
namun di waktu pagi dia membongkar tutupan Allah.
(HR. Bukhari dan Muslim).
‫‪11‬‬
‫‪Oleh karena itulah, barangsiapa yang telah bertaubat‬‬
‫‪dari perbuatan dosa, hendaklah dia menutupi aib dirinya,‬‬
‫‪tidak perlu bercerita kepada orang lain.‬‬
‫! ‪Jamaah Jum'ah Rahimakumullah‬‬
‫‪Sungguh masih banyak akibat bencana-bencana lisan‬‬
‫‪seperti ghibah, namimah, dusta, dan lain sebagainya.‬‬
‫‪Semoga dengan lima hal di atas dapat memacu bagi kita‬‬
‫‪semua untuk selalu menjaga lidah kita dari keburukan‬‬
‫‪dan sebaliknya selalu menghiasinya dengan kebaikan‬‬
‫‪yang pada akhirnya terselamatkan dunia akhirat. Alamiin.‬‬

‫دباِدردك ال إل دولدهكمم بإماِلهقرآن الدعظَمإميِإم ‪ ِ،‬ونددفدعإنم دواإيمنماِهكمم‬


‫ت دوالميذمكإراملدإكميِم ‪ ِ،‬دوتدمدقبنممل إمينم دوإممنهكممم تإلَددوتدمهه‬ ‫بإماِليمماِ إ‬
‫د‬
‫ب امغإفم م ممر دوامردحم م ممم‬
‫إ من م مهه ههدوالنسم م مإمميِهع مالدعلإميِم م مإم ‪ ِ،‬دوقمه م ممل نر ي‬
‫حمي‬ ‫وأدنمت خيِمر النرا إإ‬
‫د د دمه‬
‫ن‬ ‫ح‬ ‫ممر ‪ ،‬أ ح م‬ ‫الُِحمدلُِله حمدا ك حث هيرا ك ح ح‬
‫شهحد د أ م‬ ‫ماَ أ ح‬‫ح‬ ‫مد‬ ‫ح م هد ه ح م د‬
‫ه‪،‬‬ ‫ك حلُِلل د‬‫شللرهي م ح‬ ‫حللد حه د ل ح ح‬ ‫ه إ هل ل الُِللل د‬
‫ه وح م‬ ‫ل ا هحلُِلل ح‬
‫ح‬ ‫فللمر‪ ،‬وحأ ح م‬ ‫حللد حب ههه وحك ح ح‬
‫ن‬‫شللهحد د أ ل‬ ‫ج ح‬ ‫ن ح‬ ‫م م‬ ‫إ همرغ ح د‬
‫مللاَلُِ ه ح‬
‫خل حئ هللقح‬ ‫سلللي يد د مالُِ ح‬‫ه ح‬ ‫سللوملُِ د د‬
‫دا ع حب مللد ده د وححر د‬ ‫ملل د‬‫ح ل‬ ‫م ح‬
‫د‬
‫‪12‬‬

‫مللد د‬ ‫ح ل‬ ‫م ح‬ ‫دنِاَ ح د‬ ‫سي ي ه‬ ‫ى ح‬ ‫عل ح‬ ‫ل ح‬ ‫ص ي‬ ‫م ح‬ ‫شمر‪ ،‬حالُِلــَهد ل‬ ‫وحمالُِب ح ح‬


‫ماَ‬ ‫ي‬ ‫وع حلللى ألُِ حلله ه وأ ح‬
‫سللل هي دم‬ ‫ه ح ح ح م‬‫ح‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫لل‬‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ب‬ ‫للاَ‬ ‫ل‬ ‫حل‬ ‫ح‬ ‫ص‬
‫ه ح م‬ ‫ح‬ ‫ح‬
‫ح‬
‫واالُِله‬ ‫قلل م‬ ‫عحباَحدالُِلهه إ هت ل د‬ ‫مللاَب حعملللد د فحي حلللاَ ه‬ ‫ك حث هي مللدرا‪ ،‬أ ل‬
‫ت‬ ‫خي مللحرا م‬ ‫وا مالُِ ح‬ ‫ن ‪ ،‬حوافمعحل دلل م‬ ‫سللير وحمالُِعحل حلل م‬ ‫هفللى الُِ ي‬
‫ن‬ ‫ملل م‬ ‫ل ع حلللز ه‬ ‫ت‪ ،‬وحقحلللاَ ح‬ ‫سللي يحئاَ م‬ ‫ن الُِ ل‬ ‫وا ع ح ه‬ ‫جت حن هب د م‬ ‫حوا م‬
‫ى‬ ‫ن عحللل ح‬ ‫صللل لوم ح‬ ‫ه يد ح‬ ‫مل حئ هك حللاَت ح د‬ ‫ه وح ح‬ ‫ن الُِللل ح‬ ‫ل ‪ :‬إه ل‬ ‫حقاَئ ه م‬
‫الُِنبللى ياَا حيهاَلالُِللذين أ ح‬
‫وا ع حل حميللهه‬ ‫صللل مل‬ ‫وا ح‬ ‫م‬ ‫نلل‬ ‫د‬ ‫م‬
‫ح‬ ‫هم ح‬ ‫ح لح‬ ‫له‬
‫ل وح ح ل‬ ‫صلل ي‬ ‫ماَ ‪ ،‬حالُِل لهد ل‬ ‫سللل ي د‬
‫سلل حلم ه‬ ‫مللاَ ح‬ ‫سللل هي م د‬ ‫وا ت ح م‬ ‫م م‬ ‫وح ح‬
‫ى ألُِ هللهه‬ ‫مللد د وحعحللل ح‬ ‫ح ل‬ ‫م ح‬ ‫دنِاَ ح د‬ ‫سللي ي ه‬ ‫ى ح‬ ‫ك عحل حلل ح‬ ‫وحب حللاَره م‬
‫ب‬ ‫ملللد د هلُِللللهه حر ي‬ ‫ح م‬ ‫ن ‪ ،‬وحمالُِ ح‬ ‫معهي مللل ح‬ ‫ج ح‬ ‫حب ههه أ م‬ ‫صللل م‬ ‫وح ح‬
‫ن‪:‬‬ ‫مي م ح‬ ‫مالُِحعاَلُِ ح ه‬
‫ت‬‫محناَ ه‬ ‫ن وحا مدلُِمؤ م ه‬ ‫من هي م ح‬ ‫مؤ م ه‬ ‫فمر لُِ هل م د‬ ‫ماَ اغ م ه‬ ‫الُِل لهد ل‬
‫م‬
‫من مهد م‬ ‫ححياَهء ه‬ ‫ت ال ح م‬ ‫ماَ ه‬ ‫سل ه ح‬ ‫م م‬ ‫ن وحمالُِ د‬ ‫مي م ح‬ ‫سل ه ه‬ ‫م م‬ ‫وحمالُِ د‬
‫ت إ هنِ ل ح‬ ‫وا مل ح‬
‫ت‬ ‫وا ه‬ ‫ب الُِد لع حح‬ ‫جي م د‬ ‫م ه‬ ‫ب د‬ ‫ك قحرهي م ب‬ ‫وا ه‬ ‫ح‬ ‫م‬
‫م‬ ‫ح‬
‫ح‬
‫سل حم ه‬ ‫عيزىِّ ا مل ه م‬ ‫ماَ أ ه‬ ‫ت ‪ ،‬حالُِل لهد ل‬ ‫جاَ ه‬ ‫حاَ ح‬ ‫ى مالُِ ح‬ ‫ح‬ ‫وححقاَ ه‬
‫ض‬
‫ح‬
‫ن‬
‫شرهك هي م ح‬ ‫م م‬ ‫فحرةه وحمالُِ د‬ ‫ك مالُِك د م‬ ‫ن وحأهمل ه ه‬ ‫مي م ح‬ ‫سل ه ه‬ ‫م م‬ ‫وحمالُِ د‬
‫ئ‬ ‫ي‬ ‫ش‬ ‫ح‬ ‫ي‬
‫ل‬ ‫د‬ ‫ك‬ ‫ى‬ ‫عل‬
‫ح‬ ‫ح‬
‫ك‬ ‫نِ‬ ‫إ‬ ‫‪،‬‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫ءالُِ‬ ‫ح‬ ‫دا‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ودمر أ ح‬
‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ح ح ي م‬
‫جحناَ وحذ ديري لت هحناَ قدلرة ح‬ ‫قحدير ‪ ،‬ربناَ هحب لُِ حناَ م ح‬
‫ن أمزحوا ه‬ ‫م ح ه م‬ ‫همم ح لح‬
‫‪13‬‬
‫ماَ‪ ،‬حرب لحناَ أ حت هحناَ هفى‬ ‫ح ح د‬ ‫ماَ‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ق‬
‫ه‬ ‫ل‬ ‫ت‬ ‫م‬
‫د‬ ‫م‬ ‫ل‬‫ه‬ ‫لُِ‬ ‫ناَ‬
‫ح‬ ‫م‬ ‫ل‬‫ح‬ ‫ع‬ ‫ج‬
‫م‬ ‫وا‬ ‫ه ح‬‫ن‬ ‫د‬ ‫ي‬‫م‬ ‫ع‬ ‫أح‬
‫سن حةد وحقهحناَ‬ ‫ح‬
‫سن حةه وحهفى ا مل ه‬
‫ح ح‬ ‫خحرةه ح‬ ‫ح ح‬ ‫الُِد لنِ محياَ ح‬
‫ن ح‪.‬‬‫مي ه م‬ ‫ب مالُِحعاَلُِ ح‬‫دلُِلهه حر ي‬ ‫م هد‬ ‫ح م‬ ‫ب الُِلناَره ‪ ،‬وحمالُِ ح‬ ‫ذا ح‬ ‫عح ح‬
‫ن‬ ‫ساَ‬ ‫ح‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫لُِ‬ ‫باَ‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫عباَدالُِله م ‪ ،‬إن الُِله يأ م‬
‫ح ح د د ه ح م ه ح ه م ح ه‬ ‫ه ل‬ ‫ه ح ح‬
‫شاَهء‬‫ح ح‬ ‫ن مالُِفح م‬‫ى وحي حن محهى ع ح ه‬ ‫قمرب ح‬ ‫وحإ هي محتاَهء هذىِّ مالُِ د‬
‫ن‪،‬‬‫م ت حذ حك لدروم ح‬ ‫م لُِ ححعلك ح مد‬ ‫من مك حره يعهحظ دك د م‬ ‫وحمالُِ د‬
‫كـَللللدبر‬ ‫م‪ ،‬وحلُِ حذ هك مدرالُِله أ ح ح‬ ‫ه‬ ‫م‬ ‫ي‬‫ه‬ ‫ظ‬ ‫ح‬ ‫ع‬ ‫ه م‬
‫الُِ‬ ‫ح‬ ‫رواالُِل‬ ‫د‬ ‫د‬ ‫ك‬ ‫م‬ ‫ذ‬‫أح‬

You might also like