You are on page 1of 14

Wahyu Pramudya, et. al.

, Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 1

KINERJA PT POS INDONESIA (PERSERO) JEMBER DENGAN MENGGUNAKAN


BALANCED SCORECARD

Performance PT Pos Indonesia ( Persero ) Jember By Using Balanced Scorecard Community egency)

Wahyu Pramudya, Supranoto, Suji


Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail: wahyu_pramudya22@yahoo.com

Abstract

This research aimed to describe the performance of PT Pos Indonesia (Persero) using
Balanced Scorecard by descriptive, quantitative method. Primary data were analyzed
through the average of the total indicators contained in each question, and secondary
data were analyzed based on ratio analysis. The research method is an activity aimed at
obtaining the truth of scientific knowledge, through the established procedure. Research
should be conducted carefully and thoroughly, so that the results obtained are right and
the activities should be undertaken carefully to determine the type of data, data sources,
methods of data collection, the research purpose and techniques of data analysis. The
results showed that the financial perspective had a score of 60%, customer perspective
had a score of 8.8%, internal business process perspective had a score of 10%, and
learning and growth perspective had a score of 15.5%. To further improve the
performance of PT. Pos Indonesia (Persero) Jember in the future, it is necessary to pay
attention on the aspects of capability of information system, employee capability and
customer satisfaction.

Keywords: performance, balanced scorecard

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 2

PENDAHULUAN Tujuan BUMN yang bersifat sosial antara


Suatu perusahaan yang didirikan mempunyai lain dapat dicapai melalui penciptaan lapangan
beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud adalah kerja serta upaya untuk membangkitkan
mencari laba, berkembang kearah yang lebih baik, perekonomian lokal. Penciptaan lapangan kerja
memberi lapangan kerja, memenuhi kebutuhan dicapai melalui perekrutan tenaga kerja oleh
masyarakat akan barang BUMN. Upaya untuk membangkitkan
dan jasa. Tujuan perusahaan dapat dicapai apabila perekonomian lokal dapat dicapai dengan jalan
manajemen mampumengelola, menggerakkan dan mengikut-sertakan masyarakat sebagai mitra kerja
menggunakan sumber daya manusia dalam mendukung kelancaran proses kegiatan
yangdimilikinya secara efektif dan efisien. usaha. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah
Perusahaan adalah organisasi yangmerupakan untuk memberdayakan usaha kecil, menengah dan
kumpulan orang orang yang bekerja sama untuk koperasi yang berada di sekitar lokasi BUMN.
mencapai tujuanyang telah ditentukan. Peranan Perolehan laba yang dihasilkan masih
manusia dalam organisasi sebagai sangat rendah. Sebagai contoh, dengan tingkat
karyawanmemegang peranan yang menentukan, Return on Assets (ROA), yang dimaksud Return
karena hidup matinya organisasisemata-mata On Assts adalah salah satu bentuk dari rasio
tergantung pada manusia. Karyawan merupakan profitabilitas untuk mengukur kemampuan
faktor pentingdalam setiap organisasi baik dalam perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
pemerintah maupun swasta. menggunakan total aktiva yang ada dan setelah
Pemerintah Indonesia mendirikan BUMN biaya-biaya modal (biaya yang digunakan
dengan dua tujuan utama, yaitu tujuan yang mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. Tabel
bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial. berikut menunjukkan bahwa tingkat ROA BUMN
Dalam tujuan yang bersifat ekonomi, BUMN Indonesia pada lima tahun terakhir hanya berkisar
dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor bisnis antara 1,55% sampai dengan 3,25%. (Munawir
strategis agar tidak dikuasai pihak-pihak tertentu. 2007:1).
Bidang-bidang usaha yang menyangkut hajat hidup
orang banyak, seperti perusahaan listrik, minyak
dan gas bumi, sebagaimana diamanatkan dalam TINJAUAN PUSTAKA

pasal 33 UUD 1945, seyogyanya dikuasai oleh 2.1 Konsep Organisasi


Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dan bekerja
BUMN. Dengan adanya BUMN diharapkan dapat
sama dengan sesamanya. Sebagai makhluk sosial manusia
terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, melakukan integrasi satu sama lain, saling tolong-
menolong, pengaruh mempengaruhi, serta bekerja sama
terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama akan berjalan
dengan baik jika ada wadah yang disebut organisasi.
BUMN. Gibson, dkk (1996:6) mengatakan bahwa organisasi adalah
wadah yang memungkinkan masyarakat untuk dapat

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 3

meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang
individu secara sendiri-sendiri. Sedangkan menurut
dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu
Robbins (1996:4) memberikan definisi rganisasi sebagai
berikut:” organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang
perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur
relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar relatif
terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari
sekelompok tujuan”. Lebih lanjut menurut Koontz dan
berbagai ukuran yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja
O’Donnel (dalam Hasibuan, 2001:25) mengartikan
organisasi sebagai berikut. yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja. Kata
Organisasi adalah pembinaan hubungan penilaian sering diartikan dengan kata assessment.
wewenang dan dimaksimalkan untuk
Sedangkan kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang
mencapai koordinasi struktural baik
secara vertikal maupun horizontal dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu
diantara posisi yang sudah diserahi
dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Dengan
tugas-tugas khusus yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi demikian penilaian kinerja perusahaan (Companies
organisasi adalah hubungan struktural
performance assessment) mengandung makna suatu proses
yang mengikat atau menyatukan
perusahaan dalam kerangka dasar tempat atau sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan
individu berusaha dikoordinasikan.
kerja suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan standar
tertentu (Kaplan dan Norton, 1996; Lingle dan Schiemann,
Menurut Gibson, Javanovich dan donelly (1994:7)
menjelaskan sebagai berikut. 1996; Brandon & Drtina, 1997).
Kesatuan yang memungkinkan
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
masyarakat untuk mencapai suatu tujuan
yang tidak dapat dicapai individu secara personil mencapai sasaran organisasi dan mematuhi
perorangan. Organisasi diberikan oleh
standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
perilakunya yang terarah pada tujuan
dan sasaran organisasi dapat tercapai membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh
lebih efisien serta efektif melalui
organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan
tidakan-tindakan individu atau kelompok
yang diselenggarakan dengan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam
persetujuan bersama.
rencana strategik, program dan anggaran organisasi.
Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
yang tidak semestinya dan untuk merangsang dan
agar tercapai tujuan bersama yang efektif dan efisien
menegakan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui
dilakukan melalui tindakan-tindakan individu atau
umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta
kelompok yang diselenggarakan dengan persetujuan
penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun
bersama dan dikoordinasikan dalam satu wadah yaitu
ekstrinsik.
organisasi.
Ada berbagai metode penilaian kinerja yang
2.1 Konsep Kinerja Organisasi Pegawai
digunakan selama ini, sesuai dengan tujuan perusahaan
Kinerja adalah kemampuan kerja yang
yaitu mencari laba, maka hampir semua perusahaan
ditunjukkan dengan hasil kerja. Hawkins (The Oxford
mengukur kinerjanya dengan ukuran keuangan. Disini
Paperback Dictionary, 1979) mengemukakan pengertian
pihak manajemen perusahaan cenderung hanya ingin
kinerja sebagai berikut “Performance is: (1) the process or
memuaskan shareholders, dan kurang memperhatikan
manner of performing, (2) a notable action or achievement,
ukuran kinerja yang lebih luas yaitu kepentingan
(3) the performing of a playor other entertainment”.
stakeholders Atkinson, et. Al. (1995) menyatakan
pengukuran kinerja sebagai berikut.

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 4

“Performance measurement is perhaps Penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan


the most important, most misunderstood,
ukuran keuangan dan non keuangan. Ukuran keuangan
and most difficult task in management
accounting. An effective system of untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan
performance measurement containts
dimasa lalu dan ukuran keuangan tersebut dilengkapi
critical performance indicator
(performance measures) that (1) dengan ukuran non keuangan tentang kepuasan customer,
consider each activity and the
produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/intern
organization it self from the customer’s
perspective, (2) evaluate each activity serta produktivitas dan komitmen personal yang akan
using customer–validated measure of
menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang.
performance, (3) consider all facets of
activity performance that affect Ukuran keuangan menunjukkan akibat dari berbagai
customers and, therefore, are
tindakan yang terjadi diluar non keuangan. Peningkatan
comprehensive, and (4) provide feed-
back to help organization members financial returns yang ditunjukkan dengan ukuran ROE
identity problems and opportunities for
merupakan akibat dari berbagai kinerja operasional seperti:
improvement”.
(1) meningkatnya kepercayaan customer terhadap produk
Pernyataan diatas mengandung makna bahwa yang dihasilkan perusahaan, (2) meningkatnya
penilaian kinerja sangat penting, kemungkinan memiliki produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/intern
salah pengertian, dan merupakan tugas yang paling sulit yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan
dalam akuntansi manajemen. Sistem penilaian kinerja yang produk dan jasa, (3) meningkatnya produktivitas dan
efektif sebaiknya mengandung indikator kinerja, yaitu: (1) komitmen personal. Jadi jika manajemen puncak
memperhatikan setiap aktivitas organisasi dan menekankan berkehendak untuk melipatgandakan kinerja keuangan
pada perspektif pelanggan, (2) menilai setiap aktivitas perusahaannya, maka fokus perhatian seharusnya ditujukan
dengan menggunakan alat ukur kinerja yang mengesahkan untuk memotivasi personal dalam melipatgandakan kinerja
pelanggan, (3) memperhatikan semua aspek aktivitas di perspektif non keuangan atau operasional, karena
kinerja secara komprehensif yang mempengaruhi disitulah terdapat pemacu sesungguhnya (the real drivers)
pelanggan, dan (4) menyediakan informasi berupa umpan kinerja keuangan berjangka panjang.
balik untuk membantu anggota organisasi mengenali
Pada perspektif penilaian kinerja yang lebih luas, Hansen
permasalahan dan peluang untuk melakukan perbaikan.
dan Mowen (1997) menyatakan sebagai berikut.
Merujuk pada konsep tersebut, maka penilaian
“Activity performance measure exist in
kinerja mengandung tugas-tugas untuk mengukur berbagai both financial and non financial forms.
These measures are designed to assess
aktivitas tingkat organisasi sehingga menghasilkan
how well an activity was performed and
informasi umpan balik untuk melakukan perbaikan the result achieved. They are also
designed to reveal if constant
organisasi. Perbaikan organisasi mengandung makna
improvement is being realized. Measures
perbaikan manajemen organisasi yang meliputi: (a) of activity performance center on three
major dimension: (1) efficiency, (2)
perbaikan perencanaan, (b) perbaikan proses, dan (c)
quality, and (3) time.
perbaikan evaluasi. Hasil evaluasi selanjutnya merupakan Hal diatas menjelaskan bahwa aktivitas penilaian
informasi untuk perbaikan “perencanaan-proses-evaluasi” kinerja terdapat dua jenis pengukuran yaitu; keuangan dan
selanjutnya. Proses “perencanaan-proses- evaluasi” harus non keuangan. Pengukuran ini dirancang untuk menaksir
dilakukan secara terus-menerus (continuous process bagaimana kinerja aktivitas dan hasil akhir yang dicapai.
improvement) agar faktor strategik (keunggulan bersaing) Ada juga penilaian kinerja yang dirancang untuk
dapat tercapai. menyingkap jika terjadi kemacetan pada perbaikan yang

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 5

akan dilakukan. Penilaian kinerja aktivitas pusat dibagi digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan
kedalam tiga dimensi utama, yaitu: (1) effisiensi, (2) perhatian organisasi bisnis ke kinerja keuangan dan
kualitas, (3) waktu. Hal senada juga dijelaskan oleh Kaplan
non keuangan, serta kinerja jangka pendek dan
dan Norton, (1996); pengukuran kinerja non keuangan
kinerja jangka panjang. Hasil studi tersebut
didesain untuk menilai seberapa baik aktivitas yang
berhasil dicapai dan dipusatkan pada tiga dimensi utama menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja
yaitu efisiensi, kualitas dan waktu. organisasi bisnis masa depan, diperlukan ukuran

Konsep Balanced Scorecard yang komprehensif yang mencakup empat


Konsep balanced scorecard berkembang sejalan perspektif: keuangan, customer, proses
dengan perkembangan implementasinya. Balanced bisnis/intern, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard)
dan (2) berimbang (balanced). Kartu score adalah kartu
yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja
seseorang. Kartu skor ini dapat juga digunakan untuk METODE PENELITIAN
merencanakan skor yang hendak dicapai atau yang 3.1 Paradigma dan Jenis Penelitian
diwujudkan personil di masa depan. Kata berimbang Penelitian merupakan suatu kegiatan yang
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personil bertujuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang
diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan non bersifat ilmiah, melalui prosedur yang telah ditetapkan.
keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan Penelitian hendaknya dilakukan dengan cermat dan teliti,
ekstern. agar hasil yang diperoleh tepat serta kegiatan-kegiatan

Pada awalnya, balanced scorecard ditujukan yang dilakukan dengan seksama dalam menentukan jenis
data, sumber data, cara mengumpulkan data, tujuan
untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja
penelitian dan teknik analisa data.
organisasi bisnis. Sebelum tahun 1990-an
Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan
organisasi bisnis hanya diukur kinerjanya dari
penelitian menurut Arikunto (1993) sebagai berikut.
aspek keuangan, akibatnya fokus perhatian dan
1. Sistematis
usaha organisasi bisnis lebih dicurahkan untuk
Artinya dilaksanakan menurut pola
mewujudkan kinerja keuangan dan kecenderungan tertentu, dari yang paling sederhana
sampai kompleks hingga mencapai
mengabaikan kinerja non keuangan. Pada tahun tujuan secara efektif dan efisien.
2. Berencana
1990, Nolan Norton Institute, bagian riset kantor
Artinya direncanakan dengan
akuntan publik, mensponsori studi tentang adanya unsur kesengajaan dan
sebelumnya sudah dipikirkan
“Mengukur Kinerja Organisasi Masa Depan” langkah-langkah yang akan
(Kaplan and Norton ,1996: vii). Studi ini didorong dilaksanakan.
3. Mengikuti konsep ilmiah
oleh kesadaran bahwa pada waktu itu ukuran Artinya mulai awal sampai akhir
kegiatan penelitian mengikuti cara-
kinerja keuangan yang digunakan oleh semua
cara yang sudah ditentukan, yaitu
perusahaan untuk mengukur kinerja organisasi prinsip memperoleh ilmu
pengetahuan.
bisnis tidak lagi memadai. Balanced scorecard

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 6

Adapun jenis penelitian ini merupakan


penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiono (1992),
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat
4.1 Gambaran Umum PT Pos Indonesia (Persero)
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang
Dengan memaparkan deskripsi lokasi penelitian
lain. Penelitian ini tidak menghubungkan antar dua
diharap bisa membantu penulis dalam mengetahui dan
variabel tapi berusaha untuk melakukan penilaian kinerja
sekaligus memahami situasi, kondisi kerja, program kerja,
PT. Pos (Persero) cabang Jember. Sedangkan kuantitatif
berbagai permasalahan yang dihadapi berikut alternatif
menurut Sugiono (2004:15) adalah data yang berbentuk
pemecahannya dan bahkan juga tantangan sekaligus
angka atau data kualitatif yang diangkakan. Dalam
pembenahan akan pelayanan yang diberikan, yang semua
penelitian ini, penulis menggunakan analisis deskriptif
itu akan mempermudah penulis dalam mengumpulkan
dengan memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai
data-data dan informasi yang terkait dan mendukung
kinerja PT. Pos Indonesia cabang Jember yang kemudian
penelitian.
data yang diperoleh dari kuisioner berbentuk angka-angka
dianalisis kuantitatif serta data kualitatif yang berbentuk Deskripsi lokasi penelitian merupakan sebuah
kata-kata merupakan data pendukung bagi yang sedang gambaran tentang lokasi atau daerah, dimana penelitian ini
diteliti (Arikunto, 2002:213). dilakukan. Sedangkan lokasi penelitian tempat penulis
melakukan penelitian adalah Kantor Pos Jember 68100
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
yang terletak di Jalan Panglima Sudirman No. 5 Jember.
3.2.1 Tempat Penelitian
Berbagai informasi dan data mengenai lokasi
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana
penelitian yang merupakan gambaran umum
peneliti melakukan kegiatan meneliti untuk memperoleh tentang organisasi tempat penelitian ini diperoleh
data-data yang diperlukan guna menjawab permasalahan dengan berbagai cara, seperti melalui pengamatan
yang ditetapkan. Penelitian ini dilakukan pada PT. Pos
atau observasi langsung dan melalui data-data
sekunder yang dimiliki kantor pos Jember.
Indonesia (Persero) Jember Jl. PB. Sudirman No. 5 dengan
A. Visi Misi dan Nilai-nilai Utama Budaya PT. Pos
pertimbangan sebagai berikut.
Indonesia
1. PT. Pos Indonesia cabang Jember merupakan salah
a) Visi PT. Pos Indonesia (Persero)
satu perusahaan BUMN yang menyokong
perekonomian negara. Peningkatan kinerja perusahaan juga
diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan adanya
2. Lokasi penelitian tersebut mudah dijangkau oleh
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan jasa pos dan
peneliti.
giro, terutama agar BUMN Pos dapat menjalankan
3.2.2 Waktu Penelitian fungsinya secara optimal. Untuk mencapai itu semua

Waktu penelitian merupakan jangka waktu yang maka perusahaan memerlukan suatu visi dan misi

diperlukan dalam melakukan penelitian, artinya kapan yang jauh ke depan PT. Pos Indonesia (Persero)

penelitian dilakukan untuk menghasilkan data guna memiliki visi untuk kemajuan perusahaan, yaitu :

menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini akan ”Pos Indonesia berupaya untuk menjadi penyedia
dilakukan selama 2 bulan, yaitu bulan Mei sampai juni sarana komunikasi kelas dunia yang peduli terhadap
2015. lingkungan, dikelola oleh sumber daya manusia yang

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 7

profesional sehingga mampu memberikan pelayanan 4.2 Penyajian dan Analisis Data
terbaik bagi masyarakat, serta tumbuh dan
Penyajian data dan analisa data merupakan
berkembang sesuai dengan konsep bisnis yang sehat”.
bagian terpenting yang harus dilakukan di dalam
b) Misi PT. Pos Indonesia
sebuah penyusunan laporan. Bab ini merupakan
Sementara misi yang diemban oleh PT. Pos Indonesia
tugas akhir dari sebuah proses penulisan hasil
adalah
penlitian. Tanpa ada bagian ini suatu penelitian
1. Menyediakan sarana yang handal dan
tidak akan ada manfaatnya sehingga dapat
terpercaya bagi masyarakat dan pemerintah
guna menunjang pembangunan nasional serta
dikatakan tidak berhasil. Dalam penelitian ini,
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa penulis berusaha untuk mengukur kinerja PT. Pos
Indonesia. Indonesia (Persero) Jember sebagai salah satu
2. Mengembangkan usaha yang bertumpu bentuk organisasi formal dan juga perusahaan
pada peningkatan mutu pelayanan melalui BUMN dengan menggunakan pendekatan analisis
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
Balanced Scorecard. Data dan informasi yang
tepat guna untuk mencapai kepuasan serta
ditampilkan sangat erat kaitannya dengan empat
memberikan nilai tambah yang optimal bagi
perspektif pengukuran kinerja yang meliputi
karyawan, pemegang saham dan masyarakat.
perspektif finansial, perspektif pelanggan,

B. Nilai-nilai Utama Budaya PT. Pos Indonesia


perspektif internal bisnis, serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
Nilai-nilai utama budaya yang diemban oleh
PT. Pos Indonesia adalah Pemikiran menurut Balance Scorecard
a) Berusaha mencapai yang terbaik. adalah upaya peningkatan kinerja organisasi yang

b) Senantiasa melihat ke depan dan belajar dari di mulai dari upaya belajar dan tumbuh atau
pengalaman. kemauan organisasi untuk belajar dan akhirnya

c) Bertanggung jawab kepada pihak-pihak yang mengalami pertumbuhan yang dapat dilakukan
berkepentingan. terutama dari aspek sumber daya manusianya

d) Menjunjung tinggi semangat kerja sama dalam (karyawan). Hal tersebut terjadi karena organisasi
kelompok. hanya akan dapat menghasilkan produk dan jasa
e) Menghargai kepentingan pribadi. yang bermutu tinggi atau bernilai bagi

f) Ikatan yang lestari diantara seluruh jajaran, baik


pelanggannya. Jika sumber daya manusia yang ada
yang baru masuk, sedang menjabat dan bekerja dalam organisasi tersebut memiliki kapabilitas yang
maupun yang telah purnabakti beserta seluruh tinggi diharapkan akan mampu memperbaiki
keluarganya. proses bisnis internal dalam organisasi tersebut.
g) Perhatian yang tulus. Dalam artian efektifitas dan efisiensi dapat tercapai
h) Bangga sebagai insan Pos Indonesia. sehingga akan berpengaruh pada tingkat

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 8

kemampuan organisasi dalam melaksanakan û Menyediakan sarana yang handal dan


penjualan produk dan jasa yang dihasilkan kepada terpercaya bagi masyarakat serta
pelanggan. Apabila barang atau jasa yang diterima mengembangkan usaha yang bertumpu pada
oleh pelanggan sesuai dengan harapan mereka peningkatan mutu pelayanan melalui
maka pelanggan akan merasa puas. Kepuasan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
pelanggan akan berpengaruh terhadap tepat guna untuk mencapai kepuasan serta
pertumbuhan dan loyalitas pelanggan yang memberikan nilai tambah yang optimal bagi
merupakan cerminan dari pangsa pasar dan hal ini karyawan, pemegang saham dan masyarakat
merupakan sumber utama pendapatan organisasi. Misi merupakan apa yang ingin ditetapkan PT. Pos
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Indonesia (Persero) Jember dan melalui misi inilah
pertumbuhan dan loyalitas pelanggan merupakan visi tersebut ingin diwujudkan. Visi misi tersebut
aspek yang sangat berpengaruh terhadap sektor diterjemahkan ke dalam tujuan-tujuan yang
keuangan yang akhirnya sangat menentukan dalam tercakup dalam 4 perspektif Balanced Scorecard.
penilaian kinerja suatu organisasi. Tujuan PT. Pos Indonesia (Persero) Jember dilihat
Bab ini merupakan hasil pengukuran dari dari perspektif Balanced Scorecard sebagai
kinerja yang ditinjau dari 4 perspektif yang tolok berikut :
ukurnya merupakan penerjemahan dari visi, misi, 1. Pertumbuhan penerimaan negara
dan strategi PT. Pos Indonesia (Persero) Jember.
2. Meningkatkan pelayanan
Agar lebih mudah dipahami dimulai dengan
menerjemahkan visi dan misi PT. Pos Indonesia 3. Proses yang efisien

(Persero) Jember. 4. Pegawai yang berkomitmen dan

Visi PT. Pos Indonesia (Persero) Jember. berkapabilitas.

û Pos Indonesia berupaya untuk menjadi Tujuan –tujuan tersebut merupakan tujuan

penyedia sarana komunikasi kelas dunia yang yang ditinjau dari sudut Balanced Scorecard,

peduli terhadap lingkungan, dikelola oleh tujuan dari perspektif finansial adalah peningkatan

sumber daya manusia yang profesional penerimaan negara karena salah satu tugas utama

sehingga mampu memberikan pelayanan dari PT. Pos Indonesia (Persero) Jember adalah

terbaik bagi masyarakat, serta tumbuh dan mengoptimalkan penerimaan negara sesuai dengan

berkembang sesuai dengan konsep bisnis ketentuan yang berlaku.

yang sehat Tujuan dari perspektif customer adalah

Misi PT. Pos Indonesia (Persero) Jember. meningkatnya pelayanan yang merupakan harapan
dari customer. Meningkatnya pelayanan tentunya

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 9

akan mendorong kepuasan customer yang Sasaran strategik tersebut merupakan


berimbas pada tercapainya tujuan finansial. sasaran yang ingin dicapai dari strategi PT. Pos
Sedangkan tujuan dari perspektif proses internal Indonesia (Persero) Jember yang dipandang dari
bisnis adalah proses yang efisien dan akan sudut Balanced Scorecard. Share holder
mempermudah PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan pemegang saham terbesar yakni negara
Jember untuk menciptakan customer value yang yang mengharapkan pemasukan negara (kas) yang
tinggi sehingga tujuan perspektif customer tinggi. Firm equity merupakan sasaran yang
tercapai. Tujuan dari perspektif pembelajaran dan diwujudkan melalui pelanggan karena pelanggan
pertumbuhan adalah pegawai yang berkomitmen dipandang sebagai firm equity yang harus dilayani
dan berkapabilitas yang merupakan muara untuk memaksimalkan pendapatan organisasi serta
tercapainya tujuan dari semua perspektif. Penentu negara. Organizational capital merupakan modal
keberhasilan dari semua hal tersebut adalah sumber untuk beroperasi secara efisien untuk mewujudkan
daya manusia dari organisasi tersebut. semua sasaran yang ingin dicapai. Sedangkan
human capital merupakan modal sumber daya
Suatu scorecard merupakan penerjemahan
manusia yang menjalankan dari semua hal tersebut
dari visi, misi, dan strategi untuk membangun
sehingga diperlukan yang berkomitmen dan
sebuah scorecard strategi. Untuk membangun
berkapabilitas.
sebuah scorecard, strategi perlu diterjemahkan ke
dalam sasaran-sasaran strategik guna keunggulan Sasaran-sasaran strategik diatas merupakan
dan daya saing PT. Pos Indonesia (Persero) sasaran strategik yang bersifat umum yang perlu
Jember dalam memberikan jasa pelayanan yang diterjemahkan lagi menurut karakteristik PT. Pos
profesional dan efisien sehingga dapat memberikan Indonesia (Persero) Jember. Sasaran strategik
keuntungan yang tinggi bagi pengguna jasa serta share holder value antara lain :
negara. Strategi tersebut diterjemahkan ke dalam 1. Cakupan dan pertumbuhan pendapatan.
sasaran -sasaran strategik yang perlu diwujudkan
2. Penghematan biaya / peningkatan
guna pencapaian tujuan dan visi PT. Pos Indonesia
produktivitas.
(Persero) Jember melalui misi. Adapun sasaran-
sasaran strategik tersebut adalah sebagai berikut: 3. Pemanfaatan aktiva / strategi investasi.

1. Share holder value Sasaran strategik untuk share holder value


tolok ukurnya diambil dengan melihat kondisi
2. Firm equity
organisasi, apakah dalam posisi berkembang
3. Organizational capital (growth), bertahan (sustain), atau panen (harvest).
4. Human capital. Dalam hal ini, posisi dari PT. Pos Indonesia
(Persero) Jember adalah tahap bertahan (sustain).

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 10

Hal ini ditunjukkan dengan tercukupinya semua produk maupun pelayanan sehingga kepuasan
kelengkapan yang diperlukan dalam memberikan pelanggan meningkat, efisiensi akan
pelayanan kepada para pengguna jasa serta tetap memungkinkan pelayanan yang lebih cepat dan
mempertahankan pangsa pasar yang telah ada guna return rendah sebagai akibat kesalahan yang
memaksimalkan pendapatan organisasi. dilakukan, diharapkan akan mampu menciptakan
customer value.
Sasaran strategik Firm Equity adalah sebagai
berikut :

1. Pertumbuhan market share Sasaran strategik human capital antara lain :

2. Meningkatnya kepercayaan pelanggan 1. Meningkatkan kapabilitas pegawai

3. Quality relationship with customer 2. Meningkatkan komitmen pegawai

4. Kepuasan customer yang tinggi 3. Meningkatkan kemampuan sistem


informasi
Sasaran strategik di atas menunjukkan
kemampuan PT. Pos Indonesia (Persero) Jember Untuk mendukung terciptanya customer

sebagai kantor pelayanan yang mampu value, diperlukan adanya sumber daya manusia

memberikan customer value. Pelanggan yang memiliki kapabilitas tinggi dalam

merupakan stake holder yang memberikan menjalankannya. Kapabilitas pegawai menunjuk

pemasukan terbesar kepada organisasi karena pada kemampuan dan daya kompetensi daya saing

semua produk baik berupa barang maupun jasa yang dimiliki agar lebih produktif. Sedangkan

ditujukan kepada pelanggan.. komitmen menunjuk pada kemauan pegawai untuk


mencurahkan segala kemampuannya untuk
Sasaran strategik organizational capital antara
kepentingan organisasi, dalam hal ini PT. Pos
lain :
Indonesia (Persero) Jember. Kemampuan sistem
1. Produk yang inovatif informasi merupakan keahlian dalam menyediakan
2. Proses produksi yang efisien informasi yang dibutuhkan dengan akurat dan tepat
waktu.
3. Penurunan tingkat return

Proses internal merupakan bagian dari 4.2.1 Perspektif Pembelajaran dan

organisasi guna menciptakan customer value. Pertumbuhan

Ketiga hal di atas merupakan hal yang ingin PT. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Pos Indonesia (Persero) Jember capai agar bisa merupakan perspektif yang menjadi dasar bagi
mengarah pada customer value yang tinggi. perspektif lainnya. Aspek belajar dan bertumbuh
Inovasi memungkinkan perbaikan baik berupa dalam bertumbuh dalam organisasi adalah hal yang

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 11

sangat penting, ini menentukan pertumbuhan dengan baik sehingga perusahaan berusaha
kapabilitas sumber daya manusia yang dimiliki mempertahankan agar karyawan tersebut tetap
organisasi. Aspek sumber daya manusia berkaitan bertahan dan memberikan kontribusi pada
erat dengan proses pencapaian tujuan organisasi perusahaan. Disini terdapat dua indikator yaitu
karena sumber daya manusialah yang menjadi retensi dan produktivitas pegawai. Melihat bobot
pelaksana dalam pencapaian tujuan tersebut. dari perspektif ini adalah 7% maka untuk masing-
Perspektif belajar dan bertumbuh diukur dengan masing indikator mendapatkan porsi sebesar 3,5%.
sasaran strategik pembangunan human capital Pada komitmen pegawai, penulis kategorikan
yang terdiri dari 3 sasaran strategik yaitu: dalam kepuasan pegawai yaitu penulis ingin
kapabilitas pegawai, komitmen pegawai dan mengetahui sejauh mana lingkungan perusahaan
kemampuan sistem informasi. mempengaruhi pegawai dalam bersikap,
berperilaku dan bertindak.Dan untuk kemampuan
Atas dasar pendapat Kaplan & Norton,
sistem informasi akan diketahui melalui
skor yang diberikan terhadap perspektif ini sebesar
kemudahan dalam mendapatkan dan mengakses
20% dari keseluruhan perspektif yang ada dalam
informasi yang dibutuhkan bagi karyawan dengan
pendekatan Balanced Scorecard. Untuk perincian
menyebar kuesioner.
skor, dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.2
1. Sasaran Strategik Kapabilitas Pegawai
Pengukuran dan Skor Perspektif Pembelajaran
a. Retensi pegawai
dan Pertumbuhan
Retensi pegawai merupakan tingkat
No Pengukuran Skor
kebetahan pegawai untuk tetap bekerja pada suatu
organisasi. Tingkat retensi menunjukkan
1. Kapabilitas Pegawai 7%
prosentase jumlah pegawai dalam satu periode.
2. Komitmen Pegawai 10% Pengukuran pada aspek ini perlu karena sumber
daya merupakan aset kantor dalam investasi jangka
Kemampuan Sistem
3. 3% panjang. Apabila tingkat perpindahan (turn over)
Informasi
pegawai tinggi dan dalam jarak waktu yang relatif

Jumlah 20% pendek maka akan dihadapkan pada persoalan


masih diperlukannya waktu untuk beradaptasi atau
Sumber : Kaplan & Norton, 1996
belajar untuk mengenali lingkungan kerjanya.
Kemampuan dalam mempertahankan pegawai
Kapabilitas pegawai merupakan tingkat
dapat diukur dengan menggunakan indikator
keahlian seseorang untuk melakukan tugasnya
berupa tingkat perputaran pegawai (turn over).

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 12

Tabel 4.3 Jumlah pegawai tahun 2012-2014 sebesar 8,06% dan terendaha pada tahun 2014
sebesar 3,3%. Untuk mengetahui pembobotan
Tahun Jumlah Per Keluar Masuk Jumlah Per 31
1 Jan Des kinerja berdasarkan Balanced Scorecard, maka
ukuran retensi pegawai memiliki bobot sebesar
2012 59 5 5 62
3,5%. Disini penulis akan membandingkan tingkat
2013 61 3 4 62 turn over tahun terakhir (2014) dengan rata-rata
turn over selama 3 tahun dikalikan 100. jika
2014 62 2 4 61
hasilnya lebih dari 100, maka perusahaan tidak
Sumber : Data internal PT. Pos Indonesia (Persero) Jember
atau kurang mampu mempertahankan pegawai.
(diolah)
Berdasarkan perhitungan tersebut maka hasil
Tabel diatas memperlihatkan jumlah retensi pegawai adalah sebagai berikut:
pegawai PT. Pos Indonesia (Persero) Jember, arus
Dari hasil di atas dapat diketahui bobot
keluar masuknya pegawai PT. Pos Indonesia
ukuran retensi pegawai (lihat lampiran tabel 1)
(Persero) Jember karena dipindahtugaskan di
sebesar 2,1%. Hal ini dapat dikatakan bahwa
kantor pos lain maupun ke kantor pos besar kota
perusahaan mampu mempertahankan karyawannya
lain. Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat
dengan lebih baik dibandingkan tahun-tahun
diukur tingkat turn over PT. Pos Indonesia
sebelumnya.
(Persero) Jember.
b. Produktivitas pegawai
Tabel 4.4
Pegawai dapat dikatakan produktif bila
Turn over pegawai tahun 2012-2014
tugas-tugas yang diberikan kepadanya dapat
Tahun Peg. Jumlah rata-rata Turn Over
dilaksanakan dengan balik sesuai dengan beban
Keluar peg
kerja yang telahditentukan. Guna mengetahui
2012 5 62 8,06% tingkat produktivitas pegawai mencakup dua

2013 3 62 4,83% konsep dasar yaitu daya guna (efisiensi) dan hasil
guna (efektivitas). Tolok ukur yang digunakan
2014 2 61 3,3%
penulis menyebarkan 32 set kuesioner pada para

Rata-rata 5,4% pegawai pada level bawah, menengah dan atas


dengan asumsi tidak ada batasan tempat kerja.
Sumber : Data internal PT. Pos Indonesia (Persero) Jember
(diolah)

Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata


turn over pegawai selama 3 tahun terakhir sebesar
PENUTUP
5,4%. Turn over terbesar terjadi pada tahun 2005

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 13

Kesimpulan Ada baiknya jika PT. Pos Indonesia (Persero)

Tahap akhir dari penelitian ini adalah menarik Jember menerapkan Balanced Scorecard dalam sistemnya

kesimpulan yang merupakan suatu langkah yang mencakup karena metode ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya

pokok-pokok analisis data dan interpretasi data secara mengukur kinerja dari empat perspektif (keuangan,

keseluruhan. Dari uraian yang telah dipaparkan dalam bab- pelanggan, internal bisnis, pertumbuhan dan pembelajaran)

bab sebelumnya dapat kita tarik kesimpulan sebagai yang menjadi dasar bagi berdirinya suatu organisasi

berikut: sehingga mampu mendorong organisasi menuju kinerja

Hasil pengukuran kinerja PT. Pos Indonesia yang lebih baik. Mampu mengkomunikasikan visi, misi dan

(Persero) dengan menggunakan metode Balanced strategi pada tingkat operasional sehingga setiap pegawai

Scorecard menunjukkan bahwa kinerja dari : mampu memahami bahwa ia merupakan bagian yang
saling melengkapi untuk mencapai visi, misi, dan tujuan
1. Perspektif keuangan dengan sasaran strategik
organisasi. Proses pengkomunikasian harus secara kontinu
bauran pertumbuhan dan pendapatan, penghematan
dilakukan untuk mencapai hal tersebut dan tidak
biaya dan peningkatan produktivitas, serta
menganggap sebagai suatu program yang bersifat jangka
pemanfaatan aktiva atau strategi investasi dari
pendek. Balanced scorecard bukan hanya sebagai alat
tahun ke tahun mengalami kenaikan dan memiliki
pengukur kinerja tetapi juga merupakan suatu sistem
skor 60%.
manajemen strategik yang mengarahkan organisasi untuk
2. Kinerja perspektif pelanggan dengan sasaran mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.
strategik pertumbuhan market share, meningkatnya
kepercayaan, quality relationship with customer,
serta tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi
menunjukkan peningkatan atau puas dengan apa
yang telah diberikan oleh PT. Pos Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
(Persero) Jember dan memperoleh skor 8,8%.
Buku
3. Perspektif internal bisnis dengan sasaran strategik
Gibson, James L, John M Ivancevich, dan James
produk yang inovatif dan proses operasi yang
H. Donnely Jr. 1994 Organisasi Perilaku
efisien, mengalami kenaikan ataupun terjadi
kesesuaian dengan target yang telah ditetapkan,
Organisasi Struktur dan Proses. Jakarta,
sedangkan tingkat return nyaris nol yang membuat Erlangga.
kinerja PT. Pos Indonesia (Persero) Jember dari Hadari, Nawawi, dan H. M Martini, 1990, Ilmu
perspektif ini dinilai sangat baik dan memperoleh Administrasi. Jakarta
skor 10%.
Hadi, Sutrisno, 1981. Metode Penelitian Riset.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan Yogyakarta, Gajah Mada University Press.
sasaran strategik kapabilitas dan komitmen pegawai
Kaplan and Norton, 2000. Menerapkan Strategi Menjadi
serta kemampuan sistem informasi memperoleh
Aksi. Erlangga, Jakarta.
skor 15,5%.
Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian.
5.2 Saran Jakarta , Salemba Empat.

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14


Wahyu Pramudya, et. al., Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) Jember dengan menggunakan Balanced Scorecard 14

Mulyadi, 2001, Balanced Scorecard. Jakarta, Salemba


Empat.

Robbins, Stephen P, 1994. Perilaku Organisasi. Jakarta,


Prehalindo.

Sugiono, 2000. Metode Penelitian Administrasi. Bandung,


Alfabeta

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14

You might also like