Professional Documents
Culture Documents
2 (2013)
ABSTRACT
The phenomenon of competition among industry companies is not
something new. PT. “X” is one of the food industry are trying to apply
human resource management for the company to remain competitive with
other similar industries. PT. “X” hope to have competent workers in the
field that the worker will be able to contribute in improving operational
performance of the company's. In creating a competent worker takes the
right steps to develop existing their competencies. Measurement with
behavior-based interview (BBI) is one way that can be recommended to the
company in order to identify the competencies of workers. Method of data
collection in this research using interviews, observations, and discussions
with management. The results is an overview of the process to making of
guidelines for interview BBI especially non-technical competencies. In
general, the things that need to be prepared is to understand the competency
dictionary, how to reduce the question of the competence of the company's
competency dictionary, and the need for skills such as probing interviews,
parafrashing, and others.
1
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
perubahan dan terus meningkatkan kinerja terhadap kinerja karyawan sebesar 0, 735
perusahaan. Salah satu cara untuk (sig<0,05). Selain itu, hasil penelitian dari
meningkatkan kinerja perusahaan adalah Hermawan, dkk (2011) menyatakan bahwa
dalam hal pengembangan Sumber Daya terdapat hubungan positif antara
Manusia (SDM). Menurut Manninen & kompetensi hard terhadap kinerja
Viitala (2007), SDM merupakan salah aset karyawan sebesar 0,57 dan kompetensi
perusahaan yang bersifat intangible atau soft terhadap kinerja karyawan sebesar
tidak nyata dan perlu dikembangkan terus 0,65 (sig<0,05).
menerus. Artinya, aset ini terdiri dari Kompetensi di dunia industri dapat
pengalaman, pemahaman dan informasi diartikan sebagai karakteristik individu
yang tercerminkan dalam tindakan yang berkaitan dengan kriteria situasi
karyawan dan dapat mempengaruhi pekerjaan tertentu. Adapun aspek yang
bagaimana kinerja suatu perusahaan. terkandung dalam kompetensi adalah
Kualitas kinerja karyawan menjadi pengetahuan, keterampilan, sifat, sikap,
perhatian penting bagi manajemen PT. konsep diri, nilai-nilai, dan motif/dorongan
“X”. Perusahaan ini merupakan salah satu diri (Mc Clelland, sitat dalam Sampson &
perusahaan bisnis keluarga yang bergerak Fytros, 2011; Spencer & Spencer, 1993;
di bidang sektor industri makanan selama Hoge, dkk, 2005). Kompetensi juga
41 tahun. Ciri khas motto yang dimiliki dianggap penting sebagai indikator untuk
perusahaan ini adalah “Tomorrow Will Be membedakan antara kinerja yang sangat
Better”. Motto ini mencerminkan bahwa baik dengan kinerja yang baik.
PT. “X” siap menjadi perusahaan dengan Kompetensi ini umumnya disebut dengan
memberikan pelayanan terbaik bagi kompetensi pembeda (differentiating
konsumen melalui sikap profesional dari competencies) (Spencer & Spencer, 1993).
sisi SDM. Fenomena di atas disebut Menurut Lucia & Lepsinger,
dengan manajemen SDM atau Human sebelum mengembangkan karyawan atau
Resource Management (Mukhopadhyay, SDM berbasis kompetensi, langkah
2011; Ozcelik, 2006). pertama, perusahaan haruslah mulai
Adapun hubungan antara SDM dengan mengidentifikasi kebutuhan SDM
yang berkompeten dengan kinerja apa saja yang diperlukan untuk
operasional perusahaan terlihat dari hasil mendukung fungsi operasional (sitat dalam
penelitian yang dilakukan oleh Paul & Mentzas & Dragnidis, 2006; Sampson &
Anantharaman (2003). Hasil penelitiannya Fytros, 2011). Hal tersebut dapat dimulai
membuktikan bahwa penerapan HRM dari mengidentifikasi nilai-nilai organisasi
dengan memfokuskan pada kompetensi yang melekat dalam suatu perusahaan
karyawan (CBMS) memiliki hubungan (Ozcelik, 2006).
tidak langsung dengan produktivitas Berikut adalah hasil data yang
karyawan sebesar 0,21 (sig<0,01) dan didapatkan oleh peneliti terkait dengan
kualitas produksi sebesar 0,3 (sig<0,01). nilai-nilai organisasi yang dianut oleh PT.
Artinya semakin tinggi karyawan “X” (lihat tabel 1) pada tanggal 8 Januari
kompeten dalam menjalankan suatu 2013:
pekerjaan, maka semakin tinggi pula hasil Tabel 1. Deskripsi nilai organisasi yang
kinerja yang akan dihasilkan. dianut oleh PT. “X”
Hasil penelitian dari Paul &
Anantharaman (2003) juga didukung Nilai yang Penjelasan
dengan hasil penelitian yang dilakukan dianut
Integritas Kejujuran, penuh dedikasi, menjaga
Inneke (2011) & Hermawan, dkk (2011).
kehormatan, bersikap sebenarnya,
Hasil penelitian dari Inneke (2011) adalah menerapkan kebenaran, bertindak
terdapat hubungan positif antara menurut etika.
kompetensi teknis maupun non-teknis Komitmen Ketepatan memegang janji,
2
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
3
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
umumnya terkait waktu, tenaga, dan biaya untuk mengukur perilaku manajerial yang
yang harus dikeluarkan oleh perusahaaan. tidak dapat diobservasi dan memiliki
Secara teoritik, BBI merupakan pengeluaran biaya minimum (cost
suatu metode wawancara yang terstruktur effectiveness) dibandingkan assessment
yang memiliki empat aspek pengukuran center (Kumar, 2004); Ketiga BBI
(Hoge, 2005). Menurut McClelland, BBI memiliki nilai korelasi dengan kinerja
merupakan metode yang paling efektif pekerjaan (job performance) yang
untuk mengukur kompetensi (sitat dalam tergolong tinggi (0,51-0,61) (Spencer &
Vathanophas, 2007). Berikut adalah Spencer, 1993; Robertson & Smith, 2001;
penjelasan singkat terkait dengan empat Pulakos, 2005).
aspek pengukuran BBI. Aspek pertama Menanggapi persaingan didunia
adalah situasi / situation. Aspek ini industri yang ketat seperti yang telah
berkaitan dengan penggalian informasi dijelaskan di awal, PT. “X” perlu
tentang situasi seperti apa yang dihadapi mempersiapkan SDM untuk meningkatkan
dan apa masalah yang dihadapi. Aspek daya saing dengan perusahaan lainnya.
kedua adalah tugas / task. Aspek ini Sebagai langkah awal, PT. “X”
menggali informasi terkait tugas apa yang membutuhkan alat atau metode
seharusnya dilakukan karyawan dalam pengukuran kompetensi yang efektif dan
situasi tertentu sesuai dengan tanggung efisien, yang nantinya mampu
jawab dalam pekerjaan. Aspek ketiga menggambarkan kondisi kompetensi
adalah tindakan / action. Aspek ini karyawan mereka. Adapun peran peneliti
berkaitan dengan tindakan apa yang dalam hal ini adalah membantu PT. “X”
dilakukan oleh karyawan. Aspek keempat dalam pembuatan alat atau metode
adalah hasil / result. Aspek ini mengukur pengukuran kompetensi dengan
bagaimana hasil dari tindakan. Jadi dapat menggunakan metode wawancara berbasis
disimpulkan keempat aspek pengukuran kompetensi (behavior based interview).
ini bersifat kontinu, artinya setiap aspek
akan berkaitan satu sama lain (Yuwanto, METODOLOGI
2010).
Spencer & Spencer dan Penelitian ini dilaksanakan dalam
McCllelland menyakini bahwa BBI dapat dua fase yaitu fase asesmen, dan fase
digunakan untuk memprediksi perilaku intervensi. Fase asesmen terdiri beberapa
pada masa yang akan datang melalui tahapan yaitu identifikasi kebutuhan
perilaku yang ditampilkan pada masa lalu perusahaan terhadap pedoman wawancara
(sitat dalam Hoge, 2005). Melalui BBI BBI dan identifikasi kebutuhan
akan didapatkan gambaran detil perilaku kompetensi. Pada fase ini, peneliti
dan bagaimana seseorang mengerjakan melakukan identifikasi untuk mengenal
pekerjaannya (critical-incident “short permasalahan yang ada di perusahaan atau
stories”) sehingga dapat dinilai tingkat kebutuhan yang ada di perusahaan. Pada
kompetensi yang dimilikinya (Yuwanto, fase intervensi terdiri dari tahap
2010). penyusunan pedoman wawancara BBI
Adapun keunggulan dari BBI (susunan layout, pembuatan pertanyaan),
adalah pertama melalui pertanyaan STAR pelaksanaan uji coba (try out), umpan
sesuai dengan kompetensi dari suatu balik hasil uji coba, dan perbaikan
pekerjaan yang hendak digali, dapat pedoman wawancara BBI berupa
diperoleh perilaku yang pernah rancangan.
ditampilkan interviewee sebelumnya dan Partisipan dalam peneltian ini
dapat digunakan untuk memprediksi terdiri dari pihak pemegang jabatan
perilaku di masa mendatang (Yuwanto, tertentu di divisi manufacturing dan juga
2010). Kedua, BBI dinilai lebih efektif manajemen HRD, berjumlah 12 orang
4
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
dengan rincian 3 orang dari departemen panduan wawancara yang standar. Perihal
produksi, 4 orang dari departemen manajemen belum memiliki panduan
pergudangan dan logistik, 1 orang dari wawancara yang standar, maka peneliti
departemen quality control, 2 orang dari akan membantu pihak manajemen untuk
departemen mesin, dan 2 orang dari membuatkan panduan wawancara yang
departemen training & development. terstandar.
Adapun karakteristik dari masing-masing Penyusunan panduan wawancara
partisipan penelitian adalah karyawan yang akan dirancang secara umum
yang telah bekerja di bidang tersebut menggunakan konsep pertanyaan BBI.
minimal 2 tahun. Penggunaaan pertanyaan BBI dengan
Berikut ini adalah gambaran umum tujuan untuk mengurangi ketidakbenaran
beberapa teknik pengumpulan data serta jawaban yang diberikan oleh orang-orang
hasil yang diharapkan: yang akan dilakukan pengukuran
kompetensi. Hal tersebut dikarenakan
Tabel 2.Gambaran Umum Teknik pertanyaan BBI akan meminta jawaban
Pengumpulan Data dari pewawancara terkait hal-hal yang
Hasil yang Teknik pengumpulan sudah dilakukan sebelumnya.
diharapkan data Sebelum menyusun panduan
Identifikasi kebutuhan Peninjauan dokumen
perusahaan terhadap perusahaan, Wawancara.
wawancara, langkah utama yang harus
pedoman wawancara dilakukan adalah mengetahui kompetensi
BBI apa saja yang akan diukur. Menurut
Identifikasi kebutuhan Wawancara, Observasi. Yuwanto (2010), untuk mengetahui
kompetensi kompetensi apa yang diukur dapat
Penyusunan pedoman - dilakukan dengan menurunkan kompetensi
wawancara BBI
Uji coba pedoman -
dari uraian jabatan. Berdasarkan hasil
wawancara BBI asesmen dirumuskan terdapat 15
Evaluasi uji coba Angket & Wawancara. kompetensi non teknis yang perlu
pedoman wawancara dibuatkan panduan wawancara untuk
BBI divisi manufacturing, yaitu kepemimpinan,
Rancangan pedoman -
manajemen supervisi, planning &
wawancara BBI
organizing, pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, analisis & evaluasi,
HASIL DAN PEMBAHASAN
kerjasama terpadu, komunikasi, inisiatif,
integritas yang profesional, komitmen,
Berdasarkan pertimbangan peluang
kepedulian, kematangan, semangat
perkembangan bisnis yang ada,
berprestasi, dan disiplin.
manajemen PT. “X” ingin meningkatkan
Setelah didapatkan hasil beberapa
daya kompetisinya dengan perusahaan
kompetensi dari proses asesmen, maka
lain. Salah satunya adalah dengan
langkah selanjutnya adalah peneliti
meningkatkan kompetensi kerja yang
melakukan perencanaan terhadap format
dimiliki oleh setiap karyawannya..
dan juga pertanyaan yang dapat digunakan
Manajemen berencana akan melakukan
untuk menggali setiap kompetensi.
pengukuran kompetensi dengan tujuan
Peneliti menggunakan konsep
untuk mendapatkan gambaran kompetensi
wawancara berbasis perilaku (behavior
karyawannya saat ini dan dapat digunakan
based interview). Menurut Yuwanto
untuk membuat rencana pengembangan
(2010), secara umum behavior based
kompetensi karyawannya. Manajemen
interview menggunakan 4 hal yang perlu
juga berencana akan membentuk tim
diperhatikan selama wawancara yaitu
asesor sebagai pelaksana dalam
situation, task, action, dan result atau yang
pengukuran kompetensi, namun yang
lebih dikenal sebagi STAR questions.
menjadi kendala adalah belum tersedianya
5
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Secara garis besar, penyusunan Pada langkah ini, hal yang perlu
pedoman wawancara BBI ini mengacu diperhatikan selama pembuatan
pada standarisasi pengukuran kompetensi pertanyaan adalah pemahaman terhadap
yang dikeluarkan oleh pihak departemen tindakan utama. Selama proses
pelatihan dan pengembangan tenaga kerja penyusunan pertanyaan ini, partisipan
di Australia Barat tahun 2012. Menurut membutuhkan waktu yang cukup lama
departemen pelatihan dan pengembangan dalam hal menyesuaikan pemahaman
tenaga kerja di Australia Barat dalam yang sama terhadap konsep dasar kamus
pengukuran kompetensi terdapat empat kompetensi yang dimiliki oleh
prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu: perusahaan, yaitu dalam hal pemahaman
a. Prinsip Validitas leveling dalam kamus kompetensi
Prinsip validitas merupakan prinsip perusahaan.
dimana interpretasi dari hasil pengukuran Berdasarkan diskusi yang
nantinya haruslah didukung dengan dilakukan, pada akhirnya terdapat
beberapa kejadian atau fakta. Di dalam beberapa kesepakatan pemahaman untuk
penelitian ini, prinsip validitas untuk setiap leveling yaitu sebagai berikut (lihat
pedoman wawancara terwakili dari daftar table 3):
periksa perilaku yang disusun untuk setiap Tabel 3 Tabel Kesepakatan Pemahaman
leveling. Daftar periksa perilaku yang Level
disusun dalam penelitian ini merupakan Level Pemahaman
bentuk penurunan detail perilaku dari 1 Hanya sebatas pengetahuan terhadap
perilaku umum yang tercermin pada setiap kompetensi tersebut.
level kompetensi. Tujuan dari penurunan 2 Sudah memiliki pengetahuan dasar
terhadap kompetensi tersebut
detail perilaku ini adalah untuk
Sudah memiliki kesadaran pentingnya
mendapatkan fakta yang jelas dan dapat kompetensi untuk pekerjaan atau
diukur sehingga prinsip validitas dalam perusahaan.
pengukuran kompetensi dapat terpenuhi. Mampu menerapkan-nya namun masih
Menurut Jackson (2001), perlu diarahkan/diberi pengawasan.
penurunan detail perilaku seharusnya 3 Mampu menerapkan-nya secara
mandiri.
memenuhi beberapa kriteria tertentu yaitu
Melakukan sesuai dengan standar yang
menggambarkan perilaku secara langsung diharapkan.
dan dapat diobservasi, menggambarkan 4 Melakukan di luar standar yang
hanya pada satu bagian dari perilaku atau diharapkan (misalnya bukan hanya
bukti, serta adanya informasi yang cukup melaksanakan tapi dapat
kontekstual untuk mengarahkan pada suatu mengidentifikasi atau mengevaluasi).
perilaku yang bertujuan (ada dampaknya). 5 Mengajarkan kepada orang lain.
Berdasarkan detail perilaku itulah,
kemudian peneliti mengubahnya menjadi Perihal tujuan dari pembuatan
suatu pertanyaan (Yuwanto, 2010). panduan wawancara ini adalah untuk
Penurunan terhadap pertanyaan persiapan asesmen kompetensi
STAR dapat dilakukan melalui beberapa karyawan di PT. “X” dan hasil
langkah yaitu sebagai berikut: akhirnya nantinya akan digunakan
1. Menurunkan definisi operasional untuk pengembangan kompetensi,
atau tindakan utama untuk maka berdasarkan kesepakatan,
dijadikan pertanyaan awal. minimal levelling kompetensi yang
Awalnya pertanyaan pertama akan harus dimiiliki oleh setiap karyawan
mewakili kategori situation maupun adalah pada level 3. Hal ini
task, kemudian dilanjutkan pada dikarenakan setiap karyawan yang
proses pertanyaan lanjutan untuk telah diterima dan bekerja di
menggali kategori action dan result. perusahaan diharapkan oleh pihak
6
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
7
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
8
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
9
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
10
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
11
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
12
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
peralatan atau alat kerja apa saja yang 3. Langkah yang pertama yang perlu
perlu dijaga oleh partisipan. Oleh karena dilakukan dalam penyusunan
terdapat perubahan pertanyaan pada pedoman wawancara BBI adalah
kompetensi kepedulian: memahami maksud atau definisi dari
kompetensi dan membuat batas-batas
Pertanyaan Lama Pertanyaan Revisi (deskripsi) perilaku untuk setiap level.
Ceritakan kepada Jelaskan apa saja Langkah kedua adalah menurunkan
saya, apa saja aset- peralatan kerja di
menjadi pertanyaan dan membuat
aset perusahaan lingkungan kerja Anda
terkait pekerjaan yang perlu Anda layout pedoman yang praktis atau
Anda maupun secara rawat? sesuai dengan kebutuhan dari
umum yang harus perusahaan.
dijaga oleh Anda? 4. Pembuatan rancangan pedoman untuk
pihak perusahaan cukup dapat
11. Kompetensi Semangat Berprestasi diterima dari segi kepraktisan
Berdasarkan tabel 4, tidak ada penggunaan, kejelasan pertanyaan
perbedaaan antara hasil uji coba yang ditulis, dan ketepatan dalam
pertanyaan BBI pada partisipan pertama menurunkan pertanyaan kompetensi.
dengan partisipan kedua. Pertanyaan
kompetensi semangat berprestasi yang DAFTAR PUSTAKA
mengukur kompetensi level 2 maupun
level 3 telah memenuhi 2 syarat uji coba Departemen of Training and Workforve
pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan Deveopment. (2012). Guidelines for
tidak diulang dan respon dari pertanyaan assessing competence in VET.
≤ 10 detik. Hal ini berarti pertanyaan BBI Government of Western Australia
pada kompetensi semangat berprestasi
yang dirancang dapat dipahami oleh orang Dessler, G (2006). Manajemen sumber
yang diwawancarai dan tidak perlu daya manusia (10ed). Jakarta: PT.
dilakukan langkah perbaikan pertanyaan. Indeks.
13
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Kumar. (2004). Behavioral Event Paul, A.K., & Anantharaman, R.N. (2003).
Interview: Overview and Technique. Impact of people management
pratices on organizational
Manninen, R.L., & Viitala, R. (2007). performance: analysis of a causal
Competence management and model. Journal of Human Resources
human resource development. Management, 1246-1266. Taylor &
United States: Haaga Helia. Francis Ltd.
Marwai, S.A., & Subramaniam, I.D. Pujangkoro, S.A. (2004). Analisis jabatan
(2009). A review of the need for (job analysis). Universitas Sumatera
writing & updating job description Utara: Teknik Industri.
for 21st century organizations.
European Journal of Social Pulakos, E.D. (2005). Selection assessment
Sciences, 2 (12). Malaysia: Faculty method. United stated of America:
of Management, Multimedia Society for Human Resource
University. Management (SHRM) Foundation.
Mentzas, G., & Dragnidis, F. (2006). Robertson, I.T., & Smith, M. (2001).
Competency based management: a Personel selection. Journal of
review of systems and approaches. Occupational and Organizational
Journal of Information management, Psychology, 74, 441-472. The
14 (1), 51-64. Emerald Group British Psychological Society.
Publishing Limited.
Sampson, D., & Fytros, D. (2011).
Moekijat. (2008). Analisis jabatan. Competence models in technology-
Bandung: Mandar Maju. ehanced: competence-based
learning. Greece: Departemen of
Mondy, W. (2008). Human resource Technology Education and Digital
management (10ed). New Jersey: System, Univesity Piraeus.
Pearson Education, Inc.
14
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
Wickramasinghe, V. (2007). A
comparative analysis of managerial
competency needs across areas of
functional specialization. Journal of
Management Development, 4 (28),
344-360. Emerald Group Publishing
Limited.
15
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)
LAMPIRAN
Departemen:
............................
Check list untuk menentukan level
Seksi:
............................
Kompetensi: .......... Jabatan: ......
Standar level:
......
Definisi: ..............
16