You are on page 1of 16

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.

2 (2013)

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENGUKURAN KOMPETENSI NON-TEKNIS


BERBASIS WAWANCARA BBI

Making of Instrument Non-Technical Competency Assesment Based on Behavior Interview


(Behavior Based Interview) in PT. “X”

Yudhi Prasetya 1, Nurlaila Effendy 2, L. Verina Halim3


1
Mahasiswa Program Studi Magister Psikologi Profesi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Surabaya
2
Dosen Program Studi Magister Psikologi Profesi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Surabaya
3
Dosen Program Studi Magister Psikologi Profesi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Surabaya

ABSTRACT
The phenomenon of competition among industry companies is not
something new. PT. “X” is one of the food industry are trying to apply
human resource management for the company to remain competitive with
other similar industries. PT. “X” hope to have competent workers in the
field that the worker will be able to contribute in improving operational
performance of the company's. In creating a competent worker takes the
right steps to develop existing their competencies. Measurement with
behavior-based interview (BBI) is one way that can be recommended to the
company in order to identify the competencies of workers. Method of data
collection in this research using interviews, observations, and discussions
with management. The results is an overview of the process to making of
guidelines for interview BBI especially non-technical competencies. In
general, the things that need to be prepared is to understand the competency
dictionary, how to reduce the question of the competence of the company's
competency dictionary, and the need for skills such as probing interviews,
parafrashing, and others.

Key words: human resource management, competency, behavior based interview

PENDAHULUAN Mei 2012) juga menyebutkan dengan


adanya perubahan pasar di luar negeri dan
Fenomena persaingan di dunia peluang usaha di dalam negeri setelah
industri bukan sesuatu hal yang baru, salah triwulan pertama 2012, pertumbuhan
satunya adalah dalam industri makanan. bisnis industri makanan mengalami
Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat peningkatan produksi 8,7 persen.
Statistik (BPS) yang menunjukan bahwa Berdasarkan hasil data tersebut dapat
pada triwulan II/2012 pertumbuhan di disimpulkan bahwa industri makanan di
sektor industri makanan untuk wilayah Jawa Timur memiliki prospek bisnis yang
Jawa Timur sebesar 14,37 persen baik.
dibandingkan dengan triwulan I/2012 Fenomena diatas mendorong
(secara quarter to quarter) atau meningkat berbagai perusahaan bersaing untuk
secara year-on-year mencapai 24,8 persen memenangkan pasar di Jawa Timur. Hal
(www.tribunnews.com). Selain itu data tersebut secara tidak langsung akan
lain dari sumber koran Bisnis Indonesia (2 menuntut perusahaan untuk melakukan

1
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

perubahan dan terus meningkatkan kinerja terhadap kinerja karyawan sebesar 0, 735
perusahaan. Salah satu cara untuk (sig<0,05). Selain itu, hasil penelitian dari
meningkatkan kinerja perusahaan adalah Hermawan, dkk (2011) menyatakan bahwa
dalam hal pengembangan Sumber Daya terdapat hubungan positif antara
Manusia (SDM). Menurut Manninen & kompetensi hard terhadap kinerja
Viitala (2007), SDM merupakan salah aset karyawan sebesar 0,57 dan kompetensi
perusahaan yang bersifat intangible atau soft terhadap kinerja karyawan sebesar
tidak nyata dan perlu dikembangkan terus 0,65 (sig<0,05).
menerus. Artinya, aset ini terdiri dari Kompetensi di dunia industri dapat
pengalaman, pemahaman dan informasi diartikan sebagai karakteristik individu
yang tercerminkan dalam tindakan yang berkaitan dengan kriteria situasi
karyawan dan dapat mempengaruhi pekerjaan tertentu. Adapun aspek yang
bagaimana kinerja suatu perusahaan. terkandung dalam kompetensi adalah
Kualitas kinerja karyawan menjadi pengetahuan, keterampilan, sifat, sikap,
perhatian penting bagi manajemen PT. konsep diri, nilai-nilai, dan motif/dorongan
“X”. Perusahaan ini merupakan salah satu diri (Mc Clelland, sitat dalam Sampson &
perusahaan bisnis keluarga yang bergerak Fytros, 2011; Spencer & Spencer, 1993;
di bidang sektor industri makanan selama Hoge, dkk, 2005). Kompetensi juga
41 tahun. Ciri khas motto yang dimiliki dianggap penting sebagai indikator untuk
perusahaan ini adalah “Tomorrow Will Be membedakan antara kinerja yang sangat
Better”. Motto ini mencerminkan bahwa baik dengan kinerja yang baik.
PT. “X” siap menjadi perusahaan dengan Kompetensi ini umumnya disebut dengan
memberikan pelayanan terbaik bagi kompetensi pembeda (differentiating
konsumen melalui sikap profesional dari competencies) (Spencer & Spencer, 1993).
sisi SDM. Fenomena di atas disebut Menurut Lucia & Lepsinger,
dengan manajemen SDM atau Human sebelum mengembangkan karyawan atau
Resource Management (Mukhopadhyay, SDM berbasis kompetensi, langkah
2011; Ozcelik, 2006). pertama, perusahaan haruslah mulai
Adapun hubungan antara SDM dengan mengidentifikasi kebutuhan SDM
yang berkompeten dengan kinerja apa saja yang diperlukan untuk
operasional perusahaan terlihat dari hasil mendukung fungsi operasional (sitat dalam
penelitian yang dilakukan oleh Paul & Mentzas & Dragnidis, 2006; Sampson &
Anantharaman (2003). Hasil penelitiannya Fytros, 2011). Hal tersebut dapat dimulai
membuktikan bahwa penerapan HRM dari mengidentifikasi nilai-nilai organisasi
dengan memfokuskan pada kompetensi yang melekat dalam suatu perusahaan
karyawan (CBMS) memiliki hubungan (Ozcelik, 2006).
tidak langsung dengan produktivitas Berikut adalah hasil data yang
karyawan sebesar 0,21 (sig<0,01) dan didapatkan oleh peneliti terkait dengan
kualitas produksi sebesar 0,3 (sig<0,01). nilai-nilai organisasi yang dianut oleh PT.
Artinya semakin tinggi karyawan “X” (lihat tabel 1) pada tanggal 8 Januari
kompeten dalam menjalankan suatu 2013:
pekerjaan, maka semakin tinggi pula hasil Tabel 1. Deskripsi nilai organisasi yang
kinerja yang akan dihasilkan. dianut oleh PT. “X”
Hasil penelitian dari Paul &
Anantharaman (2003) juga didukung Nilai yang Penjelasan
dengan hasil penelitian yang dilakukan dianut
Integritas Kejujuran, penuh dedikasi, menjaga
Inneke (2011) & Hermawan, dkk (2011).
kehormatan, bersikap sebenarnya,
Hasil penelitian dari Inneke (2011) adalah menerapkan kebenaran, bertindak
terdapat hubungan positif antara menurut etika.
kompetensi teknis maupun non-teknis Komitmen Ketepatan memegang janji,

2
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Nilai yang Penjelasan dilakukan oleh berberapa perusahaan yaitu


dianut identifikasi kompetensi melalui uraian
memegang apa yang disampaikan,
pekerjaan (job description) (Sampson &
melakukan & bertanggung jawab
terhadap apa yang dilakukan. Fytros, 2011). Adapun penelitian yang
Kerja sama Melakukan tindakan bersama untuk dilakukan oleh Marwai & Subramaniam
terpadu mencapai tujuan dengan (2009), membuktikan bahwa dengan
membangkitkan dukungan mengetahui uraian pekerjaan suatu jabatan
(motivasi), saling percaya, toleransi maka dapat diketahui kompetensi apa yang
terhadap konflik, koordinatif,
partisipatif dan integrasi. dibutuhkan. Marwai & Subramaniam
Inovasi Berani membuat perubahan, melakukan penelitian survei terhadap 126
menghasilkan produk yang berbeda responden dari berbagai perusahaan
dan menghasilkan pemikiran baru. Malaysia terkait pentingnya uraian
Perbaikan Memikirkan dan melakukan pekerjaan didalam organisasi atau
berkesinamb perbaikan secara terus menerus
ungan pada proses, sistem, produk, sarana
perusahaan. Hasil penelitiannya
pendukung, dan kualitas SDM. menunjukkan bahwa 98 orang dari
Peduli Peka terhadap kebutuhan orang responden survei (78 persen) menyatakan
lain, sanggup merasakan perasaan bahwa pembaharuan atau menulis uraian
orang lain dan menempatkan pada pekerjaan dianggap bermanfaat bagi
keadaan orang lain.
perusahaan mereka. Selain itu dari 98
Berkembang Berkembang bersama pelanggan,
bersama karyawan dan perusahaan, serta orang tersebut, mayoritas responden
orientasi pertumbuhan bisnis. menyatakan bahwa alasan dari
pembaharuan atau menulis uraian
Berdasarkan tabel di atas, pekerjaan adalah dapat meningkatkan
perbaikan berkesinambungan merupakan kekuatan dari organisasi melalui karyawan
salah satu fokus dari perkembangan SDM yang tangguh atau berkompeten (54 orang
di PT. “X”. Hal tersebut terlihat dari atau 43 persen).
pandangan dari pihak manajemen SDM Langkah ketiga adalah melakukan
yang menilai bahwa pengembangan pengukuran kompetensi karyawan
kualitas SDM di PT. “X” perlu (Mentzas & Dragnidis, 2006). Perihal
ditingkatkan lagi dari tahun ke tahun. mendapatkan informasi terkait dengan
Menurut Mentzas & Dragnidis kondisi kompetensi karyawan yang
(2006), setelah perusahaan mengetahui sebenarnya, maka perusahaan
kinerja operasional seperti apa yang membutuhkan alat pengukuran
diharapkan, langkah kedua adalah kompetensi. Disinilah yang menjadi fokus
meyusun model kompetensi. Pemetaan penelitian peneliti yaitu membantu pihak
kompetensi atau sering dikenal dengan manajemen SDM PT. “X” dalam
istilah “competence models” merupakan mempersiapkan pengukuran kompetensi.
alat deskripsi untuk mengindentifikasi Menurut Spencer & Spencer
kompetensi apa saja yang dibutuhkan (1993), pengukuran kompetensi di dunia
untuk mendukung tercapainya kinerja kerja dapat dilakukan dengan
operasional yang optimal. Pada umumnya menggunakan tiga cara yaitu tes, asesmen
hasil dari identifikasi kompetensi adalah center dan wawancara berbasis perilaku
berupa standar kompetensi minimal apa (BBI). Idealnya dalam pengukuran
saja yang harus dimiliki oleh setiap kompetensi, untuk mendapatkan hasil
karyawan pada jabatan tertentu (Sampson pengukuran yang optimal seharusnya
& Fytros, 2011). dapat dilakukan dengan cara
Perihal mengetahui kompetensi apa menggabungkan ketiga cara di atas.
saja yang dibutuhkan karyawan dalam Namun pada kenyataannya, hal tersebut
menjalankan pekerjaannya, terdapat tidak selalu mudah untuk diterapkan bagi
langkah praktis yang umumnya sering perusahaan. Hal tersebut dikarenakan

3
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

umumnya terkait waktu, tenaga, dan biaya untuk mengukur perilaku manajerial yang
yang harus dikeluarkan oleh perusahaaan. tidak dapat diobservasi dan memiliki
Secara teoritik, BBI merupakan pengeluaran biaya minimum (cost
suatu metode wawancara yang terstruktur effectiveness) dibandingkan assessment
yang memiliki empat aspek pengukuran center (Kumar, 2004); Ketiga BBI
(Hoge, 2005). Menurut McClelland, BBI memiliki nilai korelasi dengan kinerja
merupakan metode yang paling efektif pekerjaan (job performance) yang
untuk mengukur kompetensi (sitat dalam tergolong tinggi (0,51-0,61) (Spencer &
Vathanophas, 2007). Berikut adalah Spencer, 1993; Robertson & Smith, 2001;
penjelasan singkat terkait dengan empat Pulakos, 2005).
aspek pengukuran BBI. Aspek pertama Menanggapi persaingan didunia
adalah situasi / situation. Aspek ini industri yang ketat seperti yang telah
berkaitan dengan penggalian informasi dijelaskan di awal, PT. “X” perlu
tentang situasi seperti apa yang dihadapi mempersiapkan SDM untuk meningkatkan
dan apa masalah yang dihadapi. Aspek daya saing dengan perusahaan lainnya.
kedua adalah tugas / task. Aspek ini Sebagai langkah awal, PT. “X”
menggali informasi terkait tugas apa yang membutuhkan alat atau metode
seharusnya dilakukan karyawan dalam pengukuran kompetensi yang efektif dan
situasi tertentu sesuai dengan tanggung efisien, yang nantinya mampu
jawab dalam pekerjaan. Aspek ketiga menggambarkan kondisi kompetensi
adalah tindakan / action. Aspek ini karyawan mereka. Adapun peran peneliti
berkaitan dengan tindakan apa yang dalam hal ini adalah membantu PT. “X”
dilakukan oleh karyawan. Aspek keempat dalam pembuatan alat atau metode
adalah hasil / result. Aspek ini mengukur pengukuran kompetensi dengan
bagaimana hasil dari tindakan. Jadi dapat menggunakan metode wawancara berbasis
disimpulkan keempat aspek pengukuran kompetensi (behavior based interview).
ini bersifat kontinu, artinya setiap aspek
akan berkaitan satu sama lain (Yuwanto, METODOLOGI
2010).
Spencer & Spencer dan Penelitian ini dilaksanakan dalam
McCllelland menyakini bahwa BBI dapat dua fase yaitu fase asesmen, dan fase
digunakan untuk memprediksi perilaku intervensi. Fase asesmen terdiri beberapa
pada masa yang akan datang melalui tahapan yaitu identifikasi kebutuhan
perilaku yang ditampilkan pada masa lalu perusahaan terhadap pedoman wawancara
(sitat dalam Hoge, 2005). Melalui BBI BBI dan identifikasi kebutuhan
akan didapatkan gambaran detil perilaku kompetensi. Pada fase ini, peneliti
dan bagaimana seseorang mengerjakan melakukan identifikasi untuk mengenal
pekerjaannya (critical-incident “short permasalahan yang ada di perusahaan atau
stories”) sehingga dapat dinilai tingkat kebutuhan yang ada di perusahaan. Pada
kompetensi yang dimilikinya (Yuwanto, fase intervensi terdiri dari tahap
2010). penyusunan pedoman wawancara BBI
Adapun keunggulan dari BBI (susunan layout, pembuatan pertanyaan),
adalah pertama melalui pertanyaan STAR pelaksanaan uji coba (try out), umpan
sesuai dengan kompetensi dari suatu balik hasil uji coba, dan perbaikan
pekerjaan yang hendak digali, dapat pedoman wawancara BBI berupa
diperoleh perilaku yang pernah rancangan.
ditampilkan interviewee sebelumnya dan Partisipan dalam peneltian ini
dapat digunakan untuk memprediksi terdiri dari pihak pemegang jabatan
perilaku di masa mendatang (Yuwanto, tertentu di divisi manufacturing dan juga
2010). Kedua, BBI dinilai lebih efektif manajemen HRD, berjumlah 12 orang

4
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

dengan rincian 3 orang dari departemen panduan wawancara yang standar. Perihal
produksi, 4 orang dari departemen manajemen belum memiliki panduan
pergudangan dan logistik, 1 orang dari wawancara yang standar, maka peneliti
departemen quality control, 2 orang dari akan membantu pihak manajemen untuk
departemen mesin, dan 2 orang dari membuatkan panduan wawancara yang
departemen training & development. terstandar.
Adapun karakteristik dari masing-masing Penyusunan panduan wawancara
partisipan penelitian adalah karyawan yang akan dirancang secara umum
yang telah bekerja di bidang tersebut menggunakan konsep pertanyaan BBI.
minimal 2 tahun. Penggunaaan pertanyaan BBI dengan
Berikut ini adalah gambaran umum tujuan untuk mengurangi ketidakbenaran
beberapa teknik pengumpulan data serta jawaban yang diberikan oleh orang-orang
hasil yang diharapkan: yang akan dilakukan pengukuran
kompetensi. Hal tersebut dikarenakan
Tabel 2.Gambaran Umum Teknik pertanyaan BBI akan meminta jawaban
Pengumpulan Data dari pewawancara terkait hal-hal yang
Hasil yang Teknik pengumpulan sudah dilakukan sebelumnya.
diharapkan data Sebelum menyusun panduan
Identifikasi kebutuhan Peninjauan dokumen
perusahaan terhadap perusahaan, Wawancara.
wawancara, langkah utama yang harus
pedoman wawancara dilakukan adalah mengetahui kompetensi
BBI apa saja yang akan diukur. Menurut
Identifikasi kebutuhan Wawancara, Observasi. Yuwanto (2010), untuk mengetahui
kompetensi kompetensi apa yang diukur dapat
Penyusunan pedoman - dilakukan dengan menurunkan kompetensi
wawancara BBI
Uji coba pedoman -
dari uraian jabatan. Berdasarkan hasil
wawancara BBI asesmen dirumuskan terdapat 15
Evaluasi uji coba Angket & Wawancara. kompetensi non teknis yang perlu
pedoman wawancara dibuatkan panduan wawancara untuk
BBI divisi manufacturing, yaitu kepemimpinan,
Rancangan pedoman -
manajemen supervisi, planning &
wawancara BBI
organizing, pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, analisis & evaluasi,
HASIL DAN PEMBAHASAN
kerjasama terpadu, komunikasi, inisiatif,
integritas yang profesional, komitmen,
Berdasarkan pertimbangan peluang
kepedulian, kematangan, semangat
perkembangan bisnis yang ada,
berprestasi, dan disiplin.
manajemen PT. “X” ingin meningkatkan
Setelah didapatkan hasil beberapa
daya kompetisinya dengan perusahaan
kompetensi dari proses asesmen, maka
lain. Salah satunya adalah dengan
langkah selanjutnya adalah peneliti
meningkatkan kompetensi kerja yang
melakukan perencanaan terhadap format
dimiliki oleh setiap karyawannya..
dan juga pertanyaan yang dapat digunakan
Manajemen berencana akan melakukan
untuk menggali setiap kompetensi.
pengukuran kompetensi dengan tujuan
Peneliti menggunakan konsep
untuk mendapatkan gambaran kompetensi
wawancara berbasis perilaku (behavior
karyawannya saat ini dan dapat digunakan
based interview). Menurut Yuwanto
untuk membuat rencana pengembangan
(2010), secara umum behavior based
kompetensi karyawannya. Manajemen
interview menggunakan 4 hal yang perlu
juga berencana akan membentuk tim
diperhatikan selama wawancara yaitu
asesor sebagai pelaksana dalam
situation, task, action, dan result atau yang
pengukuran kompetensi, namun yang
lebih dikenal sebagi STAR questions.
menjadi kendala adalah belum tersedianya

5
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Secara garis besar, penyusunan Pada langkah ini, hal yang perlu
pedoman wawancara BBI ini mengacu diperhatikan selama pembuatan
pada standarisasi pengukuran kompetensi pertanyaan adalah pemahaman terhadap
yang dikeluarkan oleh pihak departemen tindakan utama. Selama proses
pelatihan dan pengembangan tenaga kerja penyusunan pertanyaan ini, partisipan
di Australia Barat tahun 2012. Menurut membutuhkan waktu yang cukup lama
departemen pelatihan dan pengembangan dalam hal menyesuaikan pemahaman
tenaga kerja di Australia Barat dalam yang sama terhadap konsep dasar kamus
pengukuran kompetensi terdapat empat kompetensi yang dimiliki oleh
prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu: perusahaan, yaitu dalam hal pemahaman
a. Prinsip Validitas leveling dalam kamus kompetensi
Prinsip validitas merupakan prinsip perusahaan.
dimana interpretasi dari hasil pengukuran Berdasarkan diskusi yang
nantinya haruslah didukung dengan dilakukan, pada akhirnya terdapat
beberapa kejadian atau fakta. Di dalam beberapa kesepakatan pemahaman untuk
penelitian ini, prinsip validitas untuk setiap leveling yaitu sebagai berikut (lihat
pedoman wawancara terwakili dari daftar table 3):
periksa perilaku yang disusun untuk setiap Tabel 3 Tabel Kesepakatan Pemahaman
leveling. Daftar periksa perilaku yang Level
disusun dalam penelitian ini merupakan Level Pemahaman
bentuk penurunan detail perilaku dari 1  Hanya sebatas pengetahuan terhadap
perilaku umum yang tercermin pada setiap kompetensi tersebut.
level kompetensi. Tujuan dari penurunan 2  Sudah memiliki pengetahuan dasar
terhadap kompetensi tersebut
detail perilaku ini adalah untuk
 Sudah memiliki kesadaran pentingnya
mendapatkan fakta yang jelas dan dapat kompetensi untuk pekerjaan atau
diukur sehingga prinsip validitas dalam perusahaan.
pengukuran kompetensi dapat terpenuhi.  Mampu menerapkan-nya namun masih
Menurut Jackson (2001), perlu diarahkan/diberi pengawasan.
penurunan detail perilaku seharusnya 3  Mampu menerapkan-nya secara
mandiri.
memenuhi beberapa kriteria tertentu yaitu
 Melakukan sesuai dengan standar yang
menggambarkan perilaku secara langsung diharapkan.
dan dapat diobservasi, menggambarkan 4  Melakukan di luar standar yang
hanya pada satu bagian dari perilaku atau diharapkan (misalnya bukan hanya
bukti, serta adanya informasi yang cukup melaksanakan tapi dapat
kontekstual untuk mengarahkan pada suatu mengidentifikasi atau mengevaluasi).
perilaku yang bertujuan (ada dampaknya). 5  Mengajarkan kepada orang lain.
Berdasarkan detail perilaku itulah,
kemudian peneliti mengubahnya menjadi Perihal tujuan dari pembuatan
suatu pertanyaan (Yuwanto, 2010). panduan wawancara ini adalah untuk
Penurunan terhadap pertanyaan persiapan asesmen kompetensi
STAR dapat dilakukan melalui beberapa karyawan di PT. “X” dan hasil
langkah yaitu sebagai berikut: akhirnya nantinya akan digunakan
1. Menurunkan definisi operasional untuk pengembangan kompetensi,
atau tindakan utama untuk maka berdasarkan kesepakatan,
dijadikan pertanyaan awal. minimal levelling kompetensi yang
Awalnya pertanyaan pertama akan harus dimiiliki oleh setiap karyawan
mewakili kategori situation maupun adalah pada level 3. Hal ini
task, kemudian dilanjutkan pada dikarenakan setiap karyawan yang
proses pertanyaan lanjutan untuk telah diterima dan bekerja di
menggali kategori action dan result. perusahaan diharapkan oleh pihak

6
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

manajemen telah mampu menerapkan Prinsip kejujuran menggambarkan


kompetensi yang disyaratkan secara bahwa pengukuran yang dilakukan tidak
mandiri dan melakukan kompetensi akan merugikan pihak manapun. Hal ini
tersebut sesuai dengan standar yang berarti pengukuran harus didasarkan pada
diharapkan. tujuan yang jelas dan diharapkan hasilnya
2. Menentukan jumlah pertanyaan dapat memberikan hal positif bagi
untuk menggali setiap level dalam karyawan.
satu kompetensi yang akan
diberikan pada pemegang jabatan Analisis yang dilakukan oleh
saat proses wawancara peneliti terhadap pedoman yang diuji coba
berlangsung. menggunakan beberapa struktur penilaian
Jumlah pertanyaan yang yang diambil dari pendapat Jackson (2001)
digunakan untuk setiap level dalam mengenai bagaimana menyusun
satu kompetensi adalah 3 pertanyaan. pertanyaan dalam wawancara terstruktur
Jumlah 3 pertanyaan untuk 1 level adalah pertanyaan yang efektif seharusnya
kompetensi menjadi rekomendasi memenuhi beberapa komponen yaitu
dikarenakan untuk memudahkan pertanyaan tersebut sederhana dan mudah
dalam pemutusan skoring 1 dipahami, jelas, dan tidak mempunyai
kompetensi. lebih dari satu pengertian. Berdasarkan
3. Menentukan sistematika pengajuan pertimbangan dari Jackson (2001), peneliti
pertanyaan dalam pedoman membuat kriteria tersendiri yang nantinya
wawancara. digunakan untuk menilai apakah
Pertanyaan yang diajukan pertanyaan yang disusun telah memenuhi
dimulai pertanyaan yang menggali kriteria pertanyaan efektif. Adapun kriteria
level 2. Pertimbangannya adalah yang disusun adalah sebagai berikut:
standar yang diinginkan minimal oleh 1. Pertanyaan tidak diulang kembali
perusahaan adalah level 3, sehingga untuk ditanyakan pada partisipan uji
sebaiknya pertanyaan diberikan coba.
sebaiknya 1 level sebelumnya. Proses 2. Pertanyaan direspon ≤ 10 detik oleh
pemberian pertanyaan harus dimulai partisipan uji coba.
secara urut dari pertanyaan nomer 1 Berdasarkan 2 kriteria di atas,
hingga pertanyaan nomer 3. peneliti melakukan analisis secara mandiri
b. Reliabilitas sebagai proses perbaikan terhadap
Prinsip yang kedua penyusunan pertanyaan yang disusun pada
menggambarkan konsistensi dari hasil awal. Proses perbaikan yang dilakukan
pengukuran. Untuk mendapatkan bertujuan agar pertanyaan yang diberikan
pengukuran kompetensi yang reliabel, mampu memenuhi kriteria pertanyaan
perusahaan dapat menggunakan beberapa yang efektif yang dikemukakan oleh
pewawancara sebagai pembanding untuk Jackson.
memberikan penilaian untuk jawaban dari Proses analisis secara mandiri
interviewee. dilakukan kurang lebih selama 2 minggu.
c. Fleksibilitas Peneliti menggunakan bantuan stopwatch
Prinsip fleksibilitas untuk mengukur kuantifikasi waktu respon
menggambarkan kesempatan dari jawaban dari partisipan uji coba. Selain itu
interviewee untuk mendapatkan info peneliti juga menggunakan checklist tanda
mengenai tujuan, proses pengukuran, dan + yang menunjukkan bahwa memenuhi
waktu pengukuran yang butuhkan untuk kriteria yang diharapkan dan tanda – jika
satu waktu. kriteria tidak terpenuhi. Berikut adalah
d. Kejujuran hasil uji coba yang dilakukan:
Tabel 4. Hasil Uji Coba Pertanyaan Kompetensi

7
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Hasil Uji Coba


Uji Coba 1 Uji Coba 2
+ : pertanyaan
Kompetensi yang + : pertanyaan + : pertanyaan direspon ≤ 10
Level No + : pertanyaan
diujicobakan tidak diulang; - : direspon ≤ 10 detik; -
tidak diulang; - :
pertanyaan detik; - pertanyaan pertanyaan
pertanyaan diulang
diulang direspon > 10 detik direspon > 10
detik
1 + + + +
2 2 + + + +
3 + + + +
1. Kepemimpinan
1 + + + +
3 2 + + + +
3 + + + +
Total (+) 6 6 6 6
Total (-) 0 0 0 0
1 + +
2 2 + +
2. Manajemen 3 + +
Supervisi 1 + +
3 2 + +
3 + +
Total (+) 6 6 0 0
Total (-) 0 0 0 0
1 + + + +
2 2 + + + +
3. Planning & 3 - - - -
Organizing 1 - - - -
3 2 + + + +
3 + + + +
Total (+) 4 4 4 4
Total (-) 2 2 2 2
1 5 5 + +
2 2 + + + +
3 + + + +
4. Analisis & Evaluasi
1 + + + +
3 2 + + + +
3 + + + +
Total (+) 6 6 6 6
Total (-) 0 0 0 0
1 + + + +
2 2 + + + +
3 + + + +
5. Kerjasama terpadu
1 - - - -
3 2 - - - -
3 + + + +
Total (+) 4 4 4 4
Total (-) 2 2 2 2
1 + + + +
2 2 + + + +
3 + + + +
6. Komunikasi
1 + + + +
3 2 + + + +
3 + + + +
Total (+) 6 6 6 6
Total (-) 0 0 0 0
1 + + + +
2 2 + + + +
3 + + + +
7. Inisiatif
1 + + + +
3 2 + + + +
3 + + + +
Total (+) 6 6 6 6
Total (-) 0 0 0 0
1 - -
2 2 + +
8. Integritas yang 3 + +
profesional 1 + +
3 2 + +
3 + +
Total (+) 0 0 5 5

8
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Hasil Uji Coba


Uji Coba 1 Uji Coba 2
+ : pertanyaan
Kompetensi yang + : pertanyaan + : pertanyaan direspon ≤ 10
Level No + : pertanyaan
diujicobakan tidak diulang; - : direspon ≤ 10 detik; -
tidak diulang; - :
pertanyaan detik; - pertanyaan pertanyaan
pertanyaan diulang
diulang direspon > 10 detik direspon > 10
detik
Total (-) 0 0 1 1
1 + + + +
2 2 + + + +
3 + + + +
9. Komitmen
1 + + + +
3 2 + + + +
3 + + + +
Total (+) 6 6 6 6
Total (-) 0 0 0 0
1 - -
2 2 + +
3 + +
10. Kepedulian
1 + +
3 2 + +
3 + +
Total (+) 0 0 5 5
Total (-) 0 0 1 1
1 + + + +
2 2 + + + +
11. Semangat 3 + + + +
Berprestasi 1 + + + +
3 2 + + + +
3 + + + +
Total (+) 6 6 6 6
Total (-) 0 0 0 0

Peneliti berhasil melakukan uji dikarenakan tidak ada partisipan dalam


coba terhadap penyusunan pedoman BBI penelitian yang memiliki posisi jabatan
pada 2 orang, yaitu Operational Machine sebagai manager yang diharapkan
Maintenance Assistant Supervisor dan kompetensinya dapat memenuhi level 4
Workshop Group Leader. Hasil uji coba dan posisi jabatan sebagai general
pertanyaan BBI menunjukkan dari 15 manager yang diharapkan kompetensinya
kompetensi yang akan diuji cobakan, 11 dapat memenuhi level 5.
kompetensi berhasil dilakukan uji coba Berikut adalah pembahasan dari
dan terdapat 4 kompetensi yang tidak masing-masing kompetensi:
berhasil diujicobakan. Empat kompetensi 1. Kompetensi Kepemimpinan
tersebut adalah kompetensi pemecahan Berdasarkan tabel 4, tidak ada
masalah, pengambilan keputusan, perbedaaan antara hasil uji coba
kematangan, dan disiplin. Hal ini pertanyaan BBI pada partisipan pertama
dikarenakan karakteristik dari pekerjaan dengan partisipan kedua. Pertanyaan
pada partisipan pertama dan kedua tidak kompetensi kepemimpinan yang mengukur
dituntut untuk memiliki keempat kompetensi level 2 maupun level 3 telah
kompetensi tersebut. memenuhi 2 syarat uji coba pertanyaan
Jumlah pertanyaan untuk setiap yaitu pertanyaan yang diajukan tidak
kompetensi yang diuji cobakan terdiri dari diulang dan respon dari pertanyaan ≤ 10
enam pertanyaan. Enam pertanyaan detik. Hal ini berarti pertanyaan BBI pada
tersebut secara spesifik terdiri dari 3 kompetensi kepemimpinan yang dirancang
pertanyaan yang menggali kompetensi dapat dipahami oleh orang yang
level 2 dan 3 pertanyaan lainnya menggali diwawancarai dan tidak perlu dilakukan
kompetensi level 3. Pada penelitian ini, langkah perbaikan pertanyaan.
peneliti belum dapat menguji pertanyaan
pada level 4 dan level 5. Hal tersebut

9
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

2. Kompetensi Manajemen Supervisi yang sulit dimaknai oleh partisipan uji


Pada uji coba pertanyaan coba. Hal tersebut tampak pada perilaku
kompetensi manajemen supervisi, partisipan meminta memberikan
pertanyaan hanya dilakukan uji coba pada contohnya.
partisipan pertama dan pada partisipan Pertanyaan lama sebaiknya
kedua tidak dilakukan uji pertanyaan dilakukan revisi ulang dengan membuat
kompetensi ini. Keputusan dari peneliti pertanyaan baru yang dirasa dapat lebih
untuk tidak melakukan uji pertanyaan dipahami oleh partisipan uji coba.
kompetensi pada partisipan kedua Pertanyaan baru dalam penelitian ini
didasarkan dari hasil asesmen yang dinamakan “pertanyaan revisi”.
dilakukan pada awal sebelum menyusun Pertanyaan revisi yang diajukan tetap tidak
pertanyaan BBI. Dasar pertimbangannya mengubah maksud dari pertanyaan yang
adalah kompetensi manajemen supervisi diberikan. Berikut adalah tabel perubahan
tidaklah menjadi spesifikasi jabatan yang pertanyaan pada kompetensi planning &
diharapkan pada jabatan Workshop Group organizing:
Leader.
Pada uji coba yang dilakukan pada Pertanyaan Lama Pertanyaan Revisi
partisipan pertama, seluruh pertanyaan Berikan contoh juga Sebutkan rencana
bentuk perencanaan aktivitas kerja yang
yang telah disusun telah memenuhi syarat kerja yang Anda buat Anda telah buat bagi
uji coba pertanyaan yaitu dari segi dan masih Anda tim Anda? Ceritakan
pertanyaan diulang dan pertanyaan gunakan hingga kepada saya bagaimana
direspon ≤ 10 detik. Hal terbut berarti sekarang? langkah awalnya, dan
pertanyaan dapat dipahami oleh partisipan (pertanyaan ini sama kenyataannya seperti
dengan pertanyaan no apa?
uji coba pertama. 3 di level 2 dan
pertanyaan no 1 di
3. Kompetensi Planning & Organizing level 3).
Berdasarkan tabel 4, tidak ada
perbedaaan antara hasil uji coba 4. Kompetensi Analisis & Evaluasi
pertanyaan BBI pada partisipan pertama Berdasarkan table 4, tidak ada
dengan partisipan kedua. Pertanyaan perbedaaan antara hasil uji coba
pertama, dan kedua pada level 2 serta pertanyaan BBI pada partisipan pertama
pertanyaan kedua dan ketiga pada level 3 dengan partisipan kedua. Pertanyaan
telah memenuhi 2 syarat uji coba kompetensi analisis & evaluasi yang
pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan mengukur kompetensi level 2 maupun
tidak diulang dan respon dari pertanyaan ≤ level 3 telah memenuhi 2 syarat uji coba
10 detik. Hal ini berarti empat pertanyaan pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan
BBI tersebut dapat dipahami oleh orang tidak diulang dan respon dari pertanyaan
yang diwawancarai. ≤ 10 detik. Hal ini berarti pertanyaan BBI
Pertanyaan ketiga pada level 2 dan pada kompetensi analisis & evaluasi yang
pertanyaan pertama pada level 3 belum dirancang dapat dipahami oleh orang yang
dapat memenuhi 2 syarat uji coba diwawancarai dan tidak perlu dilakukan
pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan langkah perbaikan pertanyaan.
tidak diulang dan respon dari pertanyaan ≤
10 detik. Tidak terpenuhinya 2 syarat uji 5. Kompetensi Kerjasama terpadu
coba pertanyaan tersebut menunjukkan Berdasarkan tabel 4, tidak ada
bahwa partisipan uji coba kurang dapat perbedaaan antara hasil uji coba
dipahami oleh partisipan uji coba. Ada pertanyaan BBI pada partisipan pertama
terdapat beberapa kemungkinan partisipan dengan partisipan kedua. Pertanyaan
uji coba tidak memahami pertanyaan pertama, kedua, dan ketiga pada level 2
tersebut adalah istilah “perencanaan kerja” serta pertanyaan ketiga pada level 3 telah

10
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

memenuhi 2 syarat uji coba pertanyaan Berdasarkan alasan di atas, maka


yaitu pertanyaan yang diajukan tidak pertanyaan lama sebaiknya dilakukan
diulang dan respon dari pertanyaan ≤ 10 revisi ulang dengan membuat pertanyaan
detik. Hal ini berarti empat pertanyaan baru yang dirasa dapat lebih dipahami oleh
BBI tersebut dapat dipahami oleh orang partisipan uji coba. Pertanyaan baru dalam
yang diwawancarai. penelitian ini dinamakan “pertanyaan
Pertanyaan pertama dan kedua revisi”. Pertanyaan revisi yang diajukan
pada level 3 belum dapat memenuhi 2 tetap tidak mengubah maksud dari
syarat uji coba pertanyaan yaitu pertanyaan yang diberikan. Berikut adalah
pertanyaan yang diajukan tidak diulang tabel perubahan pertanyaan pada
dan respon dari pertanyaan ≤ 10 detik. kompetensi kerjasama terpadu:
Berdasarkan evaluasi terhadap proses
wawancara yang berlangsung, pertanyaan Pertanyaan Lama Pertanyaan Revisi
tersebut sulit untuk di jawab oleh Pernahkah Anda
Ceritakan kepada saya,
memiliki pendapat
partisipan uji coba. Terdapat 2 pertanyaan ide-ide apa saja yang
pribadi yang
yang perlu dilakukan revisi. Pertanyaan telah Anda berikan
mendukung kinerja
tersebut adalah pertanyaan pertama kepada tim kerja Anda?
tim anda? Ceritakan
Berikan contoh ide yang
berbunyi “ceritakan kepada saya, ide-ide pernah Anda sampaikan
kepada saya, satu
apa saja yang telah Anda berikan kepada contoh pendapat
ke tim Anda?
yang pernah Anda
tim kerja Anda? Berikan contoh ide yang (pertanyaan no.1 di level
berikan pada tim
pernah Anda sampaikan ke tim Anda?”. 3)
Anda?
Pertanyaan ini dirasa kurang familiar bagi Apakah Anda
partisipan uji coba. Kemungkinan kata Ceritakan kepada saya, pernah mengikuti
yang digunakan kurang tepat yaitu kata bagaimana cara Anda rapat koordinasi tim
menyampaikannya ke dan disaat itu Anda
“ide”. Partisipan uji coba merasa lebih
tim Anda? Saat kapan pernah memberikan
familiar terhadap kata “pendapat” hal tersebut Anda pendapat secara
dibandingkan dengan “ide”. Hal tersebut sampaikan? (pertanyaan langsung? Ceritakan
terlihat ketika si pewawancara mengganti no. 2 di level 3) kepada saya pada
kata “ide” menjadi “pendapat”, partisipan saat itu?
peneliti tidak merasa kebingungan atau
lama dalam menjawab pertanyaan. 6. Kompetensi Komunikasi
Pertanyaan kedua berbunyi Berdasarkan tabel 4, tidak ada
“ceritakan kepada saya, bagaimana cara perbedaaan antara hasil uji coba
Anda menyampaikannya ke tim Anda? pertanyaan BBI pada partisipan pertama
Saat kapan hal tersebut Anda sampaikan? dengan partisipan kedua. Pertanyaan
(pertanyaan no. 2 di level 3)”. Pertanyaan kompetensi komunikasi yang mengukur
kedua ini merupakan pertanyaan kurang kompetensi level 2 maupun level 3 telah
tepat untuk menggambarkan detail memenuhi 2 syarat uji coba pertanyaan
perilaku yang diharapkan pada pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan tidak
ini yaitu menyampaikan ide tersebut saat diulang dan respon dari pertanyaan ≤ 10
pertemuan tim secara inisiatif atau tanpa detik. Hal ini berarti pertanyaan BBI pada
diminta pendapat oleh orang lain. kompetensi komunikasi yang dirancang
“Bagaimana cara” lebih menggambarkan dapat dipahami oleh orang yang
pada cara partisipan dalam memberikan diwawancarai dan tidak perlu dilakukan
pendapat tersebut. Padahal yang langkah perbaikan pertanyaan.
ditekankan adalah adanya tindakan
inisiatif atau tanpa diminta pendapat oleh
orang lain saat pertemuan atau rapat
koordinasi.

11
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

7. Kompetensi Inisiatif Pertanyaan Lama Pertanyaan Revisi


Berdasarkan tabel 4, tidak ada Ceritakan kepada Jelaskan apa saja
saya apa yang Anda aturan yang
perbedaaan antara hasil uji coba
ketahui berkaitan diberlakukan di
pertanyaan BBI pada partisipan pertama dengan etika di perusahaan ini?
dengan partisipan kedua. Pertanyaan perusahaan ini?
kompetensi inisiatif yang mengukur Berikan contoh
kompetensi level 2 maupun level 3 telah konkretnya
memenuhi 2 syarat uji coba pertanyaan
yaitu pertanyaan yang diajukan tidak 9. Kompetensi Komitmen
diulang dan respon dari pertanyaan ≤ 10 Berdasarkan tabel 4, tidak ada
detik. Hal ini berarti pertanyaan BBI pada perbedaaan antara hasil uji coba
kompetensi inisiatif yang dirancang dapat pertanyaan BBI pada partisipan pertama
dipahami oleh orang yang diwawancarai dengan partisipan kedua. Pertanyaan
dan tidak perlu dilakukan langkah kompetensi komitmen yang mengukur
perbaikan pertanyaan. kompetensi level 2 maupun level 3 telah
memenuhi 2 syarat uji coba pertanyaan
8. Kompetensi Integritas yang Profesional yaitu pertanyaan yang diajukan tidak
Pada petanyaan kompetensi diulang dan respon dari pertanyaan ≤ 10
integritas yang profesional, uji pertanyaan detik. Hal ini berarti pertanyaan BBI pada
hanya dilakukan uji coba pada partisipan kompetensi komitmen yang dirancang
kedua dan pada partisipan pertama tidak dapat dipahami oleh orang yang
dilakukan uji pertanyaan kompetensi ini. diwawancarai dan tidak perlu dilakukan
Penyebab dari tidak berhasilnya dilakukan langkah perbaikan pertanyaan.
kompetensi ini adalah masalah waktu,
yaitu bertepatan dengan jam istirahat 10. Kompetensi Kepedulian
perusahaan pada saat dilakukan uji coba Pada petanyaan kompetensi
pada partisipan pertama. kepedulian, pertanyaan hanya dilakukan
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada uji coba pada partisipan kedua dan pada
partisipan kedua, terdapat 1 pertanyaan partisipan pertama tidak dilakukan uji
yang tidak memenuhi uji pertanyaan yaitu pertanyaan kompetensi ini. Penyebab dari
dinilai dari pertanyaan tidak diulang dan tidak berhasilnya dilakukan kompetensi ini
pertanyaan direspon ≤ 10 detik, Pertanyaan adalah masalah waktu, yaitu bertepatan
tersebut adalah pertanyaan pada level 2 no dengan jam istirahat perusahaan pada saat
1. Bunyi pertanyaan tersebut adalah dilakukan uji coba pertama.
“ceritakan kepada saya apa yang Anda Berdasarkan hasil yang didapatkan
ketahui berkaitan dengan etika di pada partisipan kedua, terdapat 1
perusahaan ini? Berikan contoh pertanyaan yang tidak memenuhi uji
konkretnya”. Berdasarkan bunyi pertanyaan yaitu dinilai dari pertanyaan
pertanyaan tersebut, pemaknaan terhadap tidak diulang dan pertanyaan direspon ≤ 10
etika perusahaan dirasakan kurang familiar detik, Pertanyaan tersebut adalah
bagi partisipan uji coba. Partisipan lebih pertanyaan pada level 2 no 1. Bunyi
dapat menjawab aturan yang ada di pertanyaan tersebut adalah “ceritakan
perusahaan dibandingkan dengan ketika kepada saya, apa saja aset-aset perusahaan
ditanya tentang etika. Oleh karena itu terkait pekerjaan Anda maupun secara
dilakukan perubahan pertanyaan pada umum yang harus dijaga oleh Anda?”.
kompetensi integritas yang professional: Pertanyaan ini dirasakan ambigu bagi
partisipan uji coba. Partisipan merasa aset
adalah sesuatu hal yang luas. Partisipan
merasa lebih dapat menjawab pertanyaan
si pewawancara ketika ditanyakan tentang

12
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

peralatan atau alat kerja apa saja yang 3. Langkah yang pertama yang perlu
perlu dijaga oleh partisipan. Oleh karena dilakukan dalam penyusunan
terdapat perubahan pertanyaan pada pedoman wawancara BBI adalah
kompetensi kepedulian: memahami maksud atau definisi dari
kompetensi dan membuat batas-batas
Pertanyaan Lama Pertanyaan Revisi (deskripsi) perilaku untuk setiap level.
Ceritakan kepada Jelaskan apa saja Langkah kedua adalah menurunkan
saya, apa saja aset- peralatan kerja di
menjadi pertanyaan dan membuat
aset perusahaan lingkungan kerja Anda
terkait pekerjaan yang perlu Anda layout pedoman yang praktis atau
Anda maupun secara rawat? sesuai dengan kebutuhan dari
umum yang harus perusahaan.
dijaga oleh Anda? 4. Pembuatan rancangan pedoman untuk
pihak perusahaan cukup dapat
11. Kompetensi Semangat Berprestasi diterima dari segi kepraktisan
Berdasarkan tabel 4, tidak ada penggunaan, kejelasan pertanyaan
perbedaaan antara hasil uji coba yang ditulis, dan ketepatan dalam
pertanyaan BBI pada partisipan pertama menurunkan pertanyaan kompetensi.
dengan partisipan kedua. Pertanyaan
kompetensi semangat berprestasi yang DAFTAR PUSTAKA
mengukur kompetensi level 2 maupun
level 3 telah memenuhi 2 syarat uji coba Departemen of Training and Workforve
pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan Deveopment. (2012). Guidelines for
tidak diulang dan respon dari pertanyaan assessing competence in VET.
≤ 10 detik. Hal ini berarti pertanyaan BBI Government of Western Australia
pada kompetensi semangat berprestasi
yang dirancang dapat dipahami oleh orang Dessler, G (2006). Manajemen sumber
yang diwawancarai dan tidak perlu daya manusia (10ed). Jakarta: PT.
dilakukan langkah perbaikan pertanyaan. Indeks.

KESIMPULAN Hermawan, dkk. (2011). Faktor-faktor


yang mempengaruhi kompetensi
1. Kebutuhan dari penggunaan format kerja karyawan. Manajemen IKM,
pedoman BBI bagi PT. “X” adalah 6(2), 81-87. Bogor.
sebagai persiapan yang mendukung
proses pengukuran kompetensi yang Hoge, M.A., Tondora,J., & Marrelli, A.F.
akan dilakukan pada akhir tahun 2013. (2005). The fundamentals of
2. Kompetensi yang dibutuhkan untuk workforce competency: Implications
melakukan pengukuran kompetensi for behavioral health. Administration
pada divisi manufacturing berjumlah and Policy in Mental Health, 5 (32),
15 kompetensi non teknis. 509-531. Springer Science Business
Kompetensi tersebut adalah Media, Inc.
kepemimpinan, manajemen supervisi,
planning & organizing, pengambilan Hoge, M.A., Tondora,J., & Marrelli, A.F.
keputusan, pemecahan masalah, (2005). Strategies for developing
analisis & evaluasi, kerjasama competency models. Administration
terpadu, komunikasi, inisiatif, and Policy in Mental Health, 5 (32),
integritas yang profesional, komitmen, 533-561. Springer Science Business
kepedulian, kematangan, semangat Media, Inc .
berprestasi, dan disiplin.

13
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Inneke, Q. (2011). Pengaruh perencanaan Mukhopadhyay, K., dkk. (2011). A


dan kompetensi karyawan terhadap competency based management
kinerja karyawan pada PT. Indonesia systems for sustainable development
Asahan Alumunium Kuala Tanjung, by innovative organizations: a
Jurnal Ekonomi, 2 (14), 63-73. proposal of method and tool, Journal
Fakultas Ekonomi, USU. of Business Perspetive, 15 (2), 153-
162. Sage Publications.
Jackson, O.B. (2001). Developing and
Administering Structured Interviews. Ozcelik, G., & Ferman, M. (2006).
Oklahoma: Office of Personnel Competency approach to human
Management. resources management: outcomes
and contributions in a Turkish
Kalb, K.B., dkk. (2006). A competency- cultural context. Human Resource
based approach to public health Development Review, 5 (1), 72-91.
nursing performance appraisal, Sage Publications.
Journal of Public Health Nursing, 2
(23), 155-138. Blackwell Publishing, Palan, R. (2007). Competency
Inc. management. Jakarta: PPM.

Kumar. (2004). Behavioral Event Paul, A.K., & Anantharaman, R.N. (2003).
Interview: Overview and Technique. Impact of people management
pratices on organizational
Manninen, R.L., & Viitala, R. (2007). performance: analysis of a causal
Competence management and model. Journal of Human Resources
human resource development. Management, 1246-1266. Taylor &
United States: Haaga Helia. Francis Ltd.

Marwai, S.A., & Subramaniam, I.D. Pujangkoro, S.A. (2004). Analisis jabatan
(2009). A review of the need for (job analysis). Universitas Sumatera
writing & updating job description Utara: Teknik Industri.
for 21st century organizations.
European Journal of Social Pulakos, E.D. (2005). Selection assessment
Sciences, 2 (12). Malaysia: Faculty method. United stated of America:
of Management, Multimedia Society for Human Resource
University. Management (SHRM) Foundation.

Mentzas, G., & Dragnidis, F. (2006). Robertson, I.T., & Smith, M. (2001).
Competency based management: a Personel selection. Journal of
review of systems and approaches. Occupational and Organizational
Journal of Information management, Psychology, 74, 441-472. The
14 (1), 51-64. Emerald Group British Psychological Society.
Publishing Limited.
Sampson, D., & Fytros, D. (2011).
Moekijat. (2008). Analisis jabatan. Competence models in technology-
Bandung: Mandar Maju. ehanced: competence-based
learning. Greece: Departemen of
Mondy, W. (2008). Human resource Technology Education and Digital
management (10ed). New Jersey: System, Univesity Piraeus.
Pearson Education, Inc.

14
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Safdar, R. (2010). Impact of job analysis


on performance: Analysis of a
hypothesized model. Journal of
Diversity Management, 2 (5), 17-36.
Pakistan: PEMRA.

Spencer, L., & Spencer, S. (1993).


Competence at work. New York:
John Wiley & Sons.

Vathanophas. (2007). Competency


Requirements for Effective Job
Performance in The Thai Public
Sector. Contemporary Management
Research, 3 (1), 45-70. Mahidol
University.

Wickramasinghe, V. (2007). A
comparative analysis of managerial
competency needs across areas of
functional specialization. Journal of
Management Development, 4 (28),
344-360. Emerald Group Publishing
Limited.

Widiyanto. (2011). Pernanan kompetensi


pekerja terhadap kebutuhan industri
untuk meningkatkan daya saing
perusahaan. Eksplanasi, 6(1), 94-
108. Fakultas Ekonomi UNNES.

Yuwanto, L. (2010). Panduan Wawancara


Kerja. Surabaya: Putra Media
Nusantara.
 

15
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

LAMPIRAN

CONTOH LAYOUT PEDOMAN WAWANCARA BBI

Departemen:
............................
Check list untuk menentukan level
Seksi:
............................
Kompetensi: .......... Jabatan: ......
Standar level:
......
Definisi: ..............

No Daftar Periksa Perilaku Level 2 Ok Not Ok


1 .........
2 .........
3 .........
Total rata-rata
No Daftar Periksa Perilaku Level 3 Ok Not Ok
1 .........
2 .........
3 .........
Total rata-rata
No Daftar Periksa Perilaku Level 4 Ok Not Ok
1 .........
2 .........
3 .........
Total rata-rata
No Daftar Periksa Perilaku Level 5 Ok Not Ok
1 .........
2 .........
3 .........
Total rata-rata

16

You might also like