You are on page 1of 5

e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG HIV-AIDS


TERHADAP STIGMA MASYARAKAT DI DESA WATUMEA
KECAMATAN ERIS KABUPATEN MINAHASA

Imanuela Deborah Pandelaki


Sefti Rompas
Rivelino S. Hamel

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
Pandelaki.imanuela@yahoo.com

Abstact Stigma is the act of providing a social label that aims to separate or discredit a
person or group of people with a stamp or a bad view. Many factors influence the emergence
of stigma in society, one of the most influencing factors is the lack of knowledge of a person
about a disease. For that we need to do health education in the form of health education to
increase public knowledge. The purpose of this study was to analyze the influence of health
education on HIV-AIDS on community stigma in Watumea Village, Eris Sub-District,
Minahasa District. The research method is using pre experimental design using one group
pre-post test design approach. Sampling technique in this research Random Sampling. Data
collection was done by using questionnaire. Data processing using computer program with
wilcoxon signed rank test with significance level 95% (α =0,005). The result of the research
by using wilcoxon signed rank analysis showed significant influence of health education to
society stigma (p = 0,000). Conclusion There is influence of health education about HIV-
AIDS to society stigma in Watumea Village, District of Eris Minahasa Regency. Suggestions
for the Community to actively seek information about HIV-AIDS especially the factors of
spread and overcome them.
Keywords: Health Counseling. Community Stigma
Abstrak Stigma adalah tindakan memberikan label sosial yang bertujuan untuk memisahkan
atau mendesreditkan seseorang atau sekelompok orang dengan cap atau pandangan buruk.
Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya stigma pada masyarakat, salah satu faktor yang
paling mempengaruhi adalah kurangnya pengetahuan seseorang tentang suatu penyakit.
Untuk itu perlu dilakukan pendidikan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh
penyuluhan kesehatan tentang HIV-AIDS terhadap stigma masyarakat di Desa Watumea
Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa. Metode penelitian yaitu menggunakan desain pre
eksperimental dengan menggunakan pendekatan one group pre-post test design. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan program komputer dengan
uji wilcoxon signed rank dengan tingkat kemaknaan 95% (α =0,005). Hasil penelitian
dengan menggunakan analisis wilcoxon signed rank menunjukkan terdapat pengaruh
signifikan penyuluhan kesehatan terhadap stigma masyarakat (p= 0,000). Kesimpulan
terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan tentang HIV-AIDS terhadap stigma masyarakat di
Desa Watumea Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa. Saran bagi Masyarakat agar aktif
mencari informasi tentang HIV-AIDS terutama faktor penyebaran dan penanggulangannya.
Kata kunci :Penyuluhan Kesehatan. Stigma Masyarakat

1
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017

PENDAHULUAN diskriminasi yang masih kuat terhadap


orang dengan HIV positif menjadi salah
HIV adalah singkatan dari Human satu hambatan dalam upaya
Immunodeficiency Virus yang merupakan penanggulangan HIV. Stigma dan
virus yang melemahkan kekebalan tubuh diskriminasi bukan hanya mempengaruhi
manusia. Artinya virus ini menyerang dan hidup orang yang positif HIV, namun juga
menghancurkan sistem kekebalan tubuh orang-orang yang hidup dilingkungan
manusia. Sistem kekebalan merupakan sekitarnya seperti, pasangan hidup,
sistem pertahanan tubuh yang alami untuk keluarga atau bahkan perawat atau
melawan segala jenis infeksi dan penyakit pendampingnya (Kementerian Kesehatan
(Kit Informasi Guru, 2009). Pertama kali RI, 2012). Penyuluhan kesehatan pada
dikenal pada tahun 1981 dan pada dua hakikatnya merupakan satu kegiatan atau
dekade selanjutnya AIDS tumbuh menjadi usaha untuk menyampaikan pesan
penyebab utama kedua beban penyakit kesehatan kepada masyarakat, kelompok,
diseluruh dunia dan menjadi penyebab atau individu dapat memperoleh
utama kematian di Afrika (Mandal, pengetahuan tentang kesehatan. Akhirnya
Wilkins, Dunbar, Mayon-White, 2008). pengetahuan tersebut dapat membawa
World Health Organization (WHO) dan akibat terhadap perubahan perilaku sasaran
United Nations Proramme on HIV/AIDS (Notoatmodjo, 2010). Tingkat
(UNAIDS), dua organisasi dunia member pengetahuan masyarakat tentang
peringatan bahaya kepada 3 negara di Asia HIV/AIDS dan cara penularannya menjadi
yang saat ini disebut-sebut berada pada salah satu faktor pendukung stigma pada
titik infeksi HIV. Kini diseluruh dunia masyarakat terhadap orang dengan
diperkirakan lebih dari 41 juta orang yang HIV/AIDS, stigma adalah segala bentuk
mengidap HIV/AIDS. Sekitar 75% yang atribut fisik dan sosial yang mengurangi
tertular HIV/AIDS berada dikawasan Asia identitas sosial seseorang,
Pastifik dan Afrika. Lebih dari 20 juta jiwa mendiskualifikasikan orang itu dari
telah meninggal karena AIDS (WHO, penerimaan sosial secara utuh
2015). (Goffman,2005 (dalam Utomo 2014)).
Peningkatan jumlah penderita Berdasarkan wawancara awal yang
HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan akan dilakukan di kantor kecamatan Eris,
terus bertambah, 12-19 juta orang rawan terdapat 9 orang yang positif tertular HIV
untuk terkena HIV dan diperkirakan ada dan di desa Watumea terdapat 3 penderita.
184.929 penduduk yang tertular HIV Dari wawancara yang dilakukan pada 15
(Depkes, 2015). Pemerintah Indonesia orang di desa Watumea, 11 orang dari
telah menetapkan beberapa kebijakan dan mereka mengaku tidak begitu mengerti
program penanggulangan penyebaran cara penularan HIV/AIDS, yang mereka
HIV/AIDS. Pemerintah telah membuat tahu bahwa penyakit tersebut merupakan
komitmen serius untuk meningkatkan penyakit kutukan dari Tuhan, penyakit
rawatan, dukungan dan pengobatan dengan pezina, penyakitnya orang yang tidak
upaya pemberdayaan masyarakat dalam bermoral serta menjauhi penderita
pencegahan HIV/AIDS dilakukan oleh HIV/AIDS karena takut tertular dan
pemerintah melalui konseling, pendidikan kecenderungan akan mengucilkan
kesehatan dan penyuluhan kesehatan. penderita AIDS tersebut. Berdasarkan latar
Stigma adalah pandangan buruk belakang dari data yang ada bahwa
terhadap orang lain. Stigma muncul karena sebagian besar masyarakat belum mengerti
kurangnya pengetahuan yang benar cara penularan HIV/AIDS, maka peneliti
tentang HIV/AIDS. Cara memperbaiki tertarik untuk mengungkap pengaruh
pengetahuan tentang HIV/AIDS salah penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS
satunya dapat dilakukan dengan memberi terhadap stigma masyarakat.
pendidikan kesehatan. Stigma dan

2
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017

METODE PENELITIAN Tabel 3. Distribusi Frekuensi


Desain Penelitian ini menggunakan desain Pendidikan n %
pre eksperimental dengan menggunakan
SMP 15 8.8
pendekatan one group pre-post test design. 88 51.5
SMA
Tempat dan waktu penelitian dilakukan di 68 39.8
S1
Desa Watumea Kecamatan Eris,
Minahasa, Pada Bulan Mei- Juni 2017 Total 171 100
Populasi yang diambil 300 orang
Karakteristik Responden Berdasarkan
masyarakat desa Watumea yang berumur
25-45 tahun. Sampel menggunakan Tingkat Pendidikan
random sampling dengan nilai minimal
Sumber: Data Primer 2017
sampel 171 responden.
Hasil penelitian didapatkan lebih dari 50%
HASIL dan PEMBAHASAN tingkat akhir pendidikan responden adalah
SMA yaitu sebanyak 88 responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi (51.5%), sedangkan tingkat akhir
Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan SMP paling sedikit dengan 15
Jenis Kelamin responden (8.8%).
Tabel 4. Distribusi Frekuensi
Jenis Kelamin n % Karaktristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan
Laki-Laki 44 25.7
Perempuan 127 74.3 Pekerjaan n %
PNS 53 31.0
Total 171 100 Swasta 53 31.0
Lain-lain 65 38.0
Sumber: Data Primer 2017
Total 171 100
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan Sumber: Data Primer 2017
yaitu sebanyak 127 responden (74.3%) dan Hasil penelitian didapatkan pekerjaan
sisanya adalah laki-laki sebanyak 44 responden yang pekerjaannys petani,
responden (25.7%). pedagang, IRT dan nelayan lebih banyak
Tabel 2. Distribusi Frekuensi yaitu sebanyak 65 responden (38.0%).
Karakteristik Responden Berdasarkan Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Usia Karakteristik Responden Sebelum dan
Sesudah Diberikan Penyuluhan
Usia n %
Penyuluhan Pre % Post %
25-35 tahun 95 53.8 Test Test
36-45 tahun 79 46.2 Tinggi 146 85.4 26 15.2
Rendah 25 14.6 145 84.8
Total 171 100
Total 171 100 171 100
Sumber: Data Primer 2017
Hasil penelitian didapatkan sebagan besar Sumber: Data Primer 2017
responden berusia 25-45 tahun yaitu Berdasarkan tabel diatas perbandingan
sebanyak 92 responden (53.8%) dan pre-test dan post-test penyuluhan tentang
sisanya adalah 36-35 tahun yaitu sebanyak HIV-AIDS, setelah dilakukan penyuluhan
79 responden (46.2%). kategori tinggi mengalami penurunan
menjadi 25 responden (15.2%) sedangkan
kategori rendah mengalami kenaikan
menjadi 146 responden (84.8%).
3
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017

Tabel 6. Pengaruh Penyuluhan banyak factor yang salah satunya adalah


Kesehatan Tentang HIV-AIDS pengetahuan yang dimiliki individu.
Terhadap Stigma Masyarakat Penyuluhan kesehatan membantu
meningkatkan pengetahuan individu yang
Stigma Sebelum dan akan menggeser stigma yang telah ada,
Sesudah dilakukan
penyuluhan p sehingga ODHA dimasa depan diharapkan
Stigma dapat terbebas dari stigma maupun
Pre test Post test
diskriminasi. Dalam penelitian
n % n % sebelumnya yang dilakukan Wahyu (2014)
Tinggi 146 85.4 25 15.2 0.000 mengatakan bahwa tingkat pengetahuan
Rendah 25 14.6 146 84.8 masyarakat tentang HIV-AIDS menjadi
Total 171 100 171 100
salah satu faktor pendukung stigma pada
masyarakat, stigma adalah segala bentuk
Sumber: Hasil Analisa Data Dengan atribut fisik dan sosial yang mengurangi
SPSS identitas sosial seseorang,
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan
mendiskualifikasi orang itu dari
bahwa sebagian besar responden
penerimaan sosial secara utuh. Dengan
mengalami penurunan untuk nilai post-
demikian, pendidikan kesehatan dianggap
testnya. 148 responden menunjukan stigma
sebagai fungsi mandiri dari praktik
rendah, hasil post test lebih rendah dari
keperawatan dan merupakan tanggung
pada hasil pre test. Hasil analisa data
jawab utama dari profesi keperawatan.
menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test
Efendi (2009) mengatakan,
diperoleh nilai p value 0,000. Nilai p
pendidikan kesehatan identik dengan
value lebih kecil dari dari nilai α yang
penyuluhan kesehatan karena keduanya
berarti ada pengaruh penyuluhan
berorientasi pada perubahan perilaku
kesehatan terhadap stigma masyarakat
dimana penyuluhan merupakan kegiatan
pada ODHA. Kesimpulan penelitian ini
pendidikan yang bertujuan dalam
adalah ada pengaruh penyuluhan
mencapai perubahan perilaku individu,
kesehatan tentang HIV-AIDS terhadap
keluarga dan masyarakat dalam membina
stigma masyarakat.
dan memelihara perilaku sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan
SIMPULAN drajad kesehatan yang optimal. Selain itu
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa
Desa Watumea Kecamatan Eris Kabupaten
masih ada 26 responden yang memiliki
Minahasa, dapat ditarik kesimpulan
stigma tinggi. Dilihat hasil yang didapat
sebagai berikut: Sebelum dilakukan
dari lembar kuesioner menunjukkan bahwa
penyuluhan kesehatan, responden yang
dari segi pendidikan akhir, 26 responden
memiliki stigma tinggi terhadap ODHA
yang masih memiliki stigma tinggi pada
lebih banyak daripada responden dengan
ODHA bahkan setelah dilakukan
stigma rendah. Setelah dilakukan
penyuluhan sebagian besar memiliki
penyuluhan kesehatan responden yang
tingkat pendidikan akhir SMP. Dari
memiliki stigma rendah terhadap ODHA
penelitian sebelumnya yang dilakukan
lebih banyak daripada responden yang
Shaluhiyah (2015) dikatakan bahwa selain
memiliki stigma tinggi. Dan terdapat
pengetahuan faktor lain yang
pengaruh penyuluhan kesehatan tentang
mempengaruhi stigma masyarakat
HIV-AIDS terhadap stigma masyarakat di
terhadap ODHA adalah pengalaman atau
Desa Watumea Kecamatan Eris Kabupaten
sikap negatif yang mempengaruhi
Minahasa.
diskriminasi dan munculnya stigma. Dari
Hasil penelitian sesuai dengan
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa
yang dikatakan Hendrastuti (2014) bahwa
responden yang bertetangga dengan
pembentukkan stigma dipengaruhi oleh
penderita HIV memiliki sikap dan perilaku

4
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017

negatif bahkan setelah dilakukan DAFTAR PUSTAKA


penyuluhan. Banyak faktor yang Goffman. E, Stigma. 2006 dalam Utomo
mempengaruhi stigma masyarakat 2014 : Notes on the management of
terhadap ODHA. Pendidikan kesehatan spoiled indentity. Englewood Cliffs,
yang bertujuan meningkatkan pengetahuan NJ: Prentic Hall; 2005
mengenai HIV-AIDS dalam banyak Mandal. B. K., Wilkins. E. G. L., Dunbar.
penelitian dibuktikan sebagai salah satu E. M., Mayon-White. R. T. 2008.
faktor yang paling mempengaruhi terjadi Lecture Notes, Penyakit Infeksi.
stigma. Selain pengetahuan, pengalaman Penerbit Erlangga: Jakarta
atau sikap negatif terhadap penularan HIV Notoadmodjo, 2010. Metodologi
dianggap sebagai salah satu faktor yang Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
mempengaruhi stigma dan diskriminasi. Cipta
Pendapat bahwa penyakit AIDS Nursalam, 2008. Metedologi Penelitian
merupakan penyakit kutukan akibat Ilmu Keperawatan: Pendekatan
perilaku amoral juga sangat Praktis, Edisi 3. Jakarta: Salemba
mempengaruhi orang bersikap dan Medika
berperilaku terhadap ODHA. Setiadi, 2013. Konsep Dan Praktik
Penelitian lainnya yang dilakukan Penulisan Riset Keperawatan.
oleh Dellobelle (2009) didapatkan bahwa 1 Penerbit Graha Ilmu:Yogyakarta
dari 4 responden mempunyai pengetahuan Setiawan, 2014. Stigma Masyarakat
yang baik tentang penyakit HIV-AIDS Tentang Komunitas Anak Punk (
tetapi ketakutan dan kurangnya keamanan Studi Lapangan Saburai Bandar
menjadi faktor lain yang mempengaruhi Lampung) Fakultas Isip Lampung
stigma masyarakat. Widjanarko (2015) Sugiharto, M. Yudi Ali Akbar, 2015.
mengatakan bahwa stigma masyarakat Manajemen Pelatihan Penyuluhan.
terhadap ODHA dapat didukung pula oleh UIN Jakarta Press.
sikap positif masyarakat dan pemerintah Suniarty, 2014. Penyuluhan Kesehatan
agar stigma masyarakat tidak lagi Tentang HIV/AIDS Terhadap Sikap
menghalangi penderita HIV untuk Dan Perilaku Remaja Pada Orang
melakukan aktifitas, jika pemerintah dan Dengan HIV/AIDS. Jurnal Studi
tokoh masyarakat dapat memberikan Pemuda: Yogyakarta
respon positif bagi penderita HIV maka Utomo, 2014. Perbedaan Stigma
masyarakat akan terpengaruh untuk Masyarakat Terhadap Orang Dengan
memberikan respon yang sama. HIV/AIDS Sebelum Dan Sesudah
Diharapkan peran pemerintah dalam Penyuluhan Kesehatan Di Desa
menaggulangi penyebaran HIV dapat lebih Parakan Kauman kecamatan Parakan
dilakukan agar mengurangi stigma Kabupaten temanggung. STIKES
masyarakat contohnya dengan sering Ngudi Waluyo Unggaran: Semarang
memberikan sosialisasi dan penyuluhan WHO, 2015. HIV/AIDS, Dalam Online:
tentang kesehatan terlebih HIV-AIDS. www.who.int/hiv/en daikses pada
Untuk itu diharapkan pada penelitian tanggal: 13 November 2016
selanjutnya peneliti dapat
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang
berkaitan dengan stigma masyarakat selain
faktor pengetahuan.

You might also like